Sinopsis Mohabbatein Antv Episode 218. Malam itu Parmeet sedang menggoda Sarika di sebuah kedai makan, tak lama kemudian Romi datang menghampiri mereka dan berusaha untuk membela Sarika “Kamu sudah besar sekarang, Romi ,,, baiklah, hari ini kamu masih bisa selamat” ujar Parmeet kemudian berlalu dari sana, Sarika sangat berterima kasih ke Romi karena Romi telah menyelamatkannya dari Parmeet “Tenang saja, Sarik ,,, semua hal ini pasti akan segera berlalu, ini masalah kecil, semuanya akan baik baik saja” hibur Romi
Keesokan harinya, Ishita mempersiapkan bekal makanan untuk Ruhi dan tangannya masih terasa sakit “Ibu Ishi, apakah tanganmu masih sakit ?”, “Iyaa kadang kadang sayang tapi akan baik baik saja kalau Ruhiku tersayang memberikan sebuah ciuman untuk ibu Ishi” Ruhi langsung memberikan sebuah ciuman untuk Ishita sambil tersenyum Ruhi bertanya “Apakah sekarang sudah enakkan ?” Ishita mengangguk senang, tak lama kemudian nyonya Bhalla membawa Ruhi berangkat ke sekolah,
Sinopsis Mohabbatein Antv Episode 218 |
Tepat pada saat itu Vandu, kakak Ishita memasuki kamar mereka, Ishita langsung mengedipkan matanya ke Vandu “Nah, itu dia, kakak yang akan mengantarku, iya kan, kak ?” awalnya Vandu bingung tapi setelah mengerti kode dari Ishita akhirnya Vandu berkata “Iyaaa, itu benar, sudahlah Raman, ijinkanlah kami untuk menghabiskan waktu bersama” sela Vandu “Baiklah ! Tapi cepat telfon aku kalau ada masalah disana” Ishita mengangguk dan bergegas mengajak Vandu keluar dari kamarnya, sedangkan Raman masih penasaran dengan sikap Ishita “Heran ? Apakah sakit ditangannya berimbas juga kepikirannnya ? ia itu memang benar benar kurang waras dan sekarang gila beneran ! Aneh ?” Raman tak habis pikir
Sementara itu, Mihika sedang bergaya menjadi seorang model dengan arahan seorang photografer, Mihika mengenakan berbagai macam warna kain saree yang membuatnya semakin terlihat mempesona, saat itu Ashok datang ke lokasi pemotretan dan tersenyum melihat penampilan Mihika, kebetulan tuan Murti juga sudah ada disana “Tuan Ashok, anda memang telah memilih model yang tepat, gadis ini sangat cantik, seorang model wanita India yang sederhana”, “Iyaa, tentu saja, tuan Murti ,,, aku selalu memikirkann yang terbaik untuk klienku dan pilihanku memang bagus mengenai seorang perempuan” saat itu Ashok mendapat telfon dari Shagun, Ashok kemudian menjauh sesaat dari tuan Murti untuk menerima telfon Shagun “Ada apa, Shagun ? Aku sedang sibuk !”, “Ashok, ini darurat ! Kakakmu menelfon tadi” ujar Shagun cemas “Tidak apa apa, tak usah cemas, aku akan datang kesana” setelah menutup telfonnya, Ashok segera mengabarkan ke tuan Murti kalau dirinya hendak pulang kerumah terlebih dulu, bergegas Ashok pun berlalu dari sana
Raman sedang mengendarai mobil dalam perjalanannya ke kantor, tiba tiba Raman mendapat kabar kalau meetingnya dibatalkan “Baiklah, lebih baik aku akan pergi dan menemui Ishita dirumah sakit, sikapnya sangat aneh tadi pagi” Raman kemudian menelfon Ishita ternyata yang mengangkat adalah asistennya dokter yang memberitahu Raman kalau saat ini Ishita sedang dibius karena prosedurnya sangat menyakitkan jadi Ishita harus dibius agar tak merasakan sakit tersebut
Di rumah sakit, Vandu sedang menemani Ishita yang masih terbaring tak sadarkan diri, saat itu dokternya Ishita juga masih ada disana, Raman akhirnya sudah tiba di rumah sakit, sedangkan dokter meminta Vandu untuk menebus obat di apotik “Dokter, tapi siapa yang akan mengurusi Ishita kalau ia terbangun nanti”, “Tenang saja, nanti asistenku yang mengurusi dia, aku sudah mengatakan padanya kalau Ishita ini memang kasus yang special” Vandu merasa lega kemudian pergi ke apotik, sementara itu Raman bertanya pada resepsionis dimana kamar Ishita, Raman bergegas masuk ke kamar Ishita begitu mendapat informasinya, di dalam kamar, dilihatnya Ishita masih terbaring tak sadarkan diri “Bagaimana keadaan Ishita ? Kenapa harus dibius ?”, “Ini sangat penting, lebih baik anda keluar saja” pinta asisten dokter,
Ketika Raman hendak pergi, tiba tiba Raman mendengar Ishita tertawa cekikikan, Raman kaget “Ada apa dengannya ?” tiba tiba Ishita berteriak dengan matanya yang masih terpejam “Tidak ! tak ada satupun yang boleh menangkap aku !” bentak Ishita, Raman bingung “Hal ini selalu terjadi kalau ia dibawah pengaruh obat bius” jelas asisten dokter tersebut sambil memegangi Ishita dibantu oleh salah satu perawat “Apakah ini normal ?”, “Dia punya masalah seperti ini sejak ia masih anak anak” ujar asisten dokter tersebut sambil memegangi Ishita
Raman tersenyum senang sambil mengeluarkan ponselnya dan berkata “Bagaimana aku bisa ketinggalan dengan kesempatan yang baik ini” Raman kemudian mulai merekam semua ulah Ishita ketika masih tak sadarkan diri sambil tertawa senang ketika melihat Ishita bicara dalam bahasa Tamil lalu Ishita juga berkata “Aku mencintaimu Bhalla ,,,” kemudian Ishita bernyanyi “Bhalla ,,, Bhalla ,,,” dengan mimik yang lucu, Raman sangat menikmati nyanyian Ishita dan kegilaan yang dibuatnya ketika sedang dibius “Sekarang kamu berada di dalam cengkramanku, Ishita” ujar Raman senang “Tolong, antarkan ia pulang ke rumah, jika ia sudah sadar nanti atau kalau tak kamu akan merawat pasien gila ini” ujar Raman kemudian bergegas pergi dari sana
Di hotel, Ashok menemui kakaknya Suraj Khanna “Kakak, kenapa kamu tak menelfon aku ? Kapan hal ini terjadi ?”, “Ketika aku ke dokter gigi dan dokter itu yang melakukan hal ini !” ujar Suraj kesal, sementara dokter sedang mengecek kondisinya “Tuan, kanal akarmu baik baik saja tapi kamu makan makanan yang salah, apakah dokter itu tak memberitahu kamu ?”, “Tidak ! ia tak memberitahu aku, ia bahkan mengoperasi gigiku tanpa dibius terlebih dulu” Suraj menyalahkan Ishita “Memangnya kamu pergi ke dokter gigi yang mana ? Kataan padaku !”, “Iyaa, siapa ia ?” Shagun menimpali ucapan Ashok “Dia seorang dokter perempuan” Shagun mulai cuiriga “Siapa namanya ?”, “Namanya dokter Ishita Raman Bhalla” Ashok dan Shagun kaget begitu mendengar jawaban Suraj “Aku sangat kenal dengan ia dan suaminya”, “Iya, suaminya juga ada disana, ia jadi asistennya, ia yang membantu dokter itu” ujar Suraj kesal “Jangan khawatir, kak ,,, kita akan memberikan pelajaran pada mereka” hibur Ashok
Dirumah keluarga Bhalla, Ishita merasa sedih karena Ruhi tak memakan bekal makanan yang dibawakannya kesekolah “Aku tak suka idli ! Bukan, maksudku tak setiap hari, ibu Ishi”, “Lalu makanan apa yang dibawa oleh teman temanmu ?” tanya Ishita penasaran “Mereka membawa makanan vegetarian yang enak, ibu Ishi bisa kan membuat makanan yang enak ? Jadi aku bisa memakannya setiap hari, guruku memberikan ini, ibu” dalam hati Ishita berfikir kalau Ruhi menyukai makanan Punjabi, tak lama kemudian Ishita mencoba membahasnya bersama Amma “Aku rasa selera Ruhi sama seperti Raman”, “Apakah ibu mertuamu tak mengajarkannya padamu ?” tanya Amma heran “Dia hanya tahu makanan yang non vegetarian, aku tak tahu makanan vegetarian lainnya, aku rasa aku harus belajar memasak dengan Mihika karena ia kan juga akan menikah dengan seorang Punjabi jadi seharusnya ia juga belajar memasak makanan ini” Amma tertawa membayangkan hal tersebut,
Sementara itu Mihika baru saja pulang kerumah setelah kelelahan bekerja sebagai model, saat itu Mihika mendapat telfon dari bosnya “Apa ? Serius ? Sungguh ? Aku benar benar tak percaya, terima kasih ya” begitu menutup telfonnya, Mihika langsung melompat lompat kegirangan dan berlari masuk ke rumahnya dan segera mengabarkan pada Amma dan Ishita kalau dirinya mendapatkan promosi karena kliennya merasa senang dengan pekerjaannya, Ishita dan Amma merasa senang dan mengucapkan selamat pada Mihika sambil memeluknya dengan perasaan bahagia
Di rumah keluarga Bhalla, Mihika memberikan ladu pada seluruh anggota keluarga, saat itu Raman dan Mihir baru saja sampai dirumah, Mihika menyuapkannya ke Mihir, Amma meminta Mihika untuk menikah dengan Mihir sekarang juga karena Mihika sudah mendapat promosi dari kantornya “Iyaaa, betul, apalagi Mihir juga sudah siap untuk menikah” sela nyonya Bhalla, Ishita meminta Mihika untuk berkata iyaa, semua orang mendukungnya agar Mihika berkata iya, akhirnya Mihika berkata iya mau menikahi Mihir, semua orang sangat senang dan saling berpelukkan satu sama lain, Mihir dan Mihika juga mendapat restu dari para orangtua, sementara Raman menanyai Ishita tentang tangannya “Bagaimana dengan tanganmu ?”, “Sudah lebih baik” sahut Ishita “Kamu tahu, Tuhan telah menunjukkan padaku sebuah hal yang sangat luar biasa hari ini dan aku sangat berterima kasih padanya” sindir Raman namun Ishita tak tahu apa maksud Raman
“Raman, aku akan membuat Chole Bature untuk Ruhi”, “Jangan pernah !” Ishita heran “Kenapa ?”, “Jangan biarkan ia makan makanan Punjabi, ia bisa saja coma” Raman rupanya mengerjai Ishita, Ishita langsung membalas ejekkan Raman “Aku akan memasak palak paneer juga dengan enak”, “Okee, ambil saja paneer tapi bukan penghapus pensilnya Ruhi” ejek Raman lagi, Raman kemudian menantang Ishita “Jika kamu bisa membuat palak paneer yang enak maka aku akan melakukan apapun yang kamu katakan”, “Heeeiiii dengarkan, kalian semua saksinya yaaa” sahut Ishita “Aku janji !”, “Aku yakin, aku pasti menang !” Ishita merasa optimis
Sementara itu, Ashok dan Suraj mendatangi kantor pengacara dan mengajukan keluhan tentang Ishita, pengacara itu malah memuji Ishita, Suraj sangat marah mendengarnya “Baiklah, aku akan berusaha membantu kalian karena aku harus mengatakan fakta yang sesungguhnya”, “Tuan Ansari, tidakkah kamu lihat apa yang telah dokter Ishita lakukan pada kakakku ? Kamu harus melakukan tindakan dengan melawannya !” bentak Ashok “Baiklah, akan aku ambil laporanmu ini” saat itu tuan Ansari mendapat telfon dari menteri “Iyaa, benar tuan Khanna ada disini, kami akan mengambil tindakan tegas pada dokter Ishita Raman Kumar Bhalla” ujar tuan Ansari, Ashok memberitahu kakaknya “Jangan khawatir, kak ,,, karena kita pasti akan bisa menghancurkan Ishita, sekarang kita lihat apa yang akan Raman lakukan untuk menyelamatkan istrinya itu !” ujar Ashok sinis. baca Selanjutnya Sinopsis Mohabbatein Antv Episode 219