Sinopsis Mohabbatein Antv - Setahun Pernikahan Raman Ishita. Tuan Bhalla sedang menghibur istrinya, Amma juga datang kesana dan menghibur nyonya Bhalla untuk tak khawatir soal Adi “Kamu bisa membenci Shagun tapi kamu juga mengurusi Adi dengan sangat baik, Madhu”, “Iyaaa, aku juga membuat makanan dosa untuknya dan ia akan datang kesini untuk makan ayam, kamu bisa mengirimkan Chole Puri untuknya, Toshi” sahut Amma “Terima kasih, Madhu”, “Toshi, bagaimanapun juga, Ruhi, Adi dan Shravan adalah sama untuk kita, mereka itu cucu cucu kita juga” saat itu Neelu datang dan memberitahu mereka kalau para tamu sudah datang, mereka pun bergegas menemui para tamu, Amma menyeka airmatanya dan meminta besannya untuk menemui tamu
Rupanya Pammi datang dengan membawa lamaran untuk Rinki dan menunjukkan foto calon pengantin laki laki yang hendak dijodohkan dengan Rinki pada semua orang, kakak calon pengantin laki laki yang bernama Dimple dan suaminya ngobrol dengan mereka “Kami menyukai foto Rinki yang dikirimkan oleh nyonya Pammi”, “Tapi kami belum bertanya pada Rinki, sekali saja ia mengatakan iya mau, maka kami akan melakukan proses ritual pernikahannya” Raman menimpali ucapan Dimple “Iyaa, kami juga ingin mengatur pernikahannya berdasarkan cinta dan adikku itu akan pulang ke India segera, kami akan mengatur pertemuannya dengan Rinki” ujar Dimmple lagi
Sinopsis Mohabbatein Antv - Setahun Pernikahan Raman Ishita |
Raman menemui Amma dan Appa, kemudian memberikan surat persetujuan dan berkata pada Appa “Ayah mertua, tuan Maholtra sudah menandatanganinya dan ia juga meminta maaf dengan meminta ayah untuk bekerja kembali dengannya”, “Terima kasih, Raman ,,, tapi aku tak bisa menerimanya” sahut Appa “Aku akan merasa kalau ayah mertua memaafkan aku jika ayah menerima tawaran ini” Raman berusaha meyakinkan ayah mertuanya “Ibu mertua, tolong yakinkan ayah” akhirnya Appa setuju “Baiklah, seperti yang kamu katakan” Raman sangat senang mendengarnya
Raman kemudian pulang kerumah dan dilihatnya Ishita sedang sibuk menjahit dikamar, Raman merasa kesal “Tidak ada seorangpun yang mempunyai waktu ! Kenapa kamu mengambil tugas untuk pernikahannya Rinki kalau kamu sendiri tak punya waktu”, “Kamu sendiri bahkan tak bisa menerima telfon, kamu juga lebih sibuk dari aku” balas Ishita, kemudian mereka berdua mulai membahas tentang mencari laki laki yang baik untuk Rinki ”Kamu ini tak memberikan aku waktu, Raman ,,, paling tak menghabis waktu bersama untuk membahas masalah ini” Raman langsung menyahut ucapan Ishita “Seorang pria yang sudah menikah tak akan pernah bahagia” Ishita tertegun
Sementara itu Romi mencuri dompetnya Shagun, Romi dan Shagun bertengkar satu sama lain “Siapa nanti yang akan memenuhi kebutuhanku ? Keluargaku telah mengabaikan aku, apa yang akan kamu katakan pada keluargaku ? Aku sendiri tak bisa mengatakannya pada ibuku, aku sangat mencintainya tapi jika aku mengatakan pada ibuku maka aku akan mati dan mengajak kamu juga, Shagun !” ancam Romi, Shagun merasa cemas “Aku harus mengamankan tempatku dirumah ini dan aku juga harus berhati hati” bathin Shagun
Tengah malam, Ishita terbangun dari tidurnya karena mendapat telfon darurat dari klinik “Baiklah, aku akan datang” Ishita melirik kearah Raman yang tertidur disebelahnya, Ishita mengira kalau Raman masih tertidur, kemudian Ishita bergegas pergi ke klinik, ketika Ishita sampai di kliniknya, security klinik mengatakan kalau anak yang mau berobat ini menangis terus sedari tadi, begitu Ishita mendekat, Ishita meminta agar anak itu jangan menangis, ujar Ishita sambil mempersiapkan dirinya dengan mengenakan kaos tangan plastik dan mempersiapkan alat alatnya untuk melakukan pengobatan, kemudian Ishita bergegas masuk hendak menemui anak tersebut tapi ternyata apa yang dilihatnya disana diluar dugaan,
Ishita kaget ternyata di dalam hanya ada Raman yang mengenakan pakaian ala pria Tamil lengkap dengan selendang putihnya yang nangkring dibahunya dengan hiasan lilin dan bunga yang tersebar dimana mana di dalam ruangan tersebut “Raman ,,, ?” Raman langsung berbalik dan menatap ke arah Ishita dengan senyum manisnya, perlahan Ishita menghampiri suaminya itu dan kemudian Raman melepaskan pakaian kebesaran dokter gigi Ishita dan juga sarung tangan plastik yang dikenakan istrinya ini kemudian menutup mata Ishita dengan tangannya sambil berkata “Happy anniversary” tepat pada saat itu kelopak bunga mawar merah jatuh diatas kepalanya, Ishita benar benar tak meyangka kalau Raman akan seromantis ini dengan menghujaninya kelopak bunga mawar merah yang banyak sekali, Ishita dan Raman saling memandang dan tersenyum,
Kemudian Raman memberikan sekuntum bunga mawar merah sambil berkata “Terima kasih karena kamu telah datang dalam kehidupanku” kemudian bunga mawar yang kedua “Terima kasih karena kamu mau menjadi ibu Ishinya Ruhi, membesarkan Ruhi, menerima keluargaku yang gila dan juga membuatku menyadari kalau aku ini hidup dan membuat hidupku menjadi sebuah kehidupan yang lebih baik” ujar Raman sambil memberikan kuntum bunga mawar merah berikutnya, Ishita terharu dan tak mampu berkata apa apa lalu mencium aroma bunga mawar merah tersebut “Dulu satu tahun yang lalu pada hari ini kita menikah” Ishita langsung memeluk Raman dengan perasaan bahagia yang tak tertahankan sambil berkata “Happy anniversary, Raman ,,, terima kasih karena kamu telah membuat hari ini menjadi sangat special, semua ini sungguh sangat indah” ujar Ishita sambil melonggarkan pelukkannya
“Apakah kamu lupa ?”, “Tentu tidak” mereka berdua kembali beradu pendapat seperti biasa, sebuah pertengkaran yang manis yang selalu mereka lakukan “Kamu tahu, kejutan untukmu baru akan aku buat besok” Raman tersenyum mendengarnya “Yang terakhir kali, seluruh keluarga ikut bersamamu dalam kejutanmu”, “Aku janji kali ini kita hanya akan menghabiskan waktu berdua saja, tak ada yang lain” Ishita dan Raman tertawa geli “Aku pikir aku harus mengatakannya sekarang, kita akan membiarkan resepsionis dan security karena mereka masih berada disini”, “Lalu bagaimana dengan tangisan anak anak itu ?” tanya Ishita heran “Aku memutar rekamannya”, “Pintar juga ya !” puji Ishita “Ayooo, kita pergi” Raman dan Ishita bergegas pergi dari sana, begitu sampai di pintu depan, resepsionis dan security mengucapkan happy anniversary pada mereka dengan memberikan sekuntum bunga mawar merah ke Ishita, Ishita dan Raman sangat berterima kasih pada mereka berdua
Malam itu rupanya tuan Bhalla dan Appa juga sedang bertemu dan teringat hari itu dimana mereka memutuskan untuk menikahkan kedua anak mereka berdua, mereka mengira kalau semua orang lupa pada hari ulang tahun pernikahan Raman dan Ishita yang pertama kali “Istriku Toshi saat ini sedang begitu gelisah memikirkan Romi dan Rinki, sedangkan Ishita tadi pergi ke klinik, katanya ada panggilan darurat disana” ujar tuan Bhalla, padahal pada saat itu Ishita dan Raman sedang duduk di depan mobil Ishita sambil menikmati malam berdua diluar, mereka berdua ngobrol tentang kenangan keluarga mereka “Kamu tahu, keputusan ayahmu dan ayahku yang menyuruhku untuk menikahimu adalah langkah yang tepat tapi kita selalu bertengkar setiap hari” Ishita tersenyum mendengar cerita Raman “Raman, bagaimana kalau kita pura pura mengabaikan mereka dengan mengatakan kalau kita ini sangat sibuk, kita akan merayakan hari jadi kita ini sendirian saja dengan mengatakan kalau kita akan pergi untuk bekerja, bagaimana ? Lalu kita akan merayakannya dengan mereka pada malam harinya” ujar Ishita,
Rupanya saat itu nyonya Bhalla dan Amma sedang kebingungan mencari suami mereka yang tiba tiba pergi ditengah malam begini, mereka berdua mulai mencari suami mereka bersama sama, ditempat Raman dan Ishita, Raman bertanya tentang rencana Ishita besok pagi “Kamu harus sabar sayang, aku tak akan mengatakan apa apa sekarang, semuanya masih rahasia” Raman tersenyum sambil memeluk Ishita dari samping, Raman dan Ishita saling tersenyum satu sama lain.