Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 4

Posted by

Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 4. Ekadish : Tapi situasinya berbeda.Nenek : gak ada perbedaannya, Nyonya Ekadish. Hari ini kejadian yang sama terulang kembali. Perbedaannya hanyalah, saat itu aku yang memulainya dan sekarang kau! Jika kau mau menerima anak ini sekarang, maka Rani gak akan berani melakukan kesalahan. Jika kita mau menghapus segala perbedaan ini maka masalahnya akan hilang. Setelah itu, kisah "uttaran" gak akan terulang digenerasi yang baru ini.

Nenek buyut menangkupkan kedua telapak tangan dihadapan Ekadish.

Nenek : Kumohon pahamilah anak-anak ini, hanya Dewa yang tau akhirnya.

Damini : Nyonya Ekadish, jangan biarkan keluargamu hancur seperti ini. Masih ada waktu, perbaikilah semuanya.

Ekadish : Aku pernah dengar kalau darah semua orang berwarna merah.

Ekadish memanggil Tamanna.

Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 4
Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 4
Ekadish : Kemarilah. Selamat ulangtahun, mulai sekarang kau adalah cucuku. Tetaplah tinggal bersama kami!

Mereka semua tersenyum melihatnya.

Meethi : Sedikit sulit untuk menjelaskannya pada Rani.

Akash : Aku punya ide.

Akash masuk ke kamar Rani, duduk disamping Rani dan memberikan ponselnya kepada Rani.

Akash : Ada telfon untukmu.

Rani : Aku gak mau bicara dengan siapapun.

Akash : Mungkin kau mau bicara dengan orang yang menelfonmu ini. Coba dengar suaranya.

Rani mengambil ponsel Akash.

Nandini : Selamat ulangtahun bonekaku Rani.

Rani : Chameli?

Nandini : Rani? Kenapa kau menangis? Ibu Meethi mu sudah mempersiapkan segalanya untuk pesta ulangtahunmu tapi kau malah menangis.

Rani : Kau gak tau Chameli, mereka bukan orang yang baik. Ibu Meethi benar-benar sudah berubah. ia membawa anak perempuan lain, namanya Tamanna. ia gak menyayangiku lagi, ia hanya menyayangi Tamanna!

Meethi mendengarkan pembicaraan mereka didekat pintu.

Nandini : Aku gak percaya Rani ku bicara seperti ini.

Rani : Aku gak bersalah. Ibu Meethi hanya menyayangi Tamanna, ia gak menyayangiku lagi. Entah darimana ia membawa Tamanna itu!

Nandini : Rani!!

Nandini : Ibu Meethi mu gak membawa Tamanna dari tempat lain, aku sendiri yang memintanya untuk merawat Tamanna. Kau bicara untuk menentang ibu Meethi mu? Apakah kau lupa bagaimana ia menerimamu? Memberikan kasih sayang dan rumah kepadamu? Hari ini kau merasa cemburu karena ia memberikan kasih sayang yang sama kepada Tamanna? Tamanna sudah gak punya siapa-siapa lagi untuk menjaganya, kedua orangtuanya sudah meninggal dunia. Apa salahnya ibu Meethi mu menerimanya sebagai putrinya sendiri?

Rani melihat Meethi berdiri didekat pintu.

Nandini : Jadilah orang yang baik seperti ibu Meethi mu. Kau gak akan pernah bahagia jika kau menjadi orang seperti Chameli mu ini. Hidupmu akan jadi lebih baik jika kau jadi orang seperti ibu Meethi. Sekarang terserah padamu, kau mau jadi seperti apa.

Rani : Ya Chameli, aku sudah tau apa yang harus aku lakukan.

Rani mematikan telfonnya.

Meethi : Aku akan siapkan makan malam untuk kalian.

Meethi hendak pergi meninggalkan kamar Rani.

Rani : Ibu Meethi! Kumohon maafkanlah aku. Aku gak akan pernah mengulangi kesalahanku lagi. Aku sudah tau kalau ibu sangat baik. Aku ingin jadi orang sepertimu. Ibu orang yang sangat baik! Maafkan aku, kumohon maafkanlah aku.

Rani ingin menyentuh kaki Meethi tapi Meethi menghentikannya.

Meethi : Kau adalah putriku. Kau gak perlu menyentuh kakiku, juga gak perlu minta maaf kepadaku. Sudah cukup kalau kau telah menyadari kesalahanmu.

Rani : Aku mau minta maaf pada Tamanna, janji. Ayo, kita harus bicara dengannya.

Meethi mengangguk.

Rani melihat Tamanna sedang menangis di halaman rumah, ia memberikan kartu permintaan maaf kepada Tamanna tapi sepertinya Tamanna takut kalau isinya gambar seram lagi. Rani memperlihatkan isi kartu tersebut kepada Tamanna, Tamanna akhirnya tersenyum melihat gambar ibu peri dan permintaan maaf yang ditulis Rani.

Rani : Maafkan aku.

Tamanna : Aku yang harusnya minta maaf karena sudah merusak pesta ulangtahunmu. Aku harus pergi dari sini.

Rani : Tidak! Kenapa kau mau pergi? Ini semua kesalahanku. Lagipula aku lebih tua darimu, kau harus mendengarkan apapun yang aku katakan bukan?

Tamanna mengangguk.

Rani : Apakah kau mau memaafkanku? Aku telah melakukan banyak kesalahan terhadapmu.

Rani menangkupkan kedua telapak tangannya kepada Tamanna.

Rani : Kumohon maafkanlah aku, adikku.

Tamanna : Apakah kau benar-benar sudah menganggapku adikmu?

Rani : Ya! Percayalah padaku.

Rani membantu Tamanna berdiri dan memeluknya. Nenek buyut dan Damini yang terharu melihatnya pun ikut berpelukan. Tamanna melihat kearah Meethi.

Tamanna : Kak Rani, lihatlah, ibu Meethi menangis.

Rani : Aku tau bagaimana cara mengembalikan senyum diwajahnya.

Rani berbisik ditelinga Tamanna.

Rani : Mengerti?

Tamanna mengangguk, mereka berdua lalu memeluk Meethi dan serentak mengucapkan "ibu!". Meethi menangis bahagia, kedua putrinya menarik Meethi untuk duduk dibawah, lalu mereka sama-sama mencium pipi Meethi.

Meethi : Tetaplah bersama selamanya.

Damini berjalan mendekati Meethi.

Damini : Meethi, nenek sangat bangga padamu, hari ini kau bisa menyelesaikan masalah yang gak bisa diselesaikan oleh generasi kami. Kau sangat tabah. Kau telah banyak belajar dari kehidupanmu dan kehidupan kami. Lihatlah, hari ini kau telah memberikan arti baru dari kata 'uttaran'.

Kau telah menghapus kebencian dari hidup putrimu sejak mereka kecil. Nenek benar-benar bangga padamu. Hari ini, jika nenek melihat kebelakang (masa lalu), nenek telah melihat perjalanan yang sangat panjang. Esok akan ada generasi baru, kita akan melihat mereka tumbuh besar dari kejauhan. Setiap kehidupan mengajari kita hal-hal yang baru. Dulu nenek sangat miskin dan bekerja di rumah orang yang kaya raya.

Memang ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, tapi kasih sayang jauh lebih penting daripada itu. Nenek telah berkali-kali mendengar bahwa nenek hidup dari uttaran orang lain. Bahwa putriku dibesarkan dengan barang bekas dari orang lain. Hal tersebut benar-benar membuatku sangat kecewa dan terluka. Apakah 'uttaran' artinya hanya barang bekas? Setiap kali Tapasya memberikan sesuatu kepada putriku dengan penuh kasih sayang, apakah itu barang bekas? Tidak! Itu adalah kasih sayang. Itu seperti menerima orang lain menjadi bagian dari dirimu sendiri.

Pagi bukanlah bekas malam, bulan membuat malam kita menjadi indah. Pernahkah kau mendengar bulan mengeluh karena ia mendapatkan uttaran dari matahari? Kita datang dan pergi dari dunia ini dengan tangan kosong. Dalam perjalanan hidup ini, jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain dengan penuh kasih sayang, apa itu disebut uttaran (barang bekas)? Apa yang tersisa untuk kita adalah pelajaran dan pengalaman hidup.

Setelah sekian lama, akhirnya kita mengerti apa arti dari uttaran yang sesungguhnya.

TAMAT


Tags: Sinopsis, Uttaran

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Uttaran Terakhir di Antv Minggu 18 September Part 4. Please share...!

Blog, Updated at: 17:26