Sinopsis Efsun dan Bahar Episode 94 Diglincik, gulecer sedang memeluk bayrak sambil menyelimutinya, sesorang memncet bel, gulecer pun membukakan pintu, ilyas masuk lalu duduk disamping mucella mereka berbincang, gulecer membuatkan teh untuk ilyas.
Ditempat kerja hasret, bahar sedang asik memilih2 payet, bahar sangat giat dalan bekerja, mehmet datang dan menyapa hasret, sdngkan bahar masih asik dngn pekerjaannya, mehmet mengajak hasret berbicata diluar, mereka pun duduk diluar dan berbincang
Nuran dan sakine tiba dirumah nuran dengan berjalan sambil memegang punggungnya yang encok, mereka pun terhenti, sakine memberikan sebagian uangnya untuk nuran, nuran pun terharu, ketika sakine pergi, nuran memanggilnya dan memegang tangannya sambil mendoakan sakine, sakine pulang kerumahnya, ketika tiba dirumah, sakine membuka pintu dan melihat sepucuk surat, ketika dibuka sakine menangis karna itu adalah surat panggilan dari polisi
dirumah nuran, nuran tiba dan menghampiru gulecer, nuran memberikan uangnya ke gulecer untuk membelikan bayrak obat, gulecer menolaknya tetapi nuran memaksa, ilyas melihat kebaikan nuran mnjdi terharu dan merasa malu karna ia blm bsa memberikan uang, lalu bahar pun mengatakan sesuatu, mereka sdkt berbincang, terdengar suara mobil memarkirkan mobil didepan rumahnya, ilyas langsng melihat ke jendela daaaaaan, jreeng jreeng jreeng suara musik (ost pembukaan o hayat benim) pun terdengar, ates masuk dengan para pekerja, ilyas kaget bukan main dan langsng bertanya ke bahar, bahar pun tak mengerti langsng keluar menghampiru ates, semuanya pun keluar menemui ates, bahar bertanya ke ates, begitu jga ilyas, ates terdiam dan "Baba" memanggil ke ilyas, "izinkan aku membantu keluarga ini, bkankah aku juga bagian dari keluarga ini ?" Ilyas pun terharu, bahar tersenyum mucella nuran hanya terdiam terharu, ilyas maju selangkah dan
Berterima kasih ke ates, ates langsng mengangkut pasir lalu ilyas menanggapinya, ates tersenyum dan mereka pun saling bekerja sama menurunkan berkarung2 pasir, bahar menghampiri nuran dan memeluknya. Dikantor polisi, sakine sedang diintrogasi oleh polisi, sambil menangis sakine menjelaskan kebenrannya bahwa ia hanya bertemu dengan efsun, lalu sakine pun pulang. Kembali ke bahar, pekerjaan pun selesai, mereka duduk sambil menikmati tehnya, mucella nuran duduk bersampingan, sdngkan ates duduk ditengah bahar dan ilyas, terlihat keceriaan dalam wajah mereka, mucella melirik sinis ke nuran, nuran hanya membuang muka, ates mengatakan akan makan malam dengan sinem dan mengajak bahar, mereka pun berpegangan tangan
Ditepi pantai, Ismail sedang duduk menunggu efsun, efsun datang dan menyapanya, ismail dengan wajah kecewa mengatakan sesuatu ke efsun, efsun pun gugup dan menjawabnya, ismail memegang pipi efsun, lalu efsun pun menangkisnya (kayanya tentang apa yang hulya katakan,) efsun marah lalu pergi
Sakine sedang meratapi nasibnya dirumahnnya, sakine terus menangis, lalu nuran datang dan memencet bel, sakine keluar dan membukakannya, nuran dengan wajah senang mengabari bahwa ates telah menolongnya, wajah nuran berubah ketika melihat kesedihan diwajah sakine, nuran pun bertanya, sakine menjelaskan kejadiaannya, nuran pun sangat kesal mendengarnya
Digelincik, bahar mucella dan ilyas sedang menikmati makan malamnya, mucella menasihati bahar agar datang menemani ates, bahar pun menjawabnnya, dengan tegas mucella mengatakan sesuatu ke bahar, bahar pun tediam
Efsun tiba di rumah attahan, ketika akan masuk nuran datang dan berteriak "Efssun" efsun pun berhenti, nuran dan efsun pun berdebat, nuran pun akan masuk kerumah attahan, tetapi efsun menahannya, mereka pun berdebat lagi, nuran mengatakan bahwa kunci kehidupannya ada dimulutnya ketika itu hulya keluar dan terkenut mendengarnya.
Ditempat kerja hasret, bahar sedang asik memilih2 payet, bahar sangat giat dalan bekerja, mehmet datang dan menyapa hasret, sdngkan bahar masih asik dngn pekerjaannya, mehmet mengajak hasret berbicata diluar, mereka pun duduk diluar dan berbincang
Nuran dan sakine tiba dirumah nuran dengan berjalan sambil memegang punggungnya yang encok, mereka pun terhenti, sakine memberikan sebagian uangnya untuk nuran, nuran pun terharu, ketika sakine pergi, nuran memanggilnya dan memegang tangannya sambil mendoakan sakine, sakine pulang kerumahnya, ketika tiba dirumah, sakine membuka pintu dan melihat sepucuk surat, ketika dibuka sakine menangis karna itu adalah surat panggilan dari polisi
dirumah nuran, nuran tiba dan menghampiru gulecer, nuran memberikan uangnya ke gulecer untuk membelikan bayrak obat, gulecer menolaknya tetapi nuran memaksa, ilyas melihat kebaikan nuran mnjdi terharu dan merasa malu karna ia blm bsa memberikan uang, lalu bahar pun mengatakan sesuatu, mereka sdkt berbincang, terdengar suara mobil memarkirkan mobil didepan rumahnya, ilyas langsng melihat ke jendela daaaaaan, jreeng jreeng jreeng suara musik (ost pembukaan o hayat benim) pun terdengar, ates masuk dengan para pekerja, ilyas kaget bukan main dan langsng bertanya ke bahar, bahar pun tak mengerti langsng keluar menghampiru ates, semuanya pun keluar menemui ates, bahar bertanya ke ates, begitu jga ilyas, ates terdiam dan "Baba" memanggil ke ilyas, "izinkan aku membantu keluarga ini, bkankah aku juga bagian dari keluarga ini ?" Ilyas pun terharu, bahar tersenyum mucella nuran hanya terdiam terharu, ilyas maju selangkah dan
Berterima kasih ke ates, ates langsng mengangkut pasir lalu ilyas menanggapinya, ates tersenyum dan mereka pun saling bekerja sama menurunkan berkarung2 pasir, bahar menghampiri nuran dan memeluknya. Dikantor polisi, sakine sedang diintrogasi oleh polisi, sambil menangis sakine menjelaskan kebenrannya bahwa ia hanya bertemu dengan efsun, lalu sakine pun pulang. Kembali ke bahar, pekerjaan pun selesai, mereka duduk sambil menikmati tehnya, mucella nuran duduk bersampingan, sdngkan ates duduk ditengah bahar dan ilyas, terlihat keceriaan dalam wajah mereka, mucella melirik sinis ke nuran, nuran hanya membuang muka, ates mengatakan akan makan malam dengan sinem dan mengajak bahar, mereka pun berpegangan tangan
Ditepi pantai, Ismail sedang duduk menunggu efsun, efsun datang dan menyapanya, ismail dengan wajah kecewa mengatakan sesuatu ke efsun, efsun pun gugup dan menjawabnya, ismail memegang pipi efsun, lalu efsun pun menangkisnya (kayanya tentang apa yang hulya katakan,) efsun marah lalu pergi
Sakine sedang meratapi nasibnya dirumahnnya, sakine terus menangis, lalu nuran datang dan memencet bel, sakine keluar dan membukakannya, nuran dengan wajah senang mengabari bahwa ates telah menolongnya, wajah nuran berubah ketika melihat kesedihan diwajah sakine, nuran pun bertanya, sakine menjelaskan kejadiaannya, nuran pun sangat kesal mendengarnya
Digelincik, bahar mucella dan ilyas sedang menikmati makan malamnya, mucella menasihati bahar agar datang menemani ates, bahar pun menjawabnnya, dengan tegas mucella mengatakan sesuatu ke bahar, bahar pun tediam
Efsun tiba di rumah attahan, ketika akan masuk nuran datang dan berteriak "Efssun" efsun pun berhenti, nuran dan efsun pun berdebat, nuran pun akan masuk kerumah attahan, tetapi efsun menahannya, mereka pun berdebat lagi, nuran mengatakan bahwa kunci kehidupannya ada dimulutnya ketika itu hulya keluar dan terkenut mendengarnya.
Baca Selanjutnya Sinopsis Efsun dan Bahar Episode 95