Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 503.Jodha terlihat bergegas menghampiri Salim kekamarnya. Salim menyapa dan Memberi hormat kepada Jodha: “Salam Malika Hindustan” Jodha langsung bertanya kepada Salim: “Aku mendengar dari Shahenshah bahwa kau menolak menjadi Shah Shah? Salim terlihat memandangi Jodha dengan wajah yang masih sedih. dia menjawab: “Tadinya aku menyangka Shahenshah telah berbuat tak adil kepada mu” Jodha berkata: “Aku dengar bahwa Salim, kau telah membela ku dihadapan ayahmu?” Salim mengiyakan pertanyaan Ibunya itu: “Iya aku memihak pada mu. Salah kah aku?” Jodha: “Bilkul galat. Benar kau sama sekali salah Salim. Kabhibhi (setiap kali) orang tua sedang bertengkjar maka anak-anak sebaiknya tak memihak berat sebelah kepada salah satunya. Ayahmu menginginkan kau menggantikannya menjadi Raja nanti. Salim kau harus berjanji kepada ku bahwa kau akan mendukung kami berdua dengan setara. Kau tak boleh memihak. Kau tak akan melawan Shahenshah lagi. Berjanjilah kau tak akan menghina orangtua mu Salim!”Salim menjawab Jodha perlahan: ”Kau benar-benar tak ada duanya. Terbuat dari apakah diri mu Maasa ?(Ibu dalam bahasa Hindi Rajvanshi)” Jodha kaget dan hampir tak percaya apa yang dia dengar. dia mendengar sendiri Salim menyebutnya dengan kata Maasa (Ibu dalam bahasa Hindi Rajvanshi). Mata Jodha berkaca-kaca dan dia berkata: “Apa? Kau menyebut ku apa?” Mata Salim pun terlihat berkaca-kaca. dia mengiyakan dan mengulang sekali lagi sambil terus memandang Jodha: “Kau benar-benar tak ada duanya. Terbuat dari apakah dirimu Massa?” Jodha pun menangis bahagia. Kata-kata Maasa (Ibu) sudah terlalu lama tak didengarnya dari mulut Salim. Jodha membelai rambut dan wajah Salim penuh kasih sayang. Jodha: “Hey Ishwar humari bache... Ya Tuhan putra ku ... Aku hampir tak percaya kau memanggil ku dengan kata Maasa. Aku teramat rindu mendengar kau menyebut ku Maasa. Coba kau sebut sekali lagi” Salim menyebutkan: “Maasa” Jodha:”Biasanya kau memangggilku dengan sebutan Mariam Uz Zamani, Malika Hindustan atau Jodha Begum. Aku ingin sekali kau menyenbut ku dengan kata Massa dan hari ini kau telah mengabulkannya untuk ku. Aku selalu berdoa kepada Kahna untuk semua ini. Hari ini adalah hari terindah bagi ku. Aku memiliki Maasa ku (Hamida), suami ku, dan putra ku bersama ku kembali. Salim tersenyum haru. Jodha lanjut menasihati Salim: “Salim kau harus menerima dinobatkan menjadi Shah Shah” Salim mengiyakan dengan menganggukan kepalanya dan memandang Ibunya dengan penuh kasih sayang.
Jodha lalu berkata: “Aku memiliki satu lagi permintaan untuk mu. Salim anak ku berhentilah membenci ayahmu. dia sebenarnya teramat mencintai mu” Salim menjawab: “Tetapi aku sama sekali tak mampu mengerti akan dia. Terkadang dia berbicara layaknya seorang Ayah dan dilain waktu dia berbicara hanya sebagai seorang Raja belaka. Baik lah Maasa aku akan mencoba untuk lebih bisa berhubungan baik dengan Ayah demi diri mu Maasa” Keduanya tampak bahagia. Jodha tersenyum bahagia dan membelai wajah Salim. Catatan: jika saya mengikuti written episode maka kalimat yang di ucapkan Salim kepada Jodha persisnya adalah: “Kau terbuat dari tanah lumpur jenis apa Ibu?” oleh saya diterjemahkan dan disesuaikan dalam konteks pembicaraan mereka berdua. Karena idiom atau istilah Bahasa Hindi yang mereka pakai tentu berbeda dengan Bahasa Inggris-Inggris, Ingris-Amerika dan beda dengan Bahasa Indonesia. Akan tetapi apa yang saya dengar dan tangkap dari Salim mengatakan sbb: “Ap kismet thikhei massa. Kau sungguh pembawa keberuntungan Ibu” Nah kalimat mana yang benar saya tak tahu persis. So sweet akhir apa yang di idam-idamkan Jodha terkabul. Ternyata semua penderitaan ini adalah sebuah “blessings in disguise” atau sebuah rahmat yang tak terduga)
degan memperlihatkan Hoshiyar dikamar Ruqaiya sedang duduk dilantai menyiapkan barang-barang. Ruqaiya masuk kekamar dan bertanya kepadanya: “Sedang apa kau ini Hoshiyar?” Hoshiyar menjawab: “Nyonya aku tahu kau sedang marah besar karena Shahenshah tak jadi menceraikan Jodha. Biasanya jika kau sedang marah, maka aku akan terkena dampaknya. Kau akan memukuli ku. Itulah makanya aku telah menyiapkan semua keperluannya” Hoshiyar memperlihatkan satu per satu barang itu dan berkata dengan lirih: “Ini ada cambuk untuk mu melampiaskan kemarahan mu, batu bara yang menyala untuk kau jejalkan ke mulut ku dan pisau untuk memotong jari-jari ku” Ruqaiya hanya diam saja lalu melihat kearah barang-barang tersebut dan mulai memefang cambuk. Sementara Hoshiyar menjadi gelisah karena takut. Ruqaiya berkata: “Hoshiyar aku tak akan menghukum mu hari ini. Bukankah sudah ku katakan bahwa Jalal pasti punya niat lain dibalik semua ini? Jalal tak akan pernah menceraikan Jodha. Semua hanya tipuan belaka lalu kenapa aku harus marah dan sedih? Jalal tak akan menceraikan Jodha dengan cara ini. Jadi kejadian ini bukanlah suatu kekalahan bagi ku. Tak perlu aku bersedih karenanya. Sasaran utama ku adalah Salim. Aku tak akan membiarkan kerja keras ku selama ini hancur sia-sia. Aku melihat Salim mulai dekat dengan Ibunya kembali. Tak bisa kubiarkan. Aku harus melakukan sesuatu agar dia membenci Jodha lagi” Wajah Ruqaiya penuh siasat jahat.
Tampak Divan-I-Khas penuh dihadiri semua anggota kerajaan. Jalal mengumumkan penobatan Salim sebagai Shah Shah calon pengganti nya nanti. Sheikh Mubarak melantangkan ucapan: “Bismillah hirahman nirahim” Jalal tersenyum bahagia dan kemudian mengenakan Mahkota Shah Shah diatas kepala Salim. Abu Fazl mengajak semua meneriakan: ”Shah Shah Salim Zindabat!” Sementara itu Murad memandang dengan wajah geram. Rupanya Murad masih memendam kemarahan. Paman nya Haidar yang bernama Shahbudin seperti biasanya menghembuskan angin panas dengan mengatakan kepada Murad: “Aku sedih karena sebenarnya aku lebih suka jika kau yang menjadi Raja nanti. Akan tetapi nasib mengatakan lain rupanya” Jodha terlihat menangis karena bahagia. Salima yang berdiri disebelah Jodha bertanya: “Kenapa Jodha? Mengapa kau menangis?” Jodha menjawab sambil memandang kearah Jalal dan Salim: “Ini adalah airmata bahagia Salima” Sementara Ruqaiya berkata dalam hatinya: “Jodha kau memang telah melahirkan Salim akan tetapi Salim adalah putra ku! Aku tak sudi membiarkan mu merampasnya dari ku!
Kembali ke Jodha. dia mengatakan kepada Salima: “Salim memanggil ku Maasa, hal itu membuat ku sangat bahagia” Sementara itu Ruqaiya pun yang sedari tadi nguping pembicaraan terkaget-kaget. Reaksi wajah Ruqaiya menggambarkan betapa terpukulnya dia mendengar pengakuan Jodha itu. Abu Fazl kemudian melapor kepada Shahenshah bahwa dia mendapat surat dari Syarif Mekah: “Shahenshah kita menerima kabar gembira dari Mekah, mereka telah memperbolehkan rakyat kita pergi berhaji lagi” Jalal amat gembira mendengar kabar baik itu. Begitupun semua yang hadir disana. Jalal berkata: “Betapa bahagianya. Sebuah berita kemenangan yang luar biasa. Hari ini anak ku telah ku nobatkan menjadi Shah Shah dan rakyat ku akan bisa pergi melaksanakan haji lagi. Keluarga ku dan rakyat ku keduanya telah terhindar dari bahaya".
Nun jauh di dalam goa dihutan Laboni She Devil sedang memandangi tanah liat yang sudah dibacakan mantra oleh Ibu nya. Ibunya Laboni berkata: “Jalal tumhara hoga. Jalal akan menjadi milik mu” Sementara kembali ke Divan-I-Khas suasana tampak gembira menyambut penobatan Salim menjadi Shah Shah. Jalal terlihat memandang dengan senyum bahagia kearah Jodha. Dan Jodha membalas senyuman Jalal kemudian menganggukan kepalanya sebagai tanda persetujuannya. Jodha kemudian menengadah keatas mengekspresikan rasa syukurnya kepada Tuhan.
Keesokan pagi nya tampak Jalal sedang berjalan menuju halaman istana. Dibawah sana sudah ada Mann Singh dan Jodha, Hamida dan Salim. Jodha mengucap salam kepada Shahenshah. Mann Singh langsung mendekati Shahenshah dan berkata: “Shahenshah maaf kan diri ku yang telah salah menilai mu” Jalal memegang bahu Mann Singh dan tersenyum lalu berkata: “Apa yang kau katakan barusan? Aku ini Pupasa (Paman) mu dan Jodha adalah Humare Patni (Istri ku). Aku tak akan pernah membiarkan Jodha pergi kemana pun. dan Mann Singh tak mungkin aku melepaskan mu pergi. Kau adalah yang paling setia pada ku. Aku harus memberi mu salam hormat untuk semua ini” Sementara itu Salim tampak sedang duduk sambil makan sesuatu disebelah Hamida.
Salim berkata kepada Neneknya: “Manisan ini sangat lezat. Manisan buatan mu memang paling lezat” Jalal melihat kearah Salim dan membenarkan perkataanya. Jalal: “Ibu ku memang selalu membuat kue manis yang paling lezat” Hamida tampak tersenyum bahagia. Sambil menggoda Jodha berkata kepada Hamida: “Jangan dengarkan mereka berdua. Shahenshah juga mengatakan hal yang sama kepada Salima kemarin. Mereka berdua hanya cari muka saja” Jalal membalas: “Lihat mereka berdua Sheikhkoo. Ibu dan Putrinya bersatu kembali saling mendukung” Jodha tak mau kalah menjawab: “Kenapa tidak? Jika Ibu sebaik Amijan dan Putrinya sebaik aku?” Jodha pun mendekat ke Hamida dan memeluknya.
Jalal lalu berpura-pura: “Aku … aku … Kepala ku terasa berat Jodha. Bisakah kau membantu memijatnya?” Jalal lalu memberi kode kepada Salim dan Salim mengiyakan Jalal. Salim pun langsung berpura-pura bahwa dia juga sakit kepala: “Ibu aku juga sakit kepala nih bisa kah kau bantu aku juga” Jalal lalu menggoda Jodha: “Aha! Sebuah dilema agi mu Jodha. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kita lihat saja siapa yang akan dipijat kepalanya duluan oleh Ibu mu? Putra nya ataukah aku suaminya? Jodha pun jadi bingung.
Hamida berdiri memeluk Jodha. dia berbicara membela Jodha dan berkata: “Ayo kalian jangan menggoda putri ku. Jodha kau memijat kepala anak mu dan aku akan memijat kepala anak ku. Ayo Jalal” Hamida menghampiri Jalal dan Jodha mendekati Salim. Adegan yang so cute mereka berdua saling memijat kepala Jalal dan Salim. Jalal memandang bahagia kearah Jodha dan sebaliknya. Sementara itu Salim tampak tersenyum menikmati belaian Ibunya. Tak lama kemudian Moti Bai kemudian datang berkata kepada Jodha: “Lupakah kau hari ini ada ritual Pooja?” Jodha kaget: “Aduh aku hampir lupa. Malam ini adalah malam Kaali Chagus, Pooja untuk Dewi Kaali. Aku harus menyiapkan Pooja malam ini untuk Ayah dan Putranya demi kelancaran hubungan mereka” Jalal berkata kepada Salim: “Kita akan ikut serta dalam Pooja ini maukah kau ikut bersama?” Salim pun tersenuy dan mengganggukan kepalanya tanda setuju.
Adegan memperlihatkan Jodha, Jalal dan Salim Jodha dalam Kuil Dewi Kaali disambut Pandit-ji Badri. Jalal dan Salim memakai pakaian serba putih. Ternyata saat Poja kali ini dihadiri juga oleh Hamida dan Ruqaiya. Mereka kemudian duduk mendengarkan petuah Pandit-ji Badri dan sang pendeta memberikan berkat doanya kepada mereka berdua. Suara Narator berkata: Di gua dalam hutan Laboni telah memulai ritual ilmu hitamnya untuk mendapatkan Jalal dimalam Kaali Chagus ini. Sementara itu di Kuil pun Jodha menyiapkan Pooja Kaal Sarkshavn. Rupanya kedua pihak sedang melangsungkan ritual di malam Kaali Chagus yang sama. Akan tetapi dengan tujuan yang berbeda. Ibu Laboni yang bernama Dammu berkata: “ Sudah waktunya ayo dimulai ritual ilmu hitam mu” Laboni dibantu ibunya melaksanakan ritual ilmu sihir. Mereka berdua menyebutkan nama Jalal Putra Humayun. Sementara di Kuil Pandit-ji Badrinath melaksanakan Pooja untuk Jalal dan Salim. Tiba-tiba Jalal seakan mendengar sesuatu. Jalal mendengar namanya dipanggil. Jalal melihat kesekeliling tetapi dia tak melihat siapa pun. Jodha memperhatikan hal ini dan agak terheran melihat Jalal. dia menepuk pundak Jalal dan memberi isyarat bertanya ada apa? Jalal menggelengkan kepalanya dan melanjutkan mendengarkan Pandit-ji Badri yang melaksanakan Aarti untuk Dewi Kaali. Sedangkan Dammu sudah memulai ilmu sihirnya. Adegan ditampilkan saling bergantian antara di Pandit-ji yang melakukan ritual suci agama dan Ilmu hitam yang dilakukan oleh Laboni di gua. Petir tiba-tiba menggelegar malam itu dilangit. Dammu bilang mantranya sudah mulai bekerja. Di Kuil Pandit-ji Badri berkata kepada Jalal: “Kau telah menyumbangkan sejumlah emas untuk sedekah” Pandit-ji kemudian memberikan 2 bulu Merak kepada Jodha. dia meminta Jodha untuk menyimpannya satu dikamar Shahenshah dan satu lagi di kamar Salim. Lalu Pandit-ji Badri berkata agar setiap pagi selama 3 bulan kedepan Jalal dan Salim harus makan sejenis makanan yang disebut dengan Rai. Pandit-ji Badri mempersilahkan Jodha melakukan Aarti kepada Jalal dan Salim. Sementara itu dalam gua dihutan Dammu berkata kepada Laboni: “Jalaluddin Akbar tumhārī kā āpasē mēṁ hōgā. Setelah selesai Pooja kita maka Jalal telah masuk dalam perangkap mu! dia kan menjadi milik mu” Episode diakhiri dengan adegan di Kuil dimana tampak Jodha sedang menorehkan Tilak di kening Jalal dan kemudian dikening Salim. Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 504
Jodha lalu berkata: “Aku memiliki satu lagi permintaan untuk mu. Salim anak ku berhentilah membenci ayahmu. dia sebenarnya teramat mencintai mu” Salim menjawab: “Tetapi aku sama sekali tak mampu mengerti akan dia. Terkadang dia berbicara layaknya seorang Ayah dan dilain waktu dia berbicara hanya sebagai seorang Raja belaka. Baik lah Maasa aku akan mencoba untuk lebih bisa berhubungan baik dengan Ayah demi diri mu Maasa” Keduanya tampak bahagia. Jodha tersenyum bahagia dan membelai wajah Salim. Catatan: jika saya mengikuti written episode maka kalimat yang di ucapkan Salim kepada Jodha persisnya adalah: “Kau terbuat dari tanah lumpur jenis apa Ibu?” oleh saya diterjemahkan dan disesuaikan dalam konteks pembicaraan mereka berdua. Karena idiom atau istilah Bahasa Hindi yang mereka pakai tentu berbeda dengan Bahasa Inggris-Inggris, Ingris-Amerika dan beda dengan Bahasa Indonesia. Akan tetapi apa yang saya dengar dan tangkap dari Salim mengatakan sbb: “Ap kismet thikhei massa. Kau sungguh pembawa keberuntungan Ibu” Nah kalimat mana yang benar saya tak tahu persis. So sweet akhir apa yang di idam-idamkan Jodha terkabul. Ternyata semua penderitaan ini adalah sebuah “blessings in disguise” atau sebuah rahmat yang tak terduga)
degan memperlihatkan Hoshiyar dikamar Ruqaiya sedang duduk dilantai menyiapkan barang-barang. Ruqaiya masuk kekamar dan bertanya kepadanya: “Sedang apa kau ini Hoshiyar?” Hoshiyar menjawab: “Nyonya aku tahu kau sedang marah besar karena Shahenshah tak jadi menceraikan Jodha. Biasanya jika kau sedang marah, maka aku akan terkena dampaknya. Kau akan memukuli ku. Itulah makanya aku telah menyiapkan semua keperluannya” Hoshiyar memperlihatkan satu per satu barang itu dan berkata dengan lirih: “Ini ada cambuk untuk mu melampiaskan kemarahan mu, batu bara yang menyala untuk kau jejalkan ke mulut ku dan pisau untuk memotong jari-jari ku” Ruqaiya hanya diam saja lalu melihat kearah barang-barang tersebut dan mulai memefang cambuk. Sementara Hoshiyar menjadi gelisah karena takut. Ruqaiya berkata: “Hoshiyar aku tak akan menghukum mu hari ini. Bukankah sudah ku katakan bahwa Jalal pasti punya niat lain dibalik semua ini? Jalal tak akan pernah menceraikan Jodha. Semua hanya tipuan belaka lalu kenapa aku harus marah dan sedih? Jalal tak akan menceraikan Jodha dengan cara ini. Jadi kejadian ini bukanlah suatu kekalahan bagi ku. Tak perlu aku bersedih karenanya. Sasaran utama ku adalah Salim. Aku tak akan membiarkan kerja keras ku selama ini hancur sia-sia. Aku melihat Salim mulai dekat dengan Ibunya kembali. Tak bisa kubiarkan. Aku harus melakukan sesuatu agar dia membenci Jodha lagi” Wajah Ruqaiya penuh siasat jahat.
Tampak Divan-I-Khas penuh dihadiri semua anggota kerajaan. Jalal mengumumkan penobatan Salim sebagai Shah Shah calon pengganti nya nanti. Sheikh Mubarak melantangkan ucapan: “Bismillah hirahman nirahim” Jalal tersenyum bahagia dan kemudian mengenakan Mahkota Shah Shah diatas kepala Salim. Abu Fazl mengajak semua meneriakan: ”Shah Shah Salim Zindabat!” Sementara itu Murad memandang dengan wajah geram. Rupanya Murad masih memendam kemarahan. Paman nya Haidar yang bernama Shahbudin seperti biasanya menghembuskan angin panas dengan mengatakan kepada Murad: “Aku sedih karena sebenarnya aku lebih suka jika kau yang menjadi Raja nanti. Akan tetapi nasib mengatakan lain rupanya” Jodha terlihat menangis karena bahagia. Salima yang berdiri disebelah Jodha bertanya: “Kenapa Jodha? Mengapa kau menangis?” Jodha menjawab sambil memandang kearah Jalal dan Salim: “Ini adalah airmata bahagia Salima” Sementara Ruqaiya berkata dalam hatinya: “Jodha kau memang telah melahirkan Salim akan tetapi Salim adalah putra ku! Aku tak sudi membiarkan mu merampasnya dari ku!
Kembali ke Jodha. dia mengatakan kepada Salima: “Salim memanggil ku Maasa, hal itu membuat ku sangat bahagia” Sementara itu Ruqaiya pun yang sedari tadi nguping pembicaraan terkaget-kaget. Reaksi wajah Ruqaiya menggambarkan betapa terpukulnya dia mendengar pengakuan Jodha itu. Abu Fazl kemudian melapor kepada Shahenshah bahwa dia mendapat surat dari Syarif Mekah: “Shahenshah kita menerima kabar gembira dari Mekah, mereka telah memperbolehkan rakyat kita pergi berhaji lagi” Jalal amat gembira mendengar kabar baik itu. Begitupun semua yang hadir disana. Jalal berkata: “Betapa bahagianya. Sebuah berita kemenangan yang luar biasa. Hari ini anak ku telah ku nobatkan menjadi Shah Shah dan rakyat ku akan bisa pergi melaksanakan haji lagi. Keluarga ku dan rakyat ku keduanya telah terhindar dari bahaya".
Nun jauh di dalam goa dihutan Laboni She Devil sedang memandangi tanah liat yang sudah dibacakan mantra oleh Ibu nya. Ibunya Laboni berkata: “Jalal tumhara hoga. Jalal akan menjadi milik mu” Sementara kembali ke Divan-I-Khas suasana tampak gembira menyambut penobatan Salim menjadi Shah Shah. Jalal terlihat memandang dengan senyum bahagia kearah Jodha. Dan Jodha membalas senyuman Jalal kemudian menganggukan kepalanya sebagai tanda persetujuannya. Jodha kemudian menengadah keatas mengekspresikan rasa syukurnya kepada Tuhan.
Keesokan pagi nya tampak Jalal sedang berjalan menuju halaman istana. Dibawah sana sudah ada Mann Singh dan Jodha, Hamida dan Salim. Jodha mengucap salam kepada Shahenshah. Mann Singh langsung mendekati Shahenshah dan berkata: “Shahenshah maaf kan diri ku yang telah salah menilai mu” Jalal memegang bahu Mann Singh dan tersenyum lalu berkata: “Apa yang kau katakan barusan? Aku ini Pupasa (Paman) mu dan Jodha adalah Humare Patni (Istri ku). Aku tak akan pernah membiarkan Jodha pergi kemana pun. dan Mann Singh tak mungkin aku melepaskan mu pergi. Kau adalah yang paling setia pada ku. Aku harus memberi mu salam hormat untuk semua ini” Sementara itu Salim tampak sedang duduk sambil makan sesuatu disebelah Hamida.
Salim berkata kepada Neneknya: “Manisan ini sangat lezat. Manisan buatan mu memang paling lezat” Jalal melihat kearah Salim dan membenarkan perkataanya. Jalal: “Ibu ku memang selalu membuat kue manis yang paling lezat” Hamida tampak tersenyum bahagia. Sambil menggoda Jodha berkata kepada Hamida: “Jangan dengarkan mereka berdua. Shahenshah juga mengatakan hal yang sama kepada Salima kemarin. Mereka berdua hanya cari muka saja” Jalal membalas: “Lihat mereka berdua Sheikhkoo. Ibu dan Putrinya bersatu kembali saling mendukung” Jodha tak mau kalah menjawab: “Kenapa tidak? Jika Ibu sebaik Amijan dan Putrinya sebaik aku?” Jodha pun mendekat ke Hamida dan memeluknya.
Jalal lalu berpura-pura: “Aku … aku … Kepala ku terasa berat Jodha. Bisakah kau membantu memijatnya?” Jalal lalu memberi kode kepada Salim dan Salim mengiyakan Jalal. Salim pun langsung berpura-pura bahwa dia juga sakit kepala: “Ibu aku juga sakit kepala nih bisa kah kau bantu aku juga” Jalal lalu menggoda Jodha: “Aha! Sebuah dilema agi mu Jodha. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kita lihat saja siapa yang akan dipijat kepalanya duluan oleh Ibu mu? Putra nya ataukah aku suaminya? Jodha pun jadi bingung.
Hamida berdiri memeluk Jodha. dia berbicara membela Jodha dan berkata: “Ayo kalian jangan menggoda putri ku. Jodha kau memijat kepala anak mu dan aku akan memijat kepala anak ku. Ayo Jalal” Hamida menghampiri Jalal dan Jodha mendekati Salim. Adegan yang so cute mereka berdua saling memijat kepala Jalal dan Salim. Jalal memandang bahagia kearah Jodha dan sebaliknya. Sementara itu Salim tampak tersenyum menikmati belaian Ibunya. Tak lama kemudian Moti Bai kemudian datang berkata kepada Jodha: “Lupakah kau hari ini ada ritual Pooja?” Jodha kaget: “Aduh aku hampir lupa. Malam ini adalah malam Kaali Chagus, Pooja untuk Dewi Kaali. Aku harus menyiapkan Pooja malam ini untuk Ayah dan Putranya demi kelancaran hubungan mereka” Jalal berkata kepada Salim: “Kita akan ikut serta dalam Pooja ini maukah kau ikut bersama?” Salim pun tersenuy dan mengganggukan kepalanya tanda setuju.
Adegan memperlihatkan Jodha, Jalal dan Salim Jodha dalam Kuil Dewi Kaali disambut Pandit-ji Badri. Jalal dan Salim memakai pakaian serba putih. Ternyata saat Poja kali ini dihadiri juga oleh Hamida dan Ruqaiya. Mereka kemudian duduk mendengarkan petuah Pandit-ji Badri dan sang pendeta memberikan berkat doanya kepada mereka berdua. Suara Narator berkata: Di gua dalam hutan Laboni telah memulai ritual ilmu hitamnya untuk mendapatkan Jalal dimalam Kaali Chagus ini. Sementara itu di Kuil pun Jodha menyiapkan Pooja Kaal Sarkshavn. Rupanya kedua pihak sedang melangsungkan ritual di malam Kaali Chagus yang sama. Akan tetapi dengan tujuan yang berbeda. Ibu Laboni yang bernama Dammu berkata: “ Sudah waktunya ayo dimulai ritual ilmu hitam mu” Laboni dibantu ibunya melaksanakan ritual ilmu sihir. Mereka berdua menyebutkan nama Jalal Putra Humayun. Sementara di Kuil Pandit-ji Badrinath melaksanakan Pooja untuk Jalal dan Salim. Tiba-tiba Jalal seakan mendengar sesuatu. Jalal mendengar namanya dipanggil. Jalal melihat kesekeliling tetapi dia tak melihat siapa pun. Jodha memperhatikan hal ini dan agak terheran melihat Jalal. dia menepuk pundak Jalal dan memberi isyarat bertanya ada apa? Jalal menggelengkan kepalanya dan melanjutkan mendengarkan Pandit-ji Badri yang melaksanakan Aarti untuk Dewi Kaali. Sedangkan Dammu sudah memulai ilmu sihirnya. Adegan ditampilkan saling bergantian antara di Pandit-ji yang melakukan ritual suci agama dan Ilmu hitam yang dilakukan oleh Laboni di gua. Petir tiba-tiba menggelegar malam itu dilangit. Dammu bilang mantranya sudah mulai bekerja. Di Kuil Pandit-ji Badri berkata kepada Jalal: “Kau telah menyumbangkan sejumlah emas untuk sedekah” Pandit-ji kemudian memberikan 2 bulu Merak kepada Jodha. dia meminta Jodha untuk menyimpannya satu dikamar Shahenshah dan satu lagi di kamar Salim. Lalu Pandit-ji Badri berkata agar setiap pagi selama 3 bulan kedepan Jalal dan Salim harus makan sejenis makanan yang disebut dengan Rai. Pandit-ji Badri mempersilahkan Jodha melakukan Aarti kepada Jalal dan Salim. Sementara itu dalam gua dihutan Dammu berkata kepada Laboni: “Jalaluddin Akbar tumhārī kā āpasē mēṁ hōgā. Setelah selesai Pooja kita maka Jalal telah masuk dalam perangkap mu! dia kan menjadi milik mu” Episode diakhiri dengan adegan di Kuil dimana tampak Jodha sedang menorehkan Tilak di kening Jalal dan kemudian dikening Salim. Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 504