Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 513.Masih melanjutkan adegan terakhir di tepi hutan. Jalal kemarin tiba-tiba tersandung dan jatuh sehingga batu-batu sihir yang diselipkan Laboni terlepas. Laboni terkejut dan buru-buru menyembunyikan wajahnya dibalik Dupatta-nya. Laboni bertanya dengan suara Jodha: “Shahenshah apko theekey? Shahenshah kau baik-baik saja kan? Jalal mengiyakan. Labonbin lalu berkata lagi dengan suara Jodha: “Hume bohot dara hai. Aku sangat ketakutan. Aku ingin kita pergi dari sini“ Jalal berkata tak perlu kuatir ia kan ada disini. Labonbin takut ketahuan ia bukan Jodha tetap ingin kembali ke istana. Jalal mengikuti Laboni berjalan dari belakang. Dari gerak-geriknya Jalal terlihat agak merasa aneh karena Laboni terus saja menutupi wajahnya dan berjalan mendahului. Tiba-tiba kamera menampilkan wajah lelaki yang sedang tertidur di semacam gua. Seekor burung Kakak Tua Hijau terbang masuk dan tak hentinya berbunyi. Si Lelaki tua itu terbangun mendengar suaranya. Sang Burung kemudian terbang mengitarinya. Lelaki itu memperhatikan dengan seksama. Ia pun berdiri dan berbicara dengan burung tsb: “Mein samajh gaya. Iya aku mengerti maksud mu. Tum kya khana cahta hei. Kau ingin makan. Sat hoja. Sat hoja. Ayo kemari” Burung Kakak Tua itu bertengger di lengannya. Bangali Baba lalu berkata kepada Kakak Tua: “Sekarang kau ku beri makan dahulu ya”Sementara itu di Istana Jodha panic karena tak menemukan Jalal dimana-mana. Jodha pergi ke kamar Hamida dan berkata bahwa tadi Jalal tak berada disana. Sudah dicari kemana-mana dan ia tak menemukannya. Hamida bilang : “Bukankah Jalal ada di kamarnya sedang tidur? Aku melihatnya tadi. Ayo kita kesana sekarang” Jodha dan Hamida memasuki kamar Jalal. Betapa herannya Jodha karena Jalal tampak sedang tertidur nyenyak disana. Hamida: “Jodha kau tadi hanya cemas tak menentu sehingga jadi panic. Ayo lah kau beritirahat” Hamida meninggalkan ruangan. Jodha berdiri disana terheran-heran. Kemudian ia pun pergi. Sedari tadi Labonbin mengintip dibalik tirai memandang wajah Jodha dengan geram. Terdengar Labonbin menyebut-nyebut nama Bangali Baba-ji dan bahwa Labonbin kesal akan Jodha yang selalu menghalanginya. Kemunkinan Lelaki tua yang bersama Burung Kakak Tua tadilah yang bernama Bangali Baba.Laboni terlihat bersama Ibunya Dammu. Ia mengeluh kesal karena Jodha selalu saja mengacaukan rencana-rencananya. Dammu berkata kepada Labonbin: “Sekarang ini kita telah melampaui tahap-1 dari rencana kita. Kau berhasil membawa Jalal keluar dan kembali dari istana tanpa halangan. Kau bahkan membuatnya tertidur. Laboni masih ada dua tahap lagi sebelum kau bisa mendapatkan tubuh Jalal. Kau harus mengusai Jalal tepat pada saat (Poonam) malam bulan purnama. Maka jika kau berhasil Jalal akan menjadi milik mu selamanya. Laboni tersenyum gaya She Devil dan berkata: “Aku sangat menantikan malam itu. Jalal kau milik ku”Keesokan paginya Jodha menghampiri Shahenshah dikamarnya. Jalal tampak tertidur dan tak sehat. Ia terbangun saat Jodha masuk. Jodha bertanya: “Shahenshah mengapa kau tak bangun pagi tadi untuk Namaaz (shalat/berdoa)?” Jalal kaget dan menjawab: “Aku terlupa tadi” Jodha heran karena Jalal biasanya tak pernah lupa. Ia berkata: “Bukankah kau tak pernah melewatkan Shalat Shahenshah?” Jalal menjawab: “Aku merasa tak sehat” Jodha berkata: “Kau memang tampak kurang sehat” Jodha lanjut bertanya: “Omong-omong kemanakah kau tadi malam?”Jalal tampak bingung atas pertanyaan Jodha itu: “Lho bukankah aku pergi bersama mu semalam?” Jodha heran: “Dengan aku???” Jalal ikutan heran: “Iya aku bersama mu. Kau bilang pada ku bahwa kau merasa sumpek di istana dan ingin berbicara berdua saja dengan ku. Lalu kau mengajak ku suatru tempat sepi pinggir hutan?” Jodha semakin heran: “Apa yang kau katakan Shahenshah??? Tadi malam aku tak pergi kemana-mana dengan mu!!!” Jalal pun tambah bingung dan menjawab: “Kalau begitu aku sedang bermimpi semalam. Tuh bahkan dalam mimpi ku kau selalu ada bersama ku” Jalal dan Jodha sama-sama bingung. Jodha kemudian bercerita tentang Nenek Tua yang datang menemuinya semalam. Jodha bercerita: “Kemarin malam aku mengalami kejadian aneh. Aku bertemu dengan seorang Nenek Tua. Ia berdiri di depan gerbang istana. Sebelum ia pergi Nenek itu berpesan bahwa ia bisa merasakan bahwa ada seseorang yang akan merebut sesuatu yang amat berharga bagi ku. Kau lah yang teramat berharga bagi diri ku” Jalal tersenyum dan menggoda: “Selama kau ada bersama ku selalu, maka sudah pasti tak akan ada orang lain yang bisa menyakiti ku. Ayo lah jangan kau kuatir” Lalu tiba-tiba Pelayan datang membawa kabar bahwa Shah Shah Salim menanti mereka di halaman. Jalal mengajak Jodha untuk segera menemui Salim dan mengantar kepergiannya ke medan perang.Di halaman istana tampak Salim, Rahim, Hamida, Salima, Ruqaiya, Daniyal, Murad sudah menanti disana. Jodha melaksanakan Aarti untuk Salim. Dan Salim dengan wajah terharu memandang Ibunya itu. Jodha berkata kepada Salim: “Vijaj hona larta Salim. Semoga kau pulang membawa kemenangan Salim. Ibu menanti kan kau kembali” Lalu Jodha lanjut melaksanakan Aarti untuk Rahim. Hamida mendekat dan memasangkan gelang tali doa keberuntungan dilengan Salim dan mendoakan agar Salim kembali membawa kemenangan. Hamida berkata: “Salim tumhare Dadijan tumhara intazar. Nenek mu ini menantikan kau kembali Salim” Salim menjawab: “Semoga Tuhan mengabulkan. Aku berjanji pasti akan cepat kembali” Kemudian Salim memberi salam pamit kepada Ruqaiya juga Salima. Tampak Murad menggumamkan sesuatu tapi saya tak bisa mendengar dengan jelas apa yang ia katakan. Tapi dari raut wajah dan nadanya hampir pasti tentang kecemburuannya terhadap Salim.Lalu Salim menghampiri Daniyal dan Murad lalu memeluk mereka satu persatu. Salim berpesan: “Jagalah kerajaan baik-baik” Daniyal menjawab: “Kakak capailah kemenangan bagi Kerajaan Mughal” Kemudian Salim menghampiri Shahenshah dan mereka saling berpelukan. Jalal tampak muram dan berkata: “Aku menginginginkan agar kau membuat aku dan Kekaisaran Mughal bangga. Akan tetapi ingatlah selalu pesan ku ini. Jangan sekali-kali kau meremehkan Maharana Pratap. Ia sangat cerdik dan dapat secara tak terduga menyerang mu” Salim menjawab: “Aku telah mengetahuinya. Paman Mann Singh telah membekali diri ku dengan baik. Aku akan selalu waspada” Jalal lanjut berpesan: “Peperangan kali ini akan berbeda dari yang dahulu. Kali ini lawan mu amat kuat. Tetapi perang ini akan memberimu banyak pelajaran berharga. Aku akan selalu mendoakan keselamatan mu anak ku” Salim menjawab: “Aku tak akan mengecewakan mu Ayah. Aku bersumpah akan membawa pulang kepala Pratap, jika tak maka aku akan membuatnya bersimpuh dan tunduk dihadapan mu” Salim pun pamit dan berjalan meninggalkan istana. Anarkali terlihat berlari di bagian atas istana. Salim dan Anarkali saling memandang. Salim hanya menganggukan kepalanya kearah Anarkali dan pergi. Anarkali berkata pada dirinya sendiri entah kapan mereka akan bisa bejumpa lagi? Anarkali berkata bahwa ia akan selalu mendoakan Salim. Salim dan Rahim menaiki kuda mereka dan mulai meninggalkan halaman istana. Segenap yang hadir meneriakan "Hidup Shah Shah Salim! Hidup Shahenshah Akbar!"Adegan pindah ke Jalal sedang tiduran dan Jodha duduk disampingnya sambil mengelus-elus kepalanya. Jalal tampak tak sehat dan Jodha sangat cemas melihatnya. Jalal tersenyum memandang Jodha dan berkata: “Jodha kau jangan terlalu mencemaskan diri ku. Aku baik-baik saja” Jodha memandang sedih dan terus membelai kepala Jalal. Dan Jalal lanjut berkata: “Jika aku mati nanti maka roh ku akan selalu berada di dekat mu” Jodha kesal dan tanpa kata-kata ia menggelengkan kepala dan menutup mulut Jalal. Kemudian Jodha akhirnya berkata dan protes kepada Jalal: “Tahu kah kau bahwa tak baik berkata begitu. Jangan sekali-kali lagi kau berkata seperti itu” Jalal lanjut berkata: “Aku amat beruntung memiliki mu Jodha. Kau pun selalu ada dalam mimpi-mimpi ku” Jodha tersenyum kecil. Jalal menggenggam dan mencium tangan Jodha. Lalu ia membelai pipinya. Jodha tersenyum dan terus membelai kepala Jalal dengan penuh kasih. Sementara itu dilatar belakang telah terdengar alunan lagu Inn Aankhon Mein Tum telah terdengar dan dilanjutkan dengan Ishq Hai Wo Ehsaas, Jalal tampak tenang disisi Jodha dan Jodha pun mendekatkan kepipinya ke pipi Jalal. Tiba-tiba seorang pelayan datang mengatakan ada surat penting untuk Jalal dari Mangalgarh. Jodha kesal dan memarahi pelayan. Katanya: “Bukan kah sudahku katakana Shahenshah sedang kurang sehat. tak boleh diganggu” Jodha mengambil surat itu dan mensisihkannya ia tak mau membacakannya untuk Shahenshah. Jalal berkata: “Tolong bacakan isi nya mungkin sangat penting” Jodha kesal dan berkata: “Akan ku bacakan akan tetapi kau harus berjanji setelah ku bacakan maka kau tetap istirahat disini” Jalal mengiykan permintaan istrinya itu.Kamera memperlihatkan Dammu yang sedang berbicara dengan Laboni. Tampak ia memegang Boneka mirip Jalal dan seuntai kalung yang terbuat dari rambut Jalal. Dammu mengatakan: “Untaian rambut Jalal putus. Aku sudah mencoba memperbaikinya akan tetapi tak ada hasilnya. Aku merasakan juga bahwa pengaruh sihir ku semakin melemah. Kita harus diam menanti unutk saat sekarang ini. Jika dipaksakan maka aku akan semakin kehilangan kekuatan. Laboni kesal dan berkata berarti semakin lama lagi menunggu. Dammu mengiyakan dan berkata: “Ya Laboni tetapi kau jangan sampai melakukan kesalahan. Kita harus merunduk dan berdiam dahulu untuk 2 hari kedepan ini. Laboni mengiyakan. Seorang pelayan datang mengatakan bahwa Jodha dan Jalal memanggil Leela. Labonbin menjawab ia akan kesana sebentar lagi dan mempersilahkan pelayan jalan duluan. Labonbin tampak kesal ia heran: “Ada apalagi sekarang? Kenapa mereka tiba-tiba memanggil ku?” Kemudian ia pun pergi.
Laboni berdiri sejenak di luar pintu kamar Jalal. Wajahnya geram melihat Jalal dan Jodha yang tampak sangat mesra dipembaringan. Jodha mempersilahkan Leela palsu masuk. Jodha bilang: “Aku ini Malika Hidustan tetapi juga Kakak mu. Aku sedang mempertimbangkan apakah aku akan meledek mu sekarang atau tidak?” Leela palsu alias Labonbin bingung ada apa gerangan yang dimaksud Jodha: “Jhijisa aku tak paham maksud mu?” Jodha menghampiri Leela palsu dan memeluknya. Katanya: “Leela mengapa tak kau bercerita tentang Sangram Singh kepada ku?” Laboni alias Leela palsu semakin binun. Jodha lanjut berkata: “Ada berita bahwa Sangram Singh akan kemari dalam waktu dekat” Jalal tersenyum dan berkata: “Bukan kah ini kabar gembira bagi mu Leela? Tunangan mu akan datang kesini” Sementara itu Labonbi salah tingkah karena takut rahasianya ketahuan. Ia berkata pada dirinya sendiri: “Jika lelaki itu datang kemari berarti semua akan kacau. Identitas asli ku akan terbongkar” Jodha kemudian memeluk Leela palsu alias Labonbin dan berkata: “Sangram Singh sungguh beruntung bisa mendapatkanmu” Laboni semakin cemas bagaimana ia harus mengatasi hal ini nanti? Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 514
Laboni berdiri sejenak di luar pintu kamar Jalal. Wajahnya geram melihat Jalal dan Jodha yang tampak sangat mesra dipembaringan. Jodha mempersilahkan Leela palsu masuk. Jodha bilang: “Aku ini Malika Hidustan tetapi juga Kakak mu. Aku sedang mempertimbangkan apakah aku akan meledek mu sekarang atau tidak?” Leela palsu alias Labonbin bingung ada apa gerangan yang dimaksud Jodha: “Jhijisa aku tak paham maksud mu?” Jodha menghampiri Leela palsu dan memeluknya. Katanya: “Leela mengapa tak kau bercerita tentang Sangram Singh kepada ku?” Laboni alias Leela palsu semakin binun. Jodha lanjut berkata: “Ada berita bahwa Sangram Singh akan kemari dalam waktu dekat” Jalal tersenyum dan berkata: “Bukan kah ini kabar gembira bagi mu Leela? Tunangan mu akan datang kesini” Sementara itu Labonbi salah tingkah karena takut rahasianya ketahuan. Ia berkata pada dirinya sendiri: “Jika lelaki itu datang kemari berarti semua akan kacau. Identitas asli ku akan terbongkar” Jodha kemudian memeluk Leela palsu alias Labonbin dan berkata: “Sangram Singh sungguh beruntung bisa mendapatkanmu” Laboni semakin cemas bagaimana ia harus mengatasi hal ini nanti? Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 514