Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 219. Jalal berlari untuk melindungi para wanita yang di lempari batu tanpa menyadari bahwa salah satu dari wanita itu adalah Jodha. Sebuah lemparan batu tepat mengenai pelipis Jalal hingga mengeluarkan darah. Darah itu jatuh membasakhi kening Jodha. Jalal berteriak menyuruh para pelempar batu agar menghentikan aksinya. Jodha mengenali suara Jalal dalam hati di aberteriak, "yang mulia? Kenapa?" Para pelempar batu dengan semangat masih melempari mereka. Jalal menjadikan tubuhnya sebagai tameng. Sehingga batu lebih banyak mengenai dirinya, dan para wanita aman dalam dekapannya. tetapi lama kelamaan Jalal gak tahan juga, dia berteriak dengan suara sangat keras, "Hentikan!"
Lemparan batu terhenti. Orang-orang menatapnya dengan rasa ingin tahu. Jalal mengatakan, "apa yang kalian lSayakan pada wanita ini?" Suasana senyap sesaat. Jalal berdiri menghadap kearah warga. Jodha dengan perlahan berdiri dan berlalu pergi. Di ikuti shehnaz. Salah satu warga menjawab pertanyaan Jalal dengan mengatakan, "itu bukan urusanmu!" Jalal jadi merah mendengarnya danmengatakan, "kalau seperti ini, ini jadi urusanku." Jodha dan shehnaz bersembunyi di balik sebatang pohon kamboja dan mengintip Jalal dari baliknya. Warga yang terlihat seperti kepala desa mengatakan, "kamu bukan berasal dari sini! Jadi jangan ikut campur. Sebaiknya kamu pergi dari sini!" Jalal membentak orang itu agar diam. Lelaki itu melotot kaget. Jalal mengatakan, "lihatlah apa yang kamu lSayakan pada dia, dia hanya wanita." Terdengar teriakan warga yang mengatakan kalau wanita itu telah melSayakan dosa. Dia seorang janda dan dia berani jatuh cinta lagi. Semua warga membenarkan perkataan lelaki itu dan berteriak agar wanita itu di hukum. Lelaki itu mengatakan kalau itu adalah perbuatan dosa di kota ini, jadi wanita itu harus di hukum. Jalal menatap lelaki itu dengan tajam dan mengatakan, "kamu sadar dengan apa yang kamu katakan? Bagaimana kamu bisa perlSayakan wanita seperti ini? Siapa bilang kalau mencintai seseorang itu dosa? Tuhanlah yang menciptakan kita agar mampu mencintai. Tuhan telah menga-anugerahkan kita dengan kelebihan itu. Hanya beberapa orang yang beruntung menemukan cinta sejati mereka. Kalau dia bisa memulai hidup baru, kenapa kalian ada masalah dengan itu?" Seorang warga menyahut, "kami punya hak. Dia akan menjadi contoh buruk untuk wanita lain di kota. Masyarakat kita gak mengijinkan janda untuk jatuh cinta. Jangan menghalangi! Dia telah melakukan kejahatan yang serius."
Lemparan batu terhenti. Orang-orang menatapnya dengan rasa ingin tahu. Jalal mengatakan, "apa yang kalian lSayakan pada wanita ini?" Suasana senyap sesaat. Jalal berdiri menghadap kearah warga. Jodha dengan perlahan berdiri dan berlalu pergi. Di ikuti shehnaz. Salah satu warga menjawab pertanyaan Jalal dengan mengatakan, "itu bukan urusanmu!" Jalal jadi merah mendengarnya danmengatakan, "kalau seperti ini, ini jadi urusanku." Jodha dan shehnaz bersembunyi di balik sebatang pohon kamboja dan mengintip Jalal dari baliknya. Warga yang terlihat seperti kepala desa mengatakan, "kamu bukan berasal dari sini! Jadi jangan ikut campur. Sebaiknya kamu pergi dari sini!" Jalal membentak orang itu agar diam. Lelaki itu melotot kaget. Jalal mengatakan, "lihatlah apa yang kamu lSayakan pada dia, dia hanya wanita." Terdengar teriakan warga yang mengatakan kalau wanita itu telah melSayakan dosa. Dia seorang janda dan dia berani jatuh cinta lagi. Semua warga membenarkan perkataan lelaki itu dan berteriak agar wanita itu di hukum. Lelaki itu mengatakan kalau itu adalah perbuatan dosa di kota ini, jadi wanita itu harus di hukum. Jalal menatap lelaki itu dengan tajam dan mengatakan, "kamu sadar dengan apa yang kamu katakan? Bagaimana kamu bisa perlSayakan wanita seperti ini? Siapa bilang kalau mencintai seseorang itu dosa? Tuhanlah yang menciptakan kita agar mampu mencintai. Tuhan telah menga-anugerahkan kita dengan kelebihan itu. Hanya beberapa orang yang beruntung menemukan cinta sejati mereka. Kalau dia bisa memulai hidup baru, kenapa kalian ada masalah dengan itu?" Seorang warga menyahut, "kami punya hak. Dia akan menjadi contoh buruk untuk wanita lain di kota. Masyarakat kita gak mengijinkan janda untuk jatuh cinta. Jangan menghalangi! Dia telah melakukan kejahatan yang serius."
Jalal berteriak, "siapa bilang cinta itu kejahatan? Apa salah dia? Saat suaminya meninggal, apa kalian menghibur dia? Dan saat ada pria baik hati membantu dia memulai hidup baru, kalian semua memutuskan menghalangi dia! kamu sadar apa yang di arasakan saat dia lihat suaminya meninggal?" Warga tertegun mendengar kata-kata Jalal, dan serentak membuang batu yang ada di tangan mereka. Jalal melanjutkan, "tuhan itu maha pengasih, dan dia akan berikan kesempatan kedua dalam hidup. Yang kalian semua lSayakan ini adalah dosa!" Seorang warga membalas ucapan Jalal, "dia hanya boleh mencintai suaminya saja. Kalau dia berani mencintai pria lain, artinya dia gak bermoral!" Semua warga menyahut, "benar, dia gak bermoral!" Jalal balas berteriak, "siapa bilang seseorang gak boleh jatuh cinta lagi? Apa yang membuat kalian percaya kalau tuhan gak memberikan kesempatan kedua untuk menemukan kebahagiaan?" Dari ranting pohon, Jodha tersenyum sedih mendengar kata-kata Jalal. Kata Jalal lagi, "mereka yang gak menghargai cinta adalah orang yang malang. Mereka menebus dosa begitu orang yang di cintainya pergi jauh dari mereka (ngomongin diri sendiri nih kayaknya). Semua orang yang gak punya cinta, adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini." Jalal mmenghampiri wanita itu dan membantu melepas ikatannya.
Di tempat sembunyinya, Shehnaz mengatakan, "lakshmi, pria itu sangat luar biasa, benarkan?" Jodha menatap Jalal dengan sedih. Saat itu Jalal sedang membantu wanita itu berdiri. Shehnaz mengatakan lagi, "dia rela menolong orang yang gak dia kenal, sangat mengagumkan. Saya tak pernah lihat pria seperti dia."
Kepala warga berteriak sambil menuding Jalal, "Lihatlah! Pria ini ingin menolong Janda itu. Kalau pria ini menolong nyawa janda itu, maka semua janda lain akan meniru dia. Ini melanggar norma masyarakat kita. Hari ini dalam perayaan Holika Dahan, kami akan pastikan gak ada pendosa yang bisa hidup! Kita harus bunuh pria ini bersama dengan janda itu!" Warga serentak menjawab, "benaarr! Dia harus mati! Mereka berdua harus mati!" Jalal segera meraih tongkat yang ada di dekatnya. Jodh adan shehnaz terlihat cemas. Beberapa warga bersenjatakan tongkat yang sama seperti yang di pegang Jalal, mengepungnya. Jalal bersiaga. Tak lama kemudian pengeroyokanpun terjadi, beberapa warga melawan Jalal seorang diri. Jodha sangat cemas. tetapi seperti kata orang, 1 prajurit terlatih lebih perkasa dari pada puluhan warga biasa. Setelah dipukul sana, di pukul sini, manangkis sana, menangkis sini, akhirnya Jalal berhasil mengalahkan semua pengeroyoknya, sisa dari mereka segera meninggalkan arena untuk melarikan diri. Jalal sudah terluka para, tetapi dia masih bisa bersuara lantang menantang siapa saja yang ingin melawannya. tetapi tak ada stupun dari warga yang tersisa berani maju melawan Jalal.
Beberapa pengeroyok yang bis abangkit berkat akalau Jalal adalah prajurit dan mengajak teman-temannya untuk kabur sebelum Jalal membunuh mereka.Jodha tersenyum lega. DI hadapan warga yang masih tersisa Jalal mengatakan, "Saya merasa tersinggung mangatakan kalau kalian semua gak berbeda dengan binatang. Kalian harusnya malu menyebut diri kalian sebagai manusia. bahkan binatang menghormati cinta. Wanita ini jauh lebih manusia daripada kalian. Tuhan selalu memberikan kesempatan kedua bagi semua orang. -Jodha tersenyum bahaggia mendengar kata-kata Jalal- tetapi kenapa kalian gak? Jangan lupa kalau cinta adalah hal terpenting dalam hidup! Kalau seseorang gak memiliki rasa cinta dalam hidupnya, hidup dia tak ada artinya. Kalau ada yang punya hak untuk memutuskan nasibnya, adalah pria yang ingin dia bahagialagi. Semua agama menganggap cinta diatas segalanya. Jadi semua orang punya hak yang sama! Ini adalah kota mathura. Kot adi mana dewa krishna menghabiskan masa kecilnya. Di adalah lambang dari cinta. Kenapa kalian gak ikuti teladan dia? Kenap akalian menentang wanita yang mengharapkan cinta?" Terlihat beberap aorang yang bersuara paling keras tadi keluar dari kerumunan dengan kepala tertunduk. Jalal mengatakan pada wanita itu agar pergi dari sini, karena sekarang dia sudahbebas dan dapat hidup seperti yang diinginkannya. kamu berhak bahagia dan mencintai lagi. Jalal mendoakan semoaga wanita itu tak kan berpisah dengan cintanya lagi. Wanit aitu mengucapkan terima kasih pada Jalal dan melangkah pergi. Jodha menatap Jalal dengan perasaan sedih bercampur lega. Di bibirnya tersungging senyuman tetapi matanya menyiratkan kesedihan dan kerinduan.
Jalal berjalan pergi dari lapangan dengan terpincang-pincang menahan sakit di tubuhnya bekas lemparan dan pukulan. Jodha mengawasinya dari jauh. Dalam hati Jodha mengatakan, "yang mulia terluka parah, dia perlu diobati, tetapi bagaimana caranya? Dewa, kenapa kamu buat Saya berada dalam dilema seperti ini?" Jodha menghapus air mata di pipinya. Shehnaz melihat Jodha diam saja menegur, "lakshmi, kenapa kamu bengong? Ayo kita pergi ke asilum (pertapaan)." Jodha mengatakan dia kan pergi nanti dan menyuruh shehnaz pergi duluan. Tanpa membantah, shehnaz pun pergi.
Jodha menatap Jalal yang berjalan tertath-tatih denga sedih. Tiba-tiba Jalal sempoyongan. Refleks Jodha bergegas lari ke arahnya dengan niat ingin membantu. tetapi Todal mal muncul dan meraih tubuh Jalal yang hampir jatuh. Melihat itu Jodha segera menghentikan larinya. Todal mal mengatakan Jalal, "kamu? Apa yang terjadi?" Melihat itu Jodha segera menutupi wajahnya dengan dupatta. Jodha ingat pada Todal Mal, dia pernah bertemu dengannya saat melSayakan perjalanan ke tempat salim chisti di sikri. Todal Mal membanggil orang agar membantu nya memapah Jalal. Jodha mengucap syukur dalam hati, "terima kasih, kanha. Sekarang yang mulia akan baik-baik saja." Beberapa membantu Todal Mal memapah Jalal. Jodha mengawasi semuanya sampai dia merasa pasti kalau Jalal aman.
Jodha memasuki pondoknya dan langsung duduk bersimpuh di depan Kanha. Dia teringat bagaimana jalal mencaci makinya dulu, -"kamu gak malu memiliki hubungan dengan pria lain selain suamimu? Dan kamu sekarang gak mau mengSayainya!"- Jodha teringat bagaimana Jalal menunjuk wajahnya danbertanya, -"Ratu Jodha, apakah kamu kenal pria itu?" Jodha menjawab,"ya." Lalu Jalal hendak menamparnya tetapi gak jadi.- Jodha juga teringat bagaimana Jalal memutuskan hubungan denganya dan mengusirnya, -"Saya bebaskan kamu dari hubungan ini! Sebelum matahari terbit tinggalkan istana ini selamanya!"- Johda menangis tersedu-sedu.
Pada kanha, Jodha mengatakan, "kenapa kamu mengujiku, kanha? Kaisar memutuskan untuk membuangku dari kehidupannya, dia gak mempercayaiku. Lalu kenapa dia datang kesini? Dia sudah katakan apa yang dia ingin katakan padSaya. Dia telah menuduh Saya. Lalu kenapa dia kesini sekarang? Sangat sulit bagiku untuk menjauh dari dia. Saya tak mau tergoda untuk kembali pada dia lagi, kanha. Jangan lSayakan initerhadapku." Tiba-tiba angin kencang bertiup membuat diya di kakai kanha bergoyang-goyang. Jodha menutupi diya dengan kedua tanganya. Jodha mengatakan, "Saya tahu kalau dia gak bahagia sama seperti Saya sekarang. tetapi sekarang gak ada yang bisa di rubah. Saya gak punya pilihan. Jangan lSayakan ini padSaya."
Shehnaz masukkedalam pondok danmemanggil Jodha, "Laksmi," Jodha melirik Shehnaz dan segera menghapus air matanya. Shehnaz mengatakan, "kamu sudah oleskan obat di lukSaya. tetapi kamu lupa mengobati lukamu sendiri." Shehnaz duduk di depan Johda, melihat jodha menangis, Shehnaz kaget, "eih.. kamu menangis? -jodha mengusap airmatanya-kamu menangis karena kesakitan, bukan? Saya akan oleskan obat ini di lukamu. kamu akan segera sembuh. Ini akan sakit sedit.." Shehnaz mengoleskan obat ke luka di kening Jodha. Jodha berjingkat kesakitan, Shehnaz ikut-ikutan merasakan sakit dan meniup luka Jodha dengan perlahan. Jodha menatap Shehnaz dan mengatakan dalam hati, "kamu akan bisa mengobati luka di tubuhku, tetapi bagaimana dengan luka di hatiku? gak ada yang bisa mengobatinya." Selesai mengobati JOhda, shehnaz melihat obat di tangannya masih banyak, dia mengatakan, "obatnya masih banyak tersisa, andai saja kita bisa berikan obat ini pada pria itu.. maksudku, pria yang menyelamatkan nyawa kita, dia terluka parah," Jodha jadi sedih lagi mendengarnya."Lakshmi, besok kita bisa cari dia di kota. Begitu kita temukan dia, kita berikan obat ini padanya. Obat ini sangat ampuh. Ini akan bantu menyembuhkan dia." Jodha teringat saat di amngobati Jalal yang terluka tangannya saat berlatih pedang dengan lumpur dari bawah poho tulsi. tetapi shehnaz mulai ngelantur lagi. Dia mengatakan, 'tetapi Saya gak tahu apakah obat ini bisa mengobati patah hati dia atau gak." Dalam hati Jodha mengatakan, "Seandainya Saya bisa mengobati lukanya. Seandainya Saya bisa membantu dia pulih. Kanha, kumohon pastikan agar dia cepat pulih."
Di salah satu pondok yang lain di Asilum itu, jalal sedang berbaring di dipan. Tatapannya menerawang jauh seolah mencari keberadaan Jodha. Di wajahnya terlihat memar dan luka yang mengeluarkan darah. Todal Mal berdiri disampingnya dan menyapa, "kamu sudah sadar?." Jalal berusaha untuk mangun tetapi Todar mal menghalanginya, "Jangan bangun. Istirahat saja." Jalal menatap Todal Mal dan bertanya, "apa Saya mengenalmu? Saya merasa kalau kita pernah bertemu." Todal mal menjawab, '"dlu kita pernah bertemu. Jadi Saya tahu kalau kamu adalah kaisar." Jalal terkejut, "bagaimana kamu tahu?" Todal mal mengatakan kalau mereka dulu pernah bertemu. Jalal teringat saat dia bertarung untuk membantu Todal Mal dari serangan perampok. Todal mengatakan waktu itu dia mendengar Jalal bicar adengan Jodha, jadi dia tahu kalau Jalal adalah kaisar. Jalal berntanya, "kalau kamu mengenaliku, kenapa kamu gak bilang?" Todal menjawab, "karena saat itu kamu sedang menyamar. Itu sebabny aSaya sadar kalau kamu tak mau kalau jati dirimu di ketahui. Saya gak mau menciptakan masalah untukmu. Karena Saya mengenalimu, maka Saya hadiahkan kamu stempel yang di berikan mendiang ayahmu padSaya. Kaisar humayun memberi Saya stempel itu saat Saya melindungi ratunya. Saya ingin berikan stempel itu pada orang yang pantas mendapatkannya." Jalal terlihat lega dan mengatakan, "tentu. Saya gak tahu kenapa Saya gak menyadari kalau Saya sangat bersyukur padamu karena menolong ayahku. Dan sekarang kamu menolongku. tetapi... kenap akamu ada di mathura?" Todal mal mengatakan dulu di apernah memberitahu Jalal saat pertama kali bertemu, kalau dia membagi penghasilannya dalam beberapa bagian yang sama, "Saya gunakan sebagian untuk mengurus tanggung jawab sosialku. Dan sebagian untuk membayar pajak yang di pungut dari non muslim yang gak mampu membayarnya. Saya mendanai pertapaan/asilum untuk parantauan dan tuna wisma di mathura. Sekarang kamu ada di pertapaan itu. Apakah kamu kesini seorang diri? Apa ratumu gak bersamamu kali ini?" Jalal terdiam dan terlihat sedih.
Jodha sedang berjalan di luar saat dia mendengar orang-orang membicarakan Jalal. Jodha mendengarkannya. Wanita pertama mengatakan, "kudengar pria itu menyelamatkan nyawa seorang janda. Dia juga menyelamatkan nyawa Lakshmi dan shehnaz. Orang -orang melempari mereka dengan batu. Pria itu melindungi para wanita itu dari lempara batu. Dan dia terluka." Wanita kedua menimpali, "semoga dewa memberkati Todar Mal, dia membawa pria itu kesini tepat waktu. Mereka sudah memanggil tabib untuk mengobati dia.' Wanita yang ketiga bertanya, "apa pria itu ada di pertapaan ini?" Wanita pertama menjawab, "ya. dia da disini." Jodha yang mendengarnya jadi bingung, dalam hati dia mengatakan, 'yang muli asangat terluka parah. Kanha, tolong lindungi dia."
Sinopsis Jodha Akbar episode 219. Di pondok jalal, todar mal meminta maaf karena menanyakan Jodha. Jalal mengatakan, "Saya gak tersinggung dengan pertanyaamu, Todar Mal. tetapi sekatang situasiny asulit. Dan Saya gak tahu bagaimana menjawab pertanyaanmu. Yang bis Sayakatakan adalah, cinta itu memang hal yang aneh. Cinta bisa terjadi pada seorang kaisar maupun pengemis. Cinta membuat seseorang melSayakan hal yang gak pernah bisa di bayangkan." Todar mal mendengar keluhan Jalal bertanya, "sepertinya kamu sangat sedih mengenai sesuatu." Jalal tersenyum getir dan menjawab, "kamu benar. Anehnya, Saya sendiri yang bertanggung jawab atas kesedihanku ini. Karena kesalahanku ratu Jodha di paksa meninggalkan agra. Saya pergi dari kota ke kota untuk mencari dia. Saya sudah cari dia kemana-mana. Dia gak ada di kampung halamannya di Amer. Jodha adalah pengikut dewa krishna. Jadi kupikir dia pasti ke Mathura. Itu sebabnya Saya ke sini. tetapi kurasa dia gak ada di sini." Todal mal memberitahu Jalal, mathura adalah kotanya krishna. Krishna mengabulkan semua permintaan orang yang datang ke kota ini. Todar Mal yakin, Jalal akan segera menemukan ratu Jodha, "besik adalah hari raya holi. Kuharap hari raya ini akan membawa harapan dan kebahagiaan untukmu. kamu harus istirahat. Saya sudah memanggil tabib. Lukamu akan segera pulih. Jalal mengatakan, "Todar Mal, Saya ada permintaan padamu. Tolong beritahu tentarSaya kalau Saya ada di sini. Mereka pasti sedang mencariku." Todar mal menyetujuinya dan meminta Jalal agar beristirahat yang cukup. Todar Mal pergi meninggalkan jalal.
Tak lama kemudian dia datang lagi bersama seorang tabib. Tabib memeriksa luka jalal dan mengatakan kalau lukanya sangat dalam. Pengawal bertanya, "apa ada yang perlu di kuatirkan?" Tabib mengatakan, "gak ada, lukanya bisa di obati. Yang dia butuhkan adalah istirahat selama beberapa hari." Pengawal mengucapkan terima kasih. Tabib kemudian mengoleskan obat pad semu aluka yang ada di tubuh Jalal.
Jodha datang ke depan pondok Jalal sambil membawa mangkok obat. Seseorang menghampiri Jodha dan bertanya apakah dia butuh sesuatu? Jodha mengatakan, "ya. Saya membawa obat untuk pria itu. Obatnya sangat manjur. Kalau kamu oleskan ini di lukanya. pasti akan cepat pulih. tolong minta seseroang untuk oleskan obat ini pada luka di kepalanya." Jodha menyerahkan mangkok obat untuk Jalal pada orang itu yang segera membawanya masuk kedala pondok. Jodha mengawasinya dari luar.
Lelaki itu menemui tabib dan memberikan obat itu pada tabib. Todar Mal bertanya siapa yang memberikan obat itu? Lelaki itu menjawab, "seorang wanita." Tabib mengambil obat itu dan menciumnya, dia mengatakan, "wah, ini obat yang tepat untuk luka semacam ini. Semua bahan yang digunakan sangat tepat. Obat ini akan sangat manjur. Saya yakin, wanita yang membuat obat ini tahu banyak tentang pengobatan." Tabib segera mengoleskan obat itu pada luka-luka di tubuh Jalal. Jalal teringat saat Jodha mengobati lukanya waktu dia terluka ketika berlatih pedang. Dalam hati Jalal mengatakan, "Jodha, kamu biasanya selalu mengolekan obat di lukSaya. tetapi bagaimana carSaya mengobati luka di hatimu?" Jalal terus memikirkan jodha, tanpa tahu kalau yang dipikirkan ada di luar pondok sedang mengawasinya dengan cemas....
Di tempat sembunyinya, Shehnaz mengatakan, "lakshmi, pria itu sangat luar biasa, benarkan?" Jodha menatap Jalal dengan sedih. Saat itu Jalal sedang membantu wanita itu berdiri. Shehnaz mengatakan lagi, "dia rela menolong orang yang gak dia kenal, sangat mengagumkan. Saya tak pernah lihat pria seperti dia."
Kepala warga berteriak sambil menuding Jalal, "Lihatlah! Pria ini ingin menolong Janda itu. Kalau pria ini menolong nyawa janda itu, maka semua janda lain akan meniru dia. Ini melanggar norma masyarakat kita. Hari ini dalam perayaan Holika Dahan, kami akan pastikan gak ada pendosa yang bisa hidup! Kita harus bunuh pria ini bersama dengan janda itu!" Warga serentak menjawab, "benaarr! Dia harus mati! Mereka berdua harus mati!" Jalal segera meraih tongkat yang ada di dekatnya. Jodh adan shehnaz terlihat cemas. Beberapa warga bersenjatakan tongkat yang sama seperti yang di pegang Jalal, mengepungnya. Jalal bersiaga. Tak lama kemudian pengeroyokanpun terjadi, beberapa warga melawan Jalal seorang diri. Jodha sangat cemas. tetapi seperti kata orang, 1 prajurit terlatih lebih perkasa dari pada puluhan warga biasa. Setelah dipukul sana, di pukul sini, manangkis sana, menangkis sini, akhirnya Jalal berhasil mengalahkan semua pengeroyoknya, sisa dari mereka segera meninggalkan arena untuk melarikan diri. Jalal sudah terluka para, tetapi dia masih bisa bersuara lantang menantang siapa saja yang ingin melawannya. tetapi tak ada stupun dari warga yang tersisa berani maju melawan Jalal.
Beberapa pengeroyok yang bis abangkit berkat akalau Jalal adalah prajurit dan mengajak teman-temannya untuk kabur sebelum Jalal membunuh mereka.Jodha tersenyum lega. DI hadapan warga yang masih tersisa Jalal mengatakan, "Saya merasa tersinggung mangatakan kalau kalian semua gak berbeda dengan binatang. Kalian harusnya malu menyebut diri kalian sebagai manusia. bahkan binatang menghormati cinta. Wanita ini jauh lebih manusia daripada kalian. Tuhan selalu memberikan kesempatan kedua bagi semua orang. -Jodha tersenyum bahaggia mendengar kata-kata Jalal- tetapi kenapa kalian gak? Jangan lupa kalau cinta adalah hal terpenting dalam hidup! Kalau seseorang gak memiliki rasa cinta dalam hidupnya, hidup dia tak ada artinya. Kalau ada yang punya hak untuk memutuskan nasibnya, adalah pria yang ingin dia bahagialagi. Semua agama menganggap cinta diatas segalanya. Jadi semua orang punya hak yang sama! Ini adalah kota mathura. Kot adi mana dewa krishna menghabiskan masa kecilnya. Di adalah lambang dari cinta. Kenapa kalian gak ikuti teladan dia? Kenap akalian menentang wanita yang mengharapkan cinta?" Terlihat beberap aorang yang bersuara paling keras tadi keluar dari kerumunan dengan kepala tertunduk. Jalal mengatakan pada wanita itu agar pergi dari sini, karena sekarang dia sudahbebas dan dapat hidup seperti yang diinginkannya. kamu berhak bahagia dan mencintai lagi. Jalal mendoakan semoaga wanita itu tak kan berpisah dengan cintanya lagi. Wanit aitu mengucapkan terima kasih pada Jalal dan melangkah pergi. Jodha menatap Jalal dengan perasaan sedih bercampur lega. Di bibirnya tersungging senyuman tetapi matanya menyiratkan kesedihan dan kerinduan.
Jalal berjalan pergi dari lapangan dengan terpincang-pincang menahan sakit di tubuhnya bekas lemparan dan pukulan. Jodha mengawasinya dari jauh. Dalam hati Jodha mengatakan, "yang mulia terluka parah, dia perlu diobati, tetapi bagaimana caranya? Dewa, kenapa kamu buat Saya berada dalam dilema seperti ini?" Jodha menghapus air mata di pipinya. Shehnaz melihat Jodha diam saja menegur, "lakshmi, kenapa kamu bengong? Ayo kita pergi ke asilum (pertapaan)." Jodha mengatakan dia kan pergi nanti dan menyuruh shehnaz pergi duluan. Tanpa membantah, shehnaz pun pergi.
Jodha menatap Jalal yang berjalan tertath-tatih denga sedih. Tiba-tiba Jalal sempoyongan. Refleks Jodha bergegas lari ke arahnya dengan niat ingin membantu. tetapi Todal mal muncul dan meraih tubuh Jalal yang hampir jatuh. Melihat itu Jodha segera menghentikan larinya. Todal mal mengatakan Jalal, "kamu? Apa yang terjadi?" Melihat itu Jodha segera menutupi wajahnya dengan dupatta. Jodha ingat pada Todal Mal, dia pernah bertemu dengannya saat melSayakan perjalanan ke tempat salim chisti di sikri. Todal Mal membanggil orang agar membantu nya memapah Jalal. Jodha mengucap syukur dalam hati, "terima kasih, kanha. Sekarang yang mulia akan baik-baik saja." Beberapa membantu Todal Mal memapah Jalal. Jodha mengawasi semuanya sampai dia merasa pasti kalau Jalal aman.
Jodha memasuki pondoknya dan langsung duduk bersimpuh di depan Kanha. Dia teringat bagaimana jalal mencaci makinya dulu, -"kamu gak malu memiliki hubungan dengan pria lain selain suamimu? Dan kamu sekarang gak mau mengSayainya!"- Jodha teringat bagaimana Jalal menunjuk wajahnya danbertanya, -"Ratu Jodha, apakah kamu kenal pria itu?" Jodha menjawab,"ya." Lalu Jalal hendak menamparnya tetapi gak jadi.- Jodha juga teringat bagaimana Jalal memutuskan hubungan denganya dan mengusirnya, -"Saya bebaskan kamu dari hubungan ini! Sebelum matahari terbit tinggalkan istana ini selamanya!"- Johda menangis tersedu-sedu.
Pada kanha, Jodha mengatakan, "kenapa kamu mengujiku, kanha? Kaisar memutuskan untuk membuangku dari kehidupannya, dia gak mempercayaiku. Lalu kenapa dia datang kesini? Dia sudah katakan apa yang dia ingin katakan padSaya. Dia telah menuduh Saya. Lalu kenapa dia kesini sekarang? Sangat sulit bagiku untuk menjauh dari dia. Saya tak mau tergoda untuk kembali pada dia lagi, kanha. Jangan lSayakan initerhadapku." Tiba-tiba angin kencang bertiup membuat diya di kakai kanha bergoyang-goyang. Jodha menutupi diya dengan kedua tanganya. Jodha mengatakan, "Saya tahu kalau dia gak bahagia sama seperti Saya sekarang. tetapi sekarang gak ada yang bisa di rubah. Saya gak punya pilihan. Jangan lSayakan ini padSaya."
Shehnaz masukkedalam pondok danmemanggil Jodha, "Laksmi," Jodha melirik Shehnaz dan segera menghapus air matanya. Shehnaz mengatakan, "kamu sudah oleskan obat di lukSaya. tetapi kamu lupa mengobati lukamu sendiri." Shehnaz duduk di depan Johda, melihat jodha menangis, Shehnaz kaget, "eih.. kamu menangis? -jodha mengusap airmatanya-kamu menangis karena kesakitan, bukan? Saya akan oleskan obat ini di lukamu. kamu akan segera sembuh. Ini akan sakit sedit.." Shehnaz mengoleskan obat ke luka di kening Jodha. Jodha berjingkat kesakitan, Shehnaz ikut-ikutan merasakan sakit dan meniup luka Jodha dengan perlahan. Jodha menatap Shehnaz dan mengatakan dalam hati, "kamu akan bisa mengobati luka di tubuhku, tetapi bagaimana dengan luka di hatiku? gak ada yang bisa mengobatinya." Selesai mengobati JOhda, shehnaz melihat obat di tangannya masih banyak, dia mengatakan, "obatnya masih banyak tersisa, andai saja kita bisa berikan obat ini pada pria itu.. maksudku, pria yang menyelamatkan nyawa kita, dia terluka parah," Jodha jadi sedih lagi mendengarnya."Lakshmi, besok kita bisa cari dia di kota. Begitu kita temukan dia, kita berikan obat ini padanya. Obat ini sangat ampuh. Ini akan bantu menyembuhkan dia." Jodha teringat saat di amngobati Jalal yang terluka tangannya saat berlatih pedang dengan lumpur dari bawah poho tulsi. tetapi shehnaz mulai ngelantur lagi. Dia mengatakan, 'tetapi Saya gak tahu apakah obat ini bisa mengobati patah hati dia atau gak." Dalam hati Jodha mengatakan, "Seandainya Saya bisa mengobati lukanya. Seandainya Saya bisa membantu dia pulih. Kanha, kumohon pastikan agar dia cepat pulih."
Di salah satu pondok yang lain di Asilum itu, jalal sedang berbaring di dipan. Tatapannya menerawang jauh seolah mencari keberadaan Jodha. Di wajahnya terlihat memar dan luka yang mengeluarkan darah. Todal Mal berdiri disampingnya dan menyapa, "kamu sudah sadar?." Jalal berusaha untuk mangun tetapi Todar mal menghalanginya, "Jangan bangun. Istirahat saja." Jalal menatap Todal Mal dan bertanya, "apa Saya mengenalmu? Saya merasa kalau kita pernah bertemu." Todal mal menjawab, '"dlu kita pernah bertemu. Jadi Saya tahu kalau kamu adalah kaisar." Jalal terkejut, "bagaimana kamu tahu?" Todal mal mengatakan kalau mereka dulu pernah bertemu. Jalal teringat saat dia bertarung untuk membantu Todal Mal dari serangan perampok. Todal mengatakan waktu itu dia mendengar Jalal bicar adengan Jodha, jadi dia tahu kalau Jalal adalah kaisar. Jalal berntanya, "kalau kamu mengenaliku, kenapa kamu gak bilang?" Todal menjawab, "karena saat itu kamu sedang menyamar. Itu sebabny aSaya sadar kalau kamu tak mau kalau jati dirimu di ketahui. Saya gak mau menciptakan masalah untukmu. Karena Saya mengenalimu, maka Saya hadiahkan kamu stempel yang di berikan mendiang ayahmu padSaya. Kaisar humayun memberi Saya stempel itu saat Saya melindungi ratunya. Saya ingin berikan stempel itu pada orang yang pantas mendapatkannya." Jalal terlihat lega dan mengatakan, "tentu. Saya gak tahu kenapa Saya gak menyadari kalau Saya sangat bersyukur padamu karena menolong ayahku. Dan sekarang kamu menolongku. tetapi... kenap akamu ada di mathura?" Todal mal mengatakan dulu di apernah memberitahu Jalal saat pertama kali bertemu, kalau dia membagi penghasilannya dalam beberapa bagian yang sama, "Saya gunakan sebagian untuk mengurus tanggung jawab sosialku. Dan sebagian untuk membayar pajak yang di pungut dari non muslim yang gak mampu membayarnya. Saya mendanai pertapaan/asilum untuk parantauan dan tuna wisma di mathura. Sekarang kamu ada di pertapaan itu. Apakah kamu kesini seorang diri? Apa ratumu gak bersamamu kali ini?" Jalal terdiam dan terlihat sedih.
Jodha sedang berjalan di luar saat dia mendengar orang-orang membicarakan Jalal. Jodha mendengarkannya. Wanita pertama mengatakan, "kudengar pria itu menyelamatkan nyawa seorang janda. Dia juga menyelamatkan nyawa Lakshmi dan shehnaz. Orang -orang melempari mereka dengan batu. Pria itu melindungi para wanita itu dari lempara batu. Dan dia terluka." Wanita kedua menimpali, "semoga dewa memberkati Todar Mal, dia membawa pria itu kesini tepat waktu. Mereka sudah memanggil tabib untuk mengobati dia.' Wanita yang ketiga bertanya, "apa pria itu ada di pertapaan ini?" Wanita pertama menjawab, "ya. dia da disini." Jodha yang mendengarnya jadi bingung, dalam hati dia mengatakan, 'yang muli asangat terluka parah. Kanha, tolong lindungi dia."
Sinopsis Jodha Akbar episode 219. Di pondok jalal, todar mal meminta maaf karena menanyakan Jodha. Jalal mengatakan, "Saya gak tersinggung dengan pertanyaamu, Todar Mal. tetapi sekatang situasiny asulit. Dan Saya gak tahu bagaimana menjawab pertanyaanmu. Yang bis Sayakatakan adalah, cinta itu memang hal yang aneh. Cinta bisa terjadi pada seorang kaisar maupun pengemis. Cinta membuat seseorang melSayakan hal yang gak pernah bisa di bayangkan." Todar mal mendengar keluhan Jalal bertanya, "sepertinya kamu sangat sedih mengenai sesuatu." Jalal tersenyum getir dan menjawab, "kamu benar. Anehnya, Saya sendiri yang bertanggung jawab atas kesedihanku ini. Karena kesalahanku ratu Jodha di paksa meninggalkan agra. Saya pergi dari kota ke kota untuk mencari dia. Saya sudah cari dia kemana-mana. Dia gak ada di kampung halamannya di Amer. Jodha adalah pengikut dewa krishna. Jadi kupikir dia pasti ke Mathura. Itu sebabnya Saya ke sini. tetapi kurasa dia gak ada di sini." Todal mal memberitahu Jalal, mathura adalah kotanya krishna. Krishna mengabulkan semua permintaan orang yang datang ke kota ini. Todar Mal yakin, Jalal akan segera menemukan ratu Jodha, "besik adalah hari raya holi. Kuharap hari raya ini akan membawa harapan dan kebahagiaan untukmu. kamu harus istirahat. Saya sudah memanggil tabib. Lukamu akan segera pulih. Jalal mengatakan, "Todar Mal, Saya ada permintaan padamu. Tolong beritahu tentarSaya kalau Saya ada di sini. Mereka pasti sedang mencariku." Todar mal menyetujuinya dan meminta Jalal agar beristirahat yang cukup. Todar Mal pergi meninggalkan jalal.
Tak lama kemudian dia datang lagi bersama seorang tabib. Tabib memeriksa luka jalal dan mengatakan kalau lukanya sangat dalam. Pengawal bertanya, "apa ada yang perlu di kuatirkan?" Tabib mengatakan, "gak ada, lukanya bisa di obati. Yang dia butuhkan adalah istirahat selama beberapa hari." Pengawal mengucapkan terima kasih. Tabib kemudian mengoleskan obat pad semu aluka yang ada di tubuh Jalal.
Jodha datang ke depan pondok Jalal sambil membawa mangkok obat. Seseorang menghampiri Jodha dan bertanya apakah dia butuh sesuatu? Jodha mengatakan, "ya. Saya membawa obat untuk pria itu. Obatnya sangat manjur. Kalau kamu oleskan ini di lukanya. pasti akan cepat pulih. tolong minta seseroang untuk oleskan obat ini pada luka di kepalanya." Jodha menyerahkan mangkok obat untuk Jalal pada orang itu yang segera membawanya masuk kedala pondok. Jodha mengawasinya dari luar.
Lelaki itu menemui tabib dan memberikan obat itu pada tabib. Todar Mal bertanya siapa yang memberikan obat itu? Lelaki itu menjawab, "seorang wanita." Tabib mengambil obat itu dan menciumnya, dia mengatakan, "wah, ini obat yang tepat untuk luka semacam ini. Semua bahan yang digunakan sangat tepat. Obat ini akan sangat manjur. Saya yakin, wanita yang membuat obat ini tahu banyak tentang pengobatan." Tabib segera mengoleskan obat itu pada luka-luka di tubuh Jalal. Jalal teringat saat Jodha mengobati lukanya waktu dia terluka ketika berlatih pedang. Dalam hati Jalal mengatakan, "Jodha, kamu biasanya selalu mengolekan obat di lukSaya. tetapi bagaimana carSaya mengobati luka di hatimu?" Jalal terus memikirkan jodha, tanpa tahu kalau yang dipikirkan ada di luar pondok sedang mengawasinya dengan cemas....