Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 533.
Di kamarnya tampak Jodha termenung sedih sambil bersiap dibantu oleh Moti Bai. Tiba-tiba bayangan Labonbin muncul di cermin. Jodha tahu bahwa ini berarti Labonbin akan segera membuat onar. Wajah Jodha langsung berubah tegang. Labonbin mengolok Jodha: “Wah kamu tampak sangat cantik malam ini Jodha. Kenapa? Kecantikan ini akan menjadi milik ku malam ini” Sementara itu Moti Bai berkata kepada Jodha: “Jodha aku heran kenapa kamu berubah akhir-akhir ini? Cara kamu berbicara dan kebiasaan mu sangat berbeda.” Jodha menjawab sedih: “Janti hei hum. Aku mengerti” Mot Bai lanjut berkata: “Lalu jika kamu menyadarinya kenapa kamu melakukannya juga? Katakanlah pada ku apa yang membuat mu begini?” Labonbin tampak geram mendengar perkataan Moti Bai. Ia langsung merasuki tubuh Jodha dan raut wajah Lajodha pun tampil di cermin. Lajodha menghardik Moti Bai: “Tutup mulut mu!!! Lancangnya kamu bicara begitu pada ku!!! kamu bukan Ibu ku yang siap setiap saat memberi nasihat. Aku harus mendapatkan perhatian penuh Shahenshah. Cepat selesaikan menghias diri ku. Pesta jamuan istana akan segera di mulai. Aku harus segera kesana. Aku sudah merasa lapar nih!!! ” Lajodha bertingkah kasar dan meninggal kamar. Moti Bai berkata pada dirinya sendiri bahwa pasti ada yang tak beres dengan diri Jodha. Ia tampak seperti orang yang kerasukan setan.
Ruang perjamuan istana tampak telah dihadiri para tamu kehormatan dan mereka memberi salam hormat kepada Shahenshah. Di ruang belakang tampak Hamida, Ruqaiya dan Salima. Jodha datang belakangan. Ia memasuki ruangan tempat para wanita dan membalas tatapan Ruqaiya dengan balik memandang tajam ke arahnya. Duta Besar dari Kerajaan Inggris berdiri dan memberi salam hormat kepada Jodha dalam bahasa Inggris: “I salute you your Majesty the Queen. Salam hormat ku untuk mu Sri Baginda Ratu” Lajodha tersenyum kecil dan membalasnya dengan berkata: “Pranam” Shahenshah berkata kepada Jodha: “Jodha apko zobaan baat ko bhi janti. Kyu raha zobaan ki jawaab ki diya jaye? Jodha bukan kah kamu mengerti bahasanya. Mengapa kamu tak menjawab dalam bahasa nya?” Lajodha kaget dan bingung harus menjawab apa? Karena hanya Jodha asli yang bisa berbahasa Inggris. Tak kehilangan akal Lajodha menjawab: “Aku menjawab dalam bahasa sanskerta. Aku menghargai dan mempelajari bahasa mereka. tapi mereka sedang menjalin hubungan dengan kita. Selayaknya mereka juga mempelajari adat istiadat dan bahasa kita” Jalal tampak bangga atas jawaban Lajodha dan berkata: “Bohot ko. Bagus sekali” Kemudian tampak tamu kerajaan disuguhi makan malam. Para hadirin mulai bersantap. tapi Lajodha tampak tak berselera melihat makanan yang disajikan di hadapannya. Kita ketahui Jodha asli adalah seorang vegetarian. Maka tentunya masakan vegetarian yang disuguhkan baginya. Lajodha melihat dari jauh bahwa dihadapan Duta Besar Inggris tersaji masakan daging. Bagaikan serigala lapar Lajodha mengendus bau masakan daging dan berjalan menuju meja makan kamu pria. Para wanita heran melihat tingkah Lajodha ini. Dengan “cuek bebek” Lajodha menghampiri. Duta Besar Inggris berdiri menghormati kehadiran Jodha. Sedangkan Lajodha langsung mengangkat sepiring daging dan menghirup wangi masakan itu. Perilaku yang sama sekali tak beradab. Lajodha lalu duduk disamping Jalal dan dengan garangnya melahap daging bagaikan serigala mencabik-cabik mangsanya. Bisa dibayangkan bagaimana malunya Jalal, Raja Mann Singh, Salim, Murad dan Rahim. Raja dari Multan pun terheran dan Duta Besar Inggris hanya bisa tersenyum canggung melihat kelakukan Lajodha. Jalal tampak amat tersinggung akan tapi menahan kemarahannya.
Adegan kemudian pindah dimana Lajodha yang kekenyangan berbaring terlentang ditepi pembaringan. Rambutnya terurai acak-acakan dan perilaku nya bagaikan binatang buas. Jalal berjalan masuk dengan wajah geram siap meledak marah. Jalal berteriak: “Jodha!!!” Lajodha langsung bangun memeluk Jalal dan berkata: “Shahenshah aku telah menanti kedatangan mu sedari tadi. Ayo kemari” Jalal lanjut berkata dengan geram: “Apa yang kamu lakukan tadi sungguh memalukan?!?!? Jelaskan kenapa kamu bertingkah macam itu?!?!?” Laboni yang masih merasuki tubuh Jodha tampak heran atas pertanyaan Jalal tersebut. Jawabnya: “Kya kyu humne? Apa yang ku lakukan?” Jalal bertambah gusar atas jawaban itu. Jalal berbicara dengan nada tinggi: “Kau bertanya apa yang kamu lakukan?!?!? kamu menerobos masuk ke meja perjamuan kaum pria dan kamu melahap makanan dengan cara orang yang tak beradab” Lajodha menjawab cuek: “Makanan itu ada disana dan aku ingin memakannya. Aku lapar tentu aku melahapnya” Jalal tambah kesal dan berkata: “Bukan kah selayaknya kamu meminta dengan sopan dan pelayan akan membawanya kepada mu. Lagi pula sejak kapan kamu memakan daging???” Lajodha bergaya manja merayu Jalal. Ia lalu berkata: “Apko bura laga? kamu marah? Hum apse mangate. Aku mohon pada mu maafkan ya?” Jalal tetap marah dan Lajodha lanjut merayu: “Ap bol bhī jaye na. Sudahlah jangan bicara lagi. Ayo duduk bersama mu disini. Ayo lah” Lajodha merayu dan menarik Jalal agar duduk. Jalal tampak cemas dan lanjut berkata: “Ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa kamu telah amat berubah. Ada apa sebenarnya? Ceritakanlah pada ku. Apa yang terjadi pada diri mu?” Lajodha lagi-lagi merayu Jalal dan memeluknya: “Aku hanya mencintai mu. Aku ingin selalu dalam pelukan mu. Apki pyar mei. Apki baho mei. Aku menginginkan cinta mu dan selalu dalam irama hidup mu. Aku selalu menanti mu. Marilah bersama ku disini. Ayo lah” Jalal tampak tak mempan di rayu Lajodha: “Humare saath zarrat nehi. Aramse hei zarurat Jodha. Aku bukan lah yang kamu butuhkan saat ini akan tapi yang kamu butuhkan adalah istirahat yang banyak. Aram kare ap. Istirahatlah yang tenang agar kamu pulih kembali dan menyadari diri mu” Jalal kemudian pergi meninggalkan Lajodha sendirian di kamar. Lajodha mengamuk kesal pada dirinya sendiri. Ia berkata: “Apa yang terjadi pada diri mu Laboni?? Kenapa diri ku lupa diri jika melihat daging???” Lajodha kemudian tertawa cekikikan dan berkata: “Mughal rasoi ka pos. Lazis. Akan tapi masakan dari dapur Mughal tadi itu memang lezat. Abhī tak svadis ungliyon mei. Sedap terasa sampai ke ujung-ujung jari ku. Hahahaha. Aur tum tab tak duur rah hogi mujse. Sampai kapan kamu bisa menjauhkan diri dari ku? Jalal. Apke meim tumhari patnī. Jalal bukankah aku ini istri mu?!?!? Aur tum meri pati! Dan kamu suami ku. kamu tak akan bisa menjauh. Hahahahaha!!!”
Jalal tampak bersama Hamida, Salima, Ruqaiya sedang memperbincangkan masalah Jodha. Jalal tampak cemas: “Aku tak habis pikir ada apa gerangan dengan Jodha?” Hamida berkata: “Kita sebaiknya bertanya langsung kepada Moti Bai. Ia lebih memahami karena ia yang menghabiskan lebih banyak waktu bersama Jodha” Jalal memerintahkan pelayan: “Moti Bai ko bula jaye! Panggillah Moti Bai kemari” Moti Bai datang menghadap dan Jalal langsung bertanya: “Apakah kamu tahu apa tengah terjadi dengan Jodha?” Moti Bai menjawab: “Pata nehi Shahenshah. Aku tak tahu Shahenshah. Akan tapi ia bertingkah tak layaknya Jodha yang ku kenal. Perkataannya dan tingkah laku nya berbeda. ia mulai menghardik ku, menghisap Hookkah, ia bahkan makan daging. Aku merasa ada roh jahat yang merasuki tubuhnya di saat malam hari. ia bukan Jodha yang aku kenal” Semua yang hadir tampak kaget dan cemas. Hamida lalu berkata: “Jalal aku kuatir dan bimbang soal ini. Aku mengenal seorang yang dapat mengetahui ini. Ia bernama Gul Rang Banu yang sudah terkenal kemampuannya. ia pasti bisa membantu kita” Jalal menjawab: “Apa yang kamu katakan ini Amijan??? Tak mungkin itu. Jodha itu wanita yang suci hatinya dan kuat kepercayaan agamanya” Hamida lanjut berkata: “Bukan kah hal itu baru saja terjadi pada diri mu juga? Kita harus waspada akan hal ini” Jalal masih tak yakin: “Walaupun begitu aku tak mempercayai adanya roh-roh jahat” Salima kemudian angkat bicara: “Akan tapi Shahenshah. Tingkah laku laku Jodha menunjukkan kearah itu. Aku pikir benar ia kerasukan. Aur pata kya kaise? Dan cari tahu apa apa yang harus kita lakukan?” Jalal akhirnya menyerah dan mepersilahkan: “Baiklah jika begitu. Silahkan Gul Rang Banu dipanggil. tapi aku tak habis pikir siapa yang berbuat ini kepada Jodha?” Hamida berkata: “Gul Rang Banu pasti bisa menjawab hal ini. Ayo pelayan panggilkan Gul Rang Banu kemari” Tak lama kemudian Gul Rang Banu datang menghadap. ia berjalan perlahan sambil melihat-lihat kesana kemari dan merasakan sekelilingnya. Lalu ia memberi salam hormat kepada Jalal. Hamida berkata kepada Gul Rang Banu bahwa dirinya selama in selalu mendengar reputasi baik tentang dirinya. Lalu Hamida menyatakan kekuatirannya tentang Jodha yang seperti di rasuki roh jahat. Hamida: “Aku kuatir bahwa Malika Hindustan telah terasuki. Akhir-akhir ini ia berperilaku aneh” Gul Rang Banu menjawab: “Mohon ceritakan apa gerangan yang terjadi” Hamida kemudian mulai bercerita. Adegan flash back ke saat Jodha menari-nari, makan danging dan menampar Ruqaiya. Gul Rang Banu lalu berkata: “Shahenshah mudah bagi ku untuk mengetahuinya” Kemudian Gul Rang Banu mulai menengadahkan kepalanya dan menggumamkan sesuatu yang tak diperdengarkan suaranya. Mungkin ayat-ayat suci. Gul Rang Banu berkata: “Tak dipungkiri lagi. Aku yakin. Ek syaitani taaket zarūr hume. Aku merasakannya ada roh jahat berdiam di istana ini. Ek kali takat ki. Maut jur ki ka. Ada kematian yang bersatu dengan Ilmu hitam. Esas ho raha hei hume. Kita harus melakukan sesuatu” Semua tercengang mendengarnya. Jalal yang skeptic bertanya: “Ki apko yakin hei? Apakah kamu yakin akan hal ini?” Gul Rang Banu lalu berkata: “Aku mengatakan hal yang sebenarnya Shahenshah. Mujhe Jodha se milna hoga. Aku harus bertemu Jodha. Akan tapi aku harus menemuinya sendirian saja. Tak boleh ada orang lain di dalam bersama ku”
Lajodha sedang dipembaringan dipijat-pijat kakinya oleh seorang pelayan. Gul Rang Banu datang diantar Hamida menemui Jodha. Hamida memperkenalkan Gul Rang Banu sebagai salah satu Tante nya Jalal. Hamida bilang biar ia disini berkenalan dengan mu. Hamida pamit mau bertemu Salima. Sementara itu Jalal, Salima, Ruqaiya dan Moti Bai di luar mengintip lewat Jali screen. Gul Rang Banu menanyakan apa kabarnya Jodha? Jodha mengatakan baik-baik saja. Gul Rang mengatakan dirinya banyak mendengar cerita tentang Jodha (Bare mem bohot suna). Lajodha kaget dan menghindar ketika Gul Rang Banu membelai rambutnya. Gul Rang Banu memegang tangan Lajodha. Katanya kamu sangat cantik dan tangan mu sangat halus. tapi kemudian Gul Rang Banu terlihat mulai menggumamkan sesuatu. Tampaknya ayat-ayat suci karena Lajodha kemudian langsung merasa gelisah. Lajodha: “Kau menyakiti tangan ku. Lepaskan tangan ku!!!” Gul Rang Banu terus membacakan ayat-ayat suci. Mata Lajodha tampak membelalak tanda bahwa Labonbin melakukan perlawanan atas pengusiran setan yang dilakukan Gul Rang Banu. Lajodha meronta-ronta minta dilepaskan tangannya. Ia marah dan menghardik Gul Rang Banu: “Lepaskan aku!!! Aku Laboni aku bukan Jodha!!! Enyahlah kamu dari sini!!! kamu pikir aku ini sebodoh itu!?!?" Jalal dan yang lainnya sedari tadi terus mengintip dan kelihatan wajah-wajah mereka semakin tegang. Lajodha tertawa cekikikan. Lalu suaranya berubah menjadi berat dan tatapannya kejam: “Aku tak akan bisa kamu kalahkan!!! Akan ku perlihatkan kekuatan ku!!!” Gul Rang Banu tak hentinya membacakan ayat-ayat. Lajodha memukul dan mendorong Gul Rang Banu sampai terlempar jatuh ke lantai. ia mengejar Gul Rang Banu dan mencekik lehernya. Lajodha berkata: “Aku Laboni!!! Aku Laboni!!! Jangan kamu berani mempermainkan Laboni!!!” Gul Rang Banu tak berkutik. Jalal semakin cemas dan ingin masuk menolongnya. Akan tapi Ruqaiya mencegah. Katanya berbahaya karena Jodha itu orang gila. Jalal tak peduli: “Jodha sedang dalam bahaya. Arwah Laboni merasuki nya. Aku harus menolongnya” Lajodha menghempaskan Gul Rang Banu ke lantai. Ia terjatuh dan tak sadarkan diri karena kepalanya terantuk meja. Jalal telah masuk menghampiri Lajodha dan memanggil nama Jodha. Lajodha kemudian berpura-pura: “Shahenshah lihat lah” Jalal bertanya: “Apa yang terjadi dengan Mamijan???” Lajodha menjawab seolah ia tak tahu apa-apa: “Dia tadi datang kemari bersama Amijan dan kami lalu berbincang-bincang. Ia sedang berjalan menuju ku ketika tiba-tiba ia jatuh pingsan. Aku tak tahu apa yang terjadi pada dirinya? Kasihan dirinya. Mamiji!” Lajodha memeluk Jalal seolah dirinya kuatir. Jalal kemudian memanggil pelayan untuk membantu membawa Gul Rang Banu ke tabib. Jalal pun pura-pura berkata pada Lajodha agar tak perlu kuatir. Lajodha terus memeluk Jalal. Sementara Jalal berkata dalam hatinya: “Aku harus menolong Jodha dan membebaskannya dari roh jahat ini!
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 534
Sumber Sinopsis : Kumpulan Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 533
Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 533
Posted by Putri Viona
Tags:
Jodha Akbar,
Sinopsis
Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 533. Please share...!
Blog, Updated at: 04:44