Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 474

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 474 

Jodha dan Jalal masih bermain catur dikamar. Jodha berkata: “Ishwar phir se humari .Kya Shahenshah?” Mengapa Tuhan kembali memberikan kita cobaan lagi? Shahenshah apakah keputusan yang akan kau ambil Shahenshah?  Jalal berdiri sambil kemudian memegang pundak Jodha ia berkata: ”Jodha aku belum bisa mengambil keputusan. Karena aku ingin membicarakannya dengan mu terlebih dahulu.  Sekarang setelah aku berbicara dengan mu aku merasa lebih tenang. Aku amat berterimakasi. Janganlah kau kuatirkan lagi Jodha.  Aku akan mencarikan jalan terbaiknya untuk kita semua”. Jodha tampak sedih dan menyandarkan kepalanya dibahu Jalal.
http://informasidiary.blogspot.com/2015/04/sinopsis-jodha-akbar-antv-episode-474.html
Adegan pindah ke Qutub menghampiri Salim yang duduk minum sambil berpikir. Ada apa gerangan yang kau pikirkan Salim? Salim mengatakan bahwa ia masih belum mengerti kenapa utusan Shah Iran menghentikan penobatan nya saat itu? Shahehshah sama sekali tak memberikan penjelasan kepada ku. Salim bilang tak usah memikirkan dirinya.Sebaiknya Qutub pergi ke istrinya. Bahwa Qutub beruntung punya istri. (OMG dehini orang kok bolak balik ngomong ini aja? Kan ia punya Maan Bai yang baik hati tetapi di cuekin. Malah kesengsem sama Anarkali? Ini mungkin ya yang nama “stuckon you”?) Kembali ke Qutub ia menasihati Salim. Katanya Salim kan memiliki banyak orang yang menyayangi dia. Ada ayahnya Jalal, Ibunya Jodha dan neneknya Hamida. Salim menjawab bahwa semua mencintai dirinya kecuali orang yang ia cintai. (OMG lagi deh ini kok ya tak mensyukuri cinta orangtuanya ya? Apakah ini yang dimaksud oleh Shekh Salim Chisti dahulu ketika meramal Salim nantinya akan banyak dikusaai oleh hatinya dibanding nalarnya? Bahaya nih bisa banyak jatuh cinta. Dan kabar dari sejarah yang saya baca ia memang selalu ngotot kalau naksir seseorang). Catatan dari saya tentantang Qutb-ud-Din Khan Koka adalah adik asuh Salim. Qutub adalah anak dari Shaikhzada/Pangeran Badaun dan Ibunya adalah anak dari Sheikh Salim Chishti. Qutub wafat 20 May 1607 di Bengal setelah dalam pertempuran dengan Sheikh Afghan Quli Khan.   

Sementara malam itu juga Jalal duduk dikamarnya terngiang dikepala nya semua perkataan utusan Shah Iran itu. Bahwa secara hukum Salim tak berhak dinobatkan sebagai Putra Mahkota calon pengganti Jalal. Jalal terbayang dirinya sedang berdiri di atas papan catur raksasa. Ia sedang mendengarkan utusan Shah Iran yang berkata:”Ini adalah keputusan Shah Iran dari sebuah negara Muslim yang paling dihormati. Salim tak bisa menjadi Raja nanti” Kemudian puff tiba-tiba muncul sosok Salim ditengah ruangan papan catur itu.  Jalal terlihat geram dan berjalan bolak-balik. Utusan itu kemudian berkata:”Jika kau ingin Salim bisa menduduki tahta nanti maka kau harus membuat istrimu itu menerima Islam dan puff sosok Jodha pun juga muncul secara tiba-tiba disana. Seorang utusan lain berkata:”Jika tak rakyat India yang Muslim dilarang pergi berhaji dan Umroh”  lalu puff muncul seorang rakyat nya yang berkata aku tak bisa pergi ketanah suci karena dilarang. Jalal terbayang Jodha yang mengingatkan ia mengenai sumpah pernikahannya, lalu secara bersamaan semua serempak berbicara mengutarakan keberatannya masing-masing. Wajah Jalal tampak kusut dan ia hanya terdiam duduk tenggelam dalam pikirannya yang buntu itu. Dilema yang sulit untuk di cari jalan keluarnya.

Keesokan paginya tampak Salim sedang berlatih pedang dengan beberapa prajurit. Kemudian terlihat Daniyal dan Murad datang menghampiri. Salim mengundang mereka untuk turut berlatih bersama. Murad yang memang hobby bergurau malah berkata kepada Daniyal: ”Wah Baijan jangan! Kita ngak bisa  mengangkat pedang dan melawan Salim dong”  Daniyal kemudian menambahkan: ”Ya benar! Bagaimana kalau nanti ia sudah menjadi Raja kita bisa di hukumnya karena pernah melawannya”. Salim tersenyum lalu merangkul mereka berdua katanya: ”Kalian akan selamanya akan tetap adik-adik ku”. (Hemm not sure apa maksud tujuan sisipan adegan ini. Jika maksudnya mau memperlihatkan kedekatan kakak-beradik tapi kok ngak begitu mendalam?  Adegannya tak maksa dot com dan tak terlalu perlu, karena nanti dalam sejarah kedua adiknya ini akan wafat mendahului Salim disebabkan sakit)      

Jodha diperllihatkan sedang duduk dihalaman rumah Pandit-ji Badrinath. Mereka sedang berbicang.  Jodha bilang kepadanya bahwa Shahenshah sudah bertekad bulat akan tetap menjadikan Salim Putra Mahkota yang akan menggantikannya kelak. Akan tetapi bagaimana jika nanti penobatan Salim nanti malah menimbulkan penderitaan bagi rakyat. Jika Salim tak dijadikan Raja bukan kah nanti ia akan kecewa berat? Jalal dan Salim nantinya bisa berseteru. Jodha kaget mendengar penjelasan Pandit-ji tentang perseteruan yang tak bisa dielakkan diantara keduanya nanti. Jodha: "Tetapi Pandit-ji. Lalu bagaimana? Apa yang dapat aku lalukan untuk membantu mengatasi hal ini?” Pandit-ji kemudian menjawab bahwa telah tertulis dalam catatan perbintangan Jalal, ia akan berseteru dengan Salim nanti. Akan tetapi Jalal akan menemukan jalan keluarnya. Badrinath meminta Jodha untuk berhenti kuatir dan terus berdoa demi kebaikan mereka.

Suasana tampak dimalam hari Salim sedang berdiri gelisah mengingat urusan Shah Iran. Ia melihat kebawah Anarkali sedang berjalan masuk ke istana. Tiba-tiba ia melihat seekor ular menggantung di dahan pohon. Anarkali akan segera melewati di bawah pohon itu. Salim berlari secepanya dari belakang melompat berusaha mencegah ulat oops  maksudnya ular itu menggigit Anarkali. Salim terjatuh menyenggol Anarkali dan mereka berdua pun terjatuh bersama. Anarkali kaget dan bertanya apa gerangan itu? Salim memperlihatkan ular yang sedang menjauhi mereka. Salim minta maaf ia tak sempat berteriak untuk memperingatkan Anarkali. Sehingga ia terpaksa memeluk Anarkali. Salim membantu Anarkali berdiri dengan mengulurkan tangannya. Selanjut berkata ia merasa harus dan wajib menyelamatkan Anarkali. Dan Anarkali pun balik meminta maaf karena ia selama ini telah salah sangka tentang Salim. Sementara Salim kemudian berkata bahwa ia merasa lega telah mengatakan semua ini kepada Anarkali. Anarkali kemudian pamit pergi akan tetapi Salim menarik tangan nya. Anarkali memohon agar diperkenankan pergi. Salim berkata ia ingin Anarkali menemaninya berbicara karena ia lelah menghadapi semua urusan kerajaan ini. Tampak ragu pada awalnya tetapi Anarkali akhirnya menerima ajakan itu. (Haiya OMG deh apakah penulis scenario ngak bisa cari alur cerita yang lebih halus dari ini. Bukankah alur cerita perkenalan Jalal & Jodha terbentuk dengan baiknya? Kenapa sejak intro  sampai dengan ke bagian alur cerita ini kedua tokoh Sanarkali begitu terasa dipaksakan alias kaku ya? Apakah ditulis oleh dua team berbeda?

Mereka tampak duduk berdua dan Salim meminta pelayan untuk membawakan minuman anggur. Anarkali melarang Salim minum. Ia bertanya kenapa Salim tak meninggalkan kebisaan buruk ini? Salim mengiyakan dan ia tak jadi minum. Anarkali tampaknya ingin menjelaskan kenapa ia melarangnya. Ia bilang ia melakukan hal ini demi teman baiknya Maan Bai. Ia menjalankan pesan Maan Bai untuk memperhatikan Salim serta melaporkan keadaanya kepada Maan Bai. Salim tampak kesal. Salim berkata kepada Anarkali kenapa ia berkata begini kepada Salim? Salim menyangka Anarkali menaruh perhatian untuk dirinya. Hal ini membuat hatinya sedih. Anarkali menjawab bahwa dirinya hanyalah seorang penari Raqasas. Ia tak memiliki hak apa pun terhadap Salim seorang Pangeran yang akan segera akan menikah dengan seorang Putri Maan Bai. Anarkali mohon diri. Salim hanya memandang Anarkali pergi akan tetapi dalam hatinya ia berkata bahwa sebelum ini dirinya tak pernah tertarik dengan tahta kerajaan. Sekarang ini karena demi Anarkali  ia ingin mendapatkannya segera. Dengan kedudukan Raja kemudian ia akan bisa berbuat sesukanya lalu meminangnya dan menjadikannya Ratu India. (OMG banget deh ini adegan dan kata-kata Salim membuat hilang semangat dan tak tertarik nontonnya).

Jalal sedang bersama para menterinya wajahnya terlihat stress berat. Ia bertanya apakah mereka telah menemukan jalan keluarnya? Seorang Ulama kerajaan berpendapat agar Jalal jangan menantang desakan mereka. Jalal:” Jadi kau ingin aku menerima tunduk begitu saja kepada Iran?” Kemudian giliran Jalal bertanya kepada Birbal. Ia pun menjawab:”Menghadapi masalah ini Shahenshah sendiri lah yang harus mengambil keputusan. tak bisa orang lain.  Menyangkut apakah sebaiknya  Shahenshah meminta MUZ pindah agama atau tak? Apakah Shahenshah akan menobatkan Salim atau tidak? Tak seorang pun berhak memberi saran karena ini amat sensitive menyangkut masalah intern keluarga Shahenshah sendiri. Saran dari ku adalah jutsru Shahenshah jangan menerima saran dari siapa pun juga” Jalal tampak tertegun.                      

Adegan pindah ke Jodha yang sedang melaksanakan Pooja di pohon Tulsi (pohon Tulsi adalah semacam daun kemangi)  Ia menyiramnya dengan air dan berdoa. Ia teringat perkataan Pandit-ji Badri. Jodha mendoakan agar tak terjadi perseteruan antara Jalal dan Salim. Jodha berbalik dan Jalal telah berdiri dibelakangnya. Wajahnya terlihat tak seceria seperti biasanya memandang Jodha. Begitu juga Jodha akan tetapi ia tetap seperti biasanya mempersembahkan Aarti kepada Jalal. Jalal menerimannya lalu ia berjalan kesana kemari sambil berkata: ”Kemana perginya? Kemana?” Jodha bertanya: ”Apa nya yang dimana Shahenshah?” Jalal seperti orang kebingungan: ”Hilang lah sudah! Ia telah hilang! Kemana ya perginya?” Sekali lagi Jodha bingung apa gerangan yang sedari tadi dicari-cari suaminya itu? Wajah Jodah terlihat serius sejak tadi. Jalal tersenyum nakal rupanya Jalal menggoda Jodha. Ia ingin menghapus sedih dari wajah istri tercintanya itu. Jalal: “Senyum mu itu odha. Itu yang hilang dari wajah mu. Bukankah kau pernah berpesan kepada ku bahwa kita harus selalu tersenyum walau pun dalam masa-masa sulit sekalipun? Karena kau bilang senyuman bisa membuat mu bahagia. Tetapi sekarang kau kehilangan senyuman mu itu? Ayolah tersenyum lah untuk ku”. Dengan gaya yang "cute" Jalal kemudian memegang kedua pipi Jodha dengan gemas. Ia mengusahakan agar Jodha tersenyum. Jodha pun tersenyum dan Jalal tampak  bahagia memandang istri tercintanya itu. Mereka berjalan berdua. Jodha berkata kepada Jalal: ”Shahenshah semua ini adalah salah ku. Aku selayaknya tak memaksa mu bersumpah disaat pernikahan kita dahulu. Dan kau sekarang seharusnya tak menaggung beban ini”. Jalal menjawab: ”Kau tak memaksa ku. Kau hanya memohon dan aku … aku yang mengucapkan janji itu kepada mu. Aku yang suka rela menerima permintaan mu itu. Aku yang bersumpah. Bukan kah aku sudah mengatakan kepada mu aku tak akan pernah memaksa mu berpindah keyakinan? Aku tak akan tunduk begitu saja kepada Iran. Aku telah memberikan kebebasan beragama kepada segenap rakyat ku. Lalu kenapa aku harus memaksa mu? Apa nanti pendapat rakyat ku? Ini adalah kerajaan ku. Tanah ini bukanlah  Iran. Ini adalah tanah Hindustan. Nenek moyangku Raja Babur tak pernah memaksakan rakyat. Aku mencintai rakyat ku aku tak akan pernah memaksak mereka pindah agama. Memang akan ada masalah yang timbul akibat keputusan ku ini. Tetapi aku akan menyelesaikannya. Ayo lah Jodha jangan cemberut terus". Lagi-lagi Jalal dengan gemas menyentuh wajah Jodha dan memintanya tersenyum. Jodha kembali tersenyum dan hal ini membuat Jalal turut tersenyum bahagia.

Ruqaiya tampak duduk disamping Jodha yang ia bertanya: ”Bataye hume kya hoa?  Apa gerangan yang sedang dipikirkan? Kenapa Jodha tampak kuatir? Jodha menampik: ”Nehi nehi Ruqaiya Begum. Tidak. Tak ada masalah apa-apa” Ruqaiya bilang dirinya adalah teman Jalal dan berarti sekaligus teman Jodha juga. (Hemmm yakin nih Neng Ruks ngomong ini? Jangan2 modus lagi) Ruqaiya: ”Katakanlah apa yang terjadi. Mungkin aku bisa membantu mu? Jodha: ”Ji chike. Baiklah kalau begitu". Aduh Neng Jodha menceritakan semua kepadanya. Ruqaiya bertanya kenapa Iran ikut campur urusan keluarga kerajaan Mughal ya? Jodha menjelaskan dan menjawab Shahenshah pasti akan mendapatkan jalan keluarnya segera. Jodha bilang: ”Aku kuatir dengan Salim. Bagaiamana reaksinya nanti? Aku ingin Shahenshah mencari jalan terbaik yang nantinya tak akan menyakitkan hati Salim juga tak bagi rakyat. Ruqaiya meyakinkan Jodha semua akan bisa diatasi Jalal. Jodha pamit pergi dan Ruqaiya seperti biasanya ngambek tingkat dewa. Ia marah-marah dan berkata pada dirinya sendiri kenapa masalah besar seperti ini tak disampaikan Jalal kepadanya? Kenapa hanya Jodha yang perlu tahu!?” Ruqaiya terakhir berkata dengan geram: ”Ye hai Jalal ne acha nehi kya! Ngak benar nih Jalal” (Ruqaiya Ruqaiya. Kenapa tetap saja egois. Segala sesuatu selalu dikembalikan kepada kepentingan dirinya saja. Ego nya masih aja tinggi. tak semua hal harus dibagi cerita. Apalagi Jalal tahu Ruks tak bisa diajak bicara tukar pendapat maupun memberi nasihat yang baik)

Cuplikan episode 475 Jalal bertanya kepada Jodha: ”Apa pendapat mu? Apakah ide ku ini cukup baik?” Jodha menjawab: ”Aku tak begitu yakin. Tetapi jika ini nanti akan menyakitkan hati Salim, maka aku akan amat marah kepada mu. Aku tak akan berbicara lagi dengan mu selamanya!”
Baca Episode Selanjutnya : SINOPSIS JODHA AKBAR ANTV EPISODE 475

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 474


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 474. Please share...!

Blog, Updated at: 13:26