Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 435. Pagi itu Maan Bai dan Danial sedang berjalan jalan dikebun istana “Apakah Yang Mulia Raja dan Ratu Jodha akan menyukai drama yang kita pentaskan nanti ?”Maan Bai merasa sedikit gelisah “Mengapa tak ? Kamu telah berusaha keras dan ketika kamu bermain sebagai Ratu Jodha, kamu sudah terlihat seperti Mariam Uz Zamani”Danial mencoba memuji Maan Bai “Akting kamu juga bagus” Danial tersenyum dan berkata dalam hati “Seandainya saja sandiwara ini menjadi kenyataan, aku seharusnya mengatakan padamu apa yang ada didalam hatiku”, tepat pada saat itu Maan Bai melihat buah mangga yang ranum ranum ada dipohon mangga “Waaah aku suka sekali mangga”, “Baiklah, akan aku ambilkan”, “Oooh jangan Danial nanti kamu terluka” tetapi Danial sudah melompat keatas pohon mangga tersebut dan memetik buah mangganya “Keinginanmu adalah perintahku !” ujar Danial tetapi sayangnya Danial malah jatuh terjerembab ketika hendak turun dari pohon, Maan Bai langsung berteriak.
Dikamar Danial, saat itu Danial terbaring sakit gara gara jatuh dari pohon mangga “Kamu seharusnya lebih berhati hati, sekarang kakimu sakit, lalu siapa yang akan memainkan sandiwara ini ?” Murad terlihat kesal setelah melihat kondisi Danial dan semua yang ada disana memohon dengan amat sangat pada Salim untuk memerankan Jalal pada pentas nanti “Aku tak bisa melakukan ini semua” tetapi semua saudara saudaranya meminta bantuannya “Baiklah, akan aku lakukan, aku mau melakukannya tetapi tak boleh ada seorangpun yang menertawakan aku !” Salim akhirnya mau menerima permintaan saudara saudaranya untuk berperan sebagai Jalal dan merekapun setuju untuk tak menertawakan Salim.
Sementara itu para penari dan Anarkali datang ke pesta perayaan diistana, disisi lainnya Maan Bai dan saudara saudaranya juga melewati jalan yang sama yang dilewati oleh Anarkali, saudara saudaranya itu menggoda Maan Bai dengan menyebut nama Salim, Anarkali yang melihat kehadiran Maan Bai yang akan melewati jalur tersebut langsung bersembunyi diantara para penari yang lain “Siapa mereka ini ?”, “Mereka adalah para penari, mereka akan menari di pesta perayaan nanti”Maan Bai pun terus berlalu tanpa melihat Anarkali.
Jalal dan Jodha mendatangi tempat perayaan pesta ulang tahun pernikahan mereka kemudian mereka berdua duduk di singgasana raja, semua yang hadir disana menyapa dan memberikan salam pada mereka, sementara Haidar tak suka dengan pesta tersebut sedangkan Rukayah dan Salima mengucapkan selamat hari ulang tahun pernikahan pada Jodha dan Jalal, Jodha mengenakan mahkota kerajaan Mariam Uz Zamani, pertama ulama dari agama Islam datang dan memberikan selamat pada mereka berdua, mereka mendoakan kebahagiaan dan keselamatan serta keberkahan untuk kehidupan mereka berdua, kemudian pendeta dari agama Hindu juga mendatangi mereka dan mendoakan mereka. Hamida memberikan sebuah belati untuk Jalal dimana ada ukiran batu didalamnya, sementara itu Rukayah menghadiahi Jalal sebuah pedang. Tak lama kemudian Aram dan Murad menghadap ke mereka berdua “Malam ini kami akan mempersembahkan sebuah drama sandiwara untuk Yang Mulia Raja dan Ratu Jodha yang kami ambil dari kisah masa lalu mereka, dimulai dari ketika pertama kali mereka bertemu, Salim hadir dihadapan mereka berperan sebagai Jalal “Yang Mulia Raja berkunjung ke Amer dan melihat seorang putri raja yang paling cantik yaitu putri Jodha” kemudian masuklah Maan Bai yang berperan sebagai Jodha yang diusung dalam sebuah tandu, Jalal teringat bagaimana dulu dia melihat Jodha dalam sebuah tandu, kemudian kembali Salim dan Maan Bai berakting ketika Jodha meminta dua syarat pada Jalal untuk pernikahan mereka bahwa dia tak akan mengganti agamanya dan meminta sebuah kuil Dewa Khrisna diistana, Jodha dan Jalal kembali teringat moment tersebut, saat itu Jalal mengatakan bahwa itu adalah permintaan yang sangat berat tetapi tak jadi soal bagi Raja India untuk memenuhinya, kemudian Salim dan Maan Bai kembali berakting ketika Jalal dan Jodha sedang berlatih pedang, Jodha tersenyum ketika melihat adegan ini, kemudian Salim dan Maan Bai kembali berakting ketika Jodha meminta Jalal untuk mencopot sepatunya karena ada kuil Dewa Khrisna dikamarnya, lagu ishq hai woh ehsas mulai terdengar.
Sementara itu Anarkali sedang bersiap untuk menari, para penari yang lain yang melihat kaki Anarkali merasa iba karena kaki Anarkali mulai memar tetapi Anarkali tetap bertekad untuk tetap menari.
Didalam pesta perayaan Salim dan Maan Bai sedang berakting adegan romantis antara Jodha dan Jalal, mereka saling memandang satu sama lain, tiba tiba Salim membayangkan kalau Maan Bai itu adalah Anarkali, Salim langsung mendekatinya dan membelai wajahnya lagu Rabba is pyar mein pun terdengar. Salim semakin mendekatkan dirinya dengan Maan Bai yang dianggapnya sebagai Anarkali, sementara dari tempat para ratu Rukayah mulai berfikir “Setelah sekian lama akhirnya nanti Salim akan melihat Anarkali, kita lihat nanti bagaimana reaksinya” bathin Rukayah dalam hati, sementara itu dari kejauhan Haidar juga berbicara dengan dirinya sendiri sambil melihat pesta perayaan tersebut “Tidak lama lagi Salim akan melihat kekasihnya menari didepan dirinya, itu adalah hadiahku buat kamu, Salim . Apa yang telah ayahmu lakukan ke aku, kamulah yang harus membayarnya, Salim !” Haidar tampak menahan amarahnya sedangkan Rukayah berfikir bahwa malam ini akan menjadi malam yang menggemparkan kemudian drama kisah cinta Jalal dan Jodha pun selesai “Itulah tadi drama kisah cinta Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar dengan Ratu Jodha, Yang Mulia yang tak mempunyai hati telah memberikan hatinya pada Ratu Rajvanshi Ratu Jodha Bai” , “Sekhu Baba kamu tadi berakting sangat bagus sekali” Jalal memuji akting Salim, “Kamu Maan Bai kamu meniru aku rupanya” ujar Jodha sambil tertawa “Tapi akting kamu juga bagus” Jodha juga memuji Maan Bai. “Sekarang giliran ayah yang harus memberikan hadiah untuk ibu” pinta Aram Bano, Jalal tersenyum, Jodha mendekatkan tubuhnya ke Jalal sambil berbisik “Apakah kamu siap Yang Mulia ?” Jalal tersenyum “Para hadirin istri aku meminta aku untuk memberikan sebuah hadiah yaitu sebuah nyanyian untuknya, Tansen mainkan musiknya” Tansen pun langsung memainkan musiknya dan Jalal mulai menyanyi .
Meri dadhkan tum ho,
mera dono jahan ab tum ho,
mera Allah Ishvar tum ho.. tum ho tum Ho Zindagani..
Dil ko dadhkana tum ne sikahaya,
mohabbat kia hoti hai tumne bataya,
mei to pathar tha tumhari ankhoon ne Insaan banaya,
tumhi kahani ho tumhi fasana.
Ditengah tengah nyanyian Jalal, Jodha terharu dan menitikkan air mata, dirinya tak menyangka Jalal akan benar benar memenuhi janjinya menyanyi seperti permintaannya, Jodha tersipu malu dan teringat moment moment indah mereka berdua, tak terasa pula Jalal juga ikut menangis, mereka saling mengusap air mata yang membasahi pipi mereka bahkan Jalal juga mencium tangan Jodha dengan lembut, Jodha tersenyum bahagia dan ketika nyanyian Jalal berakhir semua yang hadir disana memberikan pujian untuk Jalal “Itu sungguh mengagumkan” Rukayah memuji penampilan Jalal “Ratu Jodha apakah kamu menyukainya ?” Jalal penasaran dengan jawaban Jodha “Nyanyianmu menyentuh hatiku, Yang Mulia . Itu adalah hadiah yang paling indah, aku harus setuju bahwa kamu akhirnya memutuskan untuk melakukannya”, “Sekarang giliranmu Ratu Jodha” Jodha sudah siap dengan hadiahnya kemudian dia berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke depan “Bismillahirohmanirohim, hari ini aku Mariam Uz Zamani Ratu Jodha akan mengatakan sesuatu yang memuji Nabi Muhammad SAW, semua yang hadir disini silahkan berdiri dari tempat duduk kalian” semua yang hadir disana langsung berdiri dan tertegun dengan apa yang dilakukan oleh Jodha, termasuk Jalal yang juga semakin kagum dengan istri tercintanya ini “Nabi Muhammad SAW, dia adalah nabi besar umat Islam, Rosul terakhir yang artinya Nabi Muhammad adalah semua pujian tertuju padanya dibanding yang lain, dia lahir dari seorang ayah bernama Abdullah dan ibu Siti Aminah, dia mengajarkan orang tentang perdamaian dan hari ini aku ingin berdoa untuk Yang Mulia Raja, untuk keluarga Kerajaan Mughal dan untuk semua orang, aamiin” semua yang hadir disana juga langsung mengamini doa Jodha. Jalal segera mendekati Jodha “Waah . Aku akan mengingat hadiah ini seumur hidupku, Ratu Jodha” Jodha tersenyum lalu Jalal mengajaknya untuk duduk kembali di singgasana, “Sekarang kita harus bertemu dengan semua orang yang telah menunggu untuk melihat Raja dan Ratu” pinta Hamida.
Sementara itu, Anarkali sudah bersiap hendak menari, dia telah mengenakan gelang kakinya “Sebenarnya aku tak pernah menyukai ini dan sekarang takdirku yang mengikat gelang kaki ini di kakiku” ..
BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 436
Sementara itu para penari dan Anarkali datang ke pesta perayaan diistana, disisi lainnya Maan Bai dan saudara saudaranya juga melewati jalan yang sama yang dilewati oleh Anarkali, saudara saudaranya itu menggoda Maan Bai dengan menyebut nama Salim, Anarkali yang melihat kehadiran Maan Bai yang akan melewati jalur tersebut langsung bersembunyi diantara para penari yang lain “Siapa mereka ini ?”, “Mereka adalah para penari, mereka akan menari di pesta perayaan nanti”Maan Bai pun terus berlalu tanpa melihat Anarkali.
Jalal dan Jodha mendatangi tempat perayaan pesta ulang tahun pernikahan mereka kemudian mereka berdua duduk di singgasana raja, semua yang hadir disana menyapa dan memberikan salam pada mereka, sementara Haidar tak suka dengan pesta tersebut sedangkan Rukayah dan Salima mengucapkan selamat hari ulang tahun pernikahan pada Jodha dan Jalal, Jodha mengenakan mahkota kerajaan Mariam Uz Zamani, pertama ulama dari agama Islam datang dan memberikan selamat pada mereka berdua, mereka mendoakan kebahagiaan dan keselamatan serta keberkahan untuk kehidupan mereka berdua, kemudian pendeta dari agama Hindu juga mendatangi mereka dan mendoakan mereka. Hamida memberikan sebuah belati untuk Jalal dimana ada ukiran batu didalamnya, sementara itu Rukayah menghadiahi Jalal sebuah pedang. Tak lama kemudian Aram dan Murad menghadap ke mereka berdua “Malam ini kami akan mempersembahkan sebuah drama sandiwara untuk Yang Mulia Raja dan Ratu Jodha yang kami ambil dari kisah masa lalu mereka, dimulai dari ketika pertama kali mereka bertemu, Salim hadir dihadapan mereka berperan sebagai Jalal “Yang Mulia Raja berkunjung ke Amer dan melihat seorang putri raja yang paling cantik yaitu putri Jodha” kemudian masuklah Maan Bai yang berperan sebagai Jodha yang diusung dalam sebuah tandu, Jalal teringat bagaimana dulu dia melihat Jodha dalam sebuah tandu, kemudian kembali Salim dan Maan Bai berakting ketika Jodha meminta dua syarat pada Jalal untuk pernikahan mereka bahwa dia tak akan mengganti agamanya dan meminta sebuah kuil Dewa Khrisna diistana, Jodha dan Jalal kembali teringat moment tersebut, saat itu Jalal mengatakan bahwa itu adalah permintaan yang sangat berat tetapi tak jadi soal bagi Raja India untuk memenuhinya, kemudian Salim dan Maan Bai kembali berakting ketika Jalal dan Jodha sedang berlatih pedang, Jodha tersenyum ketika melihat adegan ini, kemudian Salim dan Maan Bai kembali berakting ketika Jodha meminta Jalal untuk mencopot sepatunya karena ada kuil Dewa Khrisna dikamarnya, lagu ishq hai woh ehsas mulai terdengar.
Sementara itu Anarkali sedang bersiap untuk menari, para penari yang lain yang melihat kaki Anarkali merasa iba karena kaki Anarkali mulai memar tetapi Anarkali tetap bertekad untuk tetap menari.
Didalam pesta perayaan Salim dan Maan Bai sedang berakting adegan romantis antara Jodha dan Jalal, mereka saling memandang satu sama lain, tiba tiba Salim membayangkan kalau Maan Bai itu adalah Anarkali, Salim langsung mendekatinya dan membelai wajahnya lagu Rabba is pyar mein pun terdengar. Salim semakin mendekatkan dirinya dengan Maan Bai yang dianggapnya sebagai Anarkali, sementara dari tempat para ratu Rukayah mulai berfikir “Setelah sekian lama akhirnya nanti Salim akan melihat Anarkali, kita lihat nanti bagaimana reaksinya” bathin Rukayah dalam hati, sementara itu dari kejauhan Haidar juga berbicara dengan dirinya sendiri sambil melihat pesta perayaan tersebut “Tidak lama lagi Salim akan melihat kekasihnya menari didepan dirinya, itu adalah hadiahku buat kamu, Salim . Apa yang telah ayahmu lakukan ke aku, kamulah yang harus membayarnya, Salim !” Haidar tampak menahan amarahnya sedangkan Rukayah berfikir bahwa malam ini akan menjadi malam yang menggemparkan kemudian drama kisah cinta Jalal dan Jodha pun selesai “Itulah tadi drama kisah cinta Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar dengan Ratu Jodha, Yang Mulia yang tak mempunyai hati telah memberikan hatinya pada Ratu Rajvanshi Ratu Jodha Bai” , “Sekhu Baba kamu tadi berakting sangat bagus sekali” Jalal memuji akting Salim, “Kamu Maan Bai kamu meniru aku rupanya” ujar Jodha sambil tertawa “Tapi akting kamu juga bagus” Jodha juga memuji Maan Bai. “Sekarang giliran ayah yang harus memberikan hadiah untuk ibu” pinta Aram Bano, Jalal tersenyum, Jodha mendekatkan tubuhnya ke Jalal sambil berbisik “Apakah kamu siap Yang Mulia ?” Jalal tersenyum “Para hadirin istri aku meminta aku untuk memberikan sebuah hadiah yaitu sebuah nyanyian untuknya, Tansen mainkan musiknya” Tansen pun langsung memainkan musiknya dan Jalal mulai menyanyi .
Meri dadhkan tum ho,
mera dono jahan ab tum ho,
mera Allah Ishvar tum ho.. tum ho tum Ho Zindagani..
Dil ko dadhkana tum ne sikahaya,
mohabbat kia hoti hai tumne bataya,
mei to pathar tha tumhari ankhoon ne Insaan banaya,
tumhi kahani ho tumhi fasana.
Ditengah tengah nyanyian Jalal, Jodha terharu dan menitikkan air mata, dirinya tak menyangka Jalal akan benar benar memenuhi janjinya menyanyi seperti permintaannya, Jodha tersipu malu dan teringat moment moment indah mereka berdua, tak terasa pula Jalal juga ikut menangis, mereka saling mengusap air mata yang membasahi pipi mereka bahkan Jalal juga mencium tangan Jodha dengan lembut, Jodha tersenyum bahagia dan ketika nyanyian Jalal berakhir semua yang hadir disana memberikan pujian untuk Jalal “Itu sungguh mengagumkan” Rukayah memuji penampilan Jalal “Ratu Jodha apakah kamu menyukainya ?” Jalal penasaran dengan jawaban Jodha “Nyanyianmu menyentuh hatiku, Yang Mulia . Itu adalah hadiah yang paling indah, aku harus setuju bahwa kamu akhirnya memutuskan untuk melakukannya”, “Sekarang giliranmu Ratu Jodha” Jodha sudah siap dengan hadiahnya kemudian dia berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke depan “Bismillahirohmanirohim, hari ini aku Mariam Uz Zamani Ratu Jodha akan mengatakan sesuatu yang memuji Nabi Muhammad SAW, semua yang hadir disini silahkan berdiri dari tempat duduk kalian” semua yang hadir disana langsung berdiri dan tertegun dengan apa yang dilakukan oleh Jodha, termasuk Jalal yang juga semakin kagum dengan istri tercintanya ini “Nabi Muhammad SAW, dia adalah nabi besar umat Islam, Rosul terakhir yang artinya Nabi Muhammad adalah semua pujian tertuju padanya dibanding yang lain, dia lahir dari seorang ayah bernama Abdullah dan ibu Siti Aminah, dia mengajarkan orang tentang perdamaian dan hari ini aku ingin berdoa untuk Yang Mulia Raja, untuk keluarga Kerajaan Mughal dan untuk semua orang, aamiin” semua yang hadir disana juga langsung mengamini doa Jodha. Jalal segera mendekati Jodha “Waah . Aku akan mengingat hadiah ini seumur hidupku, Ratu Jodha” Jodha tersenyum lalu Jalal mengajaknya untuk duduk kembali di singgasana, “Sekarang kita harus bertemu dengan semua orang yang telah menunggu untuk melihat Raja dan Ratu” pinta Hamida.
Sementara itu, Anarkali sudah bersiap hendak menari, dia telah mengenakan gelang kakinya “Sebenarnya aku tak pernah menyukai ini dan sekarang takdirku yang mengikat gelang kaki ini di kakiku” ..
BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 436