Ruqaiya Marah Ketika Tahu Jodha Hamil. Cerita Ini ada di Episode 288 Jodha Akbar ANTV. Di istana Mughal, Raja melihat Neegar yang sedang terbaring lemah di kamar tidur yang dikelilingi oleh para ratu dan pelayan Mughal. Atgha Khan mengingatkan pada Jalal untuk berhati-hati pada Neegar bisa jadi itu semua adalah tipuannya. Namun Jalal mengatakan pada Atgha Khan untuk tak khawatir karena situasinya sudah berbeda. Neegar yang mendengar perkataan dari Atgha Khan menyahut bahwa ia memang tak pantas lagi untuk dipercaya karena Neegar merasa bahwa dosanya cukup besar dan wajar jika tak ada yang percaya padanya. Ratu Jodha yang mengetahuinya berkata pada Neegar, agar Neegar tetap berbaring agar lukanya tak berdarah.
Jalal pun masuk dan menemui Neegar, ia duduk disamping Neegar. Raja Jalal menerangkan pada Neegar, bahwa Jalal memahami kalau yang terjadi adalah kesalahan situasi, Jalal pun merasa bersalah karena tak bisa mengenali Neegar sebelumnya. Suasana haru meliputi perbincangan itu karena sampai karang, Raja Jalal belum bisa menemukan Ratu Chand (Ibu dari Neegar). Neegar dengan wajah penuh penyesalan mengatakan pada Jalal, kalau ia minta maaf karena telah menuduh Jalal telah merebut tahta peninggalan mendiang raja Humayyun. Neegar juga mengutarakan penyesalannya telah berkomplot dengan Maha Chuchak dan Abul Mali yang dikira temannya justru ia adalah musuhnya. Raja Jalal pun berusaha menenangkan Neegar dengan mengatakan untuk tak merisaukan lagi kesalah pahaman itu. Ratu Jodha, Ratu Salima dan Ibu Ratu Hamida juga turut menenangkan Neegar agar tetap nyaman dan tak merasa bersalah. Neegar pun meminta maaf pada Jodha yang telah baik padanya tetapi ia justru ingin melukai suami Jodha, Raja Jalal.
Jalal pun masuk dan menemui Neegar, ia duduk disamping Neegar. Raja Jalal menerangkan pada Neegar, bahwa Jalal memahami kalau yang terjadi adalah kesalahan situasi, Jalal pun merasa bersalah karena tak bisa mengenali Neegar sebelumnya. Suasana haru meliputi perbincangan itu karena sampai karang, Raja Jalal belum bisa menemukan Ratu Chand (Ibu dari Neegar). Neegar dengan wajah penuh penyesalan mengatakan pada Jalal, kalau ia minta maaf karena telah menuduh Jalal telah merebut tahta peninggalan mendiang raja Humayyun. Neegar juga mengutarakan penyesalannya telah berkomplot dengan Maha Chuchak dan Abul Mali yang dikira temannya justru ia adalah musuhnya. Raja Jalal pun berusaha menenangkan Neegar dengan mengatakan untuk tak merisaukan lagi kesalah pahaman itu. Ratu Jodha, Ratu Salima dan Ibu Ratu Hamida juga turut menenangkan Neegar agar tetap nyaman dan tak merasa bersalah. Neegar pun meminta maaf pada Jodha yang telah baik padanya tetapi ia justru ingin melukai suami Jodha, Raja Jalal.
Di tempat lain, Mirza Hakim datang dan menemui Ratu Maha Chucak di istananya, kedua adik Mirza pun senang akan kedatangan kakaknya itu dan langsung memeluk Mirza Hakim. Maha Chuchak pun senang akan kehadiran Mirza Hakim, ia mengira kedatangan Mirza Hakima adalah untuk memperkuat tentara perangnya. Namun tidak, Mirza Hakim justru menasihati Ratu Maha Chuhcak untuk tak melakukan kesalahan lagi, Mirza justru menyatakan kesetiaannya sebagai kstaria Mughal.
Emosi Maha Chuchak seketika bangkit hingga ke ubun-ubun, dan meminta Mirza Hakim untuk menutup mulutnya. Ratu Maha Chuchak meminta semua orang untuk pergi meninggalkan aula istana kecuali Mirza Hakim. Mirza Hakim ingin tetap menghormati ibunya, namun ia tak bisa mengelakkan bahwa dirinya adalah kstaria bangsa Mughal. Maha Chucak yang mendengar ucapan Mirza Hakim pun menyatakan bahwa pidatomu baik sekali, dan ia juga memberi keleluasaan pada Mirza Hakim saat ia mau memihak Ratu Maha Chucak, Mirza Hakim pun berpamit dan pergi dari istana Ratu Maha Chucak. Pelayan setia Ratu Maha Chucak yaitu Baig, mengatakan bahwa Mirza Hakim adalah anak yang bodoh dan telah keluar jalur pemikiran mereka. Seketika Ratu Maha Chucak menarik Baig dan berkata bahwa “cukup hari ini kamu berkata begitu, jangan pernah berfikir untuk membunuh anakku.”
Ratu Ruqaiyya yang mendengar itu semua, lantas menemui Jalal dengan perasaan marah. Jalal yang mendengar kemarahan Ruqaiyya merasa bingung, Jalal pun pergi menemui Ratu Jodha. Saat berpapasan di jalan, Jalal meminta Ratu Jodha untuk ikut dengannya.
Sedangkan Ruqaiyya ( Lavina Tandon ) di kamarnya, ia sedang menangis dan meronta marah karena mendengar bahwa ratu Jodha sedang hamil itu artinya Ratu Jodha akan menjadi Mariam Zamani dan menjadi ratu utama di kerajaan Mughal.
Emosi Maha Chuchak seketika bangkit hingga ke ubun-ubun, dan meminta Mirza Hakim untuk menutup mulutnya. Ratu Maha Chuchak meminta semua orang untuk pergi meninggalkan aula istana kecuali Mirza Hakim. Mirza Hakim ingin tetap menghormati ibunya, namun ia tak bisa mengelakkan bahwa dirinya adalah kstaria bangsa Mughal. Maha Chucak yang mendengar ucapan Mirza Hakim pun menyatakan bahwa pidatomu baik sekali, dan ia juga memberi keleluasaan pada Mirza Hakim saat ia mau memihak Ratu Maha Chucak, Mirza Hakim pun berpamit dan pergi dari istana Ratu Maha Chucak. Pelayan setia Ratu Maha Chucak yaitu Baig, mengatakan bahwa Mirza Hakim adalah anak yang bodoh dan telah keluar jalur pemikiran mereka. Seketika Ratu Maha Chucak menarik Baig dan berkata bahwa “cukup hari ini kamu berkata begitu, jangan pernah berfikir untuk membunuh anakku.”
Ratu Ruqaiyya yang mendengar itu semua, lantas menemui Jalal dengan perasaan marah. Jalal yang mendengar kemarahan Ruqaiyya merasa bingung, Jalal pun pergi menemui Ratu Jodha. Saat berpapasan di jalan, Jalal meminta Ratu Jodha untuk ikut dengannya.
Sedangkan Ruqaiyya ( Lavina Tandon ) di kamarnya, ia sedang menangis dan meronta marah karena mendengar bahwa ratu Jodha sedang hamil itu artinya Ratu Jodha akan menjadi Mariam Zamani dan menjadi ratu utama di kerajaan Mughal.