Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 514.Masih di kamar Jalal.
Jodha berkata : “Shahenshah, Leela pasti malu untuk mengenalkan nama tunangan'nya pada kita.”
Sambil berbaring di tempat tidur, Jalal melirik ke arah Jodha yang berdiri di samping Lele dan melanjutkan ucapan'nya : “Tapi kau tak seharus'nya malu dan membuat'ku takut dengan tatapan mata'mu.”
Jodha mlotot-mlotot ke arah Jalal, tapi Jalal malah melanjukan ucapan'nya dan berkata dengan gaya meledek : “Lihat'lah lihat'lah, tatapan'nya itu benar-benar membuat'ku takut.”
Jodha : “Shahenshah...Kau selalu mengejek'ku.” Jodha dan bang Kumis tersayang yang agi atit'pun tertawa kecil. Tapi si Lele??? Apa kabar??? Kan ada di ruangan itu juga grin emotikon
Hemb, si Lele ya??? tampang'nye asyem pemirsah, senyum'nye kecut macam mangga muda. Hihihihihihihihiii_ grin emotikon
*sebelum menulis lebih lanjut, pasti kalian bertanya-tanya siapa itu Lele...iya kaaaaannn???
Lele itu bukan pemain baru koQ pemirsah, aku cuma ganti julukan adjah, biasa'nya aku sebut ia Abon Sapi, tapi kali ini jadi Lele, karna seperti'nya kisah ia akan segera berakhir dengan kehadiran Sangram Singh (tunangan Leela), jadi kasian kalau Laboni yang nyamar jadi Leela ga' di kasih julukan baru tongue emotikon tongue emotikon tongue emotikon
Lanjuuuuuutttt wink emotikon
Jalal lalu berkata pada Lele : “Aku mengenal Sangram dengan baik. ia pria yang sangat baik dan seorang ksatria yang pemberani.”
Jodha tersenyum menatap Lele dan menyentuh wajah Lele dengan lembut dan penuh kasih. Lele'pun tersenyum dan berkata pada Jalal : “Ini merupakan keberuntungan'ku, Jhijasa (Kakak Ipar)”
Jodha berkata pada Lele : “Kau pergilah, Leela. Aku telah memanggil seorang penjahit untuk datang kemari. Aku meminta'nya untuk membuatkan pakaian yang nanti akan kau kenakan. Aku ingin tunangan'mu terpesona melihat kecantikan'mu.”
Jodha kemudian mencium kening Lele dan berkata : “Diberkatilah”
Bang kumis tersayang hanya tersenyum sambil berbaring...
(Weleh weleh, daripada cium kening si Lele, mending juga cium kening bang kumis tersayang tuh mpok yang agi atit, biar cepet sembuh gitu...
Hihihihhihiii_ grin emotikon )
Di halaman istana, Hosiyar berjalan dengan tergesa-gesa sambil membawa nampan berisi beberapa gelas air minum. Hoshiyar berjalan sambil menggerutu. Tiba-tiba Dammo menghentikan langkah Hoshiyar dan menggoda'nya.
Dammo bertanya : “Ada apa Hoshiyar? Kenapa wajahmu tampak begitu khawatir?”
Dammo'pun tertawa terbahak-bahak. Sementara Hoshiyar tampak begitu kesal dan juengkel karna Dammo meledek'nya. Hoshiyar mengusir 2 pelayan yang berdiri di depan'nya, pelayan itu'pun pergi.
Hoshiyar melanjutkan langkah'nya, tapi Dammo masih ingin cicit cuit, Dammo berkata : “Tunggu Hoshiyar”
Hoshiyar : “Apa? Kau mau berkata apa?”
Dammo : “Aku dengar, sekarang kau bukan lagi pelayan khusus Ratu Ruqaiya.”
Hosiyar membantah, ia berkata : “Tidak, itu tak benar. Ratu Ruqaiya tak bisa melakukan apapun tanpa aku. ia itu selalu bergantung pada'ku. Bahkan Ratu Ruqaiya itu tak berguna tanpa aku.”
Ruqaiya terlihat berjalan di halaman istana dan melihat Hoshiyar berbicara pada Dammo. Hoshiyar masih terus cicit cuit, ia tak menyadari kalau Ruqaiya sudah bediri di belakang'nya dan mendengarkan celotehan'nya yang lagi-lagi berbicara se'enak udel'e. Dammo melihat kehadiran Ruqaiya, tapi Dammo hanya diam tertunduk. Hoshiyar berbalik hendak melanjutkan langkah'nya, tapi betapa terkejut'nya ia saat melihat Ruqaiya berdiri di belakang'nya. Ruqaiya menatap'nya dengan tatapan marah, mata'nya melotot seperti ingin keluar, dan tanduk'nya pun mulai bermunculan. wkwkwkwkwkwkkk_ tongue emotikon tongue emotikon tongue emotikon
Hoshiyar tampak sangat ketakutan.
Ruqaiya : “Apa yang kau katakan? Kau bilang bahwa aku tak berguna tanpa dirimu? Lancang sekali kau bicara seperti itu tentang'ku!!!”
Hoshiyar : “Bukan begitu, aku tak bermaksud berkata begitu.”
Ruqaiya seperti'nya sudah tak mampu lagi menahan amarah'nya, ia berteriak : “Berani'nya Kau!!!”
Plaaaaakkkkk, tamparan dari tangan mulus Ratu tercantik'nya Shahenshah'pun mendarat di pipi Hoshiyar. Dammo tersenyum melihat'nya.
Ruqaiya menudingkan jari telunjuk'nya seraya berkata dengan tegas pada Hoshiyar : “Aku perintahkan kau untuk tak lagi lancang membuka mulut'mu. Mengerti?!!!!”
Ruqaiya'pun berlalu pergi dari sana. Dammo tersenyum sumringah menyaksikan pertunjukan keren antara Ruq dan Hoshiyar.
Adegan berpindah ke hutan...
Bengali Baba tampak berjalan menyusuri hutan. Burung beo yang bertengger di bahu'nya pun terbang menunjuk'kan jalan pada'nya.
Bengali Baba berkata : “Tampaknya ada kekuatan aneh yang terjadi di sini. Ada sebuah ilmu hitam (sihir) yang sedang terjadi.”
Bengali Baba melihat ke tanah dan menemukan beberapa batu permata yang telah di buang Laboni. Ia lalu mengambil'nya dan memperhatikan dengan seksama. Bengali Baba menggenggam'nya dan tesenyum, kemudian ia memejamkan mata'nya. Bengali Baba ternyata melihat apa yang telah terjadi disana melalui mata bathin'nya. Ia melihat bayangan yang terjadi ketika Lele yang menyamar sebagai Jodha berada di hutan itu dengan Jalal.
Bengali Baba membuka mata'nya dan kemudian ia juga membuka tangan'nya yang menggenggam 3 buah batu permata. Batu permata itu berubah menjadi darah. Burung beo yang bersama'nya terbang dan mendarat di sebuah gundukan tanah. Bengali Baba menghampiri'nya dan berkata : “Segera, aku akan bertemu dengan'nya.”
Malam hari, di istana.
Tampak Jodha tengah memilih beberapa pakaian dari seorang penjahit dengan ditemani Moti dan beberapa pelayan lain'nya.
Jodha menempatkan Selendang berwarna kuning di badan'nya dan berkata : “Ini tak begitu cantik, aku ingin yang lain'nya.”
Penjahit'pun memberikan yang berwarna hijau dan berkata : “Lihat ini Malika e Hind, ini terlihat sangat indah.”
Moti memberikan'nya pada Jodha, dan Jodha langsung menempatkan dupatta itu di tubuh'nya.
Moti berkata : “Ini terlihat cantik untuk'mu.”
Jodha : “Yaa..Ini memang indah. Tapi aku memilih ini untuk Leela. Aku ingin memberikan hadiah untuk'nya. Ini pasti terlihat lebih cantik saat Leela yang memakai'nya. Leela akan menyukai ini kan?”
Penjahit : “tentu, Malika e Hind”
Moti menimpali : “Dia akan menyukai apapun pemberian'mu.”
Jodha : “Apapun?”
Moti : “hemm...Sini, berikan pada'ku, biar aku menyimpan'nya dulu.”
*sebelum lanjut, mau comment dikit ah...
koQ perasa'an aku waktu penjahit menunjukan kain yang berwarna hijau itu, ga' polos ye, tapi ada list benang emas nye???
Lah kenapa pas Moti menyerahkan kain hijau itu pada Jodha, ga' ada list benang emas'nye??? Kenapa jadi hijau polos begitu ye???
Ini mata'ku yang siwer, apa emang kain'nya beda???*
Terlihat Jalal sedang berjalan bersama Birbal dan Abu Fazl di balkon atas. Mereka sedang membicarakan masalah politik. Jalal menghentikan langkah'nya saat melihat Jodha tengah memilih dupatta di bawah. Birbal dan Abu Fazl terus cicit cuit membicarakan masalah yang tengah terjadi, tapi Jalal hanya mengaggukkan kepala, tatapan Jalal terus tertuju pada Jodha. Abu Fazl dan Birbal hanya saling beradu pandang penuh tanya, ada apakah gerangan dengan sang Raja, kenapa cuma ngangguk-ngangguk doank??? Masih untung cuma ngangguk ngangguk ga' sampe' ajeb-ajeb...
Hihihihihihii_ grin emotikon
Jodha mencoba salah satu dupatta (ooooooooh, duppata yang aku bahas di atas tadi, ini loh pemirsah, yang lagi di jajal ama mpok Jodha... Hihihihihiii_ grin emotikon tampak'nya om editor agak muter nih, kurang tepat menempat'kan potongan scene'nya. Buth ora opo-opo'lah, di maklumi koQ om editor. Heheheheheheee_ grin emotikon )
Moti berkata : “Menurut'mu ini Cantik atau tidak?”
Jodha tersenyum dan berkata : “Ini sangat cantik (Indah).”
Jodha sangat menyukai dupatta yang tengah di coba'nya. ia tersenyum melihat wajah'nya sendiri di cermin.
Tanpa sengaja Jodha melirik ke atas balkon dan melihat Jalal yang sedari tadi berdiri di sana memperhatikan diri'nya.
Jalal menatap Jodha dan memberi isyarat dengan sedikit menggelengkan kepala'nya, tanda bahwa ia tak menyukai Dupatta yang tengah di coba oleh Jodha.
Moti berkata : “Lalu...kenapa kau tak memilih yang ini saja? Ini cantik untuk'mu.”
Jodha menggeleng dan beralasan : “Tidak...bukan ini tak cantik, tapi ini tak terlalu Istimewa bagi'ku. Berikan aku yang lain'nya.”
Jodha meletak'kan kembali dupatta'nya sambil tersenyum simpul. Jodha melirik ke arah Jalal yang berada di balkon atas, ia tampak malu-malu meong.
Penjahit lalu memberikan dupatta berwarna merah muda dan berkata : “Lihat ini, ini terbuat dari sutra terbaik.”
Jodha mengambil'nya dan berkata : “Benar sekali, ini tampak sangat indah.”
Jodha lalu mencoba'nya dan bertanya : “Bagaimana dengan yang ini?”
Moti : “Bagus sekali, Jodha.”
Hemb, sebenar'nya pendapat Moti ga' penting, tuh lagi-lagi Jodha melirik ke arah Jalal untuk meminta pendapat suami tercinta'nya... Ahaaaaayyyy wink emotikon
Dari atas balkon, Abang Kumis Tersayang menggelengkan kepala'nya lagi. Jodha tampak sedikit cemberut kesal karena Jalal masih tak suka dengan pilihan'nya.
Jodha meletakkan dupatta itu seraya berkata : “Berikan aku yang lain'nya.”
Birbal cicit cuit lagi, berusaha mengajak Jalal berbicara tentang masalah politik. Tetapi perhatian Jalal sudah teralihkan menjadi tak konsentrasi lagi pada pembicaraan'nya. Jalal terus memperhatikan dan melihat Jodha. Hemb, seperti'nya om Birbal dan Abu Fazl mulai menyadari kalau Jalal tak mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
Kali ini Jodha mencoba duppata berwarna biru. Jodha memakai'nya dan melihat dirinya di cermin dengan raut wajah kesal. Dari atas balkon istana, Jalal hanya diam karna terpesona melihat Jodha. Jodha melirik Jalal dengan tampang kesal.
Moti bertanya : “Bagaimana pendapat'mu dengan yang ini, Jodha?”
Jodha nampak ragu-ragu mengutarakan pendapat'nya karna belum ada persetujuan dari bang kumis tersayang. Jodha berkata : “Tidak, aku tak tahu apa ini cocok atau tidak, Moti.”
Jodha kembali melirik Jalal, tapi pada saat itu Jalal tengah serius berbincang dengan Birbal dan Abu Fazl. Jodha cemberut kesal, ia melepaskan dupatta'nya. Tanpa di sadari, Jalal kembali memperhatikan Jodha. Saat Jodha melirik Jalal, Jalal mengangguk dan tersenyum maniiiiiiiiiiiiiiisssss sekali, senyum'nya melebihi manis'nya madu kualitas super. Jodha tersenyum tersipu malu dan kembali memakai dupatta'nya karna bang kumis tersayang menyukai'nya...
Moti berkata kepada penjahit : “Seperti'nya, ia (Jodha) tak menyukai yang ini, berikan pilihan yang lain'nya.”
Jodha langsung menyeletuk : “Apa? tak tidak tidak. Aku sangat menyukai ini. Moti, aku ambil yang ini saja.”
Jodha kembali melirik Jalal di balkon atas. Jalal kemudian berkata pada Birbal dan Abu Fazl : “Kita bicarakan masalah ini lagi, nanti. Aku masih ada keperluan lain.” (Hemb, apa sih bang keperluan'nye??? Pasti mau nyamperin mpok Jodha dech... Hayoooooooooo tongue emotikon J
Abu Fazl dan Birbal pun memberi salam dan kemudian pergi meninggalkan Jalal.
Jalal memberi isyarat pada Jodha untuk tetap diam di tempat'nya karna ia akan segera menghampiri Jodha. Jodha tersenyum tersipu malu di balik dupatta'nya. (Oooooooooh, gila, Jodha yang di beri Isyarat, tapi gw ikutan nyengir-nyengir juga menulis scene ini. Hihihihhihihihihiii_ grin emotikon sukaaaaaaaaaaaa banget dengan eye talk'nye bang kumis tersayang kiss emotikon )
Jalal bergegas berjalan menuruni anak tangga menghampiri Jodha. Jodha berdiri dan tiba-tiba angin bertiup menerbangkan dupatta yang dipakai Jodha. Dupatta itu jatuh tepat menutupi wajah tampan Shahenshah tersayang yang rada kurang tinggi mendekati bantet tapi senyum'nya oKe naujubilleh. Jalal tersenyum dan membawa dupatta itu, sementara Jodha tersipu malu melihat'nya. Jalal tiba dan langsung meminta semua'nya untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Ahaaaaaayyyy, pasti mau lomantis-lomantisan nih... aaaaaah, udahan doooonk, eye talk kalian adjah berhasil buat gw gila, apalagi kalian nempel-nempel berdua'an????? Gw makin gila karna cuma bisa meluk boneka beruang frown emotikon
My someone mana my someone??? Cari di kolong meja... wkwkwkwkwkwkkk_ tongue emotikon *tikuuuuuusss kali ah di kolong meja pacman emotikon pacman emotikon pacman emotikon
Jalal berjalan mendekati Jodha dan memberi isyarat lagi untuk Jodha sedikit berbalik karna ia akan memakaikan dupatta itu di kepala'nya. (Manis banget sih bang, pake di pake'in segala. Ntil di rumah di gitu'in juga ga' bang??? Apa jangan-jangan malah?????????? aaaaaah, sudah'lah, di larang rempong yeeee... wkwkwkwkwkkk_ tongue emotikon )
Jalal merangkul Jodha, dan seperti biasa pemirsah, bang kumis tersayang yang kurang tinggi mendekati bantet tapi tetep kece' naujubilleh mulai membual membuat gw jadi salah tingkah. Hahahahahahahahaaa_ *setres* kenapa penulis yang salting????? Wew ah, mulai koplak tongue emotikon
Jalal mulai mengeluarkan jurus rayuan pulau kelapa. Ahaaaaayyyy
wink emotikon
Jalal berkata : “Kau terlihat sungguh sangat cantik sekali. Itulah mengapa semua warna ini terlihat menjadi lebih indah dan semakin berwarna ketika diri'mu yang memakai'nya.”
Jodha tersenyum mendengar gombalan suami tercinta'nya. Jodha berkata : “Aku tak punya waktu untuk menanggapi kenakalan'mu ini. Sangram Ji akan segera datang, aku harus mempersiapkan semua'nya.”
Jodha bergegas pergi, tapiiiiiiiii bang kumis tersayang menahan'nya. Jalal berkata : “Tetapi dulu kau tak begitu sibuk saat pernikahan kita.”
Jodha melepaskan tangan Jalal yang nempel di bahu'nya seraya berkata : “Shahenshah, ini hal yang berbeda. Dulu saat kita menikah, kita tak saling mencintai satu sama lain.”
Jalal : “Dan bagaimana sekarang?”
Jodha : “Kau selalu ingin mendengar jawaban'ku. Sekarang perasaan'ku pada'mu telah berbeda. Aku sungguh sangat mencintai diri'mu.”
Bang kumis mulai lagi buat penulis jadi gila, ia merentangkan tangan'nya seraya berkata : “Kalau begitu, peluk'lah diri'ku dengan erat. Dan tak akan ada seorang'pun yang hadir diantara kita.”
Bang Kumis tersayang tersenyum lebar. Sementara Jodha masih malu-malu meong, ia melirik kekanan dan kekiri, takut ada yang ngintip. Padahal disini banyak loh yang ngintipin kalian tongue emotikon tongue emotikon tongue emotikon
Jodha tersenyum dan langsung menjatuhkan tubuh'nya di pelukan bang kumis tersayang... oooooooooooooooohhhh co cweeeeeeetttt...
Mamaaaaaaaaaa, aku mau di peyuk bang kumis jugaaaaa cry emotikon cry emotikon cry emotikon
Ternyata oh ternyata, selain kite-kite, di atas ada yang ngintip juga pemirsah...hihihihihihhiiii_ grin emotikon
Lele alias Abon Sapi alias Laboni dan Dammo ibu'nya tepok jidat melihat Jalal dan Jodha begitu sweet'nya. Wajah mereka berdua tampak kesal, marah dan cemburu melihat kemesra'an Raja dan Ratu India... wkwkwkwkwkwkk_ tongue emotikon
Laboni pasti pengen juga dech di peluk bang kumis tersayang yang rada' kurang tinggi mendekati bantet tapi tetep kece' naujibilleh...
Hihihihihhiii_ grin emotikon
Laboni, ikutan kita-kita adjah yuks ngences berjama'ah... Hahahahahahahaaa_ pacman emotikon pacman emotikon pacman emotikon
Masih berada di pelukan bang kumis tersayang, Jodha berkata : “Besok cinta'mu akan diuji.”
Jalal : “Ujian apa lagi?”
Jodha : “Besok Sangram Ji akan kesini. Apa kau ingat ketika semua istri harus menutupi wajah'nya dengan dupatta, dan suami'nya harus bisa mengenali istri'nya.”
Jalal : “Ratu Jodha, Sangram Singh yang akan kesini, tapi kenapa kau yang membuat permainan ini untuk menguji cinta'ku? Aku telah mendapatkan banyak sekali ujian seperti itu dan aku juga selalu berhasil memenangkan'nya pada akhir'nya.”
Jodha melepaskan diri dari pelukan bang kumis tersayang dan berkata : “oKe, baiklah. Kalau begitu mari kita buktikan. Apakah Shehenshah yang mengatakan selalu berhasil dalam permainan ini, kali ini bisa mengenali'ku atau tidak.”
Jalal : “Kau masih saja tetap meragukan'ku. Akan aku buktikan pada'mu.”
Jodha : “Baiklah, buktikan saja nanti.”
Jodha menatap Jalal dan tertawa kecil. Kemudian Jodha lanjut berkata : “Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu untuk mempersiapkan semua'nya.”
Jodha berbalik dan hendak pergi. Tetapi Jalal menarik dupatta'nya. Jodha berbalik dan tersenyum menatap Jalal. Sementara di atas ada yang kepanasan. Siapa yang kepanasan??? Itu tuh, yang dapet julukan baru dari aku tongue emotikon
Jalal menarik dupatta'nya agar Jodha lebih mendekat pada'nya. Jodha berjalan perlahan mendekati Jalal. Mereka berdua saling beradu pandang dengan tatapan penuh cinta.
Laboni semakin nyeri hati, ia berbalik dan masuk kedalam. Abon Sapi sungguh tak tahan menyaksikan drama percinta'an Jalal dan Jodha. Hati'nya panas terbakar api kebakaran tongue emotikon tongue emotikon :p (cepet-cepet, panggilin DamKar, kasian tuh ada yang kebakaran. Hahahahahaaa_ :v :v :v )
Jodha mengalihkan perhatian Jalal dan langsung berlari dari sana. Jalal tersenyum melihat Jodha yang berhasil melarikan diri dari'nya.
Di kamar'nya, Laboni benar-benar terbakar api cemburu, ia marah-marah pada ibu'nya Dammo.
Lele alias Abon Sapi berkata dengan kesal : “Apa kau lihat itu, Ibu? Tidakkah kau melihat apa yang dilakukan Jodha itu tadi?”
Laboni ngomel-ngomel kesal sendiri, ia melemparkan pakaian-pakaian'nya.
Dammo berkata : “Bersiaplah untuk sesuatu yang akan terjadi ini nanti.”
Laboni : “Ibu, kau seharus'nya bisa mengatasi ini.”
Dammo : “Ini semua karna'mu, Laboni. Ingatlah sebentar lagi tunangan Leela akan segera datang. Apa yang akan kita lakukan sekarang?”
Laboni semakin kalut, ruwed dan setres sendiri, ia berkata dengan sangat kesal : “Aku sudah mencari informasi tentang Leela. Tetapi aku tak tahu bahwa ia telah bertunangan.”
Damoo berjalan mendekati Laboni dan duduk disisi ranjang seraya berkata : “Permainan kita akan segera berakhir. Semua'nya akan sia-sia. Dan Shahenshah tak akan pernah bisa menjadi milik'mu.”
Laboni sangat tak senang dengan ucapan ibu'nya, ia berkata : “Jalal hanya akan menjadi milik'ku. Dan akan aku pastikan kalau aku bisa mendapatkan'nya dengan cara apapun!!!”
Laboni berdiri dan berjalan perlahan sambil memilin rambut'nya, ia berkata : “Kalau ada yang bisa hidup bersama'ku, tak lain hanya'lah Jalal.”
Dammo menggerak-gerakkan jari-jari tangan'nya, mulut'nya komat-kamit entah mantra apa yang di ucap.
Dammo berkata : “Ada satu cara. Ya, Laboni. Ada satu cara. Jangan sampai kau bertemu apalagi berhadapan dengan Sangram Singh sampai besok malam.”
Laboni : “Tapi Ibu, bagaimana aku bisa melakukan'nya? Tunangan Leela pasti akan mencari'nya.”
Dammo meminta Laboni untuk tenang dan tak berisik, Dammo berkata : “Kau harus bisa melakukan'nya. Jika tidak, kau tak akan mendapatkan apapun.”
Laboni menggeturu kesal. Dammo lanjut berkata : “Karna aku akan mengumpulkan kekuatan'ku hingga besok malam agar aku bisa mengatasi semua'nya. Ya Laboni, jangan perlihatkan wajah'mu di hadapan Sangram Singh sampai besok malam. Jika tidak, ia akan tahu kalau kau bukan Leela, tapi Laboni.”
Pagi hari'nya, Laboni menemui Jodha di kamar'nya.
Jodha tampak sedang duduk di depan cermin memilih perhiasan bersama Moti. Laboni menghampiri'nya dan menyapa : “Jhijisa. Apa kau memanggil'ku kesini?”
Jodha : “Ya, Pilihlah perhiasan yang kau suka lalu ambilah. Ini semua adalah perhiasan'ku.”
Laboni berlagak menolak, ia berkata : “Tapi Jhijisa...kau telah melakukan begitu banyak hal untuk'ku.”
Jodha bangun dari duduk'nya dan menghampiri Laboni. Jodha berkata : “Kau bisa mengambil apa saja. Sekarang pilihlah perhiasan mana yang kau suka.”
Lele menyentuh tangan Jodha seraya berkata : “Jhijisa, kau selalu bersikap sangat baik pada'ku.”
Jodha menggenggam tangan Laboni dan berkata : “Pertama, aku adalah kakak'mu. Dan kedua, aku juga meminta'mu untuk diam, dan duduk saja disini.”
Jodha meminta Laboni duduk di depan cermin dan memilih sendiri perhiasan yang di sukai.
Jodha pergi mengambilkan sesuatu untuk Leela palsu.
Dalam hati'nya, Laboni berkata : “Jodha, aku ingin mengambil sesuatu yang sangat berharga bagi'mu untuk diri'ku. Yaitu, suami'mu.” (Oh no omeji hellooooooowwwww... Ini cewe koQ kagak bisa ngaca ye??? Padahal ada kaca gede' tuh di depan muka'nye :( apa ia kagak lihat muka'nye kayak apa? koQ bisa-bisa'nya bilang mau ambil bang kumis tersayang dari Jodha >_< iyyyuuuuuuuuh )
Jodha membawakan sebuah kalung dan memakaikan'nya di leher Laboni.
Jodha bertanya : “Lihatlah, bagaimana dengan kalung ini. Apa kau menyukai'nya?”
Abon Sapi : “Ini sangat bagus sekali.”
Jodha : “Apa kau menyukai'nya?”
Laboni mengangguk'kan kepala'nya.
Jodha berkata : “Aku juga mempunyai sesuatu yang lain'nya untuk'mu. Aku akan mengambilkan'nya.”
Laboni mengangguk dan menjawab : “ya”
Jodha membuka sebuah peti yang berisi pakaian'nya (jaman dulu kagak ada lemari cyiiin, jadi baju'nye di simpen di peti. Hihihihihihihiii_ :D kayak harta karun adjah yeee :p )
Jodha mengambil dupatta yang semalam telah ia pilihkan untuk Leela. Laboni menoleh dan melihat sebuah gaun pesta berwarna pink muda yang sangat indah.
Laboni bertanya : “Jhijisa, apa itu?”
Laboni berdiri dan menghampiri Jodha.
Laboni mengambil gaun pink itu dan berkata : “Aku ingin melihat ini.”
Jodha tersenyum tersipu malu dan berkata : “Bukan apa-apa, Leela. Itu Shahenshah yang memberikan'nya untuk'ku sebagai hadiah darinya.”
Wajah Laboni langsung berubah jutek, ia tampak marah dan kesal plus cemburu.
Laboni melirik tajam ke arah Jodha seraya berkata dengan nada iri tak suka : “Ini sangat indah sekali. Shahenshah pasti sangat menyukai saat kau memakai'nya, kan?”
Jodha tertawa kecil dan berkata : “Sudah'lah, jangan membahas ini. Lebih baik membicarakan tentang pertunangan'mu.”
Laboni : “Jhijisa, aku sangat menginginkan bisa bahagia seperti kau dan kakak ipar.”
Jodha tersenyum dan lalu memberikan dupatta pada Laboni.
Laboni berkata : “Ini sangat indah sekali, Jhijisa.”
Jodha tersenyum senang karna Leela palsu menyukai pilihan'nya.
Seorang pelayan datang menemui Jodha.
Pelayan tersebut memberi salam dan berkata : “Malika e Hind, salam. Tuan putri Aram Bano meminta anda untuk menemui'nya.”
Jodha : “baiklah, aku akan segera kesana.”
Jodha berkata pada Laboni : “Leela, aku akan pergi sebentar menemui Aram Bano. Kau tunggulah aku disini.”
Laboni : “Ya, Jhijisa”
Jodha'pun bergegas pergi di ikuti dengan Moti. Tinggalah Abon Sapi seorang diri di kamar Jodha. Laboni mencoba dupatta yang diberikan Jodha pada'nya, tapi kemudian ia membuang'nya. Laboni berbalik dan melihat dupatta berwarna biru yang dipilihkan Jalal untuk Jodha.
Laboni mengambil'nya, ia teringat saat Jalal memakaikan dupatta biru itu di kepala Jodha.
Laboni memeluk dupatta itu sesaat dan kemudian memakai'nya.
Saat memakai dupatta biru itu, Laboni tersenyum dan berkata dalam hati'nya : “Segera setelah ini Shahenshah akan menjadi lebih dekat pada'ku.”
Jalal datang kamar Jodha, ia masuk dan melihat Laboni masih memakai dupatta biru milik Jodha. Jalal mengira itu adalah Jodha, ia tersenyum dan menghampiri'nya. Jalal langsung memeluk Laboni dari belakang. Laboni menyadari yang memeluk'nya dari belakang adalah Jalal, ia tampak sangat bahagia dan menikmati sekali dipeluk Jalal.
Tak lama kemudian Jodha datang, ia masuk ke kamar'nya dan tertegun saat melihat Jalal memeluk seorang wanita dari belakang dengan begitu mesra'nya.
Jodha berkata : “Shahenshah...”
Jalal terkejut dan wajahnya berubah dari senyum menjadi tegang saat mendengar suara Jodha ada di belakang'nya. Jalal seketika langsung melepaskan pelukan'nya dan terkejut melihat Jodha berdiri di belakang'nya. Wajah Laboni terlihat sangat geram, ia kesal karna Jalal melepaskan pelukan'nya. (Hahahahaahahahaaa_ kaciaaaaaan dech loe :p loe pikir hamari Shahenshah mau gitu meluk loe lama-lama :p )
Jodha berjalan menghampiri'nya.
Jalal berkata : “Jika kau disana, lalu siapa yang.????”
Jalal berbalik dan eng ing eeeeeng...Ia melihat muka jelek Abon Sapi...
Jalal benar-benar sangat terkejut melihatnya, begitu'pun dengan Jodha.
Jalal : “Leela.. Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Episode 515