Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 459. Adegan dibuka dengan Madra alias Ruqaiya sedang mengaduk masakan dipanci besar. Ruks kelihatan kesal dan terbatuk2 terhirup asap masakan. Muka nya cemong2. Ruks berkata pada dirinya sendiri: “Ya Kudha (Tuhan) kenapa Jalal mengajak ku kesini? Ini semua gara2 Jalal. Di istana aku bisa santai2 menikmati Hukkah. Disini aku dijadikan pelayan. Tanpa sadar ia memegang panci panas tanpa lap. Ia pun berteriak kesakitan sambil meniup2 tangannya. Dicelupnya tangannya ke gentong air tetapi krn “clueless” alias binun malah air bekas cuci tangan lalu dituangkan ke panci masakan. Tiba2 namanya (Madra) dipanggil Ibu tetua dan buru2 Ruks mencampur panci satunya lagi dgn bumbu seenaknya. Jodha datang dan mengajak Ruks berbicara basa-basi:”Kau masak apa? Suami mu bilang kau pandai masak. Aku cicip ya” Lalu Jodha mencicip salah satu masakannya. “Oh! Ya ampun kau masak apaan sih?” Jodha kaget dengan rasanya dan membuang makanan dari mulutnya karena rasanya tak keruan. Aduh Neng Ruks ngak bisa masak malah disuruh masak. Yah kacau dong pastinya. Sekarang Jodha yg giliran marah2. ia marah ke Ruks:”Kau ini bagaimana? Kenapa kau masukkan begitu banyak bumbu disini? Kalau masakan mu seperti ini bisa membuat orang2 mengamuk. Kalau kau tak bisa masak seharusnya kau menolak saja”. Jalal dan Ibu Kepala datang mendekat. Kacian Ruqaiya kelihatan sedih dimarahi Jodha. Si Ibu Ketua bilang ke Surjan alias Jalal: ”Bagaimana ini Surjan? Kenapa Madra memasak masakan yang ia sendiri tak tahu cara membuatnya? Istri mu membuang2 bahan makanan karena tak becus masaknya”
Jodha datang menghampiri mereka. Jodha berkata:”Ya, aku sengaja memarahi mu tadi. Kau harus tahu mengapa aku terpaksa melakukan itu tadi?” Ruqaiya marah:” Tuh kan Jalal. Jodha jahat terhadap ku” Jodha terus bicara dengan tenang kpd Ruks bagaikan seorang Ibu menasihati anaknya yang nakal: ”Ruqaiya aku justru membantu memberi jalan keluar agar kau terbebas dari beban kerja keras. Maaf kalau aku terlihat kasar terhadap mu Ruks. Kalau aku tak lakukan itu maka kau akan terus disuruh kerja disini. Kau bisa membuat tugas2 ku sebagai Mariam Uz Zamani terancam terbongkar dan kita semua bisa dalam bahaya” Sedangkan wajah Jalal terlihat senyum2 binun terjepit ditengah2 tak bisa berbuat apa2. Ruqaiya terlihat mulai tersenyum:”Oh aku tadi salah sangka ya? Aku tak tahu kau justru mau membantu ku. Maaf ya terimakasih Jodha”. Jalal terlihat lega karena urusan dengan si Ruks yg hobby ngambek bisa selesai. Jodha pun pergi meninggalkan mereka.
Salim, Daniyal, Murad dan Birbal sedang berada di gudang persenjataan. Salim memeriksa beberapa pedang dan senjata lainnya. Mereka sedang membicarakan strategi perang. Salim bilang kita tak punya cukup pasukan. Sekarang ini hanya punya 4000 pasukan. Birbal bilang ia punya ide. Kita harus mempergunakan taktik bertahan. Biarkan mereka menyerang terlebih dahulu baru kemudian kita melawan mereka. Salim bilang kita akan kirim surat minta bantuan ke Amer dan ke Raja2 lain untuk membantu kita. Aku ingin memenangkan perang ini dengan segala cara. Dalam catatan sejarah Kerajaan Amer amat setia berjasa selalu memihak Mughal dan mengirim bala bantuan. Tentunya semua tak terlepas dari pertalian hubungan mereka Sang Putri Amer Harka Bai/Jodha. Begitu pula istri2 Jalal yang berasal dari kerajaan2 Rajput lainnya. Jalal memiliki istri2 lain yang beragama Hindu akan tetapi Jodha yang membuka jalan bagi diperbolehkannya ritual Hindu tetap dipertahankannya. Istri2 lainnya dinikahi Jalal dalam rangka menjaling aliansi strategi di tanah Hindustan. Akan tetapi Putri Amer yang satu ini membuatnya lebih dari sekedar politik. Ia benar2 "head over heals" jatuh cinta tingkat dewa kepadanya.
Haider terlihat memasuki kamarnya tergesa-gesa. Ia berjalan bolak-balik gelisah. Tiba2 suara melengking Shama terdengar memanggil namanya: ”Haider-ji … Haider-ji… Kemana saja kau kucari kesana kemari. Shama pun langsung menaruh kepalanya di bahu Haider. OMG deh ini anak ngoceh terus. Haider kesal dan menyuruhnya pergi. Kepalanya pusing mendengar kicauan Shama. Haider:” Tum jao! jao!” yang arti nya pergilah kau. Tetapi dasar Shama budeq yang kedengaran olehnya Haider berkata:”Tum aao! Aao na” yang arti nya datang lah kepada ku. Maka dengan senyum2 gokil Shama datang memeluk Haider. Haider kesal dan menghardir Shama: ”Tum asse jao! Artinya segeralah kau pergi. Lagi2 Shama salah dengar dikiranya ada kotoran diwajah Haider dan ia pun menarik dupatanya/selendang mengusap2 wajah Haider. Dengan teramat kesal Haider menarik Shama dan mengancamnya dengan pisau. Lagi2 Haider terpaksa bicara memakai bahasa isyarat:” Kau duduk disini aku harus pergi byk pekerjaan”.
Malam ini Jalal sembunyi2 bertemu dengan Birbal di hutan. Mereka berbicara serius tentang perkembangan di kerajaan. Birbal melaporkan mengenai Mirza Hakim yg berencana menyerang Agra. Jalal berkata soal Mirza itu adalah kesalahannya. Ia terlalu lunak terhadap Mirza. Birbal berkata agar Jalal tak usah kuatir karena Salim memimpin perang bersama adik2nya. Mereka sudah mempersiapkan strategi perang. Jalal merasa bangga akan Salim. Katakan kepada Salim bahwa aku akan bergabung dengannya di saat perang nanti. Jalal bertanya kepada Birbal kenapa kerajaan tdak mengirim gandum dan obat2an kemari? Birbal menjawab bahwa mereka sudah mengirimnya kesini. Jalal bilang tetapi tak sampai kiriman itu kesini. Birbal disuruh cari tahu mengapa? Selesai melapor Birbal pamit dan Jalal berjalan kembali ke arah penampungan. Dua orang penduduk melihat Jalal tadi berdua Birbal. Mereka curiga dan akan terus mengawasi Jalal.
Jalal sedang menghaluskan rempah2 utk masakan dan Jodha memperhatikan dari jauh. Tampaknya Jodha sedang mencari2 kesempatan untuk bisa bicara dengan suaminya itu. Ia menanti untuk saat yang tepat. Seorang lelaki yang sedang mengangkat karung tiba2 menjatuhkan karungnya karena terlalu berat untuknya. Jalal melihat itu dan segera berdiri dan membantunya. Jodha terus memperhatikan dari jauh. Jalal dan lelaki tadi mengangkat karung2 dan menuangkan isinya ke panci masakan. Jalal melihat ke arah Jodha dan mereka saling memberi isyarat mata dan Jalal tersenyum bahagia.
(Jadi mirip nonton film spionage aja nih). Neng Jodha masih belum dapat kesempatan ngobrol dgn Kang Jalal. Karena Jalal sedang memperhatikan karung gandum tadi dan ia kaget melihat logo di karung itu. Gambarnya Singa dan Matahari. Ini kan logo kerajaan Mughal katanya. Lalu ini kenapa Jagdev bilang tak ada jatah gandum untuk mereka disini? Jalal tampak cemas.
Ruqaiya terlihat memelas karena kesal dan capek ditugaskan dibagian cuci panci dan piring2 kotor. Ia mengeluh. Tak lama kemudian Moti Bai datang dan ngomel2 ke Ruks yang kerjanya ngeluh terus. Katanya:”Kau kerja tak becus tapi berlagak seperti Maharani. Ayo kerja yang lebih cepat dan sehabis itu cuci baju2 ku” Madra alias Ruqaiya hanya bisa menjawab hormat:” Ji Moti-ji Ji” artinya salam hormat yang mengiyakan. Hehehe posisi terbalik nih. Kalau di istana Ruqaiya yang dihormati dengan panggilan Ruqaiya Begum maka dipenampungan ini Moti yang dipanggil dengan hormat oleh Ruks dengan panggilan Moti-ji. Lalu tiba2 Ruqaiya terbangun ternyata ia sedang bermimpi buruk. Ia pun menghela nafas panjang karena merasa lega. Ternyata semua hanya mimpi buruk di siang bolong. Tapi kemudian ia pun mengeluh lagi:”Ya Tuhan kenapa begini nasib ku. Jangan2 nanti kejadian beneran nih Moti jadi boss dan menyuruh-nyuruh ku” Tiba2 terdengar suara Ibu tetua memanggil namanya:”Madra! Madra! Dimana kau? Pekerjaan mu belum selesai”. Ruks menjawab:"Ya aku akan segera kesana" sambil terus ngomel2 dalam hatinya. Oh rupanya bentuk cerita mimpi buruk bagi Ruks adalah ketakutannya akan kehilangan statusnya sebagai Putri. Lahir sebagai seorang Putri Mughal (Shahzadi) satu2ntya anak dari Pangeran Hindal Mirza adik termuda ayahnya. Seperti kita ketahui selama ini bagi Ruqaiya statusnya sebagai Ratu adalah kunci kebahagiaanya. Pernikahan Ruqaiya disaat usia kanak2 dengan Jalal juga adalah kebiasaan keluarga bangsawan di jaman itu. Orangtua mereka ingin menjamin bahwa ia akan terus hidup aman dan menikmati gaya hidup kebangsawanan. Ruqaiya tak bisa kita salahkan 100% karena itulah kehidupan yang ia kenal sejak lahir hingga dewasa. Ibunya adalah adik dari Raja Humayun ayahnya Jalal. Perjalanan spiritual bagi Ruqaiya belum membuahkan hasil karena Ruks sendiri tak merasa, apalagi berpikir ada yang salah dengannya. Ayo mana para "die hard" fansnya pendukung Ruqaiya yang kemarin protes dan ngomel2. Pasti sekarang sedang berbunga2 hatinya membaca pembelaan yang aku tulis ini.
Jalal sedang menggiling bumbu2 utk para juru masak. Jodha berdiri di depannya sambil berbicara dgn suara pelan supaya tak terdengar orang lain. Mereka membicarakan soal Jagdev yang berbohong tak mendapatkan gandum dari Kerajaan Mughal. Jalal bilang ia menemukan bahwa karung2 itu berlogo Kerajaan Mughal. Tak lama kemudian Jagdev datang disana. Ia menyapa Ibu2 disana dengan: ”Namaste”(salam hormat yg diucapkan kepada seseorang. Biasanya dengan gerakan menyatukan kedua telapak tangan didada sambil membungkukkan kepala atau dada sedikit). Kemudian ia pun buru2 “make a bee line” alias melipir ke arah Jodha dengan senyuman diwajahnya ia menyapa hormat: ”Namaskar Radha-ji” dan dijawab juga dengan Namaskar oleh Jodha. Namaskar adalah bentuk lain dari Namaste yg memiliki arti sama. Jagdev: ”Aku datang membawa Parsad (sesaji yg dibawa saat ritual doa & biasanya akan diberikan utk dimakan org2 terdekat kita sesudahnya) Jodha mengucapkan terima kasih atas perhatian Jagdev. Jalal memandang dengan wajah jutek. Jagdev bertanya:” Radha-ji apakah kau tak akan memakanya juga? Aku kan telah mempersiapkan Parsad ini khusus utk mu dari Mathura?” Jodha menjawab:”Bukan kah tak mengapa jika orang2 disini ikut mencicipinya?” Jodha menyuruh petugas membagikan ke penduduk. Jodha selalu pintar membawakan diri ia tahu bagaiman cara menolak dengan halus. Jagdev lalu berkata carmuk ke Jodha:”Penduduk disini beruntung kau berada disini mengurus mereka. Akan tetapi sayang mereka tahun ini tak akan bisa merayakan Holi” (perayaan dalam rangka menyambut musim semi. Dimana orang akan saling melempar bubuk warna warni sebagai tanda syukur dan gembira) Jodha bilang mengapa tidak? Kita harus merayakan Holi disini.
Sementara itu Jalal yang berdiri tak jauh dari mereka memandang Jagdev. (Mungkin aja dalam hati Jalal kesal ke Jagdev. Enak aja mau suapin Parsad ke istri gue. Biasanya kan aku yang diberikan Parsad oleh Jodha) Dari pandangan matanya kelihatan Jalal curiga. Jalal terus menguping pembicaraan mereka berdua. Jodha bertanya kepada Jagdev: ”Boleh kah aku menanyakan sesuatu kepada mu Jagdev-ji? “Ya tentu saja” jawab nya. Jodha memanggil Surjan alias Jalal dan menyuruh Surjan mengambil karung gandum yang tadi ada logo nya. Jalal mengambil dan menyerahkannya ke Jagdev. Jodha: “Saya menemukan cap dengan logo Mughal dikarung gandum. Bukankah kau bilang kemarin kau tak bisa mendapat gandum dari kerajaan? Lalu kenapa ada gandum dengan karung berlogo Mughal disini? Jagdev terdiam lalu terbata2 menjawab : ”Aku … aku terpaksa membelinya di pasar. Mungkin saja kerajaan menjualnya di pasar akan tetapi aku tak memperhatikan ada logo dikarungnya”. Wajah Jodha kelihatan serius sambil sekali2 melirik dan ke Jalal. Setelah itu Jagdev mohon diri dan pergi meninggalkan mereka. Jalal mendekat ke Jodha dan mereka melanjutkan perbincangan tentang logo tsb. Jodha bilang tak mungkin Jagdev terlibat dalam hal ini. Jalal bilang pasti ada yang korupsi nih. Ia akan segera menyelidiki semua ini dan ia pamit pergi.
Salim bersiap2 sedang memakai baju perangnya. Si manja Aram Banu datang ke kamar. Ia bilang perlu bicara penting dengan Kakak nya itu. Salim menyuruh pelayan semua meninggalkan kamarnya. Aram Banu duduk dan mengadu: ”Bhaijan ... bhaijan (Kakak) aku sangat kesal sama Dadijan (nenek) Hamida. Aku ingin pergi berperang dengan mu Bhaijan. Tapi Dadijan melarang ku. Amijan (Ibu) Jodha dan Ibu Ruqaiya juga Ibu Salima ikut perang dengan Abujan (Ayah). Lalu kenapa ku tak boleh?” Dengan penuh kasih sayang Salim menjawab adiknya itu:”Tentu saja boleh. Akan tetapi pertama2 kau harus belajar memegang pedang mu” Salim pun memberikan sebuah pedang untuk dipegang Aram Banu. “Aduh Bhaijan kok berat sekali. Aku ngak bisa mengangkatnya”. Salim berjanji pada Aram bahwa ia akan mengajak nya pergi perang jika nanti Aram sudah cukup kuat mengangkat pedangnya sendiri. Salim mencium kening Aram Banu dan berkata kau harus berjanji akan menjaga orang2 yang tinggal di istana. Dadijan Hamida adalah tanggung jawab mu Aram Banu. Lalu Salim pun menggendongdan dan mencium keningnya. Aram Banu menjawab ia berjanji untuk mengurus semua nya di istana. So sweet anak sekecil Aram Banu sudah mengerti tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang Putri Kerajaan Mughal. Adegan mirip ini pernah kita saksaikan saat Rahim Khan-e-Khana ikut Ibunya Salima bersama Joidha dan Ruqaiya pergi berperang melawan pemberontakan Abu Mali. Saat itu pun ia sudah menyadari dan mengerti akan tugasnya sebagai salah seorang pangeran.
Adegan menampakanan para prajurit sedang diberkati doa dan ritual Aarti oleh para istri. Salah seorang perempuan berkata kepada salah seorang prajurit bahwa kaum perempuan akan menanti disini sampai mereka pulang dengan selamat. Jika kita kalah perang maka racun sudah siap ditangan. Mereka akan bunuh diri. Salim datang keruangan dan mendengar semua itu dan memarahi:” Kita tak akan membutuhkan racun bunuh diri. Ayo lekas buang semua! Aku tak akan membiarkan kita kalah. Kita belum berangkat perang tetapi belum apa2 kalian sudah melemahkan moral para prajurit dengan menunjukkan racun2 ini. Kita akan segera kembali dengan membawa kemenangan. Ayo buang racun2 itu” Satu persatu para istri melempar botol racun ke tanah. Salim kemudian memberikan mereka pidato semangat kemenangan. Hamida datang memperhatikan dari balik tirai dengan penuh rasa bangga. Sementara itu Qutub yg berdiri disana terlihat amat bangga juga. Semua meneriakkan nama Hidup Putra Mahkota dan Hidup Kerajaan Mughal.
Javeda datang ke kamar Shama yang sedag memainkan sitar. Mereka berbicara ngalor ngidul karena Shama yang agak2 budeq selalu saja salah mendengar perkataan. Javeda berkata Gana (lagu) tetapi Shama menyangka khana atau makanan.
Malam inu Maan Singh terlihat sedang berbicara dengan salah seorang kepercayaannya di hutan persembunyiannya. Mereka membicarakan Mirza Hakim yang akan menyerang Agra. Maan Singh akan berusaha mengirim pesan ke Jalal.
Jalal terlihat sedang berjalan sendirian di penampungan. Tiba2 ia mendengar suara seseorang mengerang kesakitan. Ia pun pergi mencari dari mana suara itu datangnya? Disemak2 dekat tenda terlihat seorang lelaki sedang merayap dan ada pisau menancap dibelakangnya. Seseorang telah menyakitinya. Jalal menemukan orang itu dan bertanya bagaimana kau bisa terluka? Siapa kah kau? Orang itu mengerang kesakitan sambil berkata bahwa ia diutus Maan Singh. Ada pesan penting yg harus disampaikan kepada Jalaludin Muhammad Akbar. Orang itu berkata bahwa Maan Singh bukanlah pengkhianat. Ia kabur dari tahanan karena mendapat kabar tentang Mirza Hakim yang sedang menyusun pemberontakan. Maan Singh ingin menghentikan Mirza Hakim duluan. Mann Singh menyaksikan sendiri bahwa Sharifuddin bersekongkol dengan Mirza Hakim. Sharifuddin yang menyerang orang itu. Ia mau mencegah agar tak berhasil menyampaikan pesan ke Jalal. Orang itu berkata justru dalam istana sudah ada satu lagi orang yang bersekutu. Orang itu belum sempat memberikan nama pengkhianat itu ia keburu mati. Jalal geram dan berjanji bahwa Mirza harus ditumpas segera. Episode pun berakhir disini.
Catatan saya: periode jalan cerita ini bagi aku sudah bukan lagi “God Track” akan tetapi lebih cocok di sebut sebagai “Spiritual Jouney” bagi seluruh keluarga kerajaan terutama Jalal. Ia belajar menemukan makna hidupnya sendiri lewat pengalaman “Revelation” atau penampakan super natural dalam wujud anak lelaki berbaju serba putih (malaikat). Tahap yang dalam hubungan dengan religi dan teologi dimana seseorang diperlihatkan sebagian tentang apa itu kebenaran dan ilmu pengetahuan di luar nalar manusia biasa, lewat media penampakan mahkluk gaib atau fenomena supernatural. Lalu tahap berikutnya “Redemption” yang disebut sebagai tahap penebus kesalahan dan memperbaiki kesalahan2 tersebut agar tak terulang, lalu membuat semua menjadi baik kembali. Dalam hal ini memperbaiki keimanan.
Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 460