Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode Selasa 12 Mei 2015. Jodha Akbar antv Episode 428. Anarkali kembali ke tempat orang tuanya. ia bertanya pada ibunya :" ibu, bagaimana keadaan ayah?"
Zil menjawab :" keadaannya semakin memburuk. Aku khawatir padanya "
Anarkali :" seharusnya kita tak pernah datang kemari"
Zil :" yang penting kau bisa bertemu dengan qutub" anarkali melengos, zilbahar lalu bertanya :" nadira, apa kau baik-baik saja?"
Anarkali menjadi sedih, ia berkata :" aku baik-baik saj, ibu. kita akan pergi dari sini setelah keadaan ayah membaik. Kita akan melupakan semua ini "
Zil :” tapi bagaimana dengan Qutub?"
Anarkali :" Jika Tuhan menginginkan, akhirnya aku akan bertemu dengan Qutub" ia lalu pergi meninggalkan ibunya yg kebingungan.
Anarkali duduk menjauh, ia menyeka air matanya. Teringat olehnya saat Salim mengatakan paling membencinya di dunia ini.
Di ruang sidang, Jalal sedang mendiskusikan masalah politik dengan para menterinya. Tapi Salim malah melamun, ia teringat saat Anarkali mengatakan ia jg membenci Salim.
Jalal menanyakan pendapat Salim. jalal :" apa pendapatmu tentang masalah ini?"
Salim :" kau adalah raja, apapun keputusanmu, pastilah benar. apalagi yg bs aku katakan? Aku permisi dulu " Salim pergi meninggalkan ruang sidang.
Jalal terlihat sedih, ia berfikir jika Salilm masih mengganggap dia yg bersalah atas kematian Farhaan.
Salim berlatih memanah, namun anak panahnya meleset. Murad bertanya :” apa yg sedang kau pikirkan?” salim menjawab tak ada.
Jodha datang di temani salima dan zakira. Salim memberi salam lalu beranjak pergi. Namun jodha menghentikannya:" ada apa, Salim? kau terlihat melamun. apa yg merisaukanmu?"
Salim menjawab :" aku tak apa-apa MUZ. aku hanya ingin sendirian, tapi semua orang terus saja menggangguku." Salim lalu pergi. jodha sedih, ia bertanya-tanya apa yg terjadi pada Salim?
Jalal sedang mencoba pedang , rahim memuji bahwa pedang jalal bagus, Jalal mengiyakan lalu menyuruh rahim menyimpannya dengan baik. Jodha datang menemuinya :" prenam shahenshah”
Jalal :” aku sedang mencoba pedang hadiah pernikahan kita” wajahnya terrlihat berseri-seri.
Jodha menatap rahim dan maanshing, ia lalu minta izin bicara berdua dengan jalal. Setelah mereka berdua pergi, jalal berkata :” ada apa? Bicaralah”
Jodha :" shahenshah, aku rasa saat ini kita harus membatalkan perayaan ulang tahun pernikahan kita"
Jalal :" kenapa? Apa terjadi sesuatu?"
Jodha :" tidak. tak ada apa-apa. Aku hanya merasa Salim masih marah padamu. Dia belum memaafkanmu atas kematian farhan. Kita tak bisa membuat perayaan jika keadaanya seperti ini. Aku tak tahu apa yg ada dalam fikirannya. Dia tak pernah bercerita padaku. "
Jalal :" aku jg merasakan hal yg sama, aku sdah berkali-kali mencoba bicara dengannya. tapi dia selalu menjauh."
Jodha :" kau benar, kita harus memberi Salim waktu. Dan kita harus membatalkan perayaannya. Bagaimana kita bisa mengadakan perayaan saat putra kita sedang sedih?"
Jalal :" aku mengerti. Baiklah, aku akan membatalkannya"
Malam hari ketika jalal kembali ke kamarnya, ruqaiya sudah menunggunya di sana
Jalal : "Ruqaiya kau disini"
Ruqaiya : " Jalal, maaf aku datang ke kamarmu. Aku merasa sekarang kau sudah lupa padaku. Jadi aku kesini. Aku membawa minuman untuk kita. Minumlah ini"
Jalal menerima gelas minuman dari Ruq.
Ruqaiya : "Mengapa kau diam saja Jalal. Kau tak suka kutemani?"
Jalal : "Tidak Ruqaiya. Maafkan aku jika aku melukai hatimu"
Ruqaiya : "Kau tak perlu minta maaf Jalal"
Jalal : "Maafkan aku. Kau sahabatku, kau istri pertamaku, tapi aku tak bisa memberimu anak"
Ruqaiya : "Tidak Jalal jangan berkata begitu. Seharusnya aku yang minta maaf padamu karena tak bisa memberimu anak"
Jalal: "Tidak, ini bukan salahmu. Takdir yang tak mengijinkannya. Ruqaiya dengarlah (membelai kepala Ruqaiya) aku selalu peduli padamu. Aku selalu memikirkan kebahagiaanmu. Aku tak akan membiarkan ada bahaya mendekatimu. Aku bahkan bersyukur pada Tuhan kau tak merasakan sakit yang kurasakan. Betapa sakitnya hatiku melihat anakku begitu membenciku. Daripada punya anak yang membencimu, lebih baik tak usah punya anak sekalian. Aku senang kau tak perlu merasakan penderitaan seperti ini. Derita saat anakmu salah memahamimu. Tak peduli kau raja atau pengemis"
Jalal mulai menangis. Ia meneteskan air mata lalu mengusapnya sambil berkata putus asa.
Jalal : "Aku tak tau lagi harus bagaimana"
Ruqaiya: " Jangan bersedih Jalal, aku tak bisa melihatmu seperti ini"
Jalal : "Apa salahku Ruqaiya? bahkan untuk mendengar perkataanku saja Salim tak mau. Anak yang begitu kudambakan, yang aku rela menempuh ratusan mil berjalan kaki demi dia, yang kumintakan doa untuk keselamatannya di mandir, di dargah setiap waktu. bagaimana mungkin aku bisa berpikir buruk tentangnya, aku sangat menyayanginya, aku menikahi bela demi keselamatannya Ruqaiya"
Ruqaiya : "Jalal kau tak boleh menangis seperti ini. Kau adalah raja. Kau tak boleh bersikap lemah seperti ini. Waktu akan menyembuhkan luka Salim. Sabarlah biarkan waktu berjalan. Sementara itu kau akan merayakan perkawinanmu. Akan ada banyak kegembiraan. Salim juga akan melupakan kesedihannya"
Jalal : "Tidak. Tak akan ada perayaan apapun. Kalau seorang anak tak bahagia, tak ada perayaan apapun yang bisa membahagiakan orang tua. Aku dan Jodha sudah memutuskan tak akan ada perayaan apapun"
Lalu Jalal mencium keningnya. Dan pergi meninggalkan Ruqaiya
Ruqaiya : "Tidak Jalal. Aku tak bisa melihatmu sedih. Kau akan merayakan hari jadi pernikahanmu. Dan Salim yang akan mempersiapkan semuanya. Ini adalah janji dari sahabatmu Jalal,"
Ruq keluar dari kamar Jalal. Ia mendatangi Salim yang sedang tidur di kamar dan membangunkannya.
Ruqaiya :" Salim, bangunlah, salim"
Salim: "Amijaan, ada apa?"
Ruqaiya : "Salim apa kau menganggapku sebagai ibumu?"
Salim : "Amijaan ada apa ini?? Tentu saja kau ibuku,"
Ruqaiya : "Apapun yang kukatakan kau akan menurutinya?"
Salim :" Iya amijaan,:
Ruqaiya :" Salim, aku mau kau mengawasi semua persiapan perayaan pernikahan Jalal"
Salim : "Amijaan, tapi kau tau aku membenci mereka. Mengapa kau mau aku melakukan ini"
Ruqaiya : "Aku tau kau membenci mereka. Tapi kau akan melakukannya untukku. Kalau kau tak mau melakukannya, maka aku anggap aku ini tak ada harganya di matamu"
Salim: "Jangan begitu, aku bahkan rela mati untukmu, baiklah aku akan melakukannya"
Ruqaiya :" Sekarang temuilah Jalal. Katakan padanya kau akan mengurus semua persiapan perayaan mereka"
Ruqaiya keluar dari kamar Salim. Ia bertemu Hosiyar di tengah perjalanan.
Hoshiyar : "Begum Sahiba!!! Apa yang sedang kau lakukan??!! Aku tak bisa memahamimu hari ini. Kau selalu berusaha menjauhkan Salim dari Jalal dan Jodha lalu kenapa sekarang malah mau mendekatkan mereka. Mengapa kau lupa kalau kau lah yang membuat luka ini pada Jalal. Mengapa kau jadi berubah sekarang??"
Ruqaiya (devilish smile) :" Aku hanya ingin Jodha menderita karena anaknya. Aku ingin Jalal mengerti bahwa Jodha bukanlah ibu yang baik. Salim akan segera menjadi Raja. Dan dia hanya menganggapku sebagai ibunya. Jadi akulah yang akan mendapat semua kekuasaan sebagai Marium Uz Zamani. Aku mengirim Salim pada Jalal karena aku ingin Jalal menghargaiku seperti dia selalu menghargai Jodha. Kepadakulah ia datang untuk menangis, bukan pada Jodha. Aku lah yang menghapus air matanya.
Cinta itu aneh Hosiyar. Jalal tak bisa melihat Jodha menangis dan aku tak bisa melihat Jalal menangis. Aku ingin membuat Jodha menderita. Tapi aku selalu ingin membuat Jalal tersenyum. Aku ingin Salim membenci Jodha dan hanya mencintaiku. Dan aku ingin Jalal berkata bahwa aku adalah ibu yang lebih baik dari Jodha."
Tiba-tiba Hosiyar bertepuk tangan. Plokk plokk plokk. Dan sambil tertawa dia berkata dengan nada menyindir.
Hoshiyar : "Wahhhh, tiba-tiba aku bersyukur Tuhan tak membuatku jatuh cinta pada siapapun. Dia tak menjadikan aku laki-laki dan juga bukan wanita. Aku tak bisa membayangkan. Jika ia membuatku menjadi seorang wanita, lalu aku harus bertarung sepanjang hidupku demi posisi dan cinta, atau bahkan harus bertarung melawan rencana-rencana jahat setan
"Dan jika aku laki-laki, aku harus berjuang sepanjang hidupku untuk diriku sendiri. Perang demi cinta ini tak akan pernah berakhir nyonya!!
Lihatlah dirimu!! Kau sudah memiliki posisi yang tinggi. Kau membawahi dan memiliki kekuasaan atas begitu banyak orang. Tapi kau masih saja merasa kurang. Kau ingin mengatur hati Kaisar. Perang ini sebenarnya bukanlah antara kau dan Jodha. Tapi antara hatimu dan otakmu. Kau tak pernah tau siapa yang akan menang. Trimakasih Ya Allah, aku tak harus mengalami perang menyedihkan itu, karena aku adalah banci!!"
Zil menjawab :" keadaannya semakin memburuk. Aku khawatir padanya "
Anarkali :" seharusnya kita tak pernah datang kemari"
Zil :" yang penting kau bisa bertemu dengan qutub" anarkali melengos, zilbahar lalu bertanya :" nadira, apa kau baik-baik saja?"
Anarkali menjadi sedih, ia berkata :" aku baik-baik saj, ibu. kita akan pergi dari sini setelah keadaan ayah membaik. Kita akan melupakan semua ini "
Zil :” tapi bagaimana dengan Qutub?"
Anarkali :" Jika Tuhan menginginkan, akhirnya aku akan bertemu dengan Qutub" ia lalu pergi meninggalkan ibunya yg kebingungan.
Anarkali duduk menjauh, ia menyeka air matanya. Teringat olehnya saat Salim mengatakan paling membencinya di dunia ini.
Di ruang sidang, Jalal sedang mendiskusikan masalah politik dengan para menterinya. Tapi Salim malah melamun, ia teringat saat Anarkali mengatakan ia jg membenci Salim.
Jalal menanyakan pendapat Salim. jalal :" apa pendapatmu tentang masalah ini?"
Salim :" kau adalah raja, apapun keputusanmu, pastilah benar. apalagi yg bs aku katakan? Aku permisi dulu " Salim pergi meninggalkan ruang sidang.
Jalal terlihat sedih, ia berfikir jika Salilm masih mengganggap dia yg bersalah atas kematian Farhaan.
Salim berlatih memanah, namun anak panahnya meleset. Murad bertanya :” apa yg sedang kau pikirkan?” salim menjawab tak ada.
Jodha datang di temani salima dan zakira. Salim memberi salam lalu beranjak pergi. Namun jodha menghentikannya:" ada apa, Salim? kau terlihat melamun. apa yg merisaukanmu?"
Salim menjawab :" aku tak apa-apa MUZ. aku hanya ingin sendirian, tapi semua orang terus saja menggangguku." Salim lalu pergi. jodha sedih, ia bertanya-tanya apa yg terjadi pada Salim?
Jalal sedang mencoba pedang , rahim memuji bahwa pedang jalal bagus, Jalal mengiyakan lalu menyuruh rahim menyimpannya dengan baik. Jodha datang menemuinya :" prenam shahenshah”
Jalal :” aku sedang mencoba pedang hadiah pernikahan kita” wajahnya terrlihat berseri-seri.
Jodha menatap rahim dan maanshing, ia lalu minta izin bicara berdua dengan jalal. Setelah mereka berdua pergi, jalal berkata :” ada apa? Bicaralah”
Jodha :" shahenshah, aku rasa saat ini kita harus membatalkan perayaan ulang tahun pernikahan kita"
Jalal :" kenapa? Apa terjadi sesuatu?"
Jodha :" tidak. tak ada apa-apa. Aku hanya merasa Salim masih marah padamu. Dia belum memaafkanmu atas kematian farhan. Kita tak bisa membuat perayaan jika keadaanya seperti ini. Aku tak tahu apa yg ada dalam fikirannya. Dia tak pernah bercerita padaku. "
Jalal :" aku jg merasakan hal yg sama, aku sdah berkali-kali mencoba bicara dengannya. tapi dia selalu menjauh."
Jodha :" kau benar, kita harus memberi Salim waktu. Dan kita harus membatalkan perayaannya. Bagaimana kita bisa mengadakan perayaan saat putra kita sedang sedih?"
Jalal :" aku mengerti. Baiklah, aku akan membatalkannya"
Malam hari ketika jalal kembali ke kamarnya, ruqaiya sudah menunggunya di sana
Jalal : "Ruqaiya kau disini"
Ruqaiya : " Jalal, maaf aku datang ke kamarmu. Aku merasa sekarang kau sudah lupa padaku. Jadi aku kesini. Aku membawa minuman untuk kita. Minumlah ini"
Jalal menerima gelas minuman dari Ruq.
Ruqaiya : "Mengapa kau diam saja Jalal. Kau tak suka kutemani?"
Jalal : "Tidak Ruqaiya. Maafkan aku jika aku melukai hatimu"
Ruqaiya : "Kau tak perlu minta maaf Jalal"
Jalal : "Maafkan aku. Kau sahabatku, kau istri pertamaku, tapi aku tak bisa memberimu anak"
Ruqaiya : "Tidak Jalal jangan berkata begitu. Seharusnya aku yang minta maaf padamu karena tak bisa memberimu anak"
Jalal: "Tidak, ini bukan salahmu. Takdir yang tak mengijinkannya. Ruqaiya dengarlah (membelai kepala Ruqaiya) aku selalu peduli padamu. Aku selalu memikirkan kebahagiaanmu. Aku tak akan membiarkan ada bahaya mendekatimu. Aku bahkan bersyukur pada Tuhan kau tak merasakan sakit yang kurasakan. Betapa sakitnya hatiku melihat anakku begitu membenciku. Daripada punya anak yang membencimu, lebih baik tak usah punya anak sekalian. Aku senang kau tak perlu merasakan penderitaan seperti ini. Derita saat anakmu salah memahamimu. Tak peduli kau raja atau pengemis"
Jalal mulai menangis. Ia meneteskan air mata lalu mengusapnya sambil berkata putus asa.
Jalal : "Aku tak tau lagi harus bagaimana"
Ruqaiya: " Jangan bersedih Jalal, aku tak bisa melihatmu seperti ini"
Jalal : "Apa salahku Ruqaiya? bahkan untuk mendengar perkataanku saja Salim tak mau. Anak yang begitu kudambakan, yang aku rela menempuh ratusan mil berjalan kaki demi dia, yang kumintakan doa untuk keselamatannya di mandir, di dargah setiap waktu. bagaimana mungkin aku bisa berpikir buruk tentangnya, aku sangat menyayanginya, aku menikahi bela demi keselamatannya Ruqaiya"
Ruqaiya : "Jalal kau tak boleh menangis seperti ini. Kau adalah raja. Kau tak boleh bersikap lemah seperti ini. Waktu akan menyembuhkan luka Salim. Sabarlah biarkan waktu berjalan. Sementara itu kau akan merayakan perkawinanmu. Akan ada banyak kegembiraan. Salim juga akan melupakan kesedihannya"
Jalal : "Tidak. Tak akan ada perayaan apapun. Kalau seorang anak tak bahagia, tak ada perayaan apapun yang bisa membahagiakan orang tua. Aku dan Jodha sudah memutuskan tak akan ada perayaan apapun"
Lalu Jalal mencium keningnya. Dan pergi meninggalkan Ruqaiya
Ruqaiya : "Tidak Jalal. Aku tak bisa melihatmu sedih. Kau akan merayakan hari jadi pernikahanmu. Dan Salim yang akan mempersiapkan semuanya. Ini adalah janji dari sahabatmu Jalal,"
Ruq keluar dari kamar Jalal. Ia mendatangi Salim yang sedang tidur di kamar dan membangunkannya.
Ruqaiya :" Salim, bangunlah, salim"
Salim: "Amijaan, ada apa?"
Ruqaiya : "Salim apa kau menganggapku sebagai ibumu?"
Salim : "Amijaan ada apa ini?? Tentu saja kau ibuku,"
Ruqaiya : "Apapun yang kukatakan kau akan menurutinya?"
Salim :" Iya amijaan,:
Ruqaiya :" Salim, aku mau kau mengawasi semua persiapan perayaan pernikahan Jalal"
Salim : "Amijaan, tapi kau tau aku membenci mereka. Mengapa kau mau aku melakukan ini"
Ruqaiya : "Aku tau kau membenci mereka. Tapi kau akan melakukannya untukku. Kalau kau tak mau melakukannya, maka aku anggap aku ini tak ada harganya di matamu"
Salim: "Jangan begitu, aku bahkan rela mati untukmu, baiklah aku akan melakukannya"
Ruqaiya :" Sekarang temuilah Jalal. Katakan padanya kau akan mengurus semua persiapan perayaan mereka"
Ruqaiya keluar dari kamar Salim. Ia bertemu Hosiyar di tengah perjalanan.
Hoshiyar : "Begum Sahiba!!! Apa yang sedang kau lakukan??!! Aku tak bisa memahamimu hari ini. Kau selalu berusaha menjauhkan Salim dari Jalal dan Jodha lalu kenapa sekarang malah mau mendekatkan mereka. Mengapa kau lupa kalau kau lah yang membuat luka ini pada Jalal. Mengapa kau jadi berubah sekarang??"
Ruqaiya (devilish smile) :" Aku hanya ingin Jodha menderita karena anaknya. Aku ingin Jalal mengerti bahwa Jodha bukanlah ibu yang baik. Salim akan segera menjadi Raja. Dan dia hanya menganggapku sebagai ibunya. Jadi akulah yang akan mendapat semua kekuasaan sebagai Marium Uz Zamani. Aku mengirim Salim pada Jalal karena aku ingin Jalal menghargaiku seperti dia selalu menghargai Jodha. Kepadakulah ia datang untuk menangis, bukan pada Jodha. Aku lah yang menghapus air matanya.
Cinta itu aneh Hosiyar. Jalal tak bisa melihat Jodha menangis dan aku tak bisa melihat Jalal menangis. Aku ingin membuat Jodha menderita. Tapi aku selalu ingin membuat Jalal tersenyum. Aku ingin Salim membenci Jodha dan hanya mencintaiku. Dan aku ingin Jalal berkata bahwa aku adalah ibu yang lebih baik dari Jodha."
Tiba-tiba Hosiyar bertepuk tangan. Plokk plokk plokk. Dan sambil tertawa dia berkata dengan nada menyindir.
Hoshiyar : "Wahhhh, tiba-tiba aku bersyukur Tuhan tak membuatku jatuh cinta pada siapapun. Dia tak menjadikan aku laki-laki dan juga bukan wanita. Aku tak bisa membayangkan. Jika ia membuatku menjadi seorang wanita, lalu aku harus bertarung sepanjang hidupku demi posisi dan cinta, atau bahkan harus bertarung melawan rencana-rencana jahat setan
"Dan jika aku laki-laki, aku harus berjuang sepanjang hidupku untuk diriku sendiri. Perang demi cinta ini tak akan pernah berakhir nyonya!!
Lihatlah dirimu!! Kau sudah memiliki posisi yang tinggi. Kau membawahi dan memiliki kekuasaan atas begitu banyak orang. Tapi kau masih saja merasa kurang. Kau ingin mengatur hati Kaisar. Perang ini sebenarnya bukanlah antara kau dan Jodha. Tapi antara hatimu dan otakmu. Kau tak pernah tau siapa yang akan menang. Trimakasih Ya Allah, aku tak harus mengalami perang menyedihkan itu, karena aku adalah banci!!"