Sinopsis Veera Episode 340 Veera sampai juga di Dharamshala dimana kakek dan neneknya tinggal di sana, Veera mencoba mencari cari kakek dan neneknya disana, saat itu Veera mendengar ada orang yang sedang ngobrol ngobrol di dalam kamar, Veera mengintip ke dalam kamar tersebut dan mengenali kakek neneknya yang dulu pernah datang ketika dirinya masih kecil dulu, Veerapun teringat peristiwa masa kecilnya dimana dirinya mengganggu kedua orangtua tersebut, kemudian Veera masuk ke dalam kamar mereka sambil menangis dan mengajukan pertanyaan pada kakek dan nenek “Kata temanku yang bernama Gunjan, ibu adalah bukan ibu kandungku dan kak Ranvi juga bukan kakak kandungku, apakah itu benar kalau aku bukan putrinya Ratan dan Sampooran Singh ?” nenek dan kakek sangat terkejut dan tak percaya begitu melihat kemunculan Veera dengan pertanyaan seperti itu “Tolong, katakan padaku, jangan ada kebohongan lagi” pinta Veera sambil terus menangis “Siapa yang mengatakan padamu, Veera ?” tanya nenek penasaran ‘’Gunjan yang mengatakannya padaku” kakek dan nenek Veera juga ikut menangis, Nenek dan kakek hanya terdiam ketika Veera menuntut sebuah kebenaran, hingga akhirnya nenek yang tak tahan dengan pertanyaan cucunya ini kemudian membuka dan menceritakan semuanya ke Veera, meskipun kakek melarangnya untuk bercerita “Iyaa Veera, kamu memang buka anak kandungnya Ratan dan Sampooran Singh tapi anak kandung dari Amrita dan Sampooran Singh, kamu itu darah daging kami, bukan nyonya Ratan dan Ranvi” Veera kaget mendengar kenyataan yang sebenarnya dan terus menangis “Itu artinya aku bahkan tak punya hubungan apa apa dengan mereka yang telah menghabiskan hari harinya selama bertahun tahun bersamaku ?” kata Veera sedih, Veera kemudian segera pergi dari sana dengan tergesa gesa, kakek berusaha memanggilnya namun Veera mengabaikannya
Sementara itu Ranvi sangat marah dan berteriak pada Ratan “Jadi selama ini ayah telah melakukan ketidakadilan ? Ayahku adalah idolaku, bu,tapi sekarang ia tak ada artinya lagi bagiku” kata Ranvi sambil menangis dan sedikit terguncang, Ratan berusaha untuk menenangkan anak semata wayangnya ini, tapi Ranvi pergi dan bertanya di depan foto mendiang ayahnya “Ayah, mengapa ayah melakukan ini semua ? Bagaimana ayah bisa lupa kalau ayah itu sudah menikah ? Ayah telah mengkhianati kami semua !” kata Ranvi sambil mengambil foto mendiang ayahnya dan menjatuhkannya kebawah dengan marah sambil terus mengata ngatai ayahnya, Ratan terkejut melihat sikap Ranvi dan secara spontan langsung menamparnya dengan keras, Ratan mengancam Ranvi karena mengata ngatai hal yang buruk tentang ayahnya, Ranvipun meninggalkan tempat itu dengan kemarahan yang mendalam
Veera sedang berjalan jalan seorang diri di tepi jalan raya dengan tatapan matanya yang kosong sambil terus menangis mengenang kenangannya selama ini bersama Ratan, dimana Ratan yang selalu peduli pada Ranvi namun tak pada dirinya, Veera baru menyadari kalau semua itu karena dirinya bukan anak kandung Ratan, makanya Veera tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang sesungguhnya dari seorang ibu kepada anaknya, ketika Veera masih terus berjalan tanpa tujuan yang pasti, tiba tiba dari arah belakang nampak Baldev sedang mengendarai mobil jeepnya, ketika Baldev melihat Veera yang berjalan di tepi jalan raya, Baldev segera menghentikan mobil jeepnya dan mengajak Veera untuk masuk ke dalam mobilnya namun Veera tak melihatnya, Veera terus saja berjalan dengan tatapan mata yang kosong, Baldev bingung dan penasaran dengan Veera yang sama sekali tak melirik ke arahnya, Baldev terus mengikutinya sambil memanggil manggil nama Veera, tapi gagal, Veera tetap tak bergeming, Veera terus berjalan tanpa tujuan,
Baldev sangat khawatir dengan keadaan Veera, hingga akhirnya Baldev mencoba memotong jalan Veera dengan menghentikan mobil jeepnya tepat di depan Veera dan langsung turun dari mobil jeepnya lalu menghampiri Veera, Veera yang tak menyadari kehadiran Baldev sedari tadi langsung menabrak Baldev yang berada di depannya, Veera pun kaget “Kenapa kamu berjalan seperti orang linglung dijalanan yang ramai seperti ini ?” Veera hanya melihat kearah Baldev kemudian memeluk Baldev dengan erat dan meledaklah tangisannya, Baldev kebingungan dipeluk seperti itu oleh Veera dan tak tahu harus berbuat apa “Semuanya telah berakhir untukku, Baldev,karena aku ini bukan adik kandungnya kak Ranvi” kata Veera sambil terus menangis “Siapa yang mengatakan padamu ?” tanya Baldev heran “Gunjan ! Gunjan yang menceritakan semuanya padaku” tangisan Veera pun semakin keras, Baldev sedikit marah pada Gunjan dan berkata dalam hati “Kenapa Gunjan melakukan semua ini ? Apakah otaknya sudah tak waras ? Gunjan telah melakukan sesuatu yang salah” bathin Baldev dalam hati, Baldev lalu melepaskan pelukkan Veera dan mencoba untuk menghibur Veera dengan gayanya tapi Veera mengabaikannya dan kembali berjalan dengan perasaan yang tak menentu, Baldev berusaha memanggil Veera untuk kembali tapi Veera tak peduli, dari arah depan Baldev melihat ada sebuah truk yang berjalan ke arah Veera, Baldev berteriak memanggil nama Veera tapi tak berhasil, akhirnya sekuat tenaga Baldev berlari kearah Veera dan mendorong tubuh Veera ke samping sehingga mereka berdua terjatuh di tepi jalan dan selamat dari hantaman truk tadi, Baldev menyelamatkan Veera
Mereka berdua Baldev dan Veera mendapat memar ditubuhnya, Baldev mencoba menghibur Veera lagi “Lihat tubuhku juga memar, ini semua gara gara kamu” Veera hanya terdiam tak membantah sedikitpun kemudian duduk di atas batu, kemudian Baldev kembali ke mobil jeepnya dan menjalankan mobil jeepnya kearah Veera “Ayoolah Veera, kita pulang kerumah” Veera menolak dan tetap bersikeras untuk bertahan disana, Baldev pun kesal dengan sikap Veera dan berusaha untuk tak peduli terhadap Veera namun sekali lagi Baldev menghentikan mobilnya di dekat Veera dan berkata “Kamu tahu bajuku ini jadi basah karena tangisanmu tadi, jadi aku akan berdiri disini sampai bajuku kering, ayoolah Veera, masuklah kedalam mobilku, nanti aku akan mengantarmu pulang ke rumah” akhirnya Veera bangun dan duduk di dalam mobil jeep Baldev
Sementara itu Ranvi sedang berada di ladang, dengan perasaan marah, Ranvi langsung merusak papan nama sekolah pertanian impian ayahnya ‘Vidhayala’ , dari kejauhan Ratan memperhatikannya, Ranvi langsung menginjak injak papan nama itu dengan kakinya sendiri, Ratan berusaha untuk menghentikannya “Ranvi ! Hentikan, Ranvi ! Hentikan ! Apakah kamu lupa pada ibumu ini ? Impian ayahmu ?” tanya Ratan marah “Impian seperti apa itu, bu ? Mimpi seperti apa yang ibu katakan ? Apa yang tersisa untuk kita sekarang karena ayah telah menghancurkan semuanya ! Semua impianku telah musnah sekarang !” kata Ranvi sambil menangis sedih, sementara Ratan masih tetap membela suaminya, Sampooran Singh
Sementara itu Ranvi sangat marah dan berteriak pada Ratan “Jadi selama ini ayah telah melakukan ketidakadilan ? Ayahku adalah idolaku, bu,tapi sekarang ia tak ada artinya lagi bagiku” kata Ranvi sambil menangis dan sedikit terguncang, Ratan berusaha untuk menenangkan anak semata wayangnya ini, tapi Ranvi pergi dan bertanya di depan foto mendiang ayahnya “Ayah, mengapa ayah melakukan ini semua ? Bagaimana ayah bisa lupa kalau ayah itu sudah menikah ? Ayah telah mengkhianati kami semua !” kata Ranvi sambil mengambil foto mendiang ayahnya dan menjatuhkannya kebawah dengan marah sambil terus mengata ngatai ayahnya, Ratan terkejut melihat sikap Ranvi dan secara spontan langsung menamparnya dengan keras, Ratan mengancam Ranvi karena mengata ngatai hal yang buruk tentang ayahnya, Ranvipun meninggalkan tempat itu dengan kemarahan yang mendalam
Veera sedang berjalan jalan seorang diri di tepi jalan raya dengan tatapan matanya yang kosong sambil terus menangis mengenang kenangannya selama ini bersama Ratan, dimana Ratan yang selalu peduli pada Ranvi namun tak pada dirinya, Veera baru menyadari kalau semua itu karena dirinya bukan anak kandung Ratan, makanya Veera tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang sesungguhnya dari seorang ibu kepada anaknya, ketika Veera masih terus berjalan tanpa tujuan yang pasti, tiba tiba dari arah belakang nampak Baldev sedang mengendarai mobil jeepnya, ketika Baldev melihat Veera yang berjalan di tepi jalan raya, Baldev segera menghentikan mobil jeepnya dan mengajak Veera untuk masuk ke dalam mobilnya namun Veera tak melihatnya, Veera terus saja berjalan dengan tatapan mata yang kosong, Baldev bingung dan penasaran dengan Veera yang sama sekali tak melirik ke arahnya, Baldev terus mengikutinya sambil memanggil manggil nama Veera, tapi gagal, Veera tetap tak bergeming, Veera terus berjalan tanpa tujuan,
Baldev sangat khawatir dengan keadaan Veera, hingga akhirnya Baldev mencoba memotong jalan Veera dengan menghentikan mobil jeepnya tepat di depan Veera dan langsung turun dari mobil jeepnya lalu menghampiri Veera, Veera yang tak menyadari kehadiran Baldev sedari tadi langsung menabrak Baldev yang berada di depannya, Veera pun kaget “Kenapa kamu berjalan seperti orang linglung dijalanan yang ramai seperti ini ?” Veera hanya melihat kearah Baldev kemudian memeluk Baldev dengan erat dan meledaklah tangisannya, Baldev kebingungan dipeluk seperti itu oleh Veera dan tak tahu harus berbuat apa “Semuanya telah berakhir untukku, Baldev,karena aku ini bukan adik kandungnya kak Ranvi” kata Veera sambil terus menangis “Siapa yang mengatakan padamu ?” tanya Baldev heran “Gunjan ! Gunjan yang menceritakan semuanya padaku” tangisan Veera pun semakin keras, Baldev sedikit marah pada Gunjan dan berkata dalam hati “Kenapa Gunjan melakukan semua ini ? Apakah otaknya sudah tak waras ? Gunjan telah melakukan sesuatu yang salah” bathin Baldev dalam hati, Baldev lalu melepaskan pelukkan Veera dan mencoba untuk menghibur Veera dengan gayanya tapi Veera mengabaikannya dan kembali berjalan dengan perasaan yang tak menentu, Baldev berusaha memanggil Veera untuk kembali tapi Veera tak peduli, dari arah depan Baldev melihat ada sebuah truk yang berjalan ke arah Veera, Baldev berteriak memanggil nama Veera tapi tak berhasil, akhirnya sekuat tenaga Baldev berlari kearah Veera dan mendorong tubuh Veera ke samping sehingga mereka berdua terjatuh di tepi jalan dan selamat dari hantaman truk tadi, Baldev menyelamatkan Veera
Mereka berdua Baldev dan Veera mendapat memar ditubuhnya, Baldev mencoba menghibur Veera lagi “Lihat tubuhku juga memar, ini semua gara gara kamu” Veera hanya terdiam tak membantah sedikitpun kemudian duduk di atas batu, kemudian Baldev kembali ke mobil jeepnya dan menjalankan mobil jeepnya kearah Veera “Ayoolah Veera, kita pulang kerumah” Veera menolak dan tetap bersikeras untuk bertahan disana, Baldev pun kesal dengan sikap Veera dan berusaha untuk tak peduli terhadap Veera namun sekali lagi Baldev menghentikan mobilnya di dekat Veera dan berkata “Kamu tahu bajuku ini jadi basah karena tangisanmu tadi, jadi aku akan berdiri disini sampai bajuku kering, ayoolah Veera, masuklah kedalam mobilku, nanti aku akan mengantarmu pulang ke rumah” akhirnya Veera bangun dan duduk di dalam mobil jeep Baldev
Sementara itu Ranvi sedang berada di ladang, dengan perasaan marah, Ranvi langsung merusak papan nama sekolah pertanian impian ayahnya ‘Vidhayala’ , dari kejauhan Ratan memperhatikannya, Ranvi langsung menginjak injak papan nama itu dengan kakinya sendiri, Ratan berusaha untuk menghentikannya “Ranvi ! Hentikan, Ranvi ! Hentikan ! Apakah kamu lupa pada ibumu ini ? Impian ayahmu ?” tanya Ratan marah “Impian seperti apa itu, bu ? Mimpi seperti apa yang ibu katakan ? Apa yang tersisa untuk kita sekarang karena ayah telah menghancurkan semuanya ! Semua impianku telah musnah sekarang !” kata Ranvi sambil menangis sedih, sementara Ratan masih tetap membela suaminya, Sampooran Singh
Baca Selanjutnya Sinopsis Veera Episode 341