Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 527

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 527. Dihalaman tengah istana, Murad yang saat itu setengah mabuk menghampiri Salim yang sedang berada disana, saat itu Murad bersama dengan pamannya Haidar yang bernama Sabudhin “Apa kabar, Salim ?”, “Baik baik saja, Murad.Bagaimana kabarmu ?” kata Salim sambi menyeringai senang menyambut adiknya itu, awalnya mereka ngobrol secara baik baik namun lama kelamaan mereka malah bertengkar satu sama lain karena rupanya Murad mengejek Salim yang tak bisa menangkap Maharana Pratap, Sabudhin paman Haidar juga hanya diam saja tak berusaha untuk melerai kedua pangeran itu, tak lama kemudian Salim meninggalkan Murad dengan kesal. Paman Haidar, Sabudhin malah menghasut Murad untuk melawan Salim “Pangeran Murad, semua orang telah mengabaikan kamu, kau harus melakukan sesuatu” Sabudhin mulai meracuni pikiran Murad, Murad sepertinya juga termakan oleh hasutannya.

Dikamar Jodha, Jodha sedang memperhatikan lukisan Mehndi di tangannya sambil membolak balik kedua tangannya, Jodha merasa puas dan senang dengan lukisan ditangannya itu, tepat pada saat itu Hamida, Salima, Rukayah dan Aram Bano menemui Jodha di kamarnya “Ibu, saya akan memberikan ibu sebuah hadiah” kata Aram Bano dengan gaya bicaranya yang lucu sambil memberikan sebuah pedang yang di pegang oleh Salima “Aku berdoa semoga kau selalu bahagia selama lamanya, Ratu Jodha” kata Salima tulus “Terima kasih, Ratu Salima.terima kasih Aram Bano” kata Jodha sambil menyeringai senang, kemudian Hamida memberikan Jodha seperangkat perhiasaan dari emas seraya berkata “Rukayah, apakah kau tak memberikan ucapan selamat untuk Jodha ?” Rukayah tersenyum lalu memberikan ucapan selamat kepada Jodha dan berkata “Siapa yang bisa memberikan Ratu Jodha hadiah ? ia adalah istri kesayangan Yang Mulia, bagaimana bisa seseorang memberikannya sebuah hadiah ?” kata Rukayah dengan nada cemburu “Ratu Rukayah benar, kalian semua bersamaku saja itu sudah cukup” kata Jodha merendah “Akan tetapi saya tetap harus mengikuti peraturan yang berlaku, Ratu Jodha” kata Rukayah sambil memberikan Jodha hadiah sebuah syal yang indah “Terima kasih, Ratu Rukayah” kata Jodha, saat itu Salima melihat tangan Jodha yang dilukis Mehndi “Ratu Jodha, lihat warna Mehndimu ini sangat gelap ditanganmu, sama seperti cintamu pada Yang Mulia” kata Salima sambil memegang tangan Jodha “Jodha adalah anakku, saya akan menghadiri pernikahan Jodha sebagai keluarga Jodha, saya akan melakukan Kanyadan juga untuknya” kata Hamida sambil mendekat ke arah Jodha, Jodha sangat terharu dan langsung memeluk ibu mertuanya itu “Kalau begitu saya juga akan menjadi bagian keluarga Jodha” kata Salima sambil mendekati Jodha juga “Lalu Yang Mulia akan sendirian ? Kalau begitu saya akan berada sebagai keluarga Yang Mulia” kata Rukayah sambil tersenyum, semua orang yang hadir disana juga tersenyum semua
Sementara itu di kamar Jalal, Salim membantu Jalal mengenakan jubahnya kemudian Jalal duduk di depan meja rias, Salim membantu mengenakan Sehra ( turban ) di kepala Jalal, Salim mulai mengikatkan kain turban tersebut “Kamu kelihatan tampan, ayah” puji Salim setelah selesai membantu Jalal memakai turban “Kamu juga akan mengenakannya suatu saat nanti, ayah dan ibumu telah memutuskan untuk melaksanakan pernikahan kau dengan Maan Bai segera, kita tunggu sampai pamanmu Bhagwandas datang kesini terlebih dahulu” kata Jalal sambil memandang Salim dari pantulan kaca meja riasnya “Aku tak bisa menikahi Maan Bai akan tetapi bagaimana mengatakannya pada ayah ?” bathin Salim dalam hati “Kamu tahu, ketika ayah menikahi ibumu, dulu kami berdua saling membenci satu sama lain tetapi kemudian ibumu mencintai ayah dan merubah kebencian ayah menjadi sebuah cinta, jika ibumu tak datang dalam kehidupan ayah maka kau pasti tak akan ada disini sekarang” Salim terus mendengarkan penuturan Jalal sambil memperhatikan ayahnya itu dari pantulan kaca meja riasnya “Cinta itu sangat penting, Sekhu.ayah memang telah mempunyai hati tetapi ibumulah yang membuat hati ayah berdetak, ibumu telah memberikan kehidupan pada hati ayah” kata Jalal senang “Jadi cinta itu adalah segalanya, ayah ?” kata Salim sambil mencoba memancing pembicaraan mereka soal cinta “Iya, tentu.cinta adalah segalanya, hal itu akan membuat kehidupanmu menjadi lebih baik, hal itu bisa memberikan sebuah alasan mengapa kau hidup di dunia ini” kata Jalal lagi “Itu artinya saya harus memberitahukan kepada ayah dan ibu tentang cintaku pada seseorang sesegera mungkin” bathin Salim bimbang sambil mengenakan untaian bunga yang dipakai Jalal di depan wajahnya dan tak lama kemudian setelah siap semuanya, mereka berdua meninggalkan kamar.

Jodha sedang berdandan ala pengantin Rajvansi di depan meja riasnya ketika Aram Bano dan Salima menemuinya di kamarnya “Ratu Jodha, kau kelihatan cantik sekali” kata Salima “Terima kasih, Ratu Salima” kata Jodha sambil berdiri berbalik di depan mereka “Ibu merunduklah, saya ingin memberikan ibu tanda supaya tak di ganggu oleh setan” Jodha pun menurut sambil merundukkan kepalanya, Aram Bano segera memberikan sebuah titik hitam di belakang telinga Jodha seraya berkata “Semoga saja mata jahat tak akan mengikuti ibu sekarang” Jodha dan Salima menyeringai senang “Ibu, kapan saya akan menjadi seorang pengantin ?” kata Aram Bano lagi dengan mimiknya yang lucu, Jodha segera memangku putri bungsunya itu di kursi meja rias Jodha “Lalu mana pengantin prianya, sayang ?” sela Salima “Aku tak tahu, ibu katakan padaku siapa pengantin priaku ? tetapi bukan yang menunggang kuda berwarna putih, saya tak suka karena saya lebih suka kuda yang berwarna coklat” Jodha dan Salima tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Aram Bano yang polos

Di ruang pernikahan, keluarga Jodha yang terdiri dari Hamida, Salima dan Aram Bano juga para pelayan sudah bersiap menyambut kedatangan Jalal sekeluarga, saat itu Jalal datang ke tempat perhelatan pernikahan bersama dengan Rukayah, Salim, Murad, Danial dan para menterinya. Hamida melakukan ritual aarti dan tilak pada Jalal, Jalal mulai memasuki lingkaran api suci “Pengantin wanitanya bisa disuruh masuk” kata pendeta, tak lama kemudian Hamida dan Salima membawa Jodha ke dalam lingkaran api suci, Jodha datang dengan menggunakan dupattanya yang di turunkan ke bawah hingga menutupi seluruh kepala dan wajahnya, Jodha melirik ke arah Jalal secara sembunyi sembunyi dari balik dupattanya, mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, Jalal teringat ketika dulu Jalal melihat Jodha pertama kali di dalam tandunya waktu di Amer, juga ketika melakukan ritual pernikahan mereka dulu. Hamida menyuruh Jodha berdiri di sebelah Jalal “Jalal, ibu berikan seseorang yang sangat berharga sekali untuk ibu, jagalah ia baik baik” kata Hamida sambil tersenyum senang “Jangan khawatir, ibu.seseorang yang sangat berharga buatmu ini adalah hadiah yang sangat berharga untukku, saya akan menjaga dan merawatnya dengan baik sepanjang hidupku, saya akan memberikannya kebahagiaan, ibu” kata Jalal sambil membuka untaian bunga di depan wajahnya, Jodha dan semua yang hadir disana tersenyum senang namun tak bagi Rukayah, Rukayah cemburu mendengar pujian Jalal ke Jodha, tak lama kemudian mereka berdua duduk di Mandap.

Tepat pada saat itu Anarkali memasuki tempat perhelatan pernikahan Jalal dan Jodha, dari kejauhan tepatnya di sebrang Salim, Anarkali menatap Salim dengan penuh haru sambil tersenyum senang “Secepat mungkin, kita berdua akan menikah juga, Anarkali” bathin Salim sambil memandang ke arah Anarkali tajam “Aku ingin menikah dengamu, Salim” kata Anarkali. Jalal bertanya pada Jodha “Apakah kau ingat dengan hadiah yang saya berikan dulu ?” Jodha mengangguk “Aku tak akan melupakannya tetapi kau seharusnya juga tak melupakannya, Yang Mulia” kata Jodha, Jalal tersenyum senang.

Tak lama kemudian, Laboni dengan wajah yang hangus terbakar sebagian datang ke tempat pernikahan Jodha dan Jalal, Laboni mengangguk pada Jodha yang melihatnya, Jodha juga balas mengangguk ke arah Laboni seraya berkata pada Jalal “Yang Mulia, saya harap kau tak marah padaku, ia telah bertobat dengan sungguh sungguh dan mendapatkan hukuman atas apa yang telah ia lakukan, ia telah meminta maaf dan menyesali perbuatannya maka saya memaafkannya dan jika saya tak memaafkan ia maka ia akan berperangai kasar jadi maafkanlah dia, ia sudah ada disini sekarang” kata Jodha sambil sesekali melirik ke arah Labnoni yang berdiri jauh di sebrang sana “Siapa yang kau maksud, Ratu Jodha ?’ kata Jalal gusar karena dilihatnya tak ada siapa siapa disana, Jodha menunjuk ke arah Laboni berdiri seraya berkata “Itu Yang Mulia, saya telah mengundangnya untuk datang kesini” namun tak ada siapapun yang berdiri disana, Jodha panik sambil mencari kesekeliling ruangan tetapi tak di dapatinya Laboni dimana mana.

Pendeta menyuruh Jalal dan Jodha untuk berdiri dan melakukan pertukaran pengalungan rangkaian bunga yang terbuat dari kelopak bunga, kemudian pendeta kembali menyuruh mereka duduk dan kedua tangan mereka saling bertumpukkan dengan menengadah keatas, Jalal memberikan tangannya, tangan Jodha berada diatas tangan Jalal, tiba tiba ada sebuah tangan yang lain di atas tangan Jodha, Jodha kaget ternyata tangan itu adalah tangan Laboni “Pergi kau !” bentak Jodha keras, Jalal bingung “Ada apa, Ratu Jodha ? tak ada siapa siapa di sini” kata Jalal cemas, Jodha semakin kaget ketika tiba tiba Laboni menghilang dari sisinya. Pendeta kembali menyuruh mereka berdiri untuk melakukan Pheras ( mengelilingi api suci sebanyak tujuh kali ), Jodha dan Jalal memulai melakukan Pheras tersebut, semua orang senang melihatnya, termasuk Hamida, Salima dan Aram Bano yang berteriak kegirangan melihat ayah ibunya menikah lagi, mereka menaburkan bunga bunga pada sepasang pengantin, sementara itu Rukayah cemburu melihat kemesraan Jalal dan Jodha.

Tak lama kemudian Jodha yang tadinya berjalan di depan Jalal kali ini bergantian, Jodha yang berjalan dibelakang Jalal sambil terus melingkari api suci, tiba tiba Jodha melihat Laboni berada di belakangnya, mengikuti mereka melakukan Pheras juga sambil memlintir mlintir rambutnya yang ikal, Jodha kembali panik dan langsung berbisik ke arah Jalal “Yang Mulia, Laboni ada disini, ia ada dibelakangku” Jalal semakin bingung “Tidak ada siapa pun disini, Ratu Jodha.hanya kita berdua, kenapa kau selalu menggoda saya ?” kata Jalal, Jodha baru menyadari kalau Jalal tak bisa melihat Laboni dan orang orang di sekitar mereka juga tak menyadari kehadiran Laboni, mereka hanya melihat Jalal dan Jodha yang melakukan Pheras hingga akhirnya Pheras itu selesai. Pendeta kemudian menyuruh Jalal untuk meletakkan sindoor di dahi Jodha, tiba tiba Laboni muncul diantara mereka, Jodha kaget dan tanpa sengaja ketika Jalal mau meletakkan sindoor itu di dahi Jodha, sindoor tersebut jatuh tepat di dahi Laboni, Laboni tersenyum senang, Jodha terkejut, kemudian Jalal meletakkan sindoor itu di dahi Jodha, Jalal tak bisa melihat Laboni yang saat itu menatap tajam ke arah Jodha sambil tersenyum menang, Jodha shock dan tiba tiba saja Jodha jatuh pingsan tak sadarkan diri dalam pelukkan Jalal “Panggil tabib istana cepaaaat !!!”Suruh Jalal

Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 528.


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 527. Please share...!

Blog, Updated at: 14:13