 |
| Sinopsis Kosem 2 Murad IV Episode 12. |
Ketika keluar dari ruangan has oda, ayse langsung menuju ketempat silahdar untuk tahu apa yang terjadi. sultan murat bersikap aneh belakangan ini, ia pergi malam hari dan tak seorangpun tahu kecuali dirimu kata ayse. tak ada alasan untuk cemas, ini adlah kepentingan negara kata silahdar.”pada malam hari?? ataukah ini putri baru itu, apakah ia bersamanya??” tanya ayse to the point saja. tenanglah, tempat anda dan yang mulia terpisah kata silahdar, jadi ia memang bersama wanita itu kata ayse kemudian. pada saat yang sama, tampak para sipahi berbaris menuju istana.semua orang berlari menyingkir ketika para sipahi itu lewat.
Diharem, kosem berjalan turun dari ruangannya. ia bertanya kepada haci masalah dijalan semalam dan juga banyak mayat bergelimpangan. semalam sultan murat membunuh semua sipahi yang ia temui, ia juga memintaku membacakan dekrit kata haci. dekrit apa? tanya kosem, aku sendiri tak tahu ujar haci. sementara itu murat sedang berada didivan, seorang pasa berkata jika para sipahi berbaris menuju istana menuntut haknya, apa perintah anda?? tanya si perdana menteri. Murat kemudian berkata dengan tegas untuk mengumpulkan semua sipahi, jannisari , para cendekiawan dan juga orang orang dipintu gerbang, aku akan mengadakan sidang dewan terbuka dan aku ingin mereka menjadi saksinya.
SEmua sultana berkumpul diharem, atike berkata jika ini patilah hal yang sangat penting sampai murat mengumpulkan smeua orang di harem, ayse lalu berkata jika ia mendengar kabar kalo sipahi berbaris menuju istana, pemberontakan sudah dekat katanya. inilah yang akan terjadi , tapi sultan murat tak mendengarkan siapapun kata gev sinis. atike menatap kakaknya dan maklum dengan perkataanya setlah ia kehilangan suami karena murat. tak lama kemudian diumumkan jika kosem akan masuk kedalam.
Murat sedang berdoa dalam sholatnya.”aku adalah sultan murat, anak laki laki dari sultan ahmet dan lahir dari ibu kosem sultan, pada usia muda aku bebas dari kecemasan dunia tanpa tahu aroma darah, mengambil tahta dipundakku. aku adalh murat, aku ada dibawah bayang bayang kekuatan ibuku dan juga ambisinya, dimana keberanian dan kecerdasan diabaikan, seseorang yang kehilangan orang orang yang dicintai karena sebuah permainan kekuasaan. untuk menumpas penindasan yang ditunjukkan kepadaku, aku adlah murat, jika aku ingin menjadi pemimpin yang seebenarnya, pertama tama aku harus mendapatkannya, aku tak akan pernah berbagi kekuasaan dengan siapapun!!!!”kata murat. tampak beberapa pelayan membantunya memakai kaftan dan juga mahkota. murat berjalan menuju pintu gerbang.
Sedagnkan haci mulai membacakan dekrit yang dikeluarkan oleh sultan murat.”salamku dan rasa terima kasihku .juga untuk semua rakyatku terutama untuk ibuku tersayang, kosem sultan yang telah selama 10 tahun aku duduk diatas tahta memerintah kesultanan dan sukses karena pengorbanan dan juga kerja kerasnya, tapi bagaimanapun sebagai penerus maka harus ada perubahan dan untuk alasan inilah aku menghentikan kepemimpinan valide kosem sultan”
Tampak kosem menerima itu dengan tenang meski hatinya bergejolak, wajah atike dan gev terlihat terluka, apalagi gev hingga menitikan air matanya. hanya ayse yang tersenyum tipis senang dengan keputusan murat itu.
Sementara murat bersiap untuk menuju pintu gerbang utama. aku adalah murat, hati dan jiwaku terbelah seperti laut merah, murat yang sudah kehilangan musanya dan sekarang harus berhadapan dengan firaun, aku bersumpah jika aku tak merobek hati mereka dan meminum darahnya maka para penindas itu akan terus menghina dan mengancam ku dan keluargaku, dan kesultananku pasti akan hancur.Baca Selanjutnya Sinopsis Kosem 2 Murad IV Episode 13
