Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 189. Acara pemilihan kepala Harem sudah di mulai. Jalal meminta Hamida untuk memilih lebih dahulu, "aku ingin ibuku, Ratu Hamida Bano, untuk memilih kandidatnya." Hamida bano berdiri, sambil tersenyum ia berkata, "Ratu Ruqaiya telah menjaga harem dengan baik dalam beberapa tahun ini. ia telah laksanakan tanggung jawab ia dengan baik. Dan ia telah mengelola Harem dengan serius. saya akui kalau ada beberapa masalah yang tak bisa diatasi olehnya. Menurutku kalau ada seseroang yang bisa berikan kita perspektif segar, mungkin bisa mengubah masalah yang ada di dalam harem. Itu sebabnya saya ingin memilih Ratu Jodha." Ruq menatap Hamida bano dengan kecewa karena ia tidak memilih dirinya. Setelah itu satu persatu para wanita memilih kandidat untuk posisi Kepala Harem. Setelah Hamida, giliran Gulbada, gulbadan memilih Ruq. Jiji anga memilih Jodha. Salima memilih Ruq, Maham juga memilih Ruq, sedangkan Bakshi yang punya sentimen tersendiri tehadap Jodha karena ia sering melihat suaminya Sharif memandangi lukisan Jodha, memilih Ruq.
Di luar istana, Sujamal dan rekannya memasuki kota Agra dengan melompati tembok benteng. Mereka berjalan mengenap-endap dan bersembunyi di balik pilar sambil mengamati situasi. Rekan Sujamal, Bhaan Singh berkata, "aku ikut bersamamu sesuai dengan perintahmu, Sujamal. Tapi saya kaget dengan keputusanmu untuk datang ke Agra." Rekan Sujamal menyerahkan sekantong uang pada Suja yang segera menerimanya. Sujamal menyahut, "aku tahu. Tapi Bhaan Singh, kehidupan kadang menciptakan situasi. Jodha adalah adikku. saya tak bisa berdiam diri setelah saya tahu ia terkena racun. Walaupun saya tahu kalau ia tidak apa-apa. saya tidak akan tenang sebelum saya menemui dia." Bhaan Singh berkata, "aku bisa mengerti perasaanmu, Sujamal. Tapi dengan memasuki AGra, kamu bisa membahayakan nyawamu sendiri." Sujamal menyahut dengan cepat, "tapi saya harus bertemu Jodha untuk menyakinkan diriku. kamu boleh pergi. Tunggu saya di dekat sungai Yamuna. saya akan menemuimu setelah saya bertemu Jodha." Bhaan Singh setuju, ia segera meninggalkan Sujamal. Dan Sujamal melanjutkan perjalanannya keliling AGra seorang diri dalam upayanya menemui adiknya tercinta Jodha Bai.
Di aula Harem, pemilihan kepala harem masih berlangsung. Ada yang memilih Jodha, ada juga yang memilih Ruqaiya. Setelah semua orang sudah memilih, petugas pencatat suara meemberitahu Jalal, "yang mulia, setelah menghitung jumlah suara, kedua kandidat memiliki jumlah suara yang sama." Semua orang saling pandang dengan rasa penasaran. Pencatat suara mengatakan kalau ada 3 orang lagi yang belum memberikan suaranya, yaitu Jodha, Ruq dan Jalal. Jalal bertanya pada Jodha siapa yang akan ia pilih. Jodha menjawab dengan berbagai alasan kalau ia memilih dirinya sendiri. Jalal kemudian bertanya pada Ruq, siapa yang akan ia pilih. Ruq berdiri dan berkata, "yang mulia, saya ada permintaan darimu. saya ingin tahu siapa yang kamu pilih." Sesaat Jalal terlihat binggung, tapi kemudian ia berkata, "karena kedua kandidat adalah istriku, sangatlah sulit untuk memilih dari kalian berdua. Kalian berdua memiliki tempat khusus di hatiku. Tapi karena situasi ini menuntutku untuk memilih salah satu dari kalian berdua, maka saya akan memilih orang yang telah mengalami asam manis hidup bersamaku dan selalu memberikan saya saran yang benar. Jadi saya akan berikan suaraku untuk Ratu Ruqaiya." Ruq tersenyum gembira dan memberi salam pada Jalal. Jodha menarik nafas lega, dan Maham tertawa senang. Hamida juga tertawa senang. Hanya Salima yang terlihat heran. Begitu pula ratu lainnya, mereka menyangkah, kalau Jalal pasti akan memilih Jodha. Tapi ternyata Jalal memilih Ruq. Jalal menatap Jodha, Jodha tersenyum dan mengangguk setuju.
Sinopsis Jodha Akbar episode 189. Ternyata ada alasan kenapa Jalal memilih Ruq, karena paginya, sebelum pemilihan, Jodha menemui Jalal. Jodha berkata, "aku butuh bantuanmu, yang mulia." Jalal sambil tersenyum heran bertanya, "aku kaget mendengar kalau kamu butuh bantuanku. Katakan apa yang bisa kubantu?" Jodha berkata, "sebenarnya saya malu untuk meminta bantuanmu, tapi hanya kamu yang bisa membantuku dalam masalah ini." Jalal meminta Jodha agar tidak ragu-ragu dan mengatakan saja apa masalahnya. Jodha berkata, "aku ingin suaramu, yang mulia." Jalal dengan sedikit heran bertanya, "jadi itu yang kamu inginkan? Meski kamu tahu kalau curang itu melanggar hukum dan saya benci berbuat curang. Kauingin saya untuk memilih kandidat yang kamu mau dalam pemilihan nanti? Boleh saya tahu alasannya?" Jodha menjelaskan, "karena saya tidak mau menggangu hubunganmu dengan Ratu Ruqaiya. ia adalah teman masa kecilmu. Dan suaramu sangat penting bagi dia. Tidaklah penting meskipun ia kalah, tapi ia akan terluka kalau kamu tidak memilih dia. Inilah yang saya inginkan darimu." Jalal menggeleng-gelengkan kepala tak percaya, "kau tak pernah berhenti membuatku takjub, Ratu Jodha. Meskipun kamu sedang bersaing dengan Ruqaiya dalam pemilihan, kamu ingin saya memilih dia? Kalau saya membantumu, apa yang akan kudapatkan sebagai imbalannya?" Jodh amenjawab, "kau adalah Kaisar. Apa ada sesuatu yang bisa kuberikan padamu?"
Pencatat suara memberitahu Jalal, kalau jumlah suara kedua kandidat kembali sama. Dan yang akan menentukan adalah suara ratu Ruqaiya. Sebagian orang ada yang senang dan ada yang cemas. Maham tertawa puas, karena ia yakin kalau Ruq pasti menang. Tapi kemudian Ruq berdiri dan berkata, "aku senang mengetahui kalau saya ada banyak pendukung di harem. Mereka memilihku dan membuat kompetisi ini berakhir dengan suara seimbang. Terutama saya ingin berterima kasih pada suamiku, yang mulia. Yang telah mendukungku di saat saya sangat membutuhkan dia. saya selalu berusaha untuk menjaga keutuhan dan ketenangan di Harem. saya ingin semua orang untuk bahagia. Tapi ada beberapa orang yang tidak puas dengan cara kerjaku. Itu sebabnya, saya ingin berikan kesempatan kepada kepala ratu yang baru untuk mengelola harem." Semua kaget mendengar kata-kata Ruq, terutama Jodha dan Maham. Meski keterkejutan mereka mempunyai alasan yang berbeda. Ruq melanjutkan, "karena itu saya ingin memilih Ratu Jodha sebagai kepala Harem." Mereka yang hadir seperti tidak percaya kalau Ruq yang selama ini berusaha mati-matian untuk mempertahankan posisinya sebagai kepala Harem, bahkan dengan berbagai tipu muslihat, tiba-tiba memberikan suaranya pada Jodha. Bahkan Jodha sendiri terlihat tidak percaya kalau akhirnya ia terpilih sebagai kepala Harem.
Pembicaraan tentang kemenangan Jodha menjadi topik hangat di harem. Hampir sebagian besar mereka tidak percaya kalau ruq memilih Jodha. Seorang ratu berkata, "aku masih tidak percaya kalau ratu Ruqaiya memilih ratu Jodha." lawan bicaranya menyahut, "kau benar. Ratu Ruqaiya itu orang yang tidak akan menyerahkan kekuasaannya dan juga tidak bisa menerima kakalahan." Ratu lain lagi berkata kalau Ruq tidak menerima kekalahan dari Ratu Jodha, ada juga yang bilang kalau Ruq ingin berubah.
Di kamarnya, Jodha duduk sambil terheran-heran memikirkan apa yang di lakukan Ruq. Jodha berkata pada Moti, "harem sangatlah penting bagi Ratu Ruqaiya. Itu adalah kebanggaan dia, tapi ia menyerahkannya padaku. saya tidak tahu kenapa ia melakukan ini." Moti menimpali, "kupikir ia akan membuat kekacauan di harem kalau ia kalah, tapi tidak, ia tetap tenang. Bahkan ia memilihmu. Kenapa ia melakukan ini?" Jodha berdiri dengan perasaan yang tidak dapat di lukiskan, "aku tidak tahu alasan dia. Yang kutahu, saya harus melaksanakan tugasku di harem dengan penuh tanggung jawab." Moti mengutarakan keheranannya tentang Salima, "tapi saya tidak mengerti kenapa Ratu Salima memilih Ratu Ruqaiya? Apa yang membuat ia berubah pikiran?" Jodha tersenyum dan menjawab, "karena saya yang meminta dia." Moti terkejut mendengarnya, "apa?" Jodha menjelaskan, "benar, Moti. saya meminta ratu Salima untuk memilih Ratu Ruqaiya. ~Jodha teringat bagaimana ia meminta Salima untuk memilih Ruq. Tapi Salima menolak, karena ia ingin memilih Jodha. Jodha mengatakan kalau sampai Salima memilih dirinya Ruq akan terluka, "dia sudah seperti adik bagimu, ia sangat menghormatimu..."~ Tapi Moti, saya tidak mengerti kenapa Ratu Ruqaiyaa memilihku, Apa tujuannya?"
Sinopsis Jodha Akbar episode 189. Hamida juga bingung dan bertanya-tanya tentang sikap Ruq menyerahkan kepemimpinan Harem pada Jodha. Pada Gulbadan begum, Hamida berkata, "aku sudah kenal Ruqaiya sejak ia masih kecil, ia takkan berikan apapun miliknya kepada orang lain. saya kaget ia memilih Ratu Jodha. Gulbadan, menurutmu apa alasan Ruq melakukan ini?" Gulbadan menjawab kalau ia sendiri juga kaget. Tapi mungkin saja Ruqaiya ingin memberi Ratu Jodha kesempatan. Ruqaiya pasti lelah mengelola Harem." Hamida tersenyum dan berkata, "Ruqaiya tidak akan pernah lelah mengelola harem. Tapi ku harap kamu benar. Kuharap Ruq memang benar ingin memberikan kesempatan pada Jodha. Tapi kalau ada alasan lain, itu bisa menimbulkan masalah di masa depan."
Bukan hanya para wanita yang heran, Jalal juga merasa heran dengan pilihan Ruqaiya. Tapi jalal tidak mengungkapkan keheranannya, ia hanya memikirkannya sendiri. Kata Jalal dalam hati, "kenapa Ruqaiya membiarkan Jodha menang meskipun ia sudah hampir menang? Apa rencana Ruqaiya memberikan tanggung jawab Harem pada Jodha?" Jalal kemudian menatap jendela kamar Ruq dan bertanya, "Ruqaiya, apa yang telah kamu menangkan dengan kekalahan ini?"
Sebelum menerima tangung jawab memimpin Harem, Jodha ingin pergi ke kuil terlebih dahulu. ia dan moti mengunjungi kuil dewi kali untuk berdoa dan melakukan puja. Setelah selesai berdoa, Jodha berkata pada moti, "Moti, saya ingin mendapatkan restu dewa sebelum saya mengambil tanggung jawab harem. Sekarang setelah mengunjungi kuil, saya sudah siap bekerja." Moti menimpali, "sama seperti semua orang, bahkan dewa percaya dengan kemampuanmu. kamu akan bisa mengelola harem lebih baik daripada ratu Ruqaiya." Jodha dan Moti siap membagikan prasad. Jodha meminta moti membagikan prasad dari arah yang berlawanan dengannya. Jodha dengan senang hati membagikan prasad yang di bawanya pada deretan orang miskin yang menunggu di depan kuil. Diantara deretan orang-orang itu ada Sujamal yang sedang menyamar. Jodha mengulurkan prasad ke tangan Suja, Sujamal segera menggenggam tangan Jodha dan menariknya menjauh. Tentu saja Jodha terkejut dan dengan marah berkata, "apa yang kamu lakukan? Siapa kau?" Sujamal menjawab, "ini aku, Jodha. Sujamal." Jodha tersenyum gembira melihat Sujamal, "Sujamal bhaisa?" Jodha tertegun bahagia, ia teringat masa-masa kecil yang di habiskannya bersama Sujamal. Keduanya bertatapan penuh kerinduan. Tapi tiba-tiba wajah Jodha terlihat murung, ia teringat kata-kata Jalal tentang Sujamal. Jodha dengan cemas bertanya, "apa yang kamu lakukan di sini?" Suja memberitahu Jodha kalau ia mendengar Jodha terkena racun, "aku tak bisa menahan diriku untuk menemuimu. Itu sebabnya saya kesini." Jodha dengan murung berkata, kalau dirinya bahkan tidak ingin melihat wajah Sujamal. Sujamal terkejut mendengarnya. Jodha berkata, "kenapa kamu ciptakan masalah di kehidupanku? Pertama kamu khianati ayahku. Lalu kamu menyerang wilayah milik kaisar." Sujamal menjelaskan, "tidak, Jodha. Saat rajput pergi ke medan perang, lawan mereka adalah musuh. Hubungan tidaklah penting. Dan saya tidak menyusup ke wilayah mughal. saya menyerang untuk merebut tanah kita. Mughal telah lama menjadi musuh kita." Jodha menyahut, "dan Kaisar Mughal adalah suami adikmu. kamu membunuh kerabat kaisar." Sujamal menjawab, "aku tidak membunuh mereka. Mereka telah korbankan nyawa demi tanah airnya. Itu sebabnya saya telah kirim jenasah mereka ke Agra. saya harus membunuh siapapun yang menghalangi aku. Tapi pada akhirnya mereka semua adalah Mughal dan semua Mughal adalah musuhku." Jodha dengan galau bertanya, "kau ingin bertemu denganku kan? Karena sekarang kita sudah bertemu, saya memaksamu untuk pergi. Prajurit mughal sedang mencarimu. Karena kaisar menginginkanmu hidup atau mati. Pergilah dari sini, Sujamal Bhaisa. Sebelum saya lupa kalau saya adalah adikmu dan akan menangkapmu sebagai istri kaisar!" Sujamal menatap mata Jodha yang berkaca-kaca. Dengan penuh pengertian Sujamal berkata, "aku akan pergi. saya kesini untuk melihat keadaanmu. Dan ternyata kamu bahagia." Sebelum pergi, Sujamal mengelus kepala Jodha dan mendoakannya semoga selalu bahagia. Jodha menatap kepergian Sujamal dengan sedih.
Sinopsis Jodha Akbar episode 189. Moti menghampiri Jodha dan bertanya, "ada apa Jodha? siapa pria itu?" Jodha dengan sedikit gugup berkata kalau itu bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang membuatnya teringat akan Amer. Dengan sedih, Jodha mengajak Moti kembali ke istana. Tapi begitu sampai di pintu kuil, sekali lagi Jodha menoleh dan mencari-cari sosok Sujamal. Tapi ia tidak lagi melihatnya, Sujamal sudah pergi.
Jalal sedang membahas berbagai masalah di ruang sidang bersama para menteri. Atgah khan memberitahu Jalal kalau Peer Muhammad telah mengirim pesan, "dia menulis kalau Baaj Bahadur mencari bantuan dari pangeran Rana Pratap di Mewar. Pangeran Pratap bekerja sama dengan semua musuhmu untuk membangun pasukan melawanmu." Jalal memerintahkan Atgah agar mengirim pesan pada Peer Muhammad dan Adham Khan kalau ia ingin memenangkan Malwa dan ingin agar Baaj Bahadur di bunuh tanpa ampun." Atgah menyahut, "baik, perintah mu akan dilaksanakan." Lalu lanjut Jalal, "aku ingin sampaikan 1 hal lagi Atgah Khan. Ratu Jodha telah sehat. saya telah janjikan rakyat untuk mengadakan perayaan besar karena mereka telah mendoakan keselamatan ratu Jodha. Jadi kupikir, ini adalah saat yang tepat untuk merayakannya." Jalal menyuruh Atgah memberikan pengumuman pada masyarakat kalau besok akan di adakan perayaan besar-besaran dan sehingga semua rakyat dapat menikmatinya. Jalal juga berkata pada Maham, "Badi Ami, kurasa saya harus pergi untuk memberitahu tentang perayaan ini pada Ratu Jodha." Maham tersenyum.
Di kamar Ruq, Maham mengucapkan selamat pada Ruq atas permainannya kali ini. Ruq mengucapkan terima kasih. Maham berkata, "aku bangga padamu. Meskipun kamu kalah, tapi kamu lah pemenang sebenarnya. kamu telah mengambil langkah yang tepat. Semua orang di harem kaget dengan tindakanmu. Jalal, Ratu Hamida, Ratu salima... dan kamu tahu apa reaksi Jodha? ia tidak tahu apa yang menimpa dirinya. Tapi apa yang membuatmu berubah pikiran dan memilih ratu Jodha?" Ruq dengan wajah gembira memberi tahu Maham, "aku punya alasan kuat, Maham anga. Ratu Jodha selamat dari racun Benazir. Tapi ia takkan bisa selamat dari rencanaku. Sekarang harem ada di bawah pengawasan Jodha. Setiap hari ia akan terlibat dengan administrasi di harem. ia tidak tahu cara mengelola harem ataupun peraturan-peraturan kerajaan Mughal. Dan akan butuh waktu lama sampai ia memahami semua itu. ia akan sibuk mengurus harem dan saya akan sibuk mengurus Jalal. Dan saya akan buat Jalal melupakan Jodha." Maham sangat senang dan memuji Ruq, "masyaalllah, itu rencana yang luar biasa." Ruq mengatakan kalau itu bukan akhir dari semua rencananya, "aku akan dapat banyak keuntungan lain. Tidak mudah mengurus harem. Ada ribuan wanita yang tinggal di dalamnya. Sangat sulit untuk memenuhi keinginan semua wanita itu. Masalah mereka tidak akan pernah berakhir. Dan akan selalu ada keributan di antara mereka. Semua itu tidak bisa di atasi dengan kasih sayang. Berapa lama Jodha bisa mengatasi situasi itu dengan sabar? Ratu Jodha akan segera sadar kalau kemarahanlah yang akan mengendalikan semuanya. Semua orang harus takut padamu. Lalu ia akan menjadi kepala istana yang keras seperti aku. Semua orang akan mulai menentangnya. Dan pada akhirnya, Ratu jodha akan kehilangan harem dan juga Jalal. Dan ia akan menyesal karena telah berani menentang aku." Maham sangat gembira dan kembali memuji Ruq, "bagus sekali, Ratu Ruqaiya. kamu sudah lakukan tindakan yang bagus. kamu sudah bekerja dengan bagus. Dengan kata lain, kaulah pemenangnya." Ruq tertawa dan berkata kalau ia harus berterima kasih pada Maham atas sarannya, "dalam rencanaku yang terakhir, kamu bilang kalau saya telah berbuat kesalahan dengan melibatkan Jalal. Kali ini, saya telah pastikan kalau rencanaku hanya melibatkan Jodha...Jodha seorang. Dan rencanaku ini akan membuat saya memenangkan Jalal dan juga harem." Ruq dan Maham saling berpandangan dengan senang...BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 190
Di aula Harem, pemilihan kepala harem masih berlangsung. Ada yang memilih Jodha, ada juga yang memilih Ruqaiya. Setelah semua orang sudah memilih, petugas pencatat suara meemberitahu Jalal, "yang mulia, setelah menghitung jumlah suara, kedua kandidat memiliki jumlah suara yang sama." Semua orang saling pandang dengan rasa penasaran. Pencatat suara mengatakan kalau ada 3 orang lagi yang belum memberikan suaranya, yaitu Jodha, Ruq dan Jalal. Jalal bertanya pada Jodha siapa yang akan ia pilih. Jodha menjawab dengan berbagai alasan kalau ia memilih dirinya sendiri. Jalal kemudian bertanya pada Ruq, siapa yang akan ia pilih. Ruq berdiri dan berkata, "yang mulia, saya ada permintaan darimu. saya ingin tahu siapa yang kamu pilih." Sesaat Jalal terlihat binggung, tapi kemudian ia berkata, "karena kedua kandidat adalah istriku, sangatlah sulit untuk memilih dari kalian berdua. Kalian berdua memiliki tempat khusus di hatiku. Tapi karena situasi ini menuntutku untuk memilih salah satu dari kalian berdua, maka saya akan memilih orang yang telah mengalami asam manis hidup bersamaku dan selalu memberikan saya saran yang benar. Jadi saya akan berikan suaraku untuk Ratu Ruqaiya." Ruq tersenyum gembira dan memberi salam pada Jalal. Jodha menarik nafas lega, dan Maham tertawa senang. Hamida juga tertawa senang. Hanya Salima yang terlihat heran. Begitu pula ratu lainnya, mereka menyangkah, kalau Jalal pasti akan memilih Jodha. Tapi ternyata Jalal memilih Ruq. Jalal menatap Jodha, Jodha tersenyum dan mengangguk setuju.
Sinopsis Jodha Akbar episode 189. Ternyata ada alasan kenapa Jalal memilih Ruq, karena paginya, sebelum pemilihan, Jodha menemui Jalal. Jodha berkata, "aku butuh bantuanmu, yang mulia." Jalal sambil tersenyum heran bertanya, "aku kaget mendengar kalau kamu butuh bantuanku. Katakan apa yang bisa kubantu?" Jodha berkata, "sebenarnya saya malu untuk meminta bantuanmu, tapi hanya kamu yang bisa membantuku dalam masalah ini." Jalal meminta Jodha agar tidak ragu-ragu dan mengatakan saja apa masalahnya. Jodha berkata, "aku ingin suaramu, yang mulia." Jalal dengan sedikit heran bertanya, "jadi itu yang kamu inginkan? Meski kamu tahu kalau curang itu melanggar hukum dan saya benci berbuat curang. Kauingin saya untuk memilih kandidat yang kamu mau dalam pemilihan nanti? Boleh saya tahu alasannya?" Jodha menjelaskan, "karena saya tidak mau menggangu hubunganmu dengan Ratu Ruqaiya. ia adalah teman masa kecilmu. Dan suaramu sangat penting bagi dia. Tidaklah penting meskipun ia kalah, tapi ia akan terluka kalau kamu tidak memilih dia. Inilah yang saya inginkan darimu." Jalal menggeleng-gelengkan kepala tak percaya, "kau tak pernah berhenti membuatku takjub, Ratu Jodha. Meskipun kamu sedang bersaing dengan Ruqaiya dalam pemilihan, kamu ingin saya memilih dia? Kalau saya membantumu, apa yang akan kudapatkan sebagai imbalannya?" Jodh amenjawab, "kau adalah Kaisar. Apa ada sesuatu yang bisa kuberikan padamu?"
Pencatat suara memberitahu Jalal, kalau jumlah suara kedua kandidat kembali sama. Dan yang akan menentukan adalah suara ratu Ruqaiya. Sebagian orang ada yang senang dan ada yang cemas. Maham tertawa puas, karena ia yakin kalau Ruq pasti menang. Tapi kemudian Ruq berdiri dan berkata, "aku senang mengetahui kalau saya ada banyak pendukung di harem. Mereka memilihku dan membuat kompetisi ini berakhir dengan suara seimbang. Terutama saya ingin berterima kasih pada suamiku, yang mulia. Yang telah mendukungku di saat saya sangat membutuhkan dia. saya selalu berusaha untuk menjaga keutuhan dan ketenangan di Harem. saya ingin semua orang untuk bahagia. Tapi ada beberapa orang yang tidak puas dengan cara kerjaku. Itu sebabnya, saya ingin berikan kesempatan kepada kepala ratu yang baru untuk mengelola harem." Semua kaget mendengar kata-kata Ruq, terutama Jodha dan Maham. Meski keterkejutan mereka mempunyai alasan yang berbeda. Ruq melanjutkan, "karena itu saya ingin memilih Ratu Jodha sebagai kepala Harem." Mereka yang hadir seperti tidak percaya kalau Ruq yang selama ini berusaha mati-matian untuk mempertahankan posisinya sebagai kepala Harem, bahkan dengan berbagai tipu muslihat, tiba-tiba memberikan suaranya pada Jodha. Bahkan Jodha sendiri terlihat tidak percaya kalau akhirnya ia terpilih sebagai kepala Harem.
Pembicaraan tentang kemenangan Jodha menjadi topik hangat di harem. Hampir sebagian besar mereka tidak percaya kalau ruq memilih Jodha. Seorang ratu berkata, "aku masih tidak percaya kalau ratu Ruqaiya memilih ratu Jodha." lawan bicaranya menyahut, "kau benar. Ratu Ruqaiya itu orang yang tidak akan menyerahkan kekuasaannya dan juga tidak bisa menerima kakalahan." Ratu lain lagi berkata kalau Ruq tidak menerima kekalahan dari Ratu Jodha, ada juga yang bilang kalau Ruq ingin berubah.
Di kamarnya, Jodha duduk sambil terheran-heran memikirkan apa yang di lakukan Ruq. Jodha berkata pada Moti, "harem sangatlah penting bagi Ratu Ruqaiya. Itu adalah kebanggaan dia, tapi ia menyerahkannya padaku. saya tidak tahu kenapa ia melakukan ini." Moti menimpali, "kupikir ia akan membuat kekacauan di harem kalau ia kalah, tapi tidak, ia tetap tenang. Bahkan ia memilihmu. Kenapa ia melakukan ini?" Jodha berdiri dengan perasaan yang tidak dapat di lukiskan, "aku tidak tahu alasan dia. Yang kutahu, saya harus melaksanakan tugasku di harem dengan penuh tanggung jawab." Moti mengutarakan keheranannya tentang Salima, "tapi saya tidak mengerti kenapa Ratu Salima memilih Ratu Ruqaiya? Apa yang membuat ia berubah pikiran?" Jodha tersenyum dan menjawab, "karena saya yang meminta dia." Moti terkejut mendengarnya, "apa?" Jodha menjelaskan, "benar, Moti. saya meminta ratu Salima untuk memilih Ratu Ruqaiya. ~Jodha teringat bagaimana ia meminta Salima untuk memilih Ruq. Tapi Salima menolak, karena ia ingin memilih Jodha. Jodha mengatakan kalau sampai Salima memilih dirinya Ruq akan terluka, "dia sudah seperti adik bagimu, ia sangat menghormatimu..."~ Tapi Moti, saya tidak mengerti kenapa Ratu Ruqaiyaa memilihku, Apa tujuannya?"
Sinopsis Jodha Akbar episode 189. Hamida juga bingung dan bertanya-tanya tentang sikap Ruq menyerahkan kepemimpinan Harem pada Jodha. Pada Gulbadan begum, Hamida berkata, "aku sudah kenal Ruqaiya sejak ia masih kecil, ia takkan berikan apapun miliknya kepada orang lain. saya kaget ia memilih Ratu Jodha. Gulbadan, menurutmu apa alasan Ruq melakukan ini?" Gulbadan menjawab kalau ia sendiri juga kaget. Tapi mungkin saja Ruqaiya ingin memberi Ratu Jodha kesempatan. Ruqaiya pasti lelah mengelola Harem." Hamida tersenyum dan berkata, "Ruqaiya tidak akan pernah lelah mengelola harem. Tapi ku harap kamu benar. Kuharap Ruq memang benar ingin memberikan kesempatan pada Jodha. Tapi kalau ada alasan lain, itu bisa menimbulkan masalah di masa depan."
Bukan hanya para wanita yang heran, Jalal juga merasa heran dengan pilihan Ruqaiya. Tapi jalal tidak mengungkapkan keheranannya, ia hanya memikirkannya sendiri. Kata Jalal dalam hati, "kenapa Ruqaiya membiarkan Jodha menang meskipun ia sudah hampir menang? Apa rencana Ruqaiya memberikan tanggung jawab Harem pada Jodha?" Jalal kemudian menatap jendela kamar Ruq dan bertanya, "Ruqaiya, apa yang telah kamu menangkan dengan kekalahan ini?"
Sebelum menerima tangung jawab memimpin Harem, Jodha ingin pergi ke kuil terlebih dahulu. ia dan moti mengunjungi kuil dewi kali untuk berdoa dan melakukan puja. Setelah selesai berdoa, Jodha berkata pada moti, "Moti, saya ingin mendapatkan restu dewa sebelum saya mengambil tanggung jawab harem. Sekarang setelah mengunjungi kuil, saya sudah siap bekerja." Moti menimpali, "sama seperti semua orang, bahkan dewa percaya dengan kemampuanmu. kamu akan bisa mengelola harem lebih baik daripada ratu Ruqaiya." Jodha dan Moti siap membagikan prasad. Jodha meminta moti membagikan prasad dari arah yang berlawanan dengannya. Jodha dengan senang hati membagikan prasad yang di bawanya pada deretan orang miskin yang menunggu di depan kuil. Diantara deretan orang-orang itu ada Sujamal yang sedang menyamar. Jodha mengulurkan prasad ke tangan Suja, Sujamal segera menggenggam tangan Jodha dan menariknya menjauh. Tentu saja Jodha terkejut dan dengan marah berkata, "apa yang kamu lakukan? Siapa kau?" Sujamal menjawab, "ini aku, Jodha. Sujamal." Jodha tersenyum gembira melihat Sujamal, "Sujamal bhaisa?" Jodha tertegun bahagia, ia teringat masa-masa kecil yang di habiskannya bersama Sujamal. Keduanya bertatapan penuh kerinduan. Tapi tiba-tiba wajah Jodha terlihat murung, ia teringat kata-kata Jalal tentang Sujamal. Jodha dengan cemas bertanya, "apa yang kamu lakukan di sini?" Suja memberitahu Jodha kalau ia mendengar Jodha terkena racun, "aku tak bisa menahan diriku untuk menemuimu. Itu sebabnya saya kesini." Jodha dengan murung berkata, kalau dirinya bahkan tidak ingin melihat wajah Sujamal. Sujamal terkejut mendengarnya. Jodha berkata, "kenapa kamu ciptakan masalah di kehidupanku? Pertama kamu khianati ayahku. Lalu kamu menyerang wilayah milik kaisar." Sujamal menjelaskan, "tidak, Jodha. Saat rajput pergi ke medan perang, lawan mereka adalah musuh. Hubungan tidaklah penting. Dan saya tidak menyusup ke wilayah mughal. saya menyerang untuk merebut tanah kita. Mughal telah lama menjadi musuh kita." Jodha menyahut, "dan Kaisar Mughal adalah suami adikmu. kamu membunuh kerabat kaisar." Sujamal menjawab, "aku tidak membunuh mereka. Mereka telah korbankan nyawa demi tanah airnya. Itu sebabnya saya telah kirim jenasah mereka ke Agra. saya harus membunuh siapapun yang menghalangi aku. Tapi pada akhirnya mereka semua adalah Mughal dan semua Mughal adalah musuhku." Jodha dengan galau bertanya, "kau ingin bertemu denganku kan? Karena sekarang kita sudah bertemu, saya memaksamu untuk pergi. Prajurit mughal sedang mencarimu. Karena kaisar menginginkanmu hidup atau mati. Pergilah dari sini, Sujamal Bhaisa. Sebelum saya lupa kalau saya adalah adikmu dan akan menangkapmu sebagai istri kaisar!" Sujamal menatap mata Jodha yang berkaca-kaca. Dengan penuh pengertian Sujamal berkata, "aku akan pergi. saya kesini untuk melihat keadaanmu. Dan ternyata kamu bahagia." Sebelum pergi, Sujamal mengelus kepala Jodha dan mendoakannya semoga selalu bahagia. Jodha menatap kepergian Sujamal dengan sedih.
Sinopsis Jodha Akbar episode 189. Moti menghampiri Jodha dan bertanya, "ada apa Jodha? siapa pria itu?" Jodha dengan sedikit gugup berkata kalau itu bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang membuatnya teringat akan Amer. Dengan sedih, Jodha mengajak Moti kembali ke istana. Tapi begitu sampai di pintu kuil, sekali lagi Jodha menoleh dan mencari-cari sosok Sujamal. Tapi ia tidak lagi melihatnya, Sujamal sudah pergi.
Jalal sedang membahas berbagai masalah di ruang sidang bersama para menteri. Atgah khan memberitahu Jalal kalau Peer Muhammad telah mengirim pesan, "dia menulis kalau Baaj Bahadur mencari bantuan dari pangeran Rana Pratap di Mewar. Pangeran Pratap bekerja sama dengan semua musuhmu untuk membangun pasukan melawanmu." Jalal memerintahkan Atgah agar mengirim pesan pada Peer Muhammad dan Adham Khan kalau ia ingin memenangkan Malwa dan ingin agar Baaj Bahadur di bunuh tanpa ampun." Atgah menyahut, "baik, perintah mu akan dilaksanakan." Lalu lanjut Jalal, "aku ingin sampaikan 1 hal lagi Atgah Khan. Ratu Jodha telah sehat. saya telah janjikan rakyat untuk mengadakan perayaan besar karena mereka telah mendoakan keselamatan ratu Jodha. Jadi kupikir, ini adalah saat yang tepat untuk merayakannya." Jalal menyuruh Atgah memberikan pengumuman pada masyarakat kalau besok akan di adakan perayaan besar-besaran dan sehingga semua rakyat dapat menikmatinya. Jalal juga berkata pada Maham, "Badi Ami, kurasa saya harus pergi untuk memberitahu tentang perayaan ini pada Ratu Jodha." Maham tersenyum.
Di kamar Ruq, Maham mengucapkan selamat pada Ruq atas permainannya kali ini. Ruq mengucapkan terima kasih. Maham berkata, "aku bangga padamu. Meskipun kamu kalah, tapi kamu lah pemenang sebenarnya. kamu telah mengambil langkah yang tepat. Semua orang di harem kaget dengan tindakanmu. Jalal, Ratu Hamida, Ratu salima... dan kamu tahu apa reaksi Jodha? ia tidak tahu apa yang menimpa dirinya. Tapi apa yang membuatmu berubah pikiran dan memilih ratu Jodha?" Ruq dengan wajah gembira memberi tahu Maham, "aku punya alasan kuat, Maham anga. Ratu Jodha selamat dari racun Benazir. Tapi ia takkan bisa selamat dari rencanaku. Sekarang harem ada di bawah pengawasan Jodha. Setiap hari ia akan terlibat dengan administrasi di harem. ia tidak tahu cara mengelola harem ataupun peraturan-peraturan kerajaan Mughal. Dan akan butuh waktu lama sampai ia memahami semua itu. ia akan sibuk mengurus harem dan saya akan sibuk mengurus Jalal. Dan saya akan buat Jalal melupakan Jodha." Maham sangat senang dan memuji Ruq, "masyaalllah, itu rencana yang luar biasa." Ruq mengatakan kalau itu bukan akhir dari semua rencananya, "aku akan dapat banyak keuntungan lain. Tidak mudah mengurus harem. Ada ribuan wanita yang tinggal di dalamnya. Sangat sulit untuk memenuhi keinginan semua wanita itu. Masalah mereka tidak akan pernah berakhir. Dan akan selalu ada keributan di antara mereka. Semua itu tidak bisa di atasi dengan kasih sayang. Berapa lama Jodha bisa mengatasi situasi itu dengan sabar? Ratu Jodha akan segera sadar kalau kemarahanlah yang akan mengendalikan semuanya. Semua orang harus takut padamu. Lalu ia akan menjadi kepala istana yang keras seperti aku. Semua orang akan mulai menentangnya. Dan pada akhirnya, Ratu jodha akan kehilangan harem dan juga Jalal. Dan ia akan menyesal karena telah berani menentang aku." Maham sangat gembira dan kembali memuji Ruq, "bagus sekali, Ratu Ruqaiya. kamu sudah lakukan tindakan yang bagus. kamu sudah bekerja dengan bagus. Dengan kata lain, kaulah pemenangnya." Ruq tertawa dan berkata kalau ia harus berterima kasih pada Maham atas sarannya, "dalam rencanaku yang terakhir, kamu bilang kalau saya telah berbuat kesalahan dengan melibatkan Jalal. Kali ini, saya telah pastikan kalau rencanaku hanya melibatkan Jodha...Jodha seorang. Dan rencanaku ini akan membuat saya memenangkan Jalal dan juga harem." Ruq dan Maham saling berpandangan dengan senang...BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 190
