Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 3

Posted by

Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 3. Meethi : ketika seseorang memberikan barang-barang lamanya, mainan dan pakaian-pakaian lama kepada orang lain dan berkata bahwa ia gak membutuhkannya lagi, orang-orang menyebutnya uttaran.

Tamanna : Artinya pakaian lama ini adalah uttaran?

Akash : gak nak. Ibu Meethi mu gak mengerti arti uttaran yang sesungguhnya. Uttaran adalah, saat kau berbagi sesuatu yang kau miliki dengan orang lain. Seperti kasih sayang dan rasa hormat, yang berharga bagimu, itu disebut uttaran.

Meethi tersenyum.

Meethi : Aku gak sadar bahwa itu juga arti dari uttaran.

Tamanna : Apakah gak apa-apa memakai uttaran kak Rani? Artinya kak Rani memberikannya padaku dengan kasih sayang?

Akash : Ya. Ini adalah kasih sayang kakakmu untukmu.

Akash menggendong Tamanna ke meja makan.

Akash : Kita harus sarapan sekarang.

Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 3
Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 3
Tamanna tersenyum kearah Rani namun Rani membalasnya dengan tatapan penuh kebencian. Meethi memberikan sepotong kue coklat kepada Tamanna.

Tamanna : Bisa tolong ambilkan sendok dan pisaunya?

Meethi : Tentu saja.

Akash mengambilkan pisau dan sendoknya untuk Tamanna.

Tamanna : Terimakasih!

Meethi dan Akash tersenyum melihat tata krama Tamanna di meja makan. Rani gak senang melihatnya, ia pun berdiri dari tempat duduk.

Rani : Aku sudah gak punya waktu lagi, aku akan berangkat dengan paman supir!

Meethi : Habiskan dulu jus mu Rani, Rani!

Rani pergi tanpa menghiraukan kata-kata Meethi.

Ekadish : Akash, kau harus hati-hati jika ingin memanjakan orang luar.

Ekadish hendak meninggalkan meja makan.

Akash : Ibu, dengarkan aku sebentar. Tamanna bukan orang luar sekarang, aku dan Meethi sudah memutuskan untuk mengadopsinya. Mulai sekarang semua yang ada di rumah ini adalah milik Rani dan Tamanna. Tamanna akan belajar di sekolah yang sama dengan Rani.

Ekadish gak menghiraukan kata-kata Akash dan kembali ke kamar.

Damini dan nenek buyut berkunjung lagi ke rumah Bundela.

Damini : Nyonya Ekadish, jgn fikirkan masalah darah daging sendiri, orang luar dan nama baik keluarga. Jika para orangtua gak membicarakan masalah ini, kurasa kita bisa lebih mudah membesarkan kedua anak itu. Akan lebih baik utk kita semua dan masa depan mereka jika kita gak mengajarkan sifat iri hati.

Ekadish : Aku mengerti, namun Rani adlh darah dagingku, ia adlh pewaris dikeluarga ini. Rumah ini akhirnya mendapat pewaris setelah berdo'a cukup lama.

Meethi pulang bersama Rani dan Tamanna.

Meethi : Mulai skrg jgn bicara lagi denganku!kembali ke kamarmu!

Rani : Aku gak akan pernah bicara denganmu lagi. Kau hanya menyayangi Tamanna. Fikirkan saja dia!Jgn fikirkan aku. Chameli meninggalkanku disini karena berfikir bahwa kau akan sangat menyayangiku. ia gak tau kalau kau akan membawa anak perempuan lain ke rumah ini, menjadikannya adikku dan lebih menyayanginya daripada aku!Aku mau kembali ke kamar!

Rani berlari keatas.

Ekadish : Hei cucuku!

Tamanna memberi salam kepada para nenek.

Ekadish : Hei menantu, ada apa dengan cucuku?

Meethi : Tdk ada apa-apa bu. Tamanna, pergilah mandi. Ibu akan menyiapkan makanan utkmu.

Tamanna : Kak Rani pasti juga belum makan. .

Meethi : Nanti ibu bawakan makanan utk kalian berdua. Pergilah ganti baju.

Tamanna naik keatas.

Ekadish : Hei, jawab pertanyaanku. Ada apa? Kenapa kau memarahinya?

Meethi : Rani mulai kurang ajar. ia menyebut Tamanna anak yatim piatu dihadapan semua orang di sekolahnya. ia bilang Tamanna duduk dipinggir jalan dan aku membawanya pulang ke rumah.

Damini : Bagaimana bisa anak kecil berfikir seperti itu? Jika kita orang dewasa menghindari kata-kata seperti itu maka anak-anak juga gak akan bicara seperti itu.

Ekadish : Ini adlh rumah Rani, ia boleh bicara apapun yang gak disukainya.

Damini : Aku tau ia merasa marah karena ia masih kecil, namun kata-kata seperti itu gak baik utk diucapkan.

Nenek : Meethi, kau lihat sendiri kehadiran Tamanna di rumah ini berdampak buruk pada Rani. Sikap dan cara berfikirnya akan jadi lebih buruk di masa depan. Rasa iri hati ini akan menjadi lebih besar di masa depan.

Meethi : Itu gak akan terjadi nek. Bagaimana kalau mereka berdua adalah putri kandungku? Apakah sikapnya akan sama seperti itu? gak kan?

Meethi : Aku gak mengerti kenapa Rani bisa berfikir seperti itu. Aku bisa mengerti rasa iri hati 2 orang anak perempuan dari keluarga berbeda yang tinggal dibawah 1 atap, namun Rani dan Tamanna adalah putriku. Aku sudah belajar banyak dari ibu Ichcha dan bibi Tapasya.

Meethi : Aku dan Mukhta juga mengalami hal yang sama. Aku gak ingin Rani dan Tamanna juga mengalaminya. Aku berjanji gak akan ada rasa iri hati dan kebencian diantara mereka berdua. Aku akan membesarkan mereka dengan suatu cara yang membuat mereka terlihat seperti kakak adik kandung.

Ekadish : Itu gak mungkin. Darah daging tetaplah darah daging, orang luar tetap orang luar.

Ekadish naik keatas untuk bicara pada Rani.

Damini : Meethi, apa kau yakin kau bisa melakukannya?

Meethi : Pasti bisa.

Akash, Meethi dan Ekadish memberi kejutan kepada Rani ditengah malam. Akash meniupkan terompet ulangtahun ketelinga Rani.

Akash : Selamat ulangtahun bonekaku!

Meethi : Selamat ulangtahun Rani!

Saat Akash memasangkan topi ulangtahun dikepala Rani, Rani menatap takut-takut kearah Meethi. Meethi pun tersenyum.

Meethi : Selamat ulangtahun!

Ekadish : Ini semua hadiah untuk cucuku.

Rani : Ini semua untukku?

Rani tersenyum bahagia.

Tamanna berdiri didepan pintu kamar Rani, hanya Meethi yang menyadari kehadirannya. Tamanna tersenyum dan meletakkan kartu ucapan ulangtahun untuk Rani didepan pintu kamar. Saat Tamanna berjalan meninggalkan kamar Rani, selembar kartu ucapan lain jatuh dari dalam buku gambarnya. Meethi lalu memungut kedua kartu ucapan tersebut.

Kartu yang pertama adalah kartu ucapan selamat ulangtahun untuk Rani dan kartu satunya lagi berisi selamat ulangtahun untuk Tamanna sendiri.

Meethi : Selamat ulangtahun dari Tamanna untuk Tamanna? Artinya ini adalah hari ulangtahun Tamanna juga? Kami semua hanya menyiapkan pesta ulangtahun untuk Rani. ia anak yang sangat baik, ia gak mengatakan apapun atau menunjukkan kalau hari ini adalah hari ulangtahunnya juga.

Meethi tersenyum memikirkan pesta kejutan untuk merayakan ulangtahun Rani sekaligus Tamanna.

Ruang tamu dipenuhi hiasan balon untuk merayakan pesta ulangtahun Rani, beberapa orang teman Rani diundang untuk memeriahkan acara. Semua anak memberikan kado dan mengucapkan selamat ulangtahun kepada Rani.

Damini : Selamat ulangtahun Rani! Rani, dimana Tamanna adikmu?

Rani : gak tau.

Damini : Kalau Meethi?

Rani : gak tau.

Meethi : Aku disini.

Rani tersenyum melihatnya, namun senyuman Rani sirna saat melihat Tamanna muncul dengan gaun dan model rambut yang sama dengannya.

Akash turun membawa kue ulangtahun Tamanna.

Akash : Kejutan. .

Meethi : Kalian tau? Ini adalah hari ulangtahun Tamanna juga!

Akash menaruh kue ulangtahun Tamanna disamping kue ulangtahun Rani. Rani shock melihat teman2nya berjalan mendekati Tamanna dan mengucapkan selamat ulangtahun untuknya.

Damini : Ternyata kedua putri kalian lahir dihari yang sama.

Meethi : Iya. Ayo Tamanna, kita potong kuenya.

Ekadish : Biarkan Rani yang memotong kuenya duluan, ia lebih tua.

Meethi : Ayo Rani, ini pisaunya.

Rani kemudian melempar kue ulangtahunnya.

Rani : Aku gak ingin merayakan ulangtahunku dengan orang lain! Ini adalah hari ulangtahunku! Bukan dia!

Damini teringat saat Ichcha kecil melempar kue ulangtahunnya waktu tinggal di kampung dulu.

Damini : Oh Dewa, kisah lama terulang kembali.

Meethi : Rani! Jaga sikapmu! Jangan melewati batas!

Rani : gak ada yang peduli dengan sopan santun! Hanya kau yang tau caranya bersikap!

Meethi : Rani!!!

Meethi hampir menampar Rani.

Ekadish : Meethi!!

Rani : Kau gak menyayangiku. Kau hanya menyayangi Tamanna. Kau sudah dapat mainan baru bukan? Aku gak akan pernah bicara denganmu lagi!

Rani berlari ke kamarnya.

Ekadish : Cepat atau lambat ini pasti akan terjadi.

Rani masuk kedalam kamar dan menangis disamping tempat tidur.

Rani : gak ada yang menyayangiku, bahkan ibu Meethi. Entah kenapa ia membawa Tamanna itu kemari. Aku gak butuh adik perempuan, aku hanya butuh ibu Meethi dan ayah. Hanya ibu Meethi dan ayah!
eman-eman Rani pergi meninggalkan rumah Bundela.

Meethi : Hari ini aku sudah kalah, Akash. Aku gak bisa menjadi ibu yang baik. Aku gak mengerti bagaimana cara memperbaiki jalan fikiran Rani. Bagaimana cara menjelaskan kepada Rani betapa aku menyayanginya?

Tamanna : Ibu Meethi, jgn menangis. Aku gak suka melihatnya, kumohon kembalikan saja aku. Kau seperti ibu peri bagiku, ayah pernah bilang bahwa ibu peri gak pernah menangis. Semuanya akan baik-baik saja setelah aku pergi dari sini. Kak Rani gak akan marah dan ibu Meethi ku gak akan menangis.

Akash berlutut dihadapan Tamanna.

Akash : Putriku benar-benar pintar, kau gak ingin ibu Meethi mu menangis bukan? Siapa yang akan membuatnya tersenyum dan menghapus airmatanya jika kau pergi? Ibu Meethi akan sangat senang kalau kau tetap tinggal bersama kami.

Tamanna mengangguk, Akash mencium Tamanna dan mengembalikan senyuman diwajahnya.

Ekadish : Putraku, menantuku, sudah cukup kemurahan hati kalian. Skrg putuskanlah 1 hal, siapa yang akan tinggal di rumah ini? Rani atau Tamanna? Jika mereka berdua sama-sama tinggal disini, hanya akan menyebabkan byk masalah. Rasa iri hati dan dendam mereka akan terus berlanjut dan semakin bertambah. Kalau sekarang saja sudah seperti ini, coba fikirkan apa yang akan terjadi di masa depan?

Nenek : Nyonya Ekadish, ini bukanlah cara yang tepat utk menerangi masa kecil seseorang. Bertahun-tahun yang lalu aku juga pernah melakukan apa yang kau lakukan hari ini. Hari ini aku akui kalau semua itu adlh salahku. Saat ini Meethi berada diposisi Damini waktu dulu, kau ada diposisiku. Anak-Anak hanya akan belajar dari apa yang kita ajarkan atau bagaimana cara kita membentuk pola fikir mereka. Lihatlah Meethi hari ini, seandainya aku gak pernah mendorong Tapasya utk memilih jalan kebencian dan kemarahan. Semuanya pasti akan berbeda skrg.

Damini menyentuh bahu nenek buyut.

Nenek : Aku tau semua kesulitan yang telah dilewati Damini semasa hidupnya. Aku sudah melihat permainan iri hati didepan mataku sendiri di rumah itu. Aku hanya menanamkan kebencian dan iri hati kedalam hati Mukhta. Syukurlah anak-anak lebih dewasa dari pada kita. Kedua ibu mereka, Tapasya & Ichcha mengurus mereka dengan penuh kedewasaan & menjelaskannya kepada mereka. Mungkin karena itulah Meethi dan Mukhta gak bisa saling membenci. Baca Selanjutnya Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 4


Tags: Sinopsis, Uttaran

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 3. Please share...!

Blog, Updated at: 17:23