Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 389. Malam itu Jodha mendatangi Reesham didalam penjara bersama dengan Zakira dan pengawal Kerajaan, Jodha benar benar marah pada Reesham karena Reeshamlah yang telah membuat Salim mengkonsumsi opium, “Reesham, saya gak pernah memperlakukan kau dengan buruk, saya selalu mendukungmu, bahkan atas desakanmu saya melawan suamiku sendiri dan menolong Maham Anga di hari terakhirnya, saya gak tahu ternyata kau memiliki kebencian yang amat dalam, saya gak tahu ternyata kau akan melakukan hal ini pada anakku !” kata Jodha dengan nada tinggi,“Aku gak menyesal dengan kesalahan yang saya buat ini, Ratu Jodha … saya setia pada Maham Anga dan saya bangga akan hal itu, saya adalah pelayan Maham Anga bukan pelayan Kesultanan Mughal, jika saya punya kesempatan saya pasti akan menyerang lagi, Yang Mulia Ratu” ujar Reesham dengan nada bangga,
“Reessshaaamm!!” teriak Jodha sambil menampar muka Reesham cukup keras hingga bibir Reeshampun berdarah , tepat pada saat itu Rukayah juga mau menemui Reesham, tetapi kemudian Rukayah segera bersembunyi dan mengawasi mereka dari kejauhan, Rukayah gak menyangka kalau Jodha akan marah seperti itu.
“Reessshaaamm!!” teriak Jodha sambil menampar muka Reesham cukup keras hingga bibir Reeshampun berdarah , tepat pada saat itu Rukayah juga mau menemui Reesham, tetapi kemudian Rukayah segera bersembunyi dan mengawasi mereka dari kejauhan, Rukayah gak menyangka kalau Jodha akan marah seperti itu.
“Cukup, Reesham !!! saya biasanya selalu mengampuni para pengkhianat untuk kebaikan Kesultanan Mughal tetapi sekarang gak lagi ! hari ini seorang ibu berdiri didepan kamu, Reesham ! dan saya gak akan membiarkan kau membahayakan anakku !” bentak Jodha. Dari kejauhan Rukayah sangat terkejut melihat amarah Jodha yang diluar dugaannya, “Jika seseorang berusaha untuk mempengaruhi anakku dengan kejahatannya, saya gak akan memberikan toleransi untuk itu !” kata Jodha.
Sambil terus mengawasi dari kejauhan, dalam hati Rukayah berkata : “Gawat, bisa jadi masalah ini akan terbongkar, bisa jadi Reesham akan menyebutkan namaku sebagai pelakunya” bathin Rukayah gelisah, tetapi tak berapa lama kemudian Jodha meninggalkan Reesham diikuti oleh Zakira dan pengawal lainnya.
Setelah Jodha pergi menjauh, Rukayah keluar dari persembunyiannya dan menemui Reesham didalam tahanan, pada sat itu Reesham sedang menangis dan darah dari dalam mulutnya semakin mengucur deras, sementara kedua tangannya diborgol. Begitu melihat Rukayah, Reesham berhenti menangis, “Aku melihat binar ketakutan dimatamu, Ratu Rukayah” kata Reesham, “Apa ??? ketakutan ???” ujar Rukayah,
Yaaa … ketakutan apabila kebenaran itu terungkap bahwa kamulah yang memberikan opium itu ke Salim bukan saya ! apakah kau kira saya gak tahu tentang hal itu ???” kata Reesham, “Tapi saya gak akan menceritakannya pada siapapun karena saya rasa setelah kematianku nanti, ada seseorang yang akan mengambil misi Maham Anga nantinya tetapi sekarang saya jadi berfikir untuk mengungkapkan saja kebenarannya, agar ada pesta besar di Kesultanan Mughal !” kata Reesham sambil mengejek Rukayah, sementara Rukayah hanya memandangnya dengan sinis,
“Apakah kau pikir mereka akan mempercayai kau ???” tanya Rukayah sinis, “Yaaa … mungkin gak ! tetapi paling gak akan ada keraguan dibenak setiap orang , keragu raguan atau kecurigaan akan menghancurkan sebuah hubungan !” ejek Reesham lagi, “Kalau kau akan mengungkapkan kebenaran, kau lebih baik buka mulutmu !” ujar Rukayah sambil mengeluarkan sebuah botol racun yang sudah dibawanya sedari tadi, ketika Reesham melihat botol racun itu, Reesham sangat ketakutan,
“Ratu Rukayah maafkan saya … maafkan saya Ratu Rukayah, saya cuma bercanda saja tadi … saya gak akan mengatakan apa apa, saya gak akan menceritakan apapun, Ratu Rukayah … sungguh” pinta Reesham dengan nada memelas, “Tapi bagaimana kalau kau buka mulut ? saya gak bisa mengambil resiko ini, Reesham … lebih baik saya tutup mulutmu saja !” ujar Rukayah sambil memaksa Reesham meminum racun tersebut, Reesham yang tangannya diborgol gak bisa berbuat apa apa ketika Rukayah memaksanya menelan racun itu, akhirnya Reeshampun tewas seketika itu juga dengan kondisi tubuhnya terkulai kebawah dengan matanya yang terbuka membelalak . Rukayah tersenyum sinis melihatnya, “Sekarang … kau gak bisa berkata apa apa lagi, Reesham” ujar Rukayah sambil berlalu dari sana.
Malam itu Jalal gak bisa tidur, hatinya gelisah … Jalal termangu didepan jendela kamarnya, tiba tiba Jodha menemuinya, “Yang Mulia … kau belum tidur ? hari sudah malam” tanya Jodha , “Aku gak mengantuk, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Aku sedang berfikir bagaimana caranya agar Salim belajar latihan berperang dari Todar Maal dan Maan Sigh” ujar Jalal lagi, “Dia hanya seorang anak kecil, Yang Mulia” bela Jodha, “Sekhu Baba bukan anak biasa, Ratu Jodha … tidaklah mudah untuk menjadi seorang Raja, dia harus belajar banyak hal” ujar Jalal,
“Yang Mulia, apakah kau pernah melihat seekor ikan mengajari anaknya belajar berenang ? gak kan ? seorang anak belajar dari orang tuanya … sama juga dengan Salim, Salim akan belajar semuanya dibawah bimbinganmu” kata Jodha, “Aku kira saya harus menjauhkan Salim dariku” ujar Jalal, “Kenapa dia harus belajar dari kamu, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Iyaaa itu pasti, Ratu Jodha … saya gak ingin pengaruhku memberikan rintangan untuk menuju kesuksessannya nanti, Ratu Jodha” ujar Jalal lagi.
“Dia bisa mendapatkan semuanya dengan kemewahan, dia bisa meminta apapun yang dia butuhkan tetapi kalau kemudian dia kecanduan, itu gak benar, Ratu Jodha !” ujar Jalal, Jodha hanya diam saja mendengarkan penjelasan dari suaminya. “Dia bisa belajar pedang dariku tetapi dia harus menjadi seorang ahli pedang yang lebih baik daripada aku, dia bisa melukaiku ketika bertarung, itu bisa saya terima tetapi ketika ada seseorang yang berusaha melukainya, itu gak bisa saya terima !” ujar Jalal,
“Dia akan menjadi seperti yang kau inginkan, Yang Mulia … tetapi semua itu butuh waktu, buah akan matang pada waktunya diatas pohonnya, kau gak akan mendapat apa apa sebelum tiba saatnya” kata Jodha, Jalal tersenyum mendengar penjelasan istrinya, “Akan tetapi … saya mendapatkanmu sebelum waktunya, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil membelai kepala Jodha dan merengkuhnya dalam pelukannya sambil tersenyum bahagia, Jodhapun menurut sambil tersenyum.
Di kamar Salim, saat itu Salim sedang bermain panah sendirian, kamarnya penuh dengan barang barang yang pecah akibat hentakan panah Salim, tak lama kemudian Moti memasuki kamar Salim, “Pangeran … jangan memanah disini, pergilah ke taman dan berlatihlah disana” kata Moti, “Aku adalah pewaris tahta Kerajaan ! saya bisa berbuat apapun sesuka hatiku !” bentak Salim sambil terus memanah, “Iyaaa … tetapi ibumu adalah Mariam Uz Zamani dan dia telah meminta kau untuk bersiap siap dan segera menemuinya” ujar Moti sambil mengambil busur dari tangan Salim tetapi kemudian direbut kembali oleh Salim,
“Aku gak akan pergi kemana mana, tinggalkan saya sendirian !” bentak Salim lagi, “Pangeran, kenapa kau begitu marah pada ibumu ? dia adalah ibu yang sangat baik, dia selalu memasakan makanan untukmu, menyanyikan lagu sebelum kau tidur, bagaimana bisa kau begitu marah pada ibumu yang begitu baik ???” tanya Moti, “Aku gak mau mendengarnya !” bentak Salim sambil melemparkan sebuah gelas yang langsung mengenai kening Moti hingga mengeluarkan darah, persis pada saat itu Jodha memasuki kamar Salim,
“Salim ! apa yang kau lakukan barusan !” tanya Jodha, “Apakah kau akan menghukum saya juga untuk hal ini ?” tanya Salim, “Apakah kau juga akan melaporkan hal ini ke ayah ? pergilah …. dan lakukan apa yang ibu suka, saya gak takut !” tantang Salim sambil berlalu dari sana, Jodha benar benar kaget melihat kelakuan Salim yang semakin hari semakin nakal, Jodha segera ingin mengejarnya tetapi Moti menghentikan langkah Jodha, “Jodha ! biarkan saja … dia hanya anak anak” kata Moti, “Dia memang seorang anak kecil tetapi apakah dengan begitu dia bisa berbuat semaunya ? saya harus menghukumnya untuk perbuatannya ini !” tegas Jodha.
“Dia belum bisa menerima hukuman secepat itu, Jodha … jika kau menghukumnya sekarang, dia akan menjadi lebih nakal, jangan ceritakan hal ini ke Yang Mulia, Jodha” pinta Moti, “Dengan berjalannya waktu … Salim akan belajar semuanya” kata Moti lagi, “Apa yang harus saya lakukan, Moti ? kelakuannya semakin nakal dari hari ke hari” ujar Jodha sambil memperhatikan luka dikening Moti, “Aku akan mengobati lukamu dengan creamku, Moti “ kata Jodha sambil mengajak Moti ke kamarnya.
Salim mendatangi Rukayah yang sedang bersantai dikamarnya, saat itu Salim datang sambil menangis dan langsung memeluk Rukayah, “Aku gak suka Mariam Uz Zamani …. saya gak mau menemuinya” kata Salim sambil menangis, “Ada apa, Salim ? apa yang terjadi ?” tanya Rukayah,
“Aku waktu itu sedang bermain dan tanpa sengaja saya melukai Moti Bai, kemudian Mariam Uz Zamani menegurku, dia dan Yang Mulia Raja hanya bisa menegurku saja …. Kenapa mereka gak mencintai saya seperti kau mencintaiku ?” kata Salim lagi, “Dia pasti akan melaporkannya ke Yang Mulia” rengek Salim dalam tangisanya,
“Salim, saya tahu apa yang dilakukan oleh Ratu Jodha itu salah, siapa itu Moti Bai ? dia hanyalah seorang pelayan dan kau adalah seorang pewaris tahta Kerajaan, kau bisa berbuat apapun sesuka hatimu pada seorang pelayan, Ratu Jodha memang lebih mementingkan pelayannya ketimbang anaknya sendiri !” ujar Rukayah , “Jangan khawatir, Salim … berhentilah menangis” pinta Rukayah,
“Bagaimana kalau Ratu Jodha menceritakan semuanya ke Yang Mulia ?” tanya Salim, “Yang Mulia pasti akan menjatuhi hukuman lagi padaku, bisa jadi dia akan membuang saya kembali !” kata Salim, “Tidak akan terjadi apa apa, saya ada disini untukmu, saya akan mengatur segalanya” ujar Rukayah sambil meluk Salim dan menyengir sinis seperti biasa.
Siang itu Jodha sedang melakukan pemujaan di taman, dilihatnya Jalal juga berada disana, dari kejauhan mereka saling memandang satu sama lain sambil tersenyum bahagia, kemudian mereka berjalan kearah tengah taman dan bertemu disana. Jodha yang sedari tadi membawa nampan aarti langsung menyodorkannya ke Jalal dan Jalal mengambil asap api anugerah tersebut dan mengusapkannya ke kepalanya sambil terus tersenyum memandangi wajah istrinya.
Tiba tiba terdengar alunan music yang begitu merdu dibalkon istana, “Nampaknya Tansen sedang latihan music dengan lagunya” kata Jalal, “Ayoo … kita lihat, Yang Mulia … saya ingin mendengarkan bhajans” ujar Jodha, Jalalpun setuju, “Ayooo kita kesana !” ajak Jalal. Ketika mereka sampai diteras balkon istana, Jodha dan Jalal sangat terkejut begitu mengetahui bahwa yang bermain alat music adalah Mehtab, anak Bahksi Bano.
Mehtabpun tersenyum bgitu melihat paman dan bibinya datang menemuinya “Ini sebuah keajaiban Tuhan, Ratu Jodha” kata Jalal, “Dia mendengar saja gak bisa tetapi dia bisa memainkan alat music ini dengan indahnya, dia bahkan gak pernah berlatih music ini sebelumnya” kata Jalal kemudian Jalal memerintahkan pelayanannya untuk memanggil Tansen, tak berapa lama kemudian Tansen datang menemui mereka.
“Tansen, bagaimana Mehtab bisa bermain alat music ini ? padahal dia gak bisa mendengar, iya kan ?” tanya Jalal, “Dia belajar sangat cepat, Yang Mulia … dia belajar apa yang dia lihat, dia melihat saya bermain musik kemudian mengambil alat music itu dan memainkannya, dia telah belajar dengan hanya melihat saja, Yang Mulia” ujar Tansen. “Kalau begitu, saya meminta kau untuk melatihnya bermain music, Tansen !” kata Jalal, Tansenpun mengangguk tanda setuju.
Dikamar Jodha, Jodha dan Moti sedang melakukan pemujaan pada Dewa Kahnaa, “Moti, lihat … hari ini Kahnaa kelihatan indah sekali” kata Jodha, tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha, Moti langsung bangkit dan memberikan salam ke Jalal sementara Jodha masih asyik merapikan kuil Dewa Kahnaa, “Moti, bagaimana kau dapat luka dikeningmu itu ?” tanya Jalal sambil menatap Moti tajam, Moti yang ditanya seperti itu kebingungan mencari jawabannya,
“Eeeh …. Ini saya terpeleset di taman, Yang Mulia” jawab Moti sambil memegangi luka dikeningnya sementara Jodha hanya diam saja mendengarkan percakapan mereka sambil terus merapikan kuil Dewa Khanaa. “Aku pikir ada seseorang yang melemparkan sesuatu ke wajahmu, Moti … menyembunyikan kesalahan seorang Pangeran itu bukan hal yang baik, kau sudah seperti bibi untuk Salim, kau harus mengerti itu, sekarang … kau boleh pergi” kata Jalal, Motipun berlalu dari sana meninggalkan Jodha dan Jalal, sementara itu Jodha yang sedari tadi duduk dibawah didepan kuil Dewa Kahna berdiri dan menghampiri kearah Jalal.
“Ratu Jodha, saya tahu kalau kau sangat mencintai Salim, akan tetapi menyembunyikan kesalahannya itu gak benar ! kau jangan terlalu memanjakannya” kata Jalal dengan nada marah, Jodha hanya diam saja mendengarkan kata kata suaminya, “Kamu memutuskan untuk gak menceritakan soal ini ke saya kan ? okee … tetapi ketika Moti berbohong padaku tadi, kau diam saja … kapan kau bisa mengerti kalau Salim adalah pewaris tahta Kerajaan ? Ratu Rukayah sudah menceritakan semuanya ke aku, hari ini Salim melukai Moti … bagaimana kalo suatu saat nanti dia menyakiti rakyatnya ?” kata Jalal dengan nada tinggi,
“Yang Mulia , saya telah menegur Salim … tetapi kau tahu apa yang dia katakan ke saya ? dia bilang saya akan melaporkan semua ini ke kau dan kau akan menghukumnya, Salim belum bisa menerima kesalahannya yang dulu, itulah sebabnya saya gak menceritakannya ke kau karena nanti kau pasti akan menghukumnya” ujar Jodha, “Moti memang sudah seperti bibinya Salim, itulah mengapa dia juga diam” ujar Jodha lagi, “Jadi apa yang saya lakukan ini salah ? jika dia gak bisa mengerti dengan cara halus, kita harus keras padanya, Ratu Jodha !” kata Jalal dengan nada marah.
“Dia telah melukai Moti, itu adalah sebuah kekerasan … apa yang akan dia perbuat dimasa depannya ? saya akan menghukumnya, Ratu Jodha !” kata Jalal lagi dengan nada tinggi, “Ini bukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah, Yang Mulia” bela Jodha, “Aku harus menghukum pewaris tahta Kerajaan untuk kesalahannya, saya akan menghukumnya ! pelayan !!! panggil Sekhu Baba kesini !” perintah Jalal, Jodhapun kaget mendengarnya.... BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 390
Sambil terus mengawasi dari kejauhan, dalam hati Rukayah berkata : “Gawat, bisa jadi masalah ini akan terbongkar, bisa jadi Reesham akan menyebutkan namaku sebagai pelakunya” bathin Rukayah gelisah, tetapi tak berapa lama kemudian Jodha meninggalkan Reesham diikuti oleh Zakira dan pengawal lainnya.
Setelah Jodha pergi menjauh, Rukayah keluar dari persembunyiannya dan menemui Reesham didalam tahanan, pada sat itu Reesham sedang menangis dan darah dari dalam mulutnya semakin mengucur deras, sementara kedua tangannya diborgol. Begitu melihat Rukayah, Reesham berhenti menangis, “Aku melihat binar ketakutan dimatamu, Ratu Rukayah” kata Reesham, “Apa ??? ketakutan ???” ujar Rukayah,
Yaaa … ketakutan apabila kebenaran itu terungkap bahwa kamulah yang memberikan opium itu ke Salim bukan saya ! apakah kau kira saya gak tahu tentang hal itu ???” kata Reesham, “Tapi saya gak akan menceritakannya pada siapapun karena saya rasa setelah kematianku nanti, ada seseorang yang akan mengambil misi Maham Anga nantinya tetapi sekarang saya jadi berfikir untuk mengungkapkan saja kebenarannya, agar ada pesta besar di Kesultanan Mughal !” kata Reesham sambil mengejek Rukayah, sementara Rukayah hanya memandangnya dengan sinis,
“Apakah kau pikir mereka akan mempercayai kau ???” tanya Rukayah sinis, “Yaaa … mungkin gak ! tetapi paling gak akan ada keraguan dibenak setiap orang , keragu raguan atau kecurigaan akan menghancurkan sebuah hubungan !” ejek Reesham lagi, “Kalau kau akan mengungkapkan kebenaran, kau lebih baik buka mulutmu !” ujar Rukayah sambil mengeluarkan sebuah botol racun yang sudah dibawanya sedari tadi, ketika Reesham melihat botol racun itu, Reesham sangat ketakutan,
“Ratu Rukayah maafkan saya … maafkan saya Ratu Rukayah, saya cuma bercanda saja tadi … saya gak akan mengatakan apa apa, saya gak akan menceritakan apapun, Ratu Rukayah … sungguh” pinta Reesham dengan nada memelas, “Tapi bagaimana kalau kau buka mulut ? saya gak bisa mengambil resiko ini, Reesham … lebih baik saya tutup mulutmu saja !” ujar Rukayah sambil memaksa Reesham meminum racun tersebut, Reesham yang tangannya diborgol gak bisa berbuat apa apa ketika Rukayah memaksanya menelan racun itu, akhirnya Reeshampun tewas seketika itu juga dengan kondisi tubuhnya terkulai kebawah dengan matanya yang terbuka membelalak . Rukayah tersenyum sinis melihatnya, “Sekarang … kau gak bisa berkata apa apa lagi, Reesham” ujar Rukayah sambil berlalu dari sana.
Malam itu Jalal gak bisa tidur, hatinya gelisah … Jalal termangu didepan jendela kamarnya, tiba tiba Jodha menemuinya, “Yang Mulia … kau belum tidur ? hari sudah malam” tanya Jodha , “Aku gak mengantuk, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Aku sedang berfikir bagaimana caranya agar Salim belajar latihan berperang dari Todar Maal dan Maan Sigh” ujar Jalal lagi, “Dia hanya seorang anak kecil, Yang Mulia” bela Jodha, “Sekhu Baba bukan anak biasa, Ratu Jodha … tidaklah mudah untuk menjadi seorang Raja, dia harus belajar banyak hal” ujar Jalal,
“Yang Mulia, apakah kau pernah melihat seekor ikan mengajari anaknya belajar berenang ? gak kan ? seorang anak belajar dari orang tuanya … sama juga dengan Salim, Salim akan belajar semuanya dibawah bimbinganmu” kata Jodha, “Aku kira saya harus menjauhkan Salim dariku” ujar Jalal, “Kenapa dia harus belajar dari kamu, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Iyaaa itu pasti, Ratu Jodha … saya gak ingin pengaruhku memberikan rintangan untuk menuju kesuksessannya nanti, Ratu Jodha” ujar Jalal lagi.
“Dia bisa mendapatkan semuanya dengan kemewahan, dia bisa meminta apapun yang dia butuhkan tetapi kalau kemudian dia kecanduan, itu gak benar, Ratu Jodha !” ujar Jalal, Jodha hanya diam saja mendengarkan penjelasan dari suaminya. “Dia bisa belajar pedang dariku tetapi dia harus menjadi seorang ahli pedang yang lebih baik daripada aku, dia bisa melukaiku ketika bertarung, itu bisa saya terima tetapi ketika ada seseorang yang berusaha melukainya, itu gak bisa saya terima !” ujar Jalal,
“Dia akan menjadi seperti yang kau inginkan, Yang Mulia … tetapi semua itu butuh waktu, buah akan matang pada waktunya diatas pohonnya, kau gak akan mendapat apa apa sebelum tiba saatnya” kata Jodha, Jalal tersenyum mendengar penjelasan istrinya, “Akan tetapi … saya mendapatkanmu sebelum waktunya, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil membelai kepala Jodha dan merengkuhnya dalam pelukannya sambil tersenyum bahagia, Jodhapun menurut sambil tersenyum.
Di kamar Salim, saat itu Salim sedang bermain panah sendirian, kamarnya penuh dengan barang barang yang pecah akibat hentakan panah Salim, tak lama kemudian Moti memasuki kamar Salim, “Pangeran … jangan memanah disini, pergilah ke taman dan berlatihlah disana” kata Moti, “Aku adalah pewaris tahta Kerajaan ! saya bisa berbuat apapun sesuka hatiku !” bentak Salim sambil terus memanah, “Iyaaa … tetapi ibumu adalah Mariam Uz Zamani dan dia telah meminta kau untuk bersiap siap dan segera menemuinya” ujar Moti sambil mengambil busur dari tangan Salim tetapi kemudian direbut kembali oleh Salim,
“Aku gak akan pergi kemana mana, tinggalkan saya sendirian !” bentak Salim lagi, “Pangeran, kenapa kau begitu marah pada ibumu ? dia adalah ibu yang sangat baik, dia selalu memasakan makanan untukmu, menyanyikan lagu sebelum kau tidur, bagaimana bisa kau begitu marah pada ibumu yang begitu baik ???” tanya Moti, “Aku gak mau mendengarnya !” bentak Salim sambil melemparkan sebuah gelas yang langsung mengenai kening Moti hingga mengeluarkan darah, persis pada saat itu Jodha memasuki kamar Salim,
“Salim ! apa yang kau lakukan barusan !” tanya Jodha, “Apakah kau akan menghukum saya juga untuk hal ini ?” tanya Salim, “Apakah kau juga akan melaporkan hal ini ke ayah ? pergilah …. dan lakukan apa yang ibu suka, saya gak takut !” tantang Salim sambil berlalu dari sana, Jodha benar benar kaget melihat kelakuan Salim yang semakin hari semakin nakal, Jodha segera ingin mengejarnya tetapi Moti menghentikan langkah Jodha, “Jodha ! biarkan saja … dia hanya anak anak” kata Moti, “Dia memang seorang anak kecil tetapi apakah dengan begitu dia bisa berbuat semaunya ? saya harus menghukumnya untuk perbuatannya ini !” tegas Jodha.
“Dia belum bisa menerima hukuman secepat itu, Jodha … jika kau menghukumnya sekarang, dia akan menjadi lebih nakal, jangan ceritakan hal ini ke Yang Mulia, Jodha” pinta Moti, “Dengan berjalannya waktu … Salim akan belajar semuanya” kata Moti lagi, “Apa yang harus saya lakukan, Moti ? kelakuannya semakin nakal dari hari ke hari” ujar Jodha sambil memperhatikan luka dikening Moti, “Aku akan mengobati lukamu dengan creamku, Moti “ kata Jodha sambil mengajak Moti ke kamarnya.
Salim mendatangi Rukayah yang sedang bersantai dikamarnya, saat itu Salim datang sambil menangis dan langsung memeluk Rukayah, “Aku gak suka Mariam Uz Zamani …. saya gak mau menemuinya” kata Salim sambil menangis, “Ada apa, Salim ? apa yang terjadi ?” tanya Rukayah,
“Aku waktu itu sedang bermain dan tanpa sengaja saya melukai Moti Bai, kemudian Mariam Uz Zamani menegurku, dia dan Yang Mulia Raja hanya bisa menegurku saja …. Kenapa mereka gak mencintai saya seperti kau mencintaiku ?” kata Salim lagi, “Dia pasti akan melaporkannya ke Yang Mulia” rengek Salim dalam tangisanya,
“Salim, saya tahu apa yang dilakukan oleh Ratu Jodha itu salah, siapa itu Moti Bai ? dia hanyalah seorang pelayan dan kau adalah seorang pewaris tahta Kerajaan, kau bisa berbuat apapun sesuka hatimu pada seorang pelayan, Ratu Jodha memang lebih mementingkan pelayannya ketimbang anaknya sendiri !” ujar Rukayah , “Jangan khawatir, Salim … berhentilah menangis” pinta Rukayah,
“Bagaimana kalau Ratu Jodha menceritakan semuanya ke Yang Mulia ?” tanya Salim, “Yang Mulia pasti akan menjatuhi hukuman lagi padaku, bisa jadi dia akan membuang saya kembali !” kata Salim, “Tidak akan terjadi apa apa, saya ada disini untukmu, saya akan mengatur segalanya” ujar Rukayah sambil meluk Salim dan menyengir sinis seperti biasa.
Siang itu Jodha sedang melakukan pemujaan di taman, dilihatnya Jalal juga berada disana, dari kejauhan mereka saling memandang satu sama lain sambil tersenyum bahagia, kemudian mereka berjalan kearah tengah taman dan bertemu disana. Jodha yang sedari tadi membawa nampan aarti langsung menyodorkannya ke Jalal dan Jalal mengambil asap api anugerah tersebut dan mengusapkannya ke kepalanya sambil terus tersenyum memandangi wajah istrinya.
Tiba tiba terdengar alunan music yang begitu merdu dibalkon istana, “Nampaknya Tansen sedang latihan music dengan lagunya” kata Jalal, “Ayoo … kita lihat, Yang Mulia … saya ingin mendengarkan bhajans” ujar Jodha, Jalalpun setuju, “Ayooo kita kesana !” ajak Jalal. Ketika mereka sampai diteras balkon istana, Jodha dan Jalal sangat terkejut begitu mengetahui bahwa yang bermain alat music adalah Mehtab, anak Bahksi Bano.
Mehtabpun tersenyum bgitu melihat paman dan bibinya datang menemuinya “Ini sebuah keajaiban Tuhan, Ratu Jodha” kata Jalal, “Dia mendengar saja gak bisa tetapi dia bisa memainkan alat music ini dengan indahnya, dia bahkan gak pernah berlatih music ini sebelumnya” kata Jalal kemudian Jalal memerintahkan pelayanannya untuk memanggil Tansen, tak berapa lama kemudian Tansen datang menemui mereka.
“Tansen, bagaimana Mehtab bisa bermain alat music ini ? padahal dia gak bisa mendengar, iya kan ?” tanya Jalal, “Dia belajar sangat cepat, Yang Mulia … dia belajar apa yang dia lihat, dia melihat saya bermain musik kemudian mengambil alat music itu dan memainkannya, dia telah belajar dengan hanya melihat saja, Yang Mulia” ujar Tansen. “Kalau begitu, saya meminta kau untuk melatihnya bermain music, Tansen !” kata Jalal, Tansenpun mengangguk tanda setuju.
Dikamar Jodha, Jodha dan Moti sedang melakukan pemujaan pada Dewa Kahnaa, “Moti, lihat … hari ini Kahnaa kelihatan indah sekali” kata Jodha, tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha, Moti langsung bangkit dan memberikan salam ke Jalal sementara Jodha masih asyik merapikan kuil Dewa Kahnaa, “Moti, bagaimana kau dapat luka dikeningmu itu ?” tanya Jalal sambil menatap Moti tajam, Moti yang ditanya seperti itu kebingungan mencari jawabannya,
“Eeeh …. Ini saya terpeleset di taman, Yang Mulia” jawab Moti sambil memegangi luka dikeningnya sementara Jodha hanya diam saja mendengarkan percakapan mereka sambil terus merapikan kuil Dewa Khanaa. “Aku pikir ada seseorang yang melemparkan sesuatu ke wajahmu, Moti … menyembunyikan kesalahan seorang Pangeran itu bukan hal yang baik, kau sudah seperti bibi untuk Salim, kau harus mengerti itu, sekarang … kau boleh pergi” kata Jalal, Motipun berlalu dari sana meninggalkan Jodha dan Jalal, sementara itu Jodha yang sedari tadi duduk dibawah didepan kuil Dewa Kahna berdiri dan menghampiri kearah Jalal.
“Ratu Jodha, saya tahu kalau kau sangat mencintai Salim, akan tetapi menyembunyikan kesalahannya itu gak benar ! kau jangan terlalu memanjakannya” kata Jalal dengan nada marah, Jodha hanya diam saja mendengarkan kata kata suaminya, “Kamu memutuskan untuk gak menceritakan soal ini ke saya kan ? okee … tetapi ketika Moti berbohong padaku tadi, kau diam saja … kapan kau bisa mengerti kalau Salim adalah pewaris tahta Kerajaan ? Ratu Rukayah sudah menceritakan semuanya ke aku, hari ini Salim melukai Moti … bagaimana kalo suatu saat nanti dia menyakiti rakyatnya ?” kata Jalal dengan nada tinggi,
“Yang Mulia , saya telah menegur Salim … tetapi kau tahu apa yang dia katakan ke saya ? dia bilang saya akan melaporkan semua ini ke kau dan kau akan menghukumnya, Salim belum bisa menerima kesalahannya yang dulu, itulah sebabnya saya gak menceritakannya ke kau karena nanti kau pasti akan menghukumnya” ujar Jodha, “Moti memang sudah seperti bibinya Salim, itulah mengapa dia juga diam” ujar Jodha lagi, “Jadi apa yang saya lakukan ini salah ? jika dia gak bisa mengerti dengan cara halus, kita harus keras padanya, Ratu Jodha !” kata Jalal dengan nada marah.
“Dia telah melukai Moti, itu adalah sebuah kekerasan … apa yang akan dia perbuat dimasa depannya ? saya akan menghukumnya, Ratu Jodha !” kata Jalal lagi dengan nada tinggi, “Ini bukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah, Yang Mulia” bela Jodha, “Aku harus menghukum pewaris tahta Kerajaan untuk kesalahannya, saya akan menghukumnya ! pelayan !!! panggil Sekhu Baba kesini !” perintah Jalal, Jodhapun kaget mendengarnya.... BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 390