Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 106

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 106. Jodha duduk di depan patung krishna dengan air mata berderai-derai. Orang mengatakan, tangis dapat meredakan duka, benarkah? Kalau melihat Jodha sepertinya tidak begitu. Sejak tabib mengatakan dia hamil, tangis selalu memenuhi rongga dadanya, dengan atau tanpa air mata. Saat ini di depan, dewa krishna, Jodha mempertanyakan nasibnya, "napa Saya harus mengalami ujian ini setiap hari, dewa krishna? Martabatku, kepercayaanku, dan bahkan kesetiaanku telah diuji. Saya telah mendapatkan beberapa ujian dan Saya berhasil melewatinya dan membuktikan diriku. Tetetapi napa kau membiarkan orang lain merenggut kehormatanku? Setiap wanita menganggap itu adalah hal yang terpenting dalam hidupnya, kepada siapa di akan memberikan anak. Seorang akan merasa sempurna setelah menyadari jika dia punya simbol cintanya dan lukanya. Tetetapi anak di rahimku ini bukanlah simbol dari cintSaya. Ini adalah simbol dari pengkhianatan yang mulia. Saya telah memberikan padamu, tangung jawab untuk melindungiku. Lalu napa kau membiarkan suamiku merenggut kehormatanku, dewa krishna?" Jodha menatap krishna yang memakai hiasan bulu merak dan seruling hadiah ultah Jodha.
http://informasidiary.blogspot.com/2014/10/sinopsis-jodha-akbar-antv-episode-106.html
Hoshiyar mengatakan, "tidak akan ada yang bisa menandingi kekuatan ratu Ruqaiya.-Ruq mendengarkan kata-kata Hoshiyar sambil menghirup hookah.-  Jangan khawatir, takdir ini akan menjadi milikmu. Kaulah yang seharusnya menjadi Mariam Uz Zamani. Tetetapi lakhi telah menghancurkan segalanya. Kelak, kau akan melahirkan pewaris dari kerajaan Mughal. Pikirkan itu, bagaimana kalau bayinya ratu Jodha tidak akan pernah lahir?" Ruqaiya tertegun dengan saran Hoshiyar, lalu dengan cepat dia menampar pipi Hoshiyar dan menyuruhnya diam. Dengan marah dia mengancam Hoshiyar, "kalau kau berani mengatakan itu lagi, Saya akan memotong lidahmu dan membunuhmu! Jika ada orang yang ingin menyakiti bayi Jalal, Saya tidak akan membiarkan dia hidup." Hoshiyar dengan cepat meraih kaki Ruq dan memeluknya sambil memohon-mohon agar di maafkan. Ruq melirik Hoshiyar masih dengan marah dan mengatakan, "lain kali Saya tidak akan memaafkanmu. -ruq berdiri dari duduknya- Saya mengerti bagaimana perasaan wanita saat dia kehilangan  bayinya. Saya tidak akan pernah melSayakan itu pada musuhku. Saya tidak akan pernah menginginkan wanita di dunia ini mengalami hal yang sama sepertiku. Ya Saya akan selalu menyesali kenyataan, jika jodha mendapatkan apa yang Saya inginkan. Jika Saya tidak akan menjadi Mariam uz Zamani, bukan berarti Saya akan melukai orang lain untuk menghilangkan penderitaanku." Ruq kemudian mengusir Hoshiyar pergi. "tinggalkan Saya sendiri. Dan ya..satu  hal lagi, jika kau berani mengulang apa yang kau katakan padSaya, Saya tidak perduli kalau kau telah melayaniku, Saya tidak akan menerimanya. Sekarang pergi dari sini!"

Semua wanita berkumpul di kamar Jodha, kecuali Ruqaiya. Maham datang di iringi oleh seseorang yang wajahnya tertutup cadar. Maham memberi salam pada para ratu dan mengucapkan selamat pada Jodha dan pada Hamida dengan wajah yang sumringah penuh rasa bahagia. Maham mengatakan, "kita semua ingin melihat pewaris dari kerajaan Mughal, ratu Jodha akan memenuhi keinginan itu." Jodha melirik Maham dengan masih menanggung wajah sedih dan kecewa, sangat kontras dengan binar-binar kebahagiaan yang memancar dari wajah Hamida yang ada di sisinya. Senyum tak pernah lepas dari wajah ibu ratu. Terdengar pengumuman kalau jalal datang.  Jalal memberi salam. Maham anga menyambutnya dan mengatakan, "tuhan itu tidak pernah tidak adil kepada semua orang. Saya ingin pergi ke Saint Shah Kalandar di Elawah untuk mencari mukjizat itu. Tetetapi doSaya sudah terkabul sebelum Saya tiba ke sini. Saya turut bahagia untukmu, selamat." Lalu mencium kening Jalal. Maham ternyata cukup sensitif, dia bisa melihat wajah tidak bahagia Jalal, maham mencurigai sesuatu, dalam hati dia mengatakan, "ada apa? Saya rasa Jalal tidak bahagia." Lalu katanya pada semua orang, "jika kalian semua mengizinkan Saya, Saya ingin memberkahi yang mulia dan ratu Jodha." Hamida mempersilahkan. Maham mengucapkan terima kasih dan mengatakan pada wanita bercadar yang mengiringinya tadi, "siapkan ritual untuk yang mulia dan ratu jodha. Upacara ini untuk menghindarkan dari godaan setan." Jalal menatap lurus kearah Jodha yang balas menatapnya dengan ekspresi yang sama. Wanita bercadar mengatakan, "yang mulia, silahkan berdiri di sebelah ratu Jodha. Agar Saya bisa memberkati kalian berdua"

Jalal berjalan menghampiri Jodha dan berdiri di sampingnya. Semua tersenyum melihatnya, kecuali moti. Wanita bercadar itu memberi berkat pada Jalal dan Jodha dengan memukul kepalanya secara perlahan dengan segepok (?) bulu burung merak. Setelah itu dengan kakinya Jalal menyentuh mangkok berisi air yang di letakkan di lantai, Jodha juga melSayakan hal yang sama. Setelah ritual selesai, tanpa mengatakan apa-apa, jalal pergi. Semua sepertinya tidak menyadari akan kekSayaan sikap Jodha dan Jalal antara satu sama lain, hanya maham anga yang jeli merasakannya. Maham mengatakan dalam hati, "pasti ada sesuatu. Jalal menyembunyikan sesuatu. Dan Saya bisa memanfaatkan apapun yang dia sembunyikan."

Ruqaiya menemui Jalal di kamarnya. Jalal sedang duduk terpengkur di sofa. Ruq mengatakan, "Saya datang kesini bukan hanya mematuhi perintah kaisar, kalau tidak Saya tidak akan datang. Kita tidak akan menjadi teman lagi." Jalal mengangkat wajahnya menatap ruq lalu berdiri di sampingnya dan mengatakan, "Ruqaiya, Saya setuju dengan rasa marahmu. Dan perintahku ini, kau tidak perlu mematuhinya. Saya hanya ingin bicara padamu sebagai teman saja." Ruq menyahut cepat, "Saya biasa bicara dengan temanku yang tidak pernah menyembunyikan rahasia dariku. Tetetapi Saya sudah kehilangan teman itu. Saya izin pergi." Ruq memberi salam paa Jalal dan melangkah pergi. Tetetapi di pintu dia berpapasan dengan Jodha. Keduanya saling berpandangan dengan perasaan sama-sama tidak bahagia. Ruqaiya tanpa mengatakan ataupun menyapa berniat untuk melanjutkan langkahnya Tetetapi Jodha menahannya, "Ratu Ruqaiya, Saya memintamu untuk tetap berada di sini. Saya ingin bicara dengan Yang Mulia di depanmu. Itulah napa Saya kesini." Jodha kemudian menghampiri Jalal dan berdiri di depannya.

Jodha menatap Jalal dengan bara amarah dan kebencian yang terpancar nyata, katanya, "Saya datang kesini bukan untuk bicara denganmu Tetetapi bertanya padamu. Katakan padSaya, napa kau melanggar janjimu? Kau berjanji, jika Saya boleh menganut agamSaya. Untuk memenuhi janji itu kau juga menentang semua pemuka agamamu. Kalau begitu napa kau melanggar janjimu yang berhubungan dengan kehormatanku? Jawab Saya! kau sudah berjanji padSaya. Kalau kau tidak akan pernah menyentuhku tanpa seizinku. Kalau begitu napa kau melanggar janjimu? Kau punya cara untuk memenuhi janjimu. Tetetapi kau tidak bisa menahan nafsumu, lalu napa kau memilih Saya? napa? Kau tidak mencintai Saya. -jodha terpikir sesuatu dan semakin terluka- Apa kau melSayakannya karena kau membenciku? Atau kau hanya ingin balas dendam? Dari situlah hubungan kita dimulai, iyakan? Jawab Saya yang mulia, napa kau melSayakan ini padSaya? napa kau mengkhianati kepercayaanku setelah kau mendapatkannya?" Jalal membuang muka, tak mau menatap Jodha. Jodha dengan histeris bertanya, "napa kau menyentuhku vlcsnap-2014-10-28-07h36m02s72tanpa seizinku, yang mulia? napa?" Ruq yang mendengarkan semua perkataan Jodha berpikir kalau pertanyaan jodha itu benar dan pertanyaan inilah yang sebenarnya ingin dia tanyakan pada Jalal. napa Jalal melSayakan ini. Jodha memaksa jalal agar menjawab pertanyaanya. Jalal menatap Jodha dan berpikir, "dia sangat geram. Apa yang ingin kau buktikan ratu Jodha? Ini cara yang bagus untuk menghinSaya di depan Ruqaiya." Jodha masih terus menuntut Jalal agar menjawab pertanyaanya.  Dengan geram Jalal mengatakan, "Saya tidak ingin menjawab pertanyaanmu. Tidak ada orang yang berhak memerintah Saya." Dalam hati Jalal mengatakan, "Saya pun ingin tahu siapa rekan kejahatanmu, ratu Jodha." Melihat ketegangan itu ruq mengatakan, "yang mulia, kau bilang kalau kau tidak keberatan menjawab pertanyaan jika didepanku. kalau begitu jawablah pertanyaanya! Ratu Jodha menanyakan sesuatu padamu. Apa alasannya kau melanggar janjimu?" Jalal menatap Jodha dan mengatakan, "jika kau ingat, kau itu sedang sakit malam itu, ratu Jodha. Kau tidak ingat apa yang terjadi malam itu. Saya sudah berjanji padamu jika Saya tidak akan menyentuhmu tanpa seizinmu. Tetetapi bagaimana jika kau tidak bisa memberikan izinmu untuk itu?" Jodha menyahut dengan ketus, "itu tidak dibenarkan!"  Jalal balas menyahut, "kenyataanya sekarang adalah kau hamil. Itu sudah cukup jelas, Ratu Jodha. Saya tidak ingin bicara denganmu sekarang. Pergi dari sini." Tetetapi Jodha tidak segera beranjak pergi. Dia masih menatap Jalal dengan tatapan marah dan tidak terima. Melihat itu Jalal segera mendekatinya, sangat dekat dan mengusirnya dengan kasar, "Saya bilang pergi dari sini!" Jodha masih dengan perasaan tidak terima meninggalkan jalal dan Ruqaiya.
Jalal berlatih pedang dengan para prajurit. Tetetapi dalam emosinya, tanpa sadar Jalal telah melukai mereka semua. Atgah yang melihat itu berusaha menghentikan Jalal dengan maju sebagai lawannya. Jalal pun berhasil mengalahkan Atgah hinga terjatuh di tanah.  Untungnya Jalal keburu tersadar sebelum pedangnya terayun melukai atgah. Atgah segera bangkit dan mengatakan kalau bukan hanya dia saja, Tetetapi telah banyak prajurit yang terluka karena berlatih pedang denganya.

Jalal dengan mata merah membara menatap sekeliling, banyak prajurit yang tergeletak di tanah dengan luka-luka di tubuhnya. Mereka semua sedang di tolong dan di rawat oleh parjurit lain. Jalal mengatakan, "Saya tidak ingat apa ini latihan atau perang." Atgah mengatakan kalu Jalal sepertinya kelihatan tidak sehat, "apakah itu karena cuaca dinginya?" Jalal mengatakan tidak, "seorang ksatria harus mengatasi segala masalah yang sulit sendiri. Baik itu adalah masalah pribadi atau karena cuaca." Atgah mengatakan kalau Jalal mau dia akan membatalkan sidang hari ini. Tetetapi Jalal melarang karena itu adalah tugasnya dan dia akan melSayakannya.

Sinopsis Jodha Akbar episode 106. Jalal menghadiri sidang untuk mendengarkan aduan rakyatnya dan memutuskan perkara mereka. Jalal masuk keruang sidang, semua orang memberi salam padanya, dia membalas salam mereka. Jalal memanggil penuntut pertama. Seorang pria datang bersama tersangka. jalal bertanya apa tuntutannya. Lelaki itu mengatakan kalau dia menitipkan seekor kuda pada terdakwa, Tetetapi dia malah mencurinya. Jalal memutuskan perkara itu dengan sangat cepat, karena hukuman bagi pencuri adalah potong tangan, maka dia memerintahkan agar tangan terdakwa di potong. Semua orang saling padang. Terdakwa memohon-mohon Tetetapi Jalal tidak bergeming. Hadirin yang datang mulai saling berbisik mengatakan kalau Jalal sepertinya sangat marah hari ini. karena biasanya pencuri hanya di cambuk 20 sampai 30 kali paling banyak, Tetetapi ini harus potong tangan. Beberapa yang lain hanya bisa mengatakan kalau Jalal adalah raja mereka, dan mereka harus mematuhinya. Penuntut kedua di ajukan, seorang suami yang menuduh istrinya selingkuh. Suami istri itupun di hadirkan ke hadapan Jalal. Jalal bertanya pada si suami, "apa keluhanmu?" Si suami mengatakan kalau istrinya mengkhianati dirinya. Istrinya telah berzinah dan dia bukan ayah dari bayi yang akan dilahirkannya, "Saya sedang keluar kota beberapa bulan untuk berdagang dan ketika pulang istriku sudah hamil." Jalal tercenung mendengarkan kata-kata si suami, tiba-tiba saja dia membayangkan dirinya berada dalam posisi tersebut. jalal membayangkan suami yang berdiri di depannya saat ini adalah dirinya sendiri yang sedang mengadukan Jodha karena berselingkuh. Jalal menatap wanita yang di bayangkannya sebagai Jodha. Bayangan Jalal mengatakan, "Saya ingin keadilan, jika seorang istri telah berselingkuh dari suaminya, apakah dia pantas untuk hidup bersamSaya?" Jalal tertunduk. Lalu dia menatap bayangan Jodha dan bertanya apakah dia ingin mengatakan sesuatu untuk membela diri?

Bayangan Jodha mengatakan, "yang ingin Saya katakan adalah kalau anakku ini bukan hasil dosSaya, Tetetapi adalah simbol dari cintSaya. Saya mencintai seseorang, Tetetapi suamiku belum siap untuk menceraikan Saya. Saya setuju jika suamiku bukan ayah dari bayi ini. Saya hanya punya satu permintaan. Saya mohon suruh suamiku untuk menceraikan Saya." Bayangan Jalal menyahut, "Saya selama ini setia padanya, yang mulia.  Saya memenuhi semua tanggung jawabku dan Saya mencintainya. Saya berusaha membuatnya bahagia dan memberikan dia kebebasan juga. Tetetapi dia malah mengambil keuntungan dari itu. Dia telah berselingkuh dariku." Bayangan Jodha membantah, "Saya tidak pernah berjanji akan setia kepadanya.  Saya menikah dengan dia bukanlah keinginanku. KeluargSaya memaksa Saya untuk menikah dengannya, Saya tidak pernah mencintainya. -lalu bayangan Jodha memandang suaminya dan mengatakan- Saya tidak pernah suka saat kau menyentuhku. Saya tidak pernah suka saat kau menatapku dan memberikan cintamu padSaya. Saya tidak pernah mencintaimu, tidak akan pernah. Saya mencintai ayah dari bayi ini." Si suami, 'bayangan Jalal' mengatakan, "seharusnya kau malu, semua orang menertawakanmu." Bayangan Jodha dengan cepat menyahut, "mereka tidak menertawakan Saya, Tetetapi menertawakanmu. Mereka menertawakan kebodohan dan kemandulanmu. Saya tidak akan sanggup melihat pria yang kucintai..." Bayangan Jalal berteriak, "cukup! Kau sudah menghina cinta dan kesetiaanku. -lalu kata bayangan Jalal pada Jalal 'sang raja"- Yang mulia, dia telah menghina cinta dan kesetiaanku. Sangat buruk sekali bagi pria jika istrinya bertanya tentang kemampuannya. Saya ingin keadilan yang mulia." bayangan Jodha juga mengatakan yang sama kalau dirinya juga menginginkan keadilan karena dia tidak bisa hidup dengan pria yang tidak dia cintai.

Mendengar kata-kata bayangan Jodha, Jalal sang Raja berteriak marah, "Diam kau wanita jahat! Apa kau tidak tSayat pada Allah? Bagaimana bisa kau mencintai orang lain selain suamimu. napa kau tidak menghormati pernikahannya? napa kau mengabaikan tugasmu sebagai seorang istri yang telah di takdirkan oleh agamamu? Ini adalah dosa besar, kau telah mengkhianati suamimu dan berselingkuh dengan oranag lain. -kata Jalal pada pendeta- Ceraikan wanita ini dari suaminya, tanyakan kepada jurimu tentang masalah ini karena Saya akan menghukum wanita ini, Tetetapi bukan anak yang belum lahir darinya. Jadi setelah dia melahirkan anaknya, dia akan di rajam sampai mati di depan umum. Selingkuhannya itu juga akan mendapat hukuman yang sama." Si wanita 'bayangan jodha' mengatakan kalau ini tidak adil karena kekasihnya tidak bersalah. Jalal berteriak marah, "dia juga turut bertanggungjawab karena dia adalah rekan kejahatanmu. Dia tahu kalau kau itu wanita yang sudah menikah dan dia telah bercinta denganmu. -kata jalal pada Atgah- Atgah sahab. Sebelum Saya kehilangan kendali, bawa wanita jahat ini pergi." Bayangan Jodha memohon-mohon agar diberi keadilan. Tetetapi jalal tidak bergeming. Pengawal membawa bayangan Jodha pergi yang kini telah berubah kerupa aslinya. Semua yang hadir saling pandang. Hamida pun terlihat tak percaya, Tetetapi tak bisa membantah perintah raja. Jalal duduk di singgasananya dengan wajah sangat marah.

Di kamar, Moti sedang menemani Jodha yang masih berkeluh kesah tak terima dengan kehamilannya. Jodha mengatakan, "Saya rasa semua wanita itu menginginkan anak. Jika seorang ratu hamil akan menjadi berita yang sangat membahagiakan. Bukan hanya bagi keluarga, Tetetapi untuk kerajaannya juga. Orang sangat mengharapkan. Andai saja bukan seperti ini, Saya akan merasa senang dengan kehamilan ini. Saya tidak ingin di hormati karena kehormatanku. Saya tidak akan melupakan ini karena yang mulia tidak meminta izinku." Moti memegang pundak Jodha, "jodha jangan begitu. kau tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi." Hamida datang. Jodha berdiri memberi salam. Hamida mengatakan semoga tuhan memberkatinya. Hamida mengabarkan kalau pendeta dari Payanaran Badayu datang untuk memberkati Jodha dan bayinya. Hamida meminta Jodha mengikutinya.

Di kamarnya, maham memberitahu Jalal kalau pendeta senior telah datang untuk mendoakan bayinya, "berkah mereka akan sangat penting untuk pewaris dari kerajaan mughal. Saya ingin kau bertemu mereka." Jalal mengatakan dalam hati, "bayi yang akan lahir itu bukan pewaris dari kerajaan mughal. Tetetapi Saya tidak boleh mengatakan apapun kalau Saya ini telah di khianati." Maham anga yang melihat Jalal melamun berpikir, "ada apa? jalal sepertinya tidak kelihatan bahagia bahkan saat mendengar pendeta senior datang untuk memberkati pewarisnya. Dia kelihatan bingung." Maham mengatakan pada Jalal, "Jalal, Saya sedang bicara padamu." Jalal menoleh pada maham dan mengatakan kalau dia mendengarnya dan mengatakan kalau itu berita yang bagus. jalal kemudian mengajak para wnita yang ada di kamarnya menemui pendeta senior.

Di tempat lain, Jodha juga sedang dalam perjalanan menemui pendeta senior. Sambil berjalan, Jodha berpikir, "kau telah mengkhianati Saya, yang mulia. Penderitaan ini tidak akan hilang selamanya." Di waktu yang sama Tetetapi di tempat terpisah, Jalal memikirkan hal yang sama, 'ratu Jodha, belum pernah ada orang yang melukai Saya sesakit yang kau berikan." Kedua rombongan akhirnya bertemu. Jodha degan hamida, Jalal bersama Maham, gulbadan dan Jiji anga. Jodha menatap Jalal dengan marah dan benci yang sangat kentara. sampai-sampai maham, Jiji anga terdiam tak tahu mengatakan apa. Hanya Hamida yang wajahnya terlihat sangat cerah dan bahagia. Hamida tersenyum menyambut jalal, yang juga balas tersenyum padanya meski dengan sangat terpaksa.
CERITA SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 107


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 106. Please share...!

Blog, Updated at: 11:39