Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 526

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 526,Narator : “Setelah kemenangan Jodha atas Laboni dan Dammu, semua kondisi di dalam istana kerajaan Mughal berangsur angsur kembali pulih, semua orang membicarakan tentang Laboni, mereka baru menyadari kalo Laboni itu bukan Leela, adik sepupu Jodha. Sementara itu kondisi Jalal sudah berangsur angsur membaik, sedangkan hubungan Rukayah dan Hoshiyar juga mulai membaik kembali karena Rukayah mulai mengerti mengapa Hoshiyar berkata kata kasar seperti itu padanya, ini semua karena pengaruh ilmu sihir, sedangkan Salim berencana untuk kembali ke Agra terlebih dahulu”

Hingga suatu hari, Jodha sedang menyanyikan lagu puji pujian pada Dewa Krisna, yaitu Bhaajan dikamarnya, sementara Jalal menemani Jodha sambil mendengarkan suara merdu Jodha, Jalal sangat menikmati nyanyian Jodha, Jalal terus memperhatikan Jodha dengan penuh cinta, tak lama kemudian Salim datang menemui kedua orang tuanya, namun Jalal dan Jodha tak menyadari kehadiran Salim, Salim malah ikut menikmati nyanyian Jodha dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada sambil berdoa, setelah Jodha selesai bernyanyi, Salim memberikan salam pada kedua orang tuanya “Salam ayah, ibu” Jalal dan Jodha segera menoleh ke Salim yang sudah berdiri disana “Sekhu ...” kata Jalal sambil memeluk anak sulungnya itu erat, Jalal dan Jodha sangat senang melihat kepulangan Salim “Bagaimana keadaan ayah ?”, “Ayah baik baik saja dan ayah sangat senang melihat kau kembali anakku” kata Jalal sambil menyeringai senang, kemudian Jalal mempersilahkan Salim bertemu dengan ibunya, Salim segera menghampiri Jodha sambil menyentuh kaki Jodha, Jodha menyambutnya dengan senyuman lebarnya, kemudian Salim kembali menghadapi menghampiri Jalal dan menceritakan semua pengalamannya di medan pertempuran.

Narator : “Keadaan di Kesultanan Mughal di Agra sudah benar benar membaik, Sangram Sigh juga mulai normal kembali, pengaruh sihir Laboni telah menghilang dari dirinya dan Sangram Sigh memutuskan untuk pulang ke istananya sendiri, sementara itu pesta ulang tahun pernikahan Jalal dan Jodha juga semakin dekat”
Suatu hari ketika Jodha sedang menatap bulan di depan jendela kamarnya, Jalal menemui Jodha di kamar “Sedang apa kau disini, Ratu Jodha ?” kata Jalal sambil menghampiri Jodha yang sedang tersenyum senyum sendiri menatap rembulan “Kamu tahu, kalo aku pikir pikir Laboni itu memang cantik juga ya” Jalal mencoba mulai menggoda Jodha lagi dengan senyuman nakalnya “Baiklah, pujilah terus dia, aku tak akan cemburu” kata Jodha ketus, Jalal tertawa kecil melihat Jodha yang mulai mengambek tapi bukan namanya Jalal kalo tak suka menggoda Jodha, Jalal terus membahas soal Laboni, hal ini tentu saja membuat Jodha semakin jengah dan kesal mendengarnya “Tapi kau tahu bahwa hanya ada satu nama yang ada di dalam hatiku ini yaitu kamu” Jodhapun tertawa ketika Jalal mulai merayunya

“Aku suka senyumanmu itu, tapi apakah kau ingat kalo sebentar lagi akan ada hari special ?” kata Jalal dengan senyumannya yang menawan “Apa itu ?” Jodha pura pura lupa “Kamu tak ingat hari apa itu ?” Jalal mulai gusar “Apakah hari itu sangat penting untuk kita ?” giliran Jodha kali ini yang menggoda Jalal sambil melirik ke arah Jalal, Jalal sadar kalo kali ini Jodha sedang menggodanya “Cukup ! Aku tahu kau ini pasti lagi pura pura iya kan ?” Jodha tertawa geli “Iya, Yang Mulia ... aku ingat kalo ulang tahun pernikahan kita akan berlangsung tak lama lagi, mana bisa aku lupa” kata Jodha sambil tersenyum kemudian merebahkan kepalanya di bahu Jalal mesra, Jalalpun memeluknya erat, kemudian cerita pun berlanjut membahas rencana pernikahan Salim dan Maan Bai karena Salim sudah pulang dari medan perang meskipun belum bisa mengalahkan Maharana Pratap “Bagaimana kalo kita mengumumkan hari pernikahan Salim dan Maan Bai pada saat pesta ulang tahun pernikahan kita, Yang Mulia ?”, “Itu ide bagus, Ratu Jodha” kata Jalal sambil kembali memeluk Jodha, mereka berdua nampak bahagia menikmati kebersamaan mereka berdua.

Dirumah Anarkali, Anarkali sedang memainkan alat musiknya dengan nada nada sedih, tak lama kemudian tiba tiba Salim muncul dirumahnya dan menyapanya, Anarkali terkejut dan menghentikan permainan alat musiknya kemudian memandang ke arah Salim, Anarkali segera mendekat ke arah Salim, mereka saling memandang satu sama lain cukup lama “Apakah benar ini Salim ? Atau hanya sebuah mimpi ?”, “Ini bukan mimpi, Anarkali ... Ini nyata, ini aku Salim, kekasihmu telah datang untukmu” Anarkali membelai wajah Salim ragu ragu, namun setelah itu dipeluknya erat tubuh Salim serasa enggan di lepaskan, Anarkali terharu karena kekasih yang dirindukannya selama ini telah kembali dengan keadaan selamat, lagu Rabba is pyar mein mulai terdengar, Anarkali menangis dalam pelukkan Salim “Sekarang kau tak boleh menangis, Anarkali” Anarkali menyeka airmatanya seraya berkata

“Aku tak perlu menangis lagi sekarang” kata Anarkali sambil menggandeng tangan Salim dan mengajaknya duduk, Salimpun menuruti ajakan Anarkali, mereka duduk bersisian, Salim memegang dagu Anarkali mesra seraya berkata “Aku akan bicara dengan ayah dan ibuku tentang pernikahan kita pada pesta ulang tahun pernikahan mereka nanti”, “Tapi ... “ belum juga Anarkali menyelesaikan ucapannya, Salim segera menyentuh bibir Anarkali menggunakan jari telunjuknya sambil menggelengkan kepalanya agar Anarkali tak melanjutkan ucapannya “Kamu tak usah bicara apa apa lagi, biarkan aku melihat wajahmu setelah aku pergi cukup lama” kata Salim, Anarkali menatap Salim haru kemudian mereka berpelukkan satu sama lain melepas kerinduan yang telah cukup lama mereka pendam.

Ditaman istana, Hamida, Salima dan Aram Bano sedang bercengkrama disana sambil membahas pesta ulang tahun pernikahan Jalal dan Jodha “Nenek, aku akan memberikan sebuah pedang untuk ayah dan ibu sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka” kata Aram Bano sambil asyik makan buah mangga hingga mulutnya belepotan “Waaah kau pintar sekali, Aram Bano” Hamida memuji keinginan cucu bungsunya itu, tepat pada saat itu Jodha menghampiri mereka seraya berkata “Apa yang kau katakan, Aram Bano ?”, “Kami sedang membicarakan soal hadiah, ibu” kata Aram Bano dengan ekspresi lucunya sambil mendekati Jodha dan duduk di pangkuan ibunya “Lalu, apa yang akan kau berikan sebagai hadiah ?” Jodha mulai penasaran “Aku tak akan mengatakannya pada ibu” kata Aram Bano dengan mimik lucunya, Hamida dan Salima tersenyum melihat tingkah Aram Bano yang menggemaskan “Ibu, aku dengar waktu ibu menikah ibu mengelilingi api suci bersama ayah, apakah benar ?” Jodha mendekatkan wajahnya di pipi Aram Bano seraya berkata “Iya, itu benar itu adalah sebuah ritual pernikahan dalam agama Hindu”

“Aku ingin menghadiri pernikahan ibu kalo begitu” kata Aram Bano polos, semua yang ada disana tertawa mendengar ucapan Aram Bano “Kamu kan belum ada waktu itu, sayang” kata Jodha “Kenapa ibu tak menikah lagi dengan ayah, aku pasti akan menyukainya” kata Aram Bano manja, sementara Jodha malah bingung “Iya, itu sebuah ide yang bagus, Jodha” sela Hamida “Iya, Ratu Jodha ... Aram Bano benar, kami ingin melihat ritual pernikahanmu kembali” Salima juga ikut menimpali pembicaraan mereka “Ibu akan berbicara dengan Jalal tentang hal ini, ibu yakin ia pasti akan setuju, Jodha” Jodha malah semakin bingung ketika ibu mertuanya malah mendukung permintaan putri bungsunya “Apa yang ibu katakan ? Ibu tak perlu melakukan itu” Jodha merasa malu “Aku adalah ibu mertuamu dan aku telah memutuskan hal ini” kata Hamida, Aram Bano dan Salima menyeringai senang mendengar keputusan Hamida.

Di kamar Jalal, ketika Jodha membantu Jalal mengenakan jubahnya, Jalal malah membuka pembicaraan soal permintaan Aram Bano “Ratu Jodha, aku pikir ide Aram Bano untuk mengadakan kembali ritual pernikahan kita di pesta ulang tahun pernikahan kita bagus juga”, “Tapi, Yang Mulia ...” Jalal tak mau ada kata tetapi, Jalal meminta Jodha untuk melakukan permintaan Aram Bano yaitu mengadakan ritual pernikahan kembali, Jodha tertawa mendengarnya ““Baiklah” kata Jodha “Aku akan datang padamu dengan Baraat dan membawamu kembali” kata Jalal sambil tersenyum “Kalau begitu aku akan ke Mandir dulu, salam” kata Jodha sambil mengatupkan tangannya didepan dada, Jalalpun membalas salam Jodha sambil terus memperhatikan kepergian istrinya itu.

Di pasar Jodha memberikan parsad pada fakir miskin yang berada disana bersama dengan para pelayannya, dari kejauhan dilihatnya ada seorang pengemis yang mengenakan syal yang penuh dengan tambalan kain dimana mana dan duduk menjauh sendirian “Moti, tolong kau layani orang orang ini ya, aku mau ke pengemis yang disana itu” kata Jodha “Baik, Jodha” Jodha segera menghampiri pengemis tersebut yang duduk sendirian, ketika Jodha memberikan parsad padanya tiba tiba tangan Jodha di pegang oleh pengemis tersebut, Jodha terkejut apalagi ketika dilihatnya ternyata pengemis itu adalah Laboni dengan sebagian wajah, tangan dan tubuhnya yang gosong terbakar “Kamu ?” Jodha panik melihat Laboni “Aku pikir kau telah mati”, “Laboni yang ingin menghancurkan kau telah mati, aku adalah orang baru sekarang, aku ingin minta maaf padamu, Ratu Jodha” kata Laboni sambil memelas agar Jodha mau mengasihaninya, Jodha menyingkirkan tangan Laboni seraya berkata “Pergilah dari sini ! Aku tak ingin melihat wajahmu lagi !” namun Laboni malah menyentuh kaki Jodha “Tolong, Ratu Jodha ... jangan lakukan hal ini padaku, aku mohon maafkan aku, tubuhku telah terbakar, aku tak ingin terbakar dalam dosaku” kata Laboni sedih “Kamu telah mendapat hukumannya ! kau memang harus hidup dengan keadaan seperti ini !” kata Jodha penuh emosi “Ratu Jodha, jika kau tak memaafkan aku, aku akan seperti ini selamanya, tolong ... aku mohon Ratu Jodha, maafkan aku” kata Laboni sambil menangis

“Janganlah menangis, kau tak perlu melakukannya, aku telah memaafkan kamu, besok adalah hari ulang tahun pernikahanku maka atas nama cinta aku memaafkan kamu” kata Jodha yang akhirnya tak tega melihat kondisi Laboni seperti itu “Aku juga telah bersalah pada Yang Mulia, apakah aku bisa datang kesana besok ? Aku ingin meminta maaf pada Yang Mulia, aku ingin mendoakan kalian berdua, aku telah kehilangan ibuku, tubuhku terbakar, aku ingin menjadi wanita baik baik sekarang tapi kau pasti tak akan mengijinkan aku setelah apa yang telah aku lakukan padamu” kata Laboni mengiba dan tatapannya yang memelas “Aku belum mendapatkan permintaan maafmu secara lengkap, Ratu Jodha” Jodha bimbang dengan permintaan Laboni namun akhirnya Jodha berkata “Baiklah, kau boleh datang ke istana” Laboni nampak senang mendengarnya “Apakah benar, aku boleh datang ke istanamu, Ratu Jodha ?”, “Iya, kau boleh” kata Jodha sambil tersenyum tulus tanpa ada rasa curiga sedikitpun pada Laboni “Ini adalah sebuah mimpi bagiku” kata Laboni senang “Ini adalah kenyataan, Laboni ... kau boleh datang besok”, “Terima kasih, Ratu Jodha ... kau telah memberikan kemudahan untukku” Jodha hanya tersenyum kemudian meninggalkan Laboni.

Sore harinya, Jodha sedang dirias tangannya dengan Mehndi oleh para pelayannya “Jodha, kenapa kau meminta Laboni untuk datang ke pesta ulang tahun pernikahanmu ?” kata Moti penuh selidik “Dia itu menangis dan menyesali semua perbuatannya, Moti” kata Jodha “Kamu itu begitu baik, Jodha ... orang seperti ia akan mengambil keuntungan dari kebaikanmu ini” Jodha tak suka dengan ucapan Moti “Moti ! Jangan bilang seperti itu !”, “Baiklah kalo itu bisa membuatmu bahagia maka biarkan saja semua itu terjadi” tiba tiba dari arah pintu kamar Jodha ada pemberitahuan kalo Jalal akan memasuki kamar Jodha “Moti, kau harus menghentikan Yang Mulia, aku akan bersembunyi dibalik tirai” Moti mengerti maksud Jodha, begitu Jalal hendak masuk ke kamar Jodha, Moti segera menghentikannya

“Berhenti. Yang Mulia ! Maafkan saya, tapi anda tak boleh masuk ke dalam kamar Ratu Jodha” Jalal bingung “Apa ? kau tahu apa yang kau katakan ?”, “Iya saya tahu, apa yang saya katakan, tapi karena anda akan menikah dengan Ratu Jodha, maka anda tak bisa menemuinya terlebih dahulu sebelum pernikahan nanti” kata Moti tegas “Bagaimana jika aku tak setuju ?” kata Jalal bersikeras “Moti, kemarilah !” Jodha yang sedang bersembunyi dibalik tirai segera memanggil Moti, Moti menghampiri Jodha sementara Jalal manyun berdiri di depan pintu kamar, kemudian Jodha membisikkan sesuatu ke Moti dan Moti balik lagi ke Jalal yang masih berdiri disana seraya berkata “Yang Mulia, anda kan meminta untuk menikah kembali dengan Ratu Jodha, maka sesuai dengan adat pernikahan, anda harus mengikuti ritual pernikahan yang berlaku, yaitu anda tak boleh menemui pengantin wanitanya” Jodha tertawa geli dibalik tirai melihat wajah Jalal yang kesal “Tapi apakah aku bisa melihat wajahnya ? Karena aku tak bisa tidur tanpa melihat wajahnya” kata Jalal penuh harap, Jodha yang masih tertawa geli lalu berkata “Kalau begitu kau harus terjaga sepanjang malam, Yang Mulia” kata Jodha geli, Jalal akhirnya pasrah tak bisa bertemu dengan Jodha, dengan wajah kesal Jalal meninggalkan kamar Jodha... Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 527


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 526. Please share...!

Blog, Updated at: 15:39