Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 532

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 532.Adegan di mulai dengan Jodha yang sedang duduk mematut di hadapan cermin di kamarnya.  Roh Laboni yang setiap malam menguasai raga Jodha menjadikannya berubah perangai 180 derajat. Apa yang tak akan pernah dilakukan Jodha asli malah terwujud lewat karakter Jodha. Jodha sedang mencopot perhiasan yang dikenakan Jodha dan akan menggantinya dengan yang sesuai seleranya. Jodha melihat luka ditelapak tanganya. Jodha berkata pada diri sendiri: “Dasar bodoh kau! Tubuh ini adalah kunci bagi ku agar bisa memperoleh Jalal” Jodha membubuhi ramuan obat dilukanya dan lalnjut  berhias. Jodha berkara pada dirinya sendiri: “Hehehe sudah waktunya sekarang. Malam ini akan amat menyenangkan” Jodha berteriak memanggil Moti Bai. Jodha tampak tak sabaran dan langsung memberikan lengannya dan menyuruh Moti Bai melepas gelang-gelang. Moti Bia terlihat kuatir dan berkata: “Apko kya ho gya ko Jodha?

Ada apa dengan diri mu Jodha? Itna wicitra kyum kare hei ap? Mengapa tingkah laku mu menjadi aneh bin ajaib? Semua orang mencemasi diri mu” Jodha marah dan menghardir Moti Bai: “Diam kau! Jangan banyak bicara lagi. Kamu hanyalah soerang pelayan.  Jangan Kamu bicara melebihi batas mu. Mengerti kau.” Moti Bai kaget melihat keluakuan ini. Jodha tak pernah berlaku kasar kepada siapa pun. Dan Moti Bai bukanlah sekedar pelayannya akan tetapi sahabatnya. Jodha lanjut berkata: “Malam ini ada perayaan maka Kamu harus membantu ku bersiap!!”

Ditempat lain Jalal sedang bersama dengan para menterinya Abu Fazl, Todar Mal dan Rahim. Todar Mal berkata kepada Jalal masalah di Mewar. Jalal menjawab  bahwa pada kesempatan berikutnya mereka akan menyerang Maharana Pratap dengan kekuatan penuh. Kemudian Jalal pamit dan berkata kepada para menteri: “Nah sekarang aku harus meluangkan waktu untuk istri-istri ku. Mereka menunggu ku di sebuah acara” Abu Fazl lanjut berbincang dengan Todar Mal dan bekata: “Kenapa tak Kamu sebutkan soal Shahbudin?” Todar Mal menjawa: “Tidak belum bisa sekarang.  Kita harus segera mendapat bukti-bukti kejahatan Shahbuddin” Todar Mal menjawab bahwa ia telah memiliki rencana untuk itu.

Ruqaiya tampak sedang berjalan di halaman istana dan berpapasan dengan Jodha. Jodha hanya memandang cuek dan merendahkan Ruqaiya. Ruqaiya langsung melabrak Jodha: “Kau telah merusak malam Ultah ku kemarin maka MuLai sekarang aku akan merusak semua malam-malam mu” Jodha menjawab sinis: “Aku tahu semua permainan mu. Aku tahu semua siasat mu. Aku telah menyiapkan perlawanan ku untuk menangkis semua siasat mu.”  Jodha pun langsung jalan bergaya cuek meninggalkan Ruqaiya yang masih ngomel: “Aku tak akan membiarkan mu Jodha.

Para penghuni harem telah hadir di ruang acara. Jodha datang memasuki ruangan berjalan dengan gaya yang angkuh.  Salima memberi tahu Hamida: “Amijan Kamu lihat lah itu. Apakah Kamu akan bicara dengannya sekarang?”  Hamida menjawab: “Tidak. Aku tak akan bicara di saat acara” Semua memandang cemas kearah Jodha. Kemudian Jodha berdiri di tengah ruangan duduk di kursi yang terdekat dengan Jalal. Jodha memberi salam hormatnya kepada hadirin tanpa sepatah kata pun. Hanya kedua telapak tangan yang disatukan di dada dan lirikan matanya yang tajam. Hamida terkejut atas perilaku Jodha yang ini. Katanya: “Aneh Jodha hanya memberi salam dari jauh kepada ku. Sebelumnya ia tak pernah seperti ini” Tak lama kemudian pelayan mengumumkan kedatangan Jalal. Jalal duduk di kursinya dan berkata: “Ruqaiya ingin mempersembahkan ku sesuatu yang istimewa malam ini? Apa itu gerangan Ruqaiya?” Ruqaiya menjawab : “Selama ini Kamu selalu memberikan ku banyak hadiah. Maka sekarang aku ingin membuat diri mu senang dengan mempersembahkan tarian ini” Jalal memuji Ruqaiya dan mempersilahkan penari tampil.  Ruqaiya memanggil  penari. Dua pemanin music masuk diikuti Anarkali. Tapi ternyata Anarkali tak ikut menari hanya duduk ikut main music. Seorang penari baru yang tampak lebih sexy dan handal dari pada Anarkali mulai menari. Raut wajah Jodha sedari tadi tampak super jutek. Sementara itu Ruqaiya berkata pada dirinya sendiri sambil memandang tajam kea rah Jodha: “Rasakanlah Kamu Jodha. Shahensah pasti akan sangat tertarik dengan penari ini dan ia akan segera melupakan diri mu dengan Kamu akan tersisihkan.” Disaat yang sama Jodha berkata dalam hatinya: “Diri ku bukan lah Jodha yang lemah. Mau menerima begitu saja semua kesewenangan mu.” Jalal tampak senang menikmati tarian itu. Sedangkan Jodha memandang sebal kearah sang penari. Ia pun berdiri dan marah. Jodha menghampiri sang penari dan menamparnya kencang-kencang. Semua yang hadir kaget dibuatnya. Jodha mencemooh: “Tarian macam apa ini? Akan ku tunjukan kepada kalian apa itu yang namanya tarian.” Jodha mengambil Ghungroos (gelang gemerincing penari) dan mengenakannya di pergelangan kakinya. Jodha mulai menari dengan lincah dan berlengak-lengok sexy lalu memeluk dan membelai wajah Shahenshah.   Semua tercengan memandang kearah Jodha. Sementara itu Jalal pun tertegun dibuatnya. Hamida berpikir dalam bahwa pasti ada yang tak beres dengan diri Jodha.

Jodha tampak telah berada di kamarnya dan ia terlihat amat menikmati kemenangannya melawan Ruqaiya tadi. Jodha tertawa terbahak-bahak dan berkata pada dirinya sendiri: “Rasakan Kamu Buddhi Ghuri. (Kuda betina tua). Aku tetalh membuat diri mu tak berkutik.” TAk lama kemudian Jalal pun datang menghampiri dirinya.  Jodha langsung bertingkah centil dan memeluk Jalal: “Kau suka dengan tarian ku tadi? Katakanlah bahwa penari tadi tak ada apa-apanya dibandingkan dengan diri ku!” Jalal tampak tak menyukai kelakuan Jodha tadi: “Aku tak menyukai nya. Aku tak suka Kamu membandingkan diri mu dengan seorang penari” Jodha cemburu dan menjawab: “Akan tetapi Kamu memuji penari itu tadi” Jalal menjawab: “Bukankah Kamu tahu benar bahwa hanya Kamu lah yang berada di dalam hati? Aku menyukai Kamu menari. Akan tetapi cara mu menari dihadapan semua orang dan membandingkan diri mu dengan seorang penari belaka? Itu bukan tindakan yang pantas dari mu” Jodha memeluk erat Jalal lalu memegang kalung Jalal dan berkata: “Aku tak perlu kuatir.  Karena akulah yang memenangkan kompetisi ini” Jodha lalu menuntun Jalal duduk ketempat tidur sambil memeluk dan merayu: “Yang terpenting Kamu adalah milik ku. Aku menginginkan hadiah dari mu sekarang” Rayuan Jodha berhasil dan Jalal pun tersenyum mendengar ucapan Jodha.

Sementara itu diruangan lain Salima, Hamida, Ruqaiya sedang membincangkan Jodha. Hamida berkata: “Aku sama sekali tak mengerti kenapa Jodha jadi bersikap seperti ini? Semoga Jalal menyadari”  Salima berkata: “Lalu bagaimana jika Jalal tak berbuat apa-apa?” Ruqaiya: “Kita harus mengadukannya kepada Jalal.” Hamida: “Akan tetapi aku merasa ini bukan perbuatan Jodha. Ada yang tak beres dengannya” Akan tetapi Ruqaiya terus mendesak: “Kita harus membuat Jalal menyadari kelakuan jahat Jodha. Jika tak kita yang dikira Jalal mengada-ada dan hendak menjerumuskan Jodha” Hamida: “Baiklah kalau begitu aku akan membicarakannya dengan Jalal besok”

Keesokan hari nya Jalal didatangi oleh Hamida, Salim dan Ruqaiya. Ia bertanya: “Ada apa ini Ruqaiya?” Ruqs lanngsung mengadu: “Ada yang penting. Jodha telah menghina almarhum ayah ku dan menampar ku. Tanyakan saja pada Salima bila Kamu tak percaya pada ku” Salima mengiyakan pengaduan Ruqs. Akan tetapi Hamida menengahi dan berkata: “Jalal sebaiknya kita tanyakan pada Jodha karena hanya ia sendiri yang bisa memberi jawaban sebenarnya kenapa ia bertindak seperti ini?” Jalal tampak geram mendengar berita ini. Tak lama kemudian pelayan mengumumkan kedatangan Jodha asli di ruangan. Wajahnya tampak bingung dan kuatir. Jodha dibayang-bayangi oleh Laboni yang berdiri dibelakanngnya. Jodha memberi salam hormatnya kepada Jalal dan bertanya: “Kau memanggil ku?” Jalal menghampiri Jodha dan menghardiknya: “Akku mendapat pengaduan dari Ruqaiya bahwa Kamu telah menghina dirinya dan juga Salima. Kamu bahkan telah menampar Ruqaiya. Apakah tuduhan ini benar?.” Jodha terkejut dan terbelalak mendengar pengaduan ini. Sementara Laboni memperolok Jodha. Jalal bertanya sekali lagi: “Apa jawaban mu Jodha?”  Jodha asli yang tak tahu menahu akan hal ini bingung dan tergagap tak tahu harus menjawab apa: “Shahenshah  ….” Kata-kata Jodha terputus karena Laboni kemudian menunjuk ke sebilah pisau dan mengancam Hamida. Ia menggerakkan tangannya seakan-akan mau menyayat leher Hamida. Jodha terlihat tegang dan menjawab: “Aku tak mengerti. Aku tak  melakukan apa-apa” Ruqaiya geram dan lansung protes: “Bohong. Jodha berbohong. Permaianan apa ini Jodha” Jalal menyuruh Ruqaiya diam tetapi Ruqs tetap lah Ruqs ia terus berusaha bicara. Jalal malah menghardiknya dan menyuruhnya tutup mulut. Jalal balik memarahi Ruqaiya: “Diamlah! Kenapa Kamu menuduh Jodha? Bukan sifat Jodha untuk berbohong” Lagi-lagi Ruqaiya protes dan dihentikan Jalal. Jalal memarahi Ruqaiay dan berkata: “Ini pasti karena Jodha lebih banyak bersama ku ,maka Kamu sengaja memfitnah nya seperti ini!” Ruqs baru saja akan protes lagi akan tetapi di halangi Jalal: “Hentikan Ruqaiya! Aku tak mau lagi mendengar lebih kanjut. Sebentar lagi akan datang utusan dari Multan. Sebuah acara penyambutan telah disiapkan bagi nya. Aku menginginkan kehadiran kalian semua. Jangan sampai membuat kesalahan disana nanti. Ini adalah perintah ku!” Ruqaiya tampak geram tak puas. Laboni mencemooh kearah Jodha dan Jodha kemudian pun pamit pergi. Jalal pun menyusul pergi. Salima heran mengapa Jodha berbohong? Hamida juga bingung tetapi berharap apa yang dilakukannya kepada Ruqaiya segera terbukti.

Di halaman istana tampak Salim dan Anarkali. Mereka berteduh di bawah pohon. Anarkali bertanya apakah Salim sudah berbicara dengan orangtuanya? Salim berkata bahwa ia telah membicarakan nya dengan Ibunya. Dan sang Ibu ternyata mendukung keinginannya. Salim berjanji bahwa tak lama lagi kejadian pahit di masa lampau akan segera hilang dan Anarkali akan menjadi istrinya. Salim memakaian Turban nya dan berkata ia akan menjadikannya Malika Taj (Ratu yang Cantik). Anarkali memeluknya dan menangis terharu. Anarkali bilang ia heran bahwa Jodha dengan mudah menyetujui keinginan Salim. Dan Salim menjawab bahwa Ibunya amat mencintai Ayah ku. Karena cinta mereka yang mendalam itu membuatnya dengan mudah memahami cinta kita berdua. Anarkali berkata bahwa ia ingin selaku mengingat saat-saat indah ini dimana Salim dan diri nya bersama-sama seperti  ini.

Sementara itu di kamar Jodha terlihat Laboni sedang terbahak-bahak karena senang berhasil mengendalikan semua orang. Jodha tampak geram dan sekaligus cemas. Laboni berkata: “Apa yang Kamu risaukan Jodha. Bukankah ia suami kita berdua? Kamu dan aku bisa berbagi memilikinya” Jodha dengan geram menjawab: “Lakukan apa yang Kamu mau. Akan tetapi jangan Kamu rusak harga diri ku dimuka semua orang. Aku telah banyak bekerja keras demi mendapatkan kepercayaan dan cinta mereka. Aku berjuang demi memenangkan hati suami ku, Ibu mertua ku, ipar dan istri-istri yang lain. Demi Tuhan. Jangan Kamu hancurkan semua ini”  Laboni meledek Jodha: “Tuhan tak ada urusannya dengan ini.  Aku tak akan semudah itu melepaskan mu” Sambil terisak karena kesal Jodha memarahi Labonbin. Tanpa disadari ternyata Jalal sejak tadi tengah berdiri dibalik tirai pintu kamar dan mendengar Jodha berbicara dengan orang yang tak ada disana.  Jalal menyaksikan Jodha melempar perhiasan ke arah cermin dihadapannya. Jodha terus berteriak mengusir Labonbin. Jalal tampak sedih melihat keadaan Jodha. Lalu ia masuk menghampiri Jodha. Laboni memandang sinis kearah Jodha dan Jodha mendekat ke Jalal dengan wajah cemas. Jalal berkata lembut kepada Jodha: “Aku memahami betapa Kamu merasa tertekan. Ruqaiya telah berbuat salah pada mu. Aku memohon agar Kamu tak memendamnya di hati mu Jodha. Kita semua maklum bahwa Ruqaiya bertingkah seperti ini demi mencari perhatian ku. Aku akan menangani semua ini. Malam ini tamu-tamu ku akan hadir. Aku mohon agar Kamu yang menyiapkan masakan” Laboni malah muncul lagi kali ini ia berada dibelakang Jalal membelai-belai Jalal sambil tersenyum. Jalal lanjut berkata tentang Tuhan akan selalu memihak dirinya. Lalu Jodha mengiyakan dan Jalal tersenyum berkata ia senang mendengar jawaban Malika Hindustan.  Jalal kemudian pamit pergi. Jodha tampak sedih akan tetapi Laboni belum puas memperoloknya dan berkata: “Acara kenegaraan? Wah betapa menyengkannya” Jodha langsung cemas dan menegang wajahnya.  Kelakuan gila macam apa lagi yang akan dibuat Jodha nanti.


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 532. Please share...!

Blog, Updated at: 04:37