Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 475. Adegan dibuka dengan lanjutan Salim yang masih saja menghayal tentang adegan ia menyelamatkan Anarkali tadi malam.Salim menyebut-nyebut:”Anarkai Malika-e-Hindustan indah sekali terdengarnya. Tiba-tiba Ruqaiya muncul dibelakang Salim dan memanggil namanya. Ruqaiaya berkata:”Tahukah kamu kenapa Shah Iran menghentikan penobatan kamu sebagai Putra Mahkota?” Salim menjawab ia sudah bertanya tapi Shahenshah bilang kepada ku bahwa ia sendiri yang akan menyelesaikannya. Ia akan memilih hari baiknya yang sesuai. Ruqaiya:” Ah kamu terlalu polos Salim. Tahukah kamu bahwa Shah Iran tak mengijinkan kamu dinobatkan sebelum Ibu mu Jodha pindah agama. Dengan begitu kamu baru diakui sebagai anak sah Jalal dan setelah itu kamu baru bisa dinobatkan. Jalal sedang mencari jalan keluarnya. kamu tak diberi tahu oleh mereka bahwa bukan? Bahwa Jalal tak akan meminta Jodha pindah agama. Seperti Jalal sudah menjajinkan itu kepada JOdha. Jalal menghancurkan masa depan mu Salim!” (Ruks kenapa hobby mengail di air keruh ya?) Salim kaget mendengar penjelasan Ruqiaya dan terpancing marah terhadap Jalal. Ia berkata: ”Aku harus menanyakan langsung kepada Shahenshah sekarang juga. Ia harus menjelaskan yang sebenarnya Aku memilik hak untuk menjadi Raja!” Ruqaiya tetap saja iri hati tak bisa hilang rupanya. Ruks malah mau mengadu domba Jalal- Salim-Jodha.
Jalal sedang membasuh mukanya saat pelayan menyampaikan kedatangan Salim. Salim langsung marah-marah kepada Jalal ia menuntut ayahnya agar segera menjelaskan semua kepada nya. “Kenapa kamu menghentikan penobatan ku Shahenshah? Katakan segera kenapa? Katakan sejujurnya jika kamu seberanya tak ingin aku menjadi Raja nanti. Biasanya aku selalu kamu ajak terlibat dalam sidang istana. Lalu kenapa sekarang tak lagi? Kenapa ! (huh kok sepertinya Salim Kundang mulai muncul lagi nih) Jalal mengajak Salim ke kursi tahtanya dan mendengarkan penjelasannya. Dengan tegas Jalal menerangkan:”Kursi tahta yang terlihat megah ini memiliki banyak duri. Seorang Raja harus mampu menjawab segala pertanyaan dan memecahkan semua masalh yang datang dihadapannya. Selesai menjelaskan. Tahta ini membuat lelaki yang mendudukinya harus sering meninggalkan keluarga yang dicintai nya. Tahta ini menjadikan saudara musuh mu. kamu pikir kamu akan memperoleh apa dari tahta ini? kamu kira kamu akan mendapat kan semua kemewahan dan kebahagiaan dari nya? Salah besar! Ia akan merenggut tidur mu. Aku menginginkan kamu menggantikan ku nanti. Akan tetapi kamu harus ingat bahwa aku tak akan pernah meminta Jodha untuk pindag agama. Aku sekarang bertanya kepada Salim si Calon Raja apakah kiranya keputusan yang kamu akan ambil jika kamu sekarang adalah diri ku?!?! Jalal yang tampak geram langsung meninggalkan Salim tertegun disana.
Jodha masuk ke kamar Sallim membawa makanan untuk Salim akan tetapi tawarannya ditolak oleh Salim dengan muka masam:”Aku tak lapar Mariam Uz Zamani! Jodha merasa aneh karena hari ini Salim tidakseperti biasanya. Jodha: ”Kya hoa Salim? Kya bataye. Ada apa gerangan Salim. Katakan kepadaku”. Salim dengan kesal berkata: “Kau tahu semunya mengenai utusan Shah Iran itu akan tetapi kamu tak mengatakan apa pun kepada ku!
Shah Iran meminta mu untuk pindah agama agar aku bisa menjadi Raja nanti. Tetapi tak kamu juga tak memberi tahu ku”. Jodha kaget mendengar kata-kata Salim. Kemudian Jodha menjelaskan: “Aku tak ingin kamu terluka hati mu. Shahenshah pasti akan mendapatkan jalan keluarnya nanti” Salim berkata kepada Jodha bahwa Shahenshah meminta dirinya untuk mencari jalan keluarnya. Jodha dengan sabar menjelaskan: ”Shahenshah selama ini mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya, tapi kali ini masalah yang datang menyangkut mereka yang amat dicintainya, kau, aku dan bangsanya. Ia ingin tahu apa yang akan menjadi keputusan mu? Ia ingin menguji mu Salim”. Salim berkata kenapa keputusan ini dibebankan kepada dirinya? Jodha lanjut berkata: “Adalah wajar jika seorang Ayah ingin melihat sejauh mana kemampuan anaknya yang telah dibesarkan, dididik dan disiapkan untuk suatu saat menjadi Raja. Percaya dan yakin lah akan diri mu sendiri Salim. Aku yakin kamu mampu mencari jalan keluarnya. Ayolah Salim aku tinggalkan makan ini disini jika kamu sudah mulai meras lapar segera makanlah. Aku telah memasaknya untuk mu dengan penuh rasa cinta” Jodha pamit pergi dan Salim terdiam disana.
Kamera memperlihatkan Jalal di depan cermin kamarnya sedang bersiap mengenakan sepatunya. Ketika seorang pelayan akan membantu Jalal mengenakan jubahnya Jodha muncul dari belakang dan mengamnbil alih. Para pelayan pun pergi meninggalkan mereka berdua. Jodha terlihat agak jutek. Ia berkata kepada Jalal: ”Shahenshah ayolah kamu harus berdiri tegak biar mudah bagi ku memasangkan jubah mu!” Jodha baru saja berjalan pergi akan tetapi Jalal memegang bahunya dan bertanya sambil tersenyum menggoda:”Ada apa gerangan Jodha? kamu tampak nya kesal kepada ku? Jodha yang sedang kesal langsung mengadu: ”Shahenshah kenapa kamu memerintahkan Salim untuk mencari jalan keluar masalah Shah Iran itu?” Jalal menjawab bahwa ia hanya ingin tahu apa jawaban Salim karena pendapat Salim juag oenting dalam hal ini. Jodha: “Aku tak mengerti kenapa Salim harus dibawa-bawa kedalam masalah ini? Jalal berkata: “ Salim adalah calon Raja ia harus mulai belajar memikul tanggung jawab dan terlibat dalam memecahkan masalah” Jodha berkata: “Aku tahu kamu ingin Salim menjadi Raja nantinya akan tetapi mengapa kamu mengambil langkah-langkah yang tak biasa?” Jalal mendengarkan keluhan istrinya tercinta itu dengan sabar lalu menjawab sambil senyum menggoda: “Ya aku memang orang aneh. Bukan kah kamu justru jatuh cinta kepada ku karena aku orang yang aneh? Aku berjanji kepada mu. Aku tak akan membiarkan terjadinya kesalahan” Lalu ia memegang kedua bahu Jodha berusaha menenangkan diri istrinya itu.
Murad dan Daniyal terlihat sedang berbincang tentang masalah Shah Iran dan penobatan Salim. Murad berkata bahwa Ayah ingin Salim memecahkan masalah Shah Iran. Betapa berani nya Iran mencegah penobatan Salim? Daniyal: “Hanya Shahenshah yang memiliki hak itu!” Tetapi rupanya disana ada Pamannya Haider yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka. Murad tampak amat kesal sementara Daniyal berkata dengan wajah tenang. Murad bilang kita harus berani melawan Iran. Mereka berdua kemudian tampak berdiri dan pergi dari sana. Sementara Pamannya Haider memandang mereka sambil berkata dalam hati bahwa jika sampai perang terjadi maka Haider yang akan meraih keuntungan dari nya.
Jalal sedang bersama para menterinya di ruang sidang istana. Seorang Ulama kerajaan berkata:”Shahenshah sebaiknya mengikuti kehendak Shah Iran karena Iran negara Islam yang besar”. Jalal tak menolak. Pelayan tiba-tiba datang mengatakan Salim minta bertemu. Jalal mempersilahkan nya masuk. Jalal berbicara: ”Aku telah meminta Salim untuk membantu mencari jalan keluarnya? Bukan kah ia akan menggantikan ku nantinya?” Jodha yang sedari tadi mendengarkan terlihat cemas dan berbicara kepada Hamida: ”Ini adalah ujian bagi Salim sebelum nanti ia menjadi Raja” Salim menjawab: ”Aku ingin terlebih dahulu bertanya. Ketika aku kecil aku mennyakiti seseorang kamu menghukum ku tanpa memberi ku kesempatan menerangkan kejadiannya dan membela diri. Aku selalu harus mengikuti perintah mu. Mengapa Shahenshah? Jalal sedari hanya mendengar tanpa menyela. Jodha dan Hamida tampak tak menyukai pernyataan Salim itu. Hamida berdiri dan menegur keras Salim: ”Cukup Salim! Jangan kamu lupa kan kamu sedang berbicara dihadapan siapa? Ayahmu seorang Raja Hindustan!!!” Salim malah menjawab dengan penuh semangat: ”Aku hanya menjawab keinginannya. Ia bilag pada ku yang terpenting hanyalah perintah Raja. Semua orang harus mengikuti perintahnya. Hanya Raja Hindustan yang dapat menentukan apa yang akan terjadi pada Hindustan dimasa depan. Hindustan yang berhak menentukan nasib Hindustan sendiri. Tak akan ada orang lain yang bisa menghentikan ku jika aku Rajanya. Aku tak akan membiarkan siapapun ikit campur urusan dalam negeri ku! Kita yang membangun bangsa ini. Jika ada yang berani mengganggu kita maka ia harus berhadapan dengan kegagah beranian dan moncong senjata kita” Jalal tampak bangga:” Jalal, Hamida, Jodha, Ruqaiya, Salima bahkan Mehtab tampak terharu bangga mendengar perkataan Salim tadi. Jalal berdiri dan memeluk Salim sambil berkata:”Demi Allah Shaheku-baba. Bagus bagus sekali Salim. kamu telah membuktikan diri mu layak menjadi Raja nanti. Aku akan mengumumkan penobatan Putra Mahkota Salim. Jangan lupa undang para utusan Shah Iran itu. Sementara itu Jodha tampak hampir tak kuasa menahan air mata haru nya mendengarkan semua perkataan Jalal ini. Dan Ruqaiya tampak menunduk entah kenapa? Kesalkah ia karena tak berhasil mengadu domba Jala-Salim-Jodha? Salah seorang Ulama Kerajaan kemudian berkata:” Maaf Shahenshah akan tetapi Iran itu negara yang amat dihormati dan berpengaruh di dunia Islam. Mereka banyak melakukan perdangan dengan kita dan banyak membantu kita sejak dahulu. Kita tak bisa membuat mereka tersinggung. Jalal dengan geram berkata: “Mereka telah menghina kita. Setiap orang di Hindustan memiliki kebebasan memeluk agamanya masing-masing. Aku tak mungkin memaksa mereka Hindustan menjadi negara Islam. Seperti kata Salim keputusan terakhir ada ditangan Raja. Aku memutuskan untuk melakukan perayaan penobatan Putra Mahkota besok!”
Tampak Ulama Kerajaan yang tadi memyampaikan surat undangan dari Jalal kepada para utusan Shah Iran. Mereka tampak kesal Ulama Kerajaan berkata: ”Kau tahu benar bahwa Shah Iran tak akan diam saja dan membiarkan hal ini terjadi! Shahenshah akan mersakan akibatnya nanti!” Ulama Kerajaan berkata ia tak bisa berbuat apa-apa. Utusan Iran itu berkata mereka akan hadir di saat perayaan nanti dan mereka akan menunjukkan kepada Shahenshah bahwa ia telah berbuat kesalahan besar. Ulama Kerjaan pamit pergi.
Hamida dan Jodha sedang duduk berbicang-bincang tampaknya mereka merasa lega akan keputusan Jalal. Diruangan tampak juga Salima dan Ruqaiya. Tiba-tiba Jalal masuk dan bergabung bersama mereka. Salima berkata: ” Salim telah membuktikan dirinya memiliki kemampuan untuk menjadi Raja. Sambil melirik genit Jodha berkata bahwa: ”Putera ku memang pintar tetapi Shahenshah selalu saja mengujinya”. Ruqaiya tak mau ketinggalan berkata: “Untung Salim membuat keputusan yang benar”. Jalal terlihat bahagia ia menggoda Jodha dan berkata: ”Aku harus membuat keputusan yang memihak kepada Salim, jika tak aku akan dihukum Jodha nanti” Sementara itu Ruqaiya lagi-lagi tampak kesal karena Jalal menggoda Jodha. Hamida bercanda dan menggoda Jalal: ”Acha kya tum ne. Hindustan ke Shahenshah tum ho. Par tumpar par hukum ab hummari ladli beti hei. Jalal kamu adalah Raja yang mengusai seluruh tanah Hindustan akan tetapi Jodha putri kesayangan ku mengusai diri mu. Teruskan Jodha” Semua tersenyum bahagia..Jalal kamu lah Kaisar tanah Hindustan” Ruqaiya kembali lagi menampilkan wajah “tricky” alias penuh siasatnya,. Ruks tampak semakin kesal atas pujian dan keberuntungan yang selalu diperoleh Jodha. Ia berkata kepada dirinya sendiri: “Aku tak akan membalas diri mu Jodha kamu tak akan hidup tentram lagi!”
Cuplikan episode 476 suasana malam hari tampak Hamida, Jodha, Salima dan Ruqaiya sedang berada diluar. Salima berkata bahwa penobatan Mahkota Salim baru akan berlangsung besok, akan tetapi Shah Iran telah mengeluarkan ancaman terhadap Hindustan. Mereka akan menghentikan perayaan besok. Jodha: “Kalau sampai Salim tahu hal ini pasti Salim akan terluka hatinya” Jalal datang menghampiri dan berkata: “Perayaan akan tetap berlangsung apa pun yang akan terjadi nanti!” Baca Episode Selanjutnya : Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 476
Jodha masuk ke kamar Sallim membawa makanan untuk Salim akan tetapi tawarannya ditolak oleh Salim dengan muka masam:”Aku tak lapar Mariam Uz Zamani! Jodha merasa aneh karena hari ini Salim tidakseperti biasanya. Jodha: ”Kya hoa Salim? Kya bataye. Ada apa gerangan Salim. Katakan kepadaku”. Salim dengan kesal berkata: “Kau tahu semunya mengenai utusan Shah Iran itu akan tetapi kamu tak mengatakan apa pun kepada ku!
Shah Iran meminta mu untuk pindah agama agar aku bisa menjadi Raja nanti. Tetapi tak kamu juga tak memberi tahu ku”. Jodha kaget mendengar kata-kata Salim. Kemudian Jodha menjelaskan: “Aku tak ingin kamu terluka hati mu. Shahenshah pasti akan mendapatkan jalan keluarnya nanti” Salim berkata kepada Jodha bahwa Shahenshah meminta dirinya untuk mencari jalan keluarnya. Jodha dengan sabar menjelaskan: ”Shahenshah selama ini mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya, tapi kali ini masalah yang datang menyangkut mereka yang amat dicintainya, kau, aku dan bangsanya. Ia ingin tahu apa yang akan menjadi keputusan mu? Ia ingin menguji mu Salim”. Salim berkata kenapa keputusan ini dibebankan kepada dirinya? Jodha lanjut berkata: “Adalah wajar jika seorang Ayah ingin melihat sejauh mana kemampuan anaknya yang telah dibesarkan, dididik dan disiapkan untuk suatu saat menjadi Raja. Percaya dan yakin lah akan diri mu sendiri Salim. Aku yakin kamu mampu mencari jalan keluarnya. Ayolah Salim aku tinggalkan makan ini disini jika kamu sudah mulai meras lapar segera makanlah. Aku telah memasaknya untuk mu dengan penuh rasa cinta” Jodha pamit pergi dan Salim terdiam disana.
Kamera memperlihatkan Jalal di depan cermin kamarnya sedang bersiap mengenakan sepatunya. Ketika seorang pelayan akan membantu Jalal mengenakan jubahnya Jodha muncul dari belakang dan mengamnbil alih. Para pelayan pun pergi meninggalkan mereka berdua. Jodha terlihat agak jutek. Ia berkata kepada Jalal: ”Shahenshah ayolah kamu harus berdiri tegak biar mudah bagi ku memasangkan jubah mu!” Jodha baru saja berjalan pergi akan tetapi Jalal memegang bahunya dan bertanya sambil tersenyum menggoda:”Ada apa gerangan Jodha? kamu tampak nya kesal kepada ku? Jodha yang sedang kesal langsung mengadu: ”Shahenshah kenapa kamu memerintahkan Salim untuk mencari jalan keluar masalah Shah Iran itu?” Jalal menjawab bahwa ia hanya ingin tahu apa jawaban Salim karena pendapat Salim juag oenting dalam hal ini. Jodha: “Aku tak mengerti kenapa Salim harus dibawa-bawa kedalam masalah ini? Jalal berkata: “ Salim adalah calon Raja ia harus mulai belajar memikul tanggung jawab dan terlibat dalam memecahkan masalah” Jodha berkata: “Aku tahu kamu ingin Salim menjadi Raja nantinya akan tetapi mengapa kamu mengambil langkah-langkah yang tak biasa?” Jalal mendengarkan keluhan istrinya tercinta itu dengan sabar lalu menjawab sambil senyum menggoda: “Ya aku memang orang aneh. Bukan kah kamu justru jatuh cinta kepada ku karena aku orang yang aneh? Aku berjanji kepada mu. Aku tak akan membiarkan terjadinya kesalahan” Lalu ia memegang kedua bahu Jodha berusaha menenangkan diri istrinya itu.
Murad dan Daniyal terlihat sedang berbincang tentang masalah Shah Iran dan penobatan Salim. Murad berkata bahwa Ayah ingin Salim memecahkan masalah Shah Iran. Betapa berani nya Iran mencegah penobatan Salim? Daniyal: “Hanya Shahenshah yang memiliki hak itu!” Tetapi rupanya disana ada Pamannya Haider yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka. Murad tampak amat kesal sementara Daniyal berkata dengan wajah tenang. Murad bilang kita harus berani melawan Iran. Mereka berdua kemudian tampak berdiri dan pergi dari sana. Sementara Pamannya Haider memandang mereka sambil berkata dalam hati bahwa jika sampai perang terjadi maka Haider yang akan meraih keuntungan dari nya.
Jalal sedang bersama para menterinya di ruang sidang istana. Seorang Ulama kerajaan berkata:”Shahenshah sebaiknya mengikuti kehendak Shah Iran karena Iran negara Islam yang besar”. Jalal tak menolak. Pelayan tiba-tiba datang mengatakan Salim minta bertemu. Jalal mempersilahkan nya masuk. Jalal berbicara: ”Aku telah meminta Salim untuk membantu mencari jalan keluarnya? Bukan kah ia akan menggantikan ku nantinya?” Jodha yang sedari tadi mendengarkan terlihat cemas dan berbicara kepada Hamida: ”Ini adalah ujian bagi Salim sebelum nanti ia menjadi Raja” Salim menjawab: ”Aku ingin terlebih dahulu bertanya. Ketika aku kecil aku mennyakiti seseorang kamu menghukum ku tanpa memberi ku kesempatan menerangkan kejadiannya dan membela diri. Aku selalu harus mengikuti perintah mu. Mengapa Shahenshah? Jalal sedari hanya mendengar tanpa menyela. Jodha dan Hamida tampak tak menyukai pernyataan Salim itu. Hamida berdiri dan menegur keras Salim: ”Cukup Salim! Jangan kamu lupa kan kamu sedang berbicara dihadapan siapa? Ayahmu seorang Raja Hindustan!!!” Salim malah menjawab dengan penuh semangat: ”Aku hanya menjawab keinginannya. Ia bilag pada ku yang terpenting hanyalah perintah Raja. Semua orang harus mengikuti perintahnya. Hanya Raja Hindustan yang dapat menentukan apa yang akan terjadi pada Hindustan dimasa depan. Hindustan yang berhak menentukan nasib Hindustan sendiri. Tak akan ada orang lain yang bisa menghentikan ku jika aku Rajanya. Aku tak akan membiarkan siapapun ikit campur urusan dalam negeri ku! Kita yang membangun bangsa ini. Jika ada yang berani mengganggu kita maka ia harus berhadapan dengan kegagah beranian dan moncong senjata kita” Jalal tampak bangga:” Jalal, Hamida, Jodha, Ruqaiya, Salima bahkan Mehtab tampak terharu bangga mendengar perkataan Salim tadi. Jalal berdiri dan memeluk Salim sambil berkata:”Demi Allah Shaheku-baba. Bagus bagus sekali Salim. kamu telah membuktikan diri mu layak menjadi Raja nanti. Aku akan mengumumkan penobatan Putra Mahkota Salim. Jangan lupa undang para utusan Shah Iran itu. Sementara itu Jodha tampak hampir tak kuasa menahan air mata haru nya mendengarkan semua perkataan Jalal ini. Dan Ruqaiya tampak menunduk entah kenapa? Kesalkah ia karena tak berhasil mengadu domba Jala-Salim-Jodha? Salah seorang Ulama Kerajaan kemudian berkata:” Maaf Shahenshah akan tetapi Iran itu negara yang amat dihormati dan berpengaruh di dunia Islam. Mereka banyak melakukan perdangan dengan kita dan banyak membantu kita sejak dahulu. Kita tak bisa membuat mereka tersinggung. Jalal dengan geram berkata: “Mereka telah menghina kita. Setiap orang di Hindustan memiliki kebebasan memeluk agamanya masing-masing. Aku tak mungkin memaksa mereka Hindustan menjadi negara Islam. Seperti kata Salim keputusan terakhir ada ditangan Raja. Aku memutuskan untuk melakukan perayaan penobatan Putra Mahkota besok!”
Tampak Ulama Kerajaan yang tadi memyampaikan surat undangan dari Jalal kepada para utusan Shah Iran. Mereka tampak kesal Ulama Kerajaan berkata: ”Kau tahu benar bahwa Shah Iran tak akan diam saja dan membiarkan hal ini terjadi! Shahenshah akan mersakan akibatnya nanti!” Ulama Kerajaan berkata ia tak bisa berbuat apa-apa. Utusan Iran itu berkata mereka akan hadir di saat perayaan nanti dan mereka akan menunjukkan kepada Shahenshah bahwa ia telah berbuat kesalahan besar. Ulama Kerjaan pamit pergi.
Hamida dan Jodha sedang duduk berbicang-bincang tampaknya mereka merasa lega akan keputusan Jalal. Diruangan tampak juga Salima dan Ruqaiya. Tiba-tiba Jalal masuk dan bergabung bersama mereka. Salima berkata: ” Salim telah membuktikan dirinya memiliki kemampuan untuk menjadi Raja. Sambil melirik genit Jodha berkata bahwa: ”Putera ku memang pintar tetapi Shahenshah selalu saja mengujinya”. Ruqaiya tak mau ketinggalan berkata: “Untung Salim membuat keputusan yang benar”. Jalal terlihat bahagia ia menggoda Jodha dan berkata: ”Aku harus membuat keputusan yang memihak kepada Salim, jika tak aku akan dihukum Jodha nanti” Sementara itu Ruqaiya lagi-lagi tampak kesal karena Jalal menggoda Jodha. Hamida bercanda dan menggoda Jalal: ”Acha kya tum ne. Hindustan ke Shahenshah tum ho. Par tumpar par hukum ab hummari ladli beti hei. Jalal kamu adalah Raja yang mengusai seluruh tanah Hindustan akan tetapi Jodha putri kesayangan ku mengusai diri mu. Teruskan Jodha” Semua tersenyum bahagia..Jalal kamu lah Kaisar tanah Hindustan” Ruqaiya kembali lagi menampilkan wajah “tricky” alias penuh siasatnya,. Ruks tampak semakin kesal atas pujian dan keberuntungan yang selalu diperoleh Jodha. Ia berkata kepada dirinya sendiri: “Aku tak akan membalas diri mu Jodha kamu tak akan hidup tentram lagi!”
Cuplikan episode 476 suasana malam hari tampak Hamida, Jodha, Salima dan Ruqaiya sedang berada diluar. Salima berkata bahwa penobatan Mahkota Salim baru akan berlangsung besok, akan tetapi Shah Iran telah mengeluarkan ancaman terhadap Hindustan. Mereka akan menghentikan perayaan besok. Jodha: “Kalau sampai Salim tahu hal ini pasti Salim akan terluka hatinya” Jalal datang menghampiri dan berkata: “Perayaan akan tetap berlangsung apa pun yang akan terjadi nanti!” Baca Episode Selanjutnya : Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 476