Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 104. Jalal datang menemui Ruqaiya dan menyuruh para pelayan meninggalkan mereka. Jalal berdiri depan Ruq dan berkata, "katakan padaku, Ruqaiya. Kenapa kau marah?" Ruqaiya langsung meluapkan emosinya, "aku gak mengerti, apa kau berbohong padaku atau pada ratu Jodha?" Jalal menjawab, "aku gak bisa berbohong padamu, Ruqaiya, kau tau itu. Sejauh yang Jodha tau, aku gak mengerti apa yang kau khawatirkan." Ruqaiya menatap Jalal dengan tajam dan bertanya, "kalo begitu, katakan padaku apa yang kau lakukan bersama Jodha malam itu?" Jalal menepuk pundak Ruq dan tertawa, "aku pikir kau mengenal aku, dan kau malah bertanya itu pada aku. aku hanya bercanda, Ruqaiya." Ruqaiya tertegun tak percaya mendegar kata-kata Jalal. Dia teringat bagaimana dia mengejek Jodha waktu itu -"kenapa kau gak mengatakan padaku apa yang Jalal lakukan padamu? - Jodha menjawab, "dia sangat menghormati janjinya dan keinginanku. Dia gak melakukan apapun seperti apa yang kau pikirkan"- Menginggat itu, Ruq jadi sangat marah pada Jalal yang berdiri depannya, "maksudmu Jodha mengatakan yang sebenarnya?" Jalal menjawab, "ya.Ruqaiya, kau itu temanku, aku berhak untuk menggodamu." Dengan marah Ruq membalas, "kau itu temanku. aku gak kenal yang lainnya selain kita berdua. aku gak akan membiarkan itu." Hoshiyar datang untuk memberitau Ruq kalo persiapan mandinya sudah selesai. Ruq menatap Jalal dengan kesal yang amat sangat, Jalal balas menatapnya tapi sambil tersenyum simpul. Dengan kesal Ruq meniggalkan Jalal.
Jodha sedang tidur kekap. Dia memimpikan ulang taun terakhirnya di Amer. -pagi itu, Jodha masih lelap, Sukanya gelitik telapak tangan Jodha dengan kuntum bunga mawar, lalu naik ke kulit lengannya. Jodha gak juga terbangun. Dadisa, masa, Shivany serta para bibi yang hadir tertawa. Lalu shivani mengambil kuntum bunga mawar dari tangan Sukanya dan mengelitik telinga Jodha. Jodha terbangun. Dia kaget melihat begitu banyak orang di kamarnya. Semua mengucapkan ulang taun dan memberinya banyak hadiah. Shivani memberinya kalung bunga, Sukanya kain yang di warnainya sendiri dan masih banyak lagi. Shivani bertanya apakah Jodha suka dengan hadiah mereka? Jodha menjawab kalo semua hadiahnya sangat begus. Tapi Jodha gak menyukai hari ini karena hadiah-hadia itu, tapi karena pada hari ini apapun yang akan di lakukannya, ibunya gak akan melarang. Menawati tertawa dan memberitau Jodha kalo dia masih gak di perbolehkan keluar istana. Di hari ulang taun Jodha di Amer, akan ada pesta meriah dan pembagian sedekah. Begitu selalu setiap taunnya.
Lalu Jodha terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata, yang dilihat pertama kali olehnya adalah Moti. Jodha hendak mulet (merenggangkan tubuh) tapi gak jadi saat melihat hamida yang tersenyum padanya, lalu Salima, Jiji angga, gulbadan dan Bakshi Banu. Jodha kaget karena mereka semua berkumpul di kamarnya. Jodha dengan heran bertanya, "apa yang kalian lakukan di sini?" Hamida duduk di samping Jodha dan mengucapkan selamat ulang taun padanya. Jiji angga mengatakan, "semoga kau terlalu tersenyum." Jodha tersenyum senang, "tapi siapa yang memberitau kalian tentang ini?" Jodha langsung terpikir pada Moti. Dia melirik Moti dan berkata, "aku tau, Moti. Kau pasti yang memberitau mereka." Moti gak terima di tuduh begitu, "lihat, aku tau kau pasti menyalahkan aku dalam hal ini. aku bersumpah demi ambe ma, aku gak memberitaukan kepada semua orang." Salima menengahi mereka dengan mengatakan, "moti benar, dia gak memberitaukan apa-apa.
Jodha dengan penasaran bertanya, "kalo begitu, siapa yang memberitau kalian?" Hamida tertawa dan menyahut, "Jalal yang memberitau kami." Jodha tambah heran lagi, "Yang mulia? Tapi darimana dia tau?" Gulbadan menyahut, "dia itu kaisar, gak penting darimana dia mendapatkan informasi itu." Jiji angga menimpali, "yang terpenting adalah kita tau di saat yang tepat. Karena jika terlambat, kita gak akan bisa melakukan ini dan gak bisa memerikanmu selamat." Semua tertawa senang. Hamid amemberitau Jodha kalo mereka akan merayakan ulang taun Jodha secara besar-besaran seperti yang biasa dilakukan di Amer. Mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan Jodha kebahagiaan dan cinta serta kasih akung yang seharusnya dia dapatkan dari keluarga Amer. Jodha terharu mendengarnya. Jodha berkata kalo dia sudah merasakan itu semua. Dengan rasa segan dia berkata kalo gak perlu repot-repot memberikan hadiah seperti ini. Bakshi banu berkata, kalo hari ini ulang taun Jodha dan di aseharusnya meminta hadiah yang lebih lagi hari ini.kami sudah membuatnya dan akan memberikannya padamu. tapi jangan lupa memeritau kami, apa yang Jalal berikan padamu. aku tau dia akan memberikanmu hadiah yang paling spesial." Semua tertawa. Hamida meyuruh Jodha bersiap-siap karena mereka akan segera merayakan ulang taunnya. Jodha mengucapkan terima kasih pada Hamida dan berdoa. "semoga orang lain juga akan menjadi ibu mertua sepertimu." Hamida tertawa dan mengelus kepala Jodha penuh cinta.
Jalal sedang berdandan di kamarnya di bantu para pelayan pria. Jodha datang dan tanpa pemberitauan langsung masuk kekamar Jalal. Jalal melihatnya dan menyuruh para pelayan pergi. Jalal mentapa Jodha dan mengucapkan "selamat ulang taun, ratu Jodha." Jodha berusaha menunjukan tatapan sengit bertanya, "darimana kau tau?" Jalal tertawa sambil geleng-geleng kepala, "ya Allah, kau gak bisa berhenti bertanya.Ratu JOdha, ini hari ulang taunmu tapi kau selalu kelihatan khawatir." Jodha meminta Jalal untuk menjawab pertanyaanya, "kau memata-mataiku, iyakan?" Jalal menjawab, "gak sama sekali, ratu Jodha. aku gak boleh membuat kesalan itu." Jodha mengejek, "Benarkah? Lalu siapa yang datang ke kamarku dan mendengarkan percakapanku lalau mengatakannya padamu?" Jalal berkata, "kau boleh menghukum dia kalo kau mau." Jodha menyahut cepat, "aku yang akan memutuskan itu. Katakan padaku, siapa mata-mata itu?"
Rahim dengan berlari masuk ke kamar Jalal. Jalal yang melihatnya berkata, "lihat, itu mata-matamu." Rahim berdiri di depan Jodha. Jodha jongkok di depan Rahim dan berkata, "Rahim, apa kau yang datang ke kamarku dan menguping percakapanku?" Rahim menjawab, "gak. Kau yang berbicara di luar kamarmu, saat itu aku sedang main di sana." Jodha terpana dan berkata, "baiklah, tapi kenapa kau memberitau tentang ini pada yang mulia?" Rahim memanadang Jalal lalu berkata, "dia yang bertanya padaku, jadi aku memberitaunya." Jodha dan Jalal tersenyum. Rahim berkata, "Jangan marah, lihat apa yang aku bawa untukmu." Rahim mengeluarkan segulung kertas dari balik punggungnya danmenyerahkan pada Jodha. Jodha membuka gulungan kertas itu dan bertanya apa ini? Rahim berkata kalo dia sedang belajar menulis urdu dan menuliskan selamat ulang taun untuknya.Jodha tertawa bahagia dan memberi Rahim sebuah kecupan di pipi. Jalal menatapnya dengan iri (). Jodha berkata akalo hadiah rahim sangat indah dan yang paling baik yang di terimanya. Rahim berkata kalo dia mau pergi berkuda lalu mengucapkan selamat tinggal.
Jodha berdiri dan melihat kertas di tanganya sekali lagi. Jalal mendekatinya dan berkata, "Sekarang kau pasti bahagia. aku harap kau gak marah padaku. aku juga berharap kau gak akan mendapatkan masalah untuk memenuhi permintaan ibu. Ratu JOdha, kita akan merayakan ulang taunmu sama seperti saat kau di Amer. Kit akan merayakannya malam ini." Jodha menatap tak percaya dan berkata, "tapi aku gak menginginkan itu. Jalal berkata kalo kadang-kadang jodha harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain. Kau bukan hanya istriku, tapi juga keakungan ibu mertuamu. Bahkan aku juga gak bisa menolak dia. Sampai jumpa malam ini, selamat tingal." Jalal meninggalkan Jodha yang masih tercenung tak percaya.
Di Amer, menawati menangis. Dadisa, Bharmal dan beberapa anggota keluarga menghampirinya. Dadisa mengelus kepala menawati dan berkata, "aku juga merindukan Jodha, aku yakin dia juga sedang merindukan kita. Jika aku menangis, Jodha gak akan bahagia di sana." Bahrma turun berkata, "ya menawati. Saat Jodha gak ada di sini, kita masih tetap akan memberikan sedekah, sama seperti saat dia ada di sini." dadisa bertanya pada Bharmal, "mereka pasti akan merayakan pesta ulang taunnya Jodha kan?" Bharmal mengiyakan. Menawati berkata, "itulah kenapa aku gak terlalu sedih, bu. Selama ibu kaisar ada di sana, mereka gak akan membiarkan Jodha rindu pada ibunya. Dia pasti akan menjaga Jodha. Dan aku gak sedih, bu. Hanya saja, aku sangat rindu pada Jodha, jadi aku meneteskan air mata. aku bahkan gak bisa memberikan hadiah padanya hari ini. aku gak melkukan apa-apa." Khangar singh berkata, "ibu apa menurutmu Jodha gak mendapat hadiahnya? Kita mungkin gak bersamanya, tapi hadiah dan cinta kita tentu akan sampai padanya." Mereka semua terhibur mendengar kata-kata khangar.
Di Agra, Moti bertanya pada Jodha yang terlihat sedih, "apa kau rindu dengan Amer." Jodha menjawab, Ya moti, keluargaku sangat mencintaiku. aku sangat merindukan mereka. Bahkan saat aku gak ada di Amer, ibu, ayah dan semuanya pasti akan merayakan ulang taunku." Moti menimpali, "ya, segaknya mereka akan membuat acara pemberian sedekah. Mereka akan memberikan hadiah atas namamu."
Beberapa pelayan masuk sambil mambawa namapan dan mengatakan kalo mereka membawa hadiah dan pesan dari keluarganya di Amer. Moti mengambil surat dari Amer dan membacanya. Isiny aantara lain adalah ucapan selamat ulang taun, semoga panjang umur. Iniulang taun pertama Jodha jauh dari keluarga, tapi kasih akung mereka gak akan pernah berkurang untuk Jodha. Dan Shivani mengirimkan kalung bunga seperti biasa. Jodha meminta surat itu dan mendekapnya di dada dengan haru.
Lalu datang lagi pelayan yang membawa nampan hadiah dan pesan dari Sukanya. Moti segera membuka surat itu dan membacanya. Dalam suratnya, Sukanya berkata kalo dia gak akan membiarkan Jodha merayakan ulang taun sedirian hanya dengan hadiah dari Shivani. Suknaya meminta Jodha untuk melihat haidah kecilnya. Jodha menangis haru. Moti mengajak Jodha memloihat hadiah dari Sukanya. Jodha membuka kotak itu, isiny aadalah gelang.Jodha segera melepas gelang yang di pakainya dan memakaikan gelang sukanya ketangannya.
Upaca Tuladaan akan segera di mulai. Jodha dengan diiringi para pelayan berjalan menuju area upacara di mana terdapat timbangan besar. hamida membatu Jodha duduk di anak timbangan. Sedangkan anak timbangan satu lagi di isi dengan harta yang akan di sumbangkan yang jumlany ananti akan seberat tubuh Jodha. Semua kerabat memberikan hadiah berupa emas dan sejenisnya untuk di letakan di neraca. Semua terlihat gembira, kecuali sharifudin yang melihat acara itu dari kejauhan. Moti berbisik pada pelayan di sampingnya, "kalo Jodha berada di Amer, raja Bharmal pasti akan megadakan pesta seperi ini. Sudah banyak harta di letakandi neraca, tapi posisi neraca belum seimbang juga, hamida menggoda Jodha dengan berkata, "aku rasa Jodha terlalu bahagia hingga beratny abertambah." Jodha tersenyum malu. Jalal berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri neraca. Dia menatap Jodha lalu melihat kearah anak timbangan di sebelahnya. Jalal kemudian melepas cincin besar di tangannya, memuta-mutarkan diatas kepala Jodha beberapa kali, lalu meletakkan di atas anak timbangan. Seketika itu juga timbangan tuladaan mnejadi balance, bahkan lebih berat. Semua orang tetawa senang dan mengucapkan "subhanallah." Jalal memerintahkan menterinya agar membagikan sedekah ini pada seluruh rakyat.
Hamida dan moti membantu Jodha turun dari neraca. Saat hanya berdua, moti menganggoda Jodha, "Apa yang akan kau katakan sekarang, Jodha? Apa menurutmu ini adalah konspirasi kaisar untuk melawanmu? -Jodha melirik Jalal yang duduk kembali di kursinya dan sedang berbicara dengan salah satu menteri.- aku gak mengerti, seluruh keluarga telah memberimu hadiah, tapi yang mulia belum memberikan hadiah apapun. Apa yang akan kita lakukan? Mungkin dia gak tau apa yang kau suka." Jodha melirik Jalal -yang saat itu juga sedang memandangnya- dan berkata pada moti, "tapi aku tau batas pemikirannya, dia gak akan bisa memikirkan yang lainnya selain kekayaan. aku gak berharap dia memberikan sesuatu padaku. Emas, perak, perunggu atau hadiah yang berharga lainnya."
Ruq memasuki kamar Jalal dengan terburu-buru sambil memanggil namanya. Tapi gak ada jawaban. Ruq hendak keluar ketika Jalal datang dan menarik tubuh Ruq. Jalal bertanya, "ada apa Ruqaiya? aku gak pernah melihatmu bersemangat seperti ini. aku gak ada di kamarku hanya sebentar, tapi kau sudah kghawatir seperti ini. aku menunggumu saat kau sibuk dengan tugasmu mengurus Harem." Ruq menyahut cepat, "itu pekerjaanku, Jalal. Itu tugasku. aku membuatmu menunggu karena aku harus melaksanakan tugasku sebagai istri utama. Tapi kau.." Jalal memotong kalimat Ruq, "ada apa, Ruqaiya?" Ruqaiya dengan kesal mengatakan kalo Jalal sudah mengabaikan dirinya hari ini, "Kau sudah membuktikannya dengan membuat pesta itu untuk Jodha. Dan kau tak ada bersamamu." Jalal menggoda Ruq dengan berkata kalo ini untuk kedua kalinya dia merasa kalo Ruq cemburu pada Jodha. Ruqaiya menatap Jalal dengan marah dan berkata, "aku sudah bilang padamu jika aku gak cemburu kepada siapapun. Dan aku gak takut kehoilanganmu." Ruq mmbalikan tubuhnya dengan marah membelakangi Jalal, tapi Jalal menariknya kembali menghadap ke dia. Jalal menatap Ruq penuh selidik dan berkata, "kalo begitu, kenapa kau cemas dan takut seperti itu, Ruqaiya?" Ruq mengatakan karena setelah hari ini orang-orang di harem dan istana ini akan mempunyai pikiran berbeda kalo Jodha akan mengambil posisinya. Jalal memastikan kalo itu gak akan pernah terjadi. gak akan ada yang bisa mengantikan posisi Ruqaiya. Kau bukan menjadi istri utama karena kau itu temanku, -Jalal merangkulkan tangan Ruq ke pundaknya- tapi karena gak ada orang yang sebanding denganmu, bahkan ratu Jodha sekalipun. gak akan ada orang yang akan mengambil posisimu dan hak mu. gak ratu jodha sekalipun. Dan aku sudah pernah mengatakan itu padanya." Ruq masih dengan kesal bertanya, "kalo begitu kenapa kau merayakan ulang taunnya?" Jalal menjawab karena Hamida ingin dia merayakannya.
Jalal mendudukan Ruqaiya di sofa dan berkata, "Ruqaiya, hubungan kita gak akan pernah berubah, dan aku gak akan berubah di masa depan. Kau akan di utamakan lebih dahulu. an akau akan selalu begitu sampai nanti. Saat kau marah, aku akan selalu ada untuk menenangkanmu. Dan aku akan selalu melayanimu." Lalu Jalal bangkit, menuangkan air bunga mawar digelas dan menyuruh Ruq meminumnya. Setelah Ruq meminumnya, Jalal bertanya, "sekarang, katakan padaku, apa kau butuh yang lainnya?" Ruq tertawa danberkata, "kau itu tau bagaimana caranya menenangkan aku. Dan sebagai seorang kaisar, jika ibu membuat pesta seperti itu, lalu apa hadiahmu untuk Jodha? katakan padaku!" Jalal terlihat bingung, "hadiah?" Ruq mengeluh, "jangan katakan padaku jika kau bahkan gakmemikirkan tentang hadiahnya? Atau apa aku harus mengatasi itu juga?" Ruq memanggil pelayan dan menyuruhnya membawa kalung kerajaan miliknya. Ruq berkat apada Jalal, "Jodha akan merasa jika kaisar yang telah memberikan hadiah ini." Jalal memuji Ruq, "inilah yang aku suka darimu. Kau tau bagaimana menjadi istri utama" Pelayan datang membawa kotak cantik. Ruq membuka kotak itu dan menunjukan isinya pada Jalal. Sebuah kalung yang sangat indah. Jalal menatap kalung itu dengan kagum, tapi gak mengatakan apa-apa. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu.
Lalu Jodha terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata, yang dilihat pertama kali olehnya adalah Moti. Jodha hendak mulet (merenggangkan tubuh) tapi gak jadi saat melihat hamida yang tersenyum padanya, lalu Salima, Jiji angga, gulbadan dan Bakshi Banu. Jodha kaget karena mereka semua berkumpul di kamarnya. Jodha dengan heran bertanya, "apa yang kalian lakukan di sini?" Hamida duduk di samping Jodha dan mengucapkan selamat ulang taun padanya. Jiji angga mengatakan, "semoga kau terlalu tersenyum." Jodha tersenyum senang, "tapi siapa yang memberitau kalian tentang ini?" Jodha langsung terpikir pada Moti. Dia melirik Moti dan berkata, "aku tau, Moti. Kau pasti yang memberitau mereka." Moti gak terima di tuduh begitu, "lihat, aku tau kau pasti menyalahkan aku dalam hal ini. aku bersumpah demi ambe ma, aku gak memberitaukan kepada semua orang." Salima menengahi mereka dengan mengatakan, "moti benar, dia gak memberitaukan apa-apa.
Jodha dengan penasaran bertanya, "kalo begitu, siapa yang memberitau kalian?" Hamida tertawa dan menyahut, "Jalal yang memberitau kami." Jodha tambah heran lagi, "Yang mulia? Tapi darimana dia tau?" Gulbadan menyahut, "dia itu kaisar, gak penting darimana dia mendapatkan informasi itu." Jiji angga menimpali, "yang terpenting adalah kita tau di saat yang tepat. Karena jika terlambat, kita gak akan bisa melakukan ini dan gak bisa memerikanmu selamat." Semua tertawa senang. Hamid amemberitau Jodha kalo mereka akan merayakan ulang taun Jodha secara besar-besaran seperti yang biasa dilakukan di Amer. Mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan Jodha kebahagiaan dan cinta serta kasih akung yang seharusnya dia dapatkan dari keluarga Amer. Jodha terharu mendengarnya. Jodha berkata kalo dia sudah merasakan itu semua. Dengan rasa segan dia berkata kalo gak perlu repot-repot memberikan hadiah seperti ini. Bakshi banu berkata, kalo hari ini ulang taun Jodha dan di aseharusnya meminta hadiah yang lebih lagi hari ini.kami sudah membuatnya dan akan memberikannya padamu. tapi jangan lupa memeritau kami, apa yang Jalal berikan padamu. aku tau dia akan memberikanmu hadiah yang paling spesial." Semua tertawa. Hamida meyuruh Jodha bersiap-siap karena mereka akan segera merayakan ulang taunnya. Jodha mengucapkan terima kasih pada Hamida dan berdoa. "semoga orang lain juga akan menjadi ibu mertua sepertimu." Hamida tertawa dan mengelus kepala Jodha penuh cinta.
Jalal sedang berdandan di kamarnya di bantu para pelayan pria. Jodha datang dan tanpa pemberitauan langsung masuk kekamar Jalal. Jalal melihatnya dan menyuruh para pelayan pergi. Jalal mentapa Jodha dan mengucapkan "selamat ulang taun, ratu Jodha." Jodha berusaha menunjukan tatapan sengit bertanya, "darimana kau tau?" Jalal tertawa sambil geleng-geleng kepala, "ya Allah, kau gak bisa berhenti bertanya.Ratu JOdha, ini hari ulang taunmu tapi kau selalu kelihatan khawatir." Jodha meminta Jalal untuk menjawab pertanyaanya, "kau memata-mataiku, iyakan?" Jalal menjawab, "gak sama sekali, ratu Jodha. aku gak boleh membuat kesalan itu." Jodha mengejek, "Benarkah? Lalu siapa yang datang ke kamarku dan mendengarkan percakapanku lalau mengatakannya padamu?" Jalal berkata, "kau boleh menghukum dia kalo kau mau." Jodha menyahut cepat, "aku yang akan memutuskan itu. Katakan padaku, siapa mata-mata itu?"
Rahim dengan berlari masuk ke kamar Jalal. Jalal yang melihatnya berkata, "lihat, itu mata-matamu." Rahim berdiri di depan Jodha. Jodha jongkok di depan Rahim dan berkata, "Rahim, apa kau yang datang ke kamarku dan menguping percakapanku?" Rahim menjawab, "gak. Kau yang berbicara di luar kamarmu, saat itu aku sedang main di sana." Jodha terpana dan berkata, "baiklah, tapi kenapa kau memberitau tentang ini pada yang mulia?" Rahim memanadang Jalal lalu berkata, "dia yang bertanya padaku, jadi aku memberitaunya." Jodha dan Jalal tersenyum. Rahim berkata, "Jangan marah, lihat apa yang aku bawa untukmu." Rahim mengeluarkan segulung kertas dari balik punggungnya danmenyerahkan pada Jodha. Jodha membuka gulungan kertas itu dan bertanya apa ini? Rahim berkata kalo dia sedang belajar menulis urdu dan menuliskan selamat ulang taun untuknya.Jodha tertawa bahagia dan memberi Rahim sebuah kecupan di pipi. Jalal menatapnya dengan iri (). Jodha berkata akalo hadiah rahim sangat indah dan yang paling baik yang di terimanya. Rahim berkata kalo dia mau pergi berkuda lalu mengucapkan selamat tinggal.
Jodha berdiri dan melihat kertas di tanganya sekali lagi. Jalal mendekatinya dan berkata, "Sekarang kau pasti bahagia. aku harap kau gak marah padaku. aku juga berharap kau gak akan mendapatkan masalah untuk memenuhi permintaan ibu. Ratu JOdha, kita akan merayakan ulang taunmu sama seperti saat kau di Amer. Kit akan merayakannya malam ini." Jodha menatap tak percaya dan berkata, "tapi aku gak menginginkan itu. Jalal berkata kalo kadang-kadang jodha harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain. Kau bukan hanya istriku, tapi juga keakungan ibu mertuamu. Bahkan aku juga gak bisa menolak dia. Sampai jumpa malam ini, selamat tingal." Jalal meninggalkan Jodha yang masih tercenung tak percaya.
Di Amer, menawati menangis. Dadisa, Bharmal dan beberapa anggota keluarga menghampirinya. Dadisa mengelus kepala menawati dan berkata, "aku juga merindukan Jodha, aku yakin dia juga sedang merindukan kita. Jika aku menangis, Jodha gak akan bahagia di sana." Bahrma turun berkata, "ya menawati. Saat Jodha gak ada di sini, kita masih tetap akan memberikan sedekah, sama seperti saat dia ada di sini." dadisa bertanya pada Bharmal, "mereka pasti akan merayakan pesta ulang taunnya Jodha kan?" Bharmal mengiyakan. Menawati berkata, "itulah kenapa aku gak terlalu sedih, bu. Selama ibu kaisar ada di sana, mereka gak akan membiarkan Jodha rindu pada ibunya. Dia pasti akan menjaga Jodha. Dan aku gak sedih, bu. Hanya saja, aku sangat rindu pada Jodha, jadi aku meneteskan air mata. aku bahkan gak bisa memberikan hadiah padanya hari ini. aku gak melkukan apa-apa." Khangar singh berkata, "ibu apa menurutmu Jodha gak mendapat hadiahnya? Kita mungkin gak bersamanya, tapi hadiah dan cinta kita tentu akan sampai padanya." Mereka semua terhibur mendengar kata-kata khangar.
Di Agra, Moti bertanya pada Jodha yang terlihat sedih, "apa kau rindu dengan Amer." Jodha menjawab, Ya moti, keluargaku sangat mencintaiku. aku sangat merindukan mereka. Bahkan saat aku gak ada di Amer, ibu, ayah dan semuanya pasti akan merayakan ulang taunku." Moti menimpali, "ya, segaknya mereka akan membuat acara pemberian sedekah. Mereka akan memberikan hadiah atas namamu."
Beberapa pelayan masuk sambil mambawa namapan dan mengatakan kalo mereka membawa hadiah dan pesan dari keluarganya di Amer. Moti mengambil surat dari Amer dan membacanya. Isiny aantara lain adalah ucapan selamat ulang taun, semoga panjang umur. Iniulang taun pertama Jodha jauh dari keluarga, tapi kasih akung mereka gak akan pernah berkurang untuk Jodha. Dan Shivani mengirimkan kalung bunga seperti biasa. Jodha meminta surat itu dan mendekapnya di dada dengan haru.
Lalu datang lagi pelayan yang membawa nampan hadiah dan pesan dari Sukanya. Moti segera membuka surat itu dan membacanya. Dalam suratnya, Sukanya berkata kalo dia gak akan membiarkan Jodha merayakan ulang taun sedirian hanya dengan hadiah dari Shivani. Suknaya meminta Jodha untuk melihat haidah kecilnya. Jodha menangis haru. Moti mengajak Jodha memloihat hadiah dari Sukanya. Jodha membuka kotak itu, isiny aadalah gelang.Jodha segera melepas gelang yang di pakainya dan memakaikan gelang sukanya ketangannya.
Upaca Tuladaan akan segera di mulai. Jodha dengan diiringi para pelayan berjalan menuju area upacara di mana terdapat timbangan besar. hamida membatu Jodha duduk di anak timbangan. Sedangkan anak timbangan satu lagi di isi dengan harta yang akan di sumbangkan yang jumlany ananti akan seberat tubuh Jodha. Semua kerabat memberikan hadiah berupa emas dan sejenisnya untuk di letakan di neraca. Semua terlihat gembira, kecuali sharifudin yang melihat acara itu dari kejauhan. Moti berbisik pada pelayan di sampingnya, "kalo Jodha berada di Amer, raja Bharmal pasti akan megadakan pesta seperi ini. Sudah banyak harta di letakandi neraca, tapi posisi neraca belum seimbang juga, hamida menggoda Jodha dengan berkata, "aku rasa Jodha terlalu bahagia hingga beratny abertambah." Jodha tersenyum malu. Jalal berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri neraca. Dia menatap Jodha lalu melihat kearah anak timbangan di sebelahnya. Jalal kemudian melepas cincin besar di tangannya, memuta-mutarkan diatas kepala Jodha beberapa kali, lalu meletakkan di atas anak timbangan. Seketika itu juga timbangan tuladaan mnejadi balance, bahkan lebih berat. Semua orang tetawa senang dan mengucapkan "subhanallah." Jalal memerintahkan menterinya agar membagikan sedekah ini pada seluruh rakyat.
Hamida dan moti membantu Jodha turun dari neraca. Saat hanya berdua, moti menganggoda Jodha, "Apa yang akan kau katakan sekarang, Jodha? Apa menurutmu ini adalah konspirasi kaisar untuk melawanmu? -Jodha melirik Jalal yang duduk kembali di kursinya dan sedang berbicara dengan salah satu menteri.- aku gak mengerti, seluruh keluarga telah memberimu hadiah, tapi yang mulia belum memberikan hadiah apapun. Apa yang akan kita lakukan? Mungkin dia gak tau apa yang kau suka." Jodha melirik Jalal -yang saat itu juga sedang memandangnya- dan berkata pada moti, "tapi aku tau batas pemikirannya, dia gak akan bisa memikirkan yang lainnya selain kekayaan. aku gak berharap dia memberikan sesuatu padaku. Emas, perak, perunggu atau hadiah yang berharga lainnya."
Ruq memasuki kamar Jalal dengan terburu-buru sambil memanggil namanya. Tapi gak ada jawaban. Ruq hendak keluar ketika Jalal datang dan menarik tubuh Ruq. Jalal bertanya, "ada apa Ruqaiya? aku gak pernah melihatmu bersemangat seperti ini. aku gak ada di kamarku hanya sebentar, tapi kau sudah kghawatir seperti ini. aku menunggumu saat kau sibuk dengan tugasmu mengurus Harem." Ruq menyahut cepat, "itu pekerjaanku, Jalal. Itu tugasku. aku membuatmu menunggu karena aku harus melaksanakan tugasku sebagai istri utama. Tapi kau.." Jalal memotong kalimat Ruq, "ada apa, Ruqaiya?" Ruqaiya dengan kesal mengatakan kalo Jalal sudah mengabaikan dirinya hari ini, "Kau sudah membuktikannya dengan membuat pesta itu untuk Jodha. Dan kau tak ada bersamamu." Jalal menggoda Ruq dengan berkata kalo ini untuk kedua kalinya dia merasa kalo Ruq cemburu pada Jodha. Ruqaiya menatap Jalal dengan marah dan berkata, "aku sudah bilang padamu jika aku gak cemburu kepada siapapun. Dan aku gak takut kehoilanganmu." Ruq mmbalikan tubuhnya dengan marah membelakangi Jalal, tapi Jalal menariknya kembali menghadap ke dia. Jalal menatap Ruq penuh selidik dan berkata, "kalo begitu, kenapa kau cemas dan takut seperti itu, Ruqaiya?" Ruq mengatakan karena setelah hari ini orang-orang di harem dan istana ini akan mempunyai pikiran berbeda kalo Jodha akan mengambil posisinya. Jalal memastikan kalo itu gak akan pernah terjadi. gak akan ada yang bisa mengantikan posisi Ruqaiya. Kau bukan menjadi istri utama karena kau itu temanku, -Jalal merangkulkan tangan Ruq ke pundaknya- tapi karena gak ada orang yang sebanding denganmu, bahkan ratu Jodha sekalipun. gak akan ada orang yang akan mengambil posisimu dan hak mu. gak ratu jodha sekalipun. Dan aku sudah pernah mengatakan itu padanya." Ruq masih dengan kesal bertanya, "kalo begitu kenapa kau merayakan ulang taunnya?" Jalal menjawab karena Hamida ingin dia merayakannya.
Jalal mendudukan Ruqaiya di sofa dan berkata, "Ruqaiya, hubungan kita gak akan pernah berubah, dan aku gak akan berubah di masa depan. Kau akan di utamakan lebih dahulu. an akau akan selalu begitu sampai nanti. Saat kau marah, aku akan selalu ada untuk menenangkanmu. Dan aku akan selalu melayanimu." Lalu Jalal bangkit, menuangkan air bunga mawar digelas dan menyuruh Ruq meminumnya. Setelah Ruq meminumnya, Jalal bertanya, "sekarang, katakan padaku, apa kau butuh yang lainnya?" Ruq tertawa danberkata, "kau itu tau bagaimana caranya menenangkan aku. Dan sebagai seorang kaisar, jika ibu membuat pesta seperti itu, lalu apa hadiahmu untuk Jodha? katakan padaku!" Jalal terlihat bingung, "hadiah?" Ruq mengeluh, "jangan katakan padaku jika kau bahkan gakmemikirkan tentang hadiahnya? Atau apa aku harus mengatasi itu juga?" Ruq memanggil pelayan dan menyuruhnya membawa kalung kerajaan miliknya. Ruq berkat apada Jalal, "Jodha akan merasa jika kaisar yang telah memberikan hadiah ini." Jalal memuji Ruq, "inilah yang aku suka darimu. Kau tau bagaimana menjadi istri utama" Pelayan datang membawa kotak cantik. Ruq membuka kotak itu dan menunjukan isinya pada Jalal. Sebuah kalung yang sangat indah. Jalal menatap kalung itu dengan kagum, tapi gak mengatakan apa-apa. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu.