Sinopsis Abad Kejayaan Antv Episode 104. di istana dan mendengar suara Ibrahim mengatakan bahwa dia berada di antara surga dan neraka dan tak bisa beristirahat... dia memberontak pada nasib dan satu malam saat Ramadhan, kebakaran itu mengelilinginya dan membakarnya.musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri.
Baginda tidur diranjangnya .. dan di teras Hurrem berpikir tentang kata-kata dari peramal yang sedang dilihatnya keluar dari istana.. bahwa istana akan tenggelam dalam darah. Hurrem berbicara pada dirinya sendiri bahwa ini bukan darahnya sendiri, tetapi darah musuh-musuh mereka dan monolog terdengar bahwa “ aku adalah Hurrem dan tak pernah mengampuni!
Mustafa bangun bergumam "ayah" dan Yahya memberikan surat dari ayahnya yang mengundang dia ke ibukota.
Sumbul mengajak Hurrem ke ruang bawah tanah rahasia dan mengatakan bahwa semuanya dilaksanakan berdasarkan perintahnya.
Rustem yang sudah menjabat sebagai Perdana Menteri . memanggil Barbarossa dan mengatakan pada Barbarossa sudah lama tak bertemu dia dan Barbarossa menjawab bahwa ada orang yang cukup nyaman berkeliaran di istana dan dia tak ingin menjadi salah satu dari mereka. Rustem mengatakan kepadanya bahwa dia tak peduli tentang hal ini lagi karena dia Wazir Agung dan dia mengingatkan bahwa Barbarossa belum mengucapkan selamat kepadanya, dan itu mengandaikan bahwa Barbarossa tak menganggap dia layak di posisi ini. Barbarossa mengatakan kepadanya bahwa dia tak ragu dengan keinginan Baginda. Merekan Berbicara tentang siapa yang akan pergi ke Manisa, Barbarossa menjawab bahwa dia tau siapa yang di dalam hatinya dan Rustem mengatakan kepadanya bahwa dia tak peduli apapun, tapi yang Mulia Baginda memiliki calon dalam hatinya sendiri.
Matrakci di pasar diserang oleh bandit yang tak di kenal, tetapi pada akhirnya dia menemukan bahwa lelaki itu adalah Pangeran Beyazid yang ingin bercanda dengan dirinya. Beyazid terlihat sudah beranjak dewasa dan tampan.. Mereka pun berbincang mengelilingi pasar.
Baginda sedang bersama Hurrem diruangannya dan dia bertanya pada Hurrem apakah semua persiapan penerimaan pangeran dan Mustafa dengan Mahidevran. Lalu dia bertanya tentang Cihangir dan Hurrem mengatakan bahwa dia marah untuk upacara mendatang. Baginda kemudian ingat ketika dia mengetahui bahwa Cihangir sakit dan dia tak bisa menerimanya, dia merelakan anaknya tersiksa, dan selalu percaya bahwa dia akan sembuh. Hurrem mencoba untuk menghiburnya dengan mengatakan kepadanya bahwa itu bukan salahnya. Baginda mengatakan bahwa meskipun dia menerima semua yang terjadi pada anaknya dan dia sangat mencintainya, tetapi Tuhan menghukum dia dengan kematian Mehmet.
Kamar Selim terlihat sangat berantakan saat Mihrimah memasuki ruangannya, Selim sedang tidur bersama seorang selir dan Mihrimah membangunkannya untuk bersiap..
Sumbul mendesak Cihangir untuk mencoba pakaian untuk upacara dan Cihangir mengatakan kepadanya bahwa apa pun telah dia coba, tapi dia akan terus menjadi pangeran bungkuk.
Sementara itu Mustafa dan Mahidevran sedang dalam perjalanan ke ibu kota dan di tengah jalan mereka d hentikan oleh pasukan Janisari. Baca Selanjutnya Sinopsis Abad Kejayaan Episode 105
Baginda tidur diranjangnya .. dan di teras Hurrem berpikir tentang kata-kata dari peramal yang sedang dilihatnya keluar dari istana.. bahwa istana akan tenggelam dalam darah. Hurrem berbicara pada dirinya sendiri bahwa ini bukan darahnya sendiri, tetapi darah musuh-musuh mereka dan monolog terdengar bahwa “ aku adalah Hurrem dan tak pernah mengampuni!
Mustafa bangun bergumam "ayah" dan Yahya memberikan surat dari ayahnya yang mengundang dia ke ibukota.
Sumbul mengajak Hurrem ke ruang bawah tanah rahasia dan mengatakan bahwa semuanya dilaksanakan berdasarkan perintahnya.
Rustem yang sudah menjabat sebagai Perdana Menteri . memanggil Barbarossa dan mengatakan pada Barbarossa sudah lama tak bertemu dia dan Barbarossa menjawab bahwa ada orang yang cukup nyaman berkeliaran di istana dan dia tak ingin menjadi salah satu dari mereka. Rustem mengatakan kepadanya bahwa dia tak peduli tentang hal ini lagi karena dia Wazir Agung dan dia mengingatkan bahwa Barbarossa belum mengucapkan selamat kepadanya, dan itu mengandaikan bahwa Barbarossa tak menganggap dia layak di posisi ini. Barbarossa mengatakan kepadanya bahwa dia tak ragu dengan keinginan Baginda. Merekan Berbicara tentang siapa yang akan pergi ke Manisa, Barbarossa menjawab bahwa dia tau siapa yang di dalam hatinya dan Rustem mengatakan kepadanya bahwa dia tak peduli apapun, tapi yang Mulia Baginda memiliki calon dalam hatinya sendiri.
Matrakci di pasar diserang oleh bandit yang tak di kenal, tetapi pada akhirnya dia menemukan bahwa lelaki itu adalah Pangeran Beyazid yang ingin bercanda dengan dirinya. Beyazid terlihat sudah beranjak dewasa dan tampan.. Mereka pun berbincang mengelilingi pasar.
Baginda sedang bersama Hurrem diruangannya dan dia bertanya pada Hurrem apakah semua persiapan penerimaan pangeran dan Mustafa dengan Mahidevran. Lalu dia bertanya tentang Cihangir dan Hurrem mengatakan bahwa dia marah untuk upacara mendatang. Baginda kemudian ingat ketika dia mengetahui bahwa Cihangir sakit dan dia tak bisa menerimanya, dia merelakan anaknya tersiksa, dan selalu percaya bahwa dia akan sembuh. Hurrem mencoba untuk menghiburnya dengan mengatakan kepadanya bahwa itu bukan salahnya. Baginda mengatakan bahwa meskipun dia menerima semua yang terjadi pada anaknya dan dia sangat mencintainya, tetapi Tuhan menghukum dia dengan kematian Mehmet.
Kamar Selim terlihat sangat berantakan saat Mihrimah memasuki ruangannya, Selim sedang tidur bersama seorang selir dan Mihrimah membangunkannya untuk bersiap..
Sumbul mendesak Cihangir untuk mencoba pakaian untuk upacara dan Cihangir mengatakan kepadanya bahwa apa pun telah dia coba, tapi dia akan terus menjadi pangeran bungkuk.
Sementara itu Mustafa dan Mahidevran sedang dalam perjalanan ke ibu kota dan di tengah jalan mereka d hentikan oleh pasukan Janisari. Baca Selanjutnya Sinopsis Abad Kejayaan Episode 105