Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 112. Ruq menatap Jodha dan Jalal dengan tatapan sedih. Hoshiyar yang berdiri di belakangnya berkata, "Yang mulia, apakah anda sakit?" Ruq dengan sedih menjawab, "aku tak tahu apakah ini air mata penderitaan atau air mara kebahagiaan. saya selalu menyesal gak bisa memberikan keturunan pada Jalal. tetapi saya turut bahagia, dengan ratu Jodha, yang mulia mendapat kebahagiaannya." Satu persatu para Ratu memberi hadiah pada Jodha dan Jalal. Hamida bahkan dengan gembira mencium kening Jodha. Salima dan Jalal saling bertetapan. Dengan isyarat mata, Jalal bertanya tentang wanita bergelang hijau. Salima menggeleng. Jalal kecewa. Jalal juga melihat ke arah atgah dan bertanya dengan isyarat, Atgah juga menggeleng. Setelah semua ratu telah menyerahkan hadiahnya, giliran Ruq. Ruqaiya memberi salam pada Jalal dan Jodha dan berkata, "ini adalah upacara, ratu Jodha. Silahkan minun kesar (air kunyit) ini." Ruq mengambil gelas berisi kesar, lalu mengaduknya dengan sendok. Ruq akan mencicipi kesar itu terlebih dahulu, tetapi Jodha mencegahnya. Jodha berkata kalau dia percaya pada Ruq, "aku tahu kau akan menganggap anakku seperti anakmu sendiri." Ruq tersentuh mendengarnya. Dia memberikan gelas kesar pada Jodha yang segera meminumnya. Jalal melihat gelang di tangan Ruq, lalu memalingkan wajah dengan sedikit malu. Ruq menatap Jodha yang sedang minum kesar pemberiannya dan berkata dalam hati, "aku tak mengerti apa yang kudengar tentang dirimu, Ratu Jodha. Itu benar atau seperti yang kulihat sendiri."
Jalal kembali duduk di samping Jodha. Salima datang memberi mereka hadiah. Jodha menerima hadiah itu. Salima menatap Jalal dan berpikir, "Bahkan sebagai seorang raja yang kau lakukan demi rakyat, tak ada yang bisa melakukannya seperti anda, yang mulia. Orang mungkin gak tahu, meski impian anda telah hancur, anda berjuang demi mencari kebenaran. Kemampuan anda membedakan anda dari raja yang lain." Di saat bersamaan, Jalal juga sedang berpikir, "hari ini saya harus cari tau siapa orang yang mencoba menjebak Jodha." Salima juga berpikir serupa, "siapa dia? jika dia tinggal di istana ini, dia pasti hadir dalam upacara ini."
Tiba-tiba seorang pelayan memakai gelang hijau melintas di depan Salima sambil membawa nampan. Jalal juga melihatnya. Salima dan Jalal saling memandang dan mengangguk. Jalal memanggil pengawal dan menyuruhnya memanggil pelayan itu. Mendengar itu, dengan sengit Jodha berkata, "kau selalu medapatkan apa yang kau inginkan. Kau perlakukan pelayan seenaknya karena kau seorang raja." Jalal berkata kalau dia membutuhkan pelayan itu karena ada pekerjaan. Jodha menyahut, "seperti 'perkerjaan' yang kau lakukan padaku kan?" Jalal menatap Jodha dan memutar matanya dengan kesal, "aku tak akan menjelaskan padamu." lalu Jalal meninggalkan Jodha yang juga terlihat kesal.
Jalal menemui pelayan dan menyuruh pengawal pergi meninggalkan mereka berdua saja. Jalal berkata pada pelayan, "aku melihat gelang di tanganmu, di mana benang suci itu?" Pelayan mengatakan kalau dia gak memakai benang suci. Pelayan membuka lengan bajunya dan menunjukan tanganya. Jalal memgancam akan memenggal kepalanya kalau dia bohong. Sekali lagi Jalal bertanya di mana benang suci itu. Pelayan memberitahu Jalal kalau gelang mewah itu bukan miliknya, tetapi milik Bakshi Bano, "aku membantunya berhias, dia senang dengan hasilnya lalu putri bakshi bano memberikan gelang ini sebagai hadiah, yang mulia." Jalal terpukul mendengarnya. Dia meminta gelang itu. Pelayan memberikannya. Jalal kemudian menyuruh pelayan itu memanggil Bakshi bano.
Pengawal membawa Bakshi Bano menemui Jalal. Sharifudin melihatnya dan menjadi tegang. Bakshi menemui Jalal di kamarnya. Dia memanggil, "kakak.." Jalal menoleh dan menatap bakshi dengan lembut. Jalal menghampiri Bakshi, mengelus kepalanya dan mencium keningnya. Lalu dengan pandangan sedih dia bertanya, "kau telah menaburkan ramuan pada makanan Ratu Jodha, kan?" Bakshi terperanjat kaget. Matanya berkaca-kaca dan mulai menanggis. Jalal berkata, "yang membuatku kesal adalah karena pelakunya seseroang yang saya percaya. ~Bakshi meminta maaf~ Tidak, saya tak ingin penjelasan. Jika saya seorang yang pemarah, saya mungkin sudah mengamuk. saya tak ingin melihatmu menangis, tetapi kau ingin menyakitiku. Kau tahu saya tak pernah melakukan hubungan intim dengan Jodha. Saat saya dengar kehamilannya...itu membuatku sakit hati. tetapi itu tak masalah buatmu. Kau ingin saya menganggap dia pengkhianat atau kau ingin dia pergi dari Agra, bukan begitu? Mengapa kau sangat membencinya bakshi? Sampai kau rela menyakiti kakakmu sendiri? Kau tahu saya harus menanggung rasa benci Ratu Jodha karenamu. Dia berpikir saya melakukan hubungan intim dengannya dan mengingkari janjiku. Dia meragukan aku, karena jika saya tak pernah berhubungan dengannya bagaimana dia bisa hamil? ~Jalal mengelus kepala Bakshi~ Sekarang katakan padaku, bagaimana saya akan memberitahu kalau dia gak hamil? Bagaimana saya akan mengatakan padanya kalau adikku memberinya obat untuk mempermalukan dia di depan umum? Bagaimana saya menyampaikannya? Bahkwa adikku ingin merusak harga dirinya? Kau tahu, saya tak pernah percaya siapapun dalam hidupku bahkan bayanganku sendiri, tetapi saya percaya pada Jodha. Sekarang katakan, kenapa kau lakukan itu? Katakan padaku! Apa kau lakukan ini karena dia putri hindu? Atau ada alasan lain? katakan padaku apa alasanmu, sampai kau ingin merusak harga diri wanita yang suci? Kau tahu kalau saya sedang mendambakan seorang anak, apa kau tak berpikir bagaimana perasaanku jika impianku hancur? saya bersyukur pada Allah karena telah memberiku kekuatan untuk menjalani semua ini. Jika tidak, mungkin saya sudah membunuh Jodha. Tapi, kau bakshi.. mengapa kau membunuh tabib untuk menyembunyikan kejahatanmu? Hebat..!" Bakshi menyahut cepat, "tidak kakak. saya memang menaburkan ramuan pada makanan ratu Jodha, tetapi saya gak membunuh hakim itu. Kaulah yang memberitahuku tentang pembunuhan ini. Baijan (kakak) Allah tahu, saya tak bermaksud melakukan ini. Allah tahu kalau saya sangat menghormati ratu Jodha. saya dipaksa melakukan ini. saya gak tahu mengapa dia ingin memisahkanmu dari Jodha. saya melakukan ini atas perintahnya." Jalal bertanya, "siapa yang memerintahkanmu, Bakshi?" Bakshi menjawab, "suamiku, Sharifudin.." Jalal terbelalak tak percaya. Sharifudin yang menguping pembicaraan Jalal ikut kaget dan tegang.
Jalal bertanya alasan Sahrifudin melakukan itu. Bakshi menjawab kalau dia gak tahu. Bakshi kemudian menceritakan segalanya. Bagaimana sharifudin mengancam akan menceraikan dirinya kalau gak mau malakukan perintahnya. Bagaimana dia pertama kali menaburkan ramuan pada jus yang di berikan Resham pada Jodha. Hingga pertemuannya dengan tabib untuk meminta ramuan karena botol ramuannya pecah. Dan bagaimana dia memberitahu sharif tentang itu semua. Mendengar penjelasan bakshi, Jalal berkata, "ini bukan hanya konspirasi, tetapi juga pemberontakan, Bakshi. Dan kematian adalah hukuman satu-satunya untuk pembelot. Sharifudin bukan hanya ingin merusak hubunganku dengan Jodha, tetapi dia juga telah membunuh tabib itu. Seperti hukum agama kita, pembunuh di hukum mati. Yang kau lakukan juga bukan kejahatan biasa. saya akan memutuskan hukumanmu besok. Sekarang saya akan membunuh Sharifudin." Jalal segera menghunus pedangnya dan melangkah pergi. Bakshi bano mengejarnya dan merangkul kakinya, "kakak, saya mohon jangan lakukan ini! Kumohon, pikirkanlah kebahagiaanku, kakak! Maafkan aku! Kumohon jangan membuatku jadi janda lagi. saya sangat mencintainya, kakak! saya takkan bisa hidup jika terjadi sesuatu pada dirinya." Mendengar tangisan Bakshi, wajah Jalal yang mengeras karena amarah, melembut. Dia menyarungkan pedangnya dan membantu Bakshi banu berdiri. Seorang pengawal datang, Jalal menyembunyikan bakshi dibalik punggungnya. Pengawal memberitahu kalau Sharifudin meninggalkan istana tanpa perintah kerajaan dan tanpa alasan. Jalal menyuruh pengawal pergi dan menarik tangan bakshi, "kalau saya mau, saya bisa mengejarnya dan membunuhnya sekarang. tetapi saya bisa menangkapnya nanti. Sekarang ada sesuatu yang lebih penting yang harus di lakukan. Ikut denganku!" Jalal merangkul punggung Bakshi agar mengikutinya.
Jodha sedang hilir mudik dikamarnya memikirkan Jalal yang memanggil pelayan. Dalam hati Jodha berkata, "caranya memperlakukan ratu dan pelayan sama saja. Wanita hanya alat untuk memenuhi keinginannya. Dulu saya membenci dia saat saya masih di Amer. Setelah tahu dirinya yang sebenarnya, kebencian itu berubah menjadi emosi." Jalal datang bersama Bakhsi bano. Jalal mendorong tubuh bakshi bano hingga terjatuh di sofa. Jodha berteriak dan segera membantunya berdiri. Dengan marah Jodha menghampiri Jalal dan menegurnya, "apa yang kau lakukan? Dia bukan pelayan, dia itu adikmu. Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" Jalal menatap Jodha dan berkata, "apakah kau gak tahu, ratu Jodha, kalau kau gak hamil?" Jodha tercengang. Dia menatap Jalal dan Bakshi bergantian, "apa maksudmu? Lelucon macam apa ini?" jalal berkata, "aku gak bercanda, Ratu Jodha. Kau gak hamil, bakshi bano akan menjelaskannya padamu." Jodha menatap Bakshi Bano yang menangis. Jalal melanjutkan, "mungkin kau akan mengerti setelah dia jelaskan perbuatannya." Lalu kata Jalal pada bakshi, "katakan padanya!" Bakshi denga takut-takut berkata pada Jodha, "maafkan aku, kakak ipar. saya telah melakukan dosa yang besar. saya ingin menjebakmu. Kau gak hamil." Jodha dengan mata-mata berkaca-kaca menatap jalal yang juga sedang menatapnya. Bakshi menceritakan semuanya. Jodha sangat terpukul. Bukan karena perbuatan Bakshi, tetapi karena perlakuannya pada Jalal selama ini. Jodha menatap Jalal dengan penuh rasa sesal. Jalal tanpa berkata apa-apa meninggalkan kamar Jodha. Jodha tertunduk sedih.
SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 113