Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 190. Hari pertama menjalankan kewajibannya sebagai kepala Harem di habiskan Jodha untuk belajar dan mengetahui tugas-tugasnya. Diantaranya adalah bagaimana membagikan uang pada pelayan. Jodha melihat petugas administrasi harem mengatur semua itu, ia bertanya, "beritahu saya bagaimana mengatur keuangan di harem ini?" Pegawai harem menjelaskan, "Yang Mulia ratu, setiap ratu dan pelayannya di harem ini di berikan gaji tetap setiap bulannya berdasarkan status dan jabatannya. Jika mereka membutuhkan biaya tambahan, mereka harus meminta terlebih dahulu. ~pegawai menunjukan sebuah kertas
pada Jodha~ Ini daftar para ratu dan pelayannya. Dan di sini juga di sebutkan jumlah uang yang mereka terima. Ini sudah menjadi ketentuan turun temurun berdasarkan jabatan mereka. kamu juga harus membuat pengeluaran lain di harem ini. kamu juga harus mengawasi dana yang ada dan pengeluarannya juga."
Mendengar penjelasan pegawai herem itu, Jodha berkata dalam hati, "oh Ambe Ma, ternyata ini lebih rumit dari yang kupikirkan."
pada Jodha~ Ini daftar para ratu dan pelayannya. Dan di sini juga di sebutkan jumlah uang yang mereka terima. Ini sudah menjadi ketentuan turun temurun berdasarkan jabatan mereka. kamu juga harus membuat pengeluaran lain di harem ini. kamu juga harus mengawasi dana yang ada dan pengeluarannya juga."
Mendengar penjelasan pegawai herem itu, Jodha berkata dalam hati, "oh Ambe Ma, ternyata ini lebih rumit dari yang kupikirkan."
Jodha kemudian menanyakan permasalah dari dua orang ratu yang menghadapnya, "katakan padaku apa masalahmu?" Jalal masuk keruangan itu, dan tersenyum melihat kesibukan Jodha. Jodha dengan serius mendengarkan pengaduan si ratu, "yang mulia, Nafisa menyimpan kain sutera yang di kirim untukku dari Multan. Dan sekarang ia menolak untuk mengembalikannya." Yang di sebut Nafisa menyangkal, "tidak yang Mulia, kain itu di berikan untukku. Dan ia mengambilmya dari si pengantar itu." Ratu yang lain mengeluh kalau ia butuh uang tambahan bulan ini, karena ingin memberikan uang tips untuk para pelayan. Moti melihat Jalal yang berdiri di belakang mereka. Dia memanggil Jodha hendak memberitahu kedatangan Jalal, tapi Jodha menyuruhnya diam, "diam, Moti. Biarkan aku dengarkan dulu keluhan mereka." Lalu Jodha kembali fokus mendengarkan masalah para ratu. Melihat itu Jalal tersenyum, menatap dengan kagum, lalu melangkah keluar. Di pintu ia melihat berpapasan dengan Maham. Maham tertawa dan memberi salam. Jalal membalas salam maham. Maham berkata, "Ratu Jodha sepertinya sedang sibuk dengan tugasnya di harem." Jalal menatap Jodha dari jauh sambil menyahut, "sepertinya begitu, Badi Ami." Maham berkata, "ratu Ruqaiya juga biasanya mengatur harem. Tapi saya tidak ingat, kamu pernah menunggu untuk bertemu dengannya. Bagaimanapun, Kaisar itu harus lebih di utamakan di banding keluhan di harem. Tak apa, ratu Jodha masih baru dalam hal ini. saya akan kesana dan memberitahu ia jika kamu ada
di sini." Jalal dengan sedikit gugup
melarang Maham melakukan itu, "tidak,
Badi ami. kamu tak perlu melakukan itu,
aku tak ingin kamu memanggil dia.
~Maham sudah bersiap melangkah,
dengan heran mengurungkan niatnya.~
aku bisa mengerti jika ini adalah hari
pertamanya, pelan-pelan ia akan
terbiasa dengan ini. Sejujurnya, aku
senang melihat ia tak memyerahkan
tugasnya ini kepada orang lain. Aku
sangat menghormati orang yang
mementingkan pekerjaanya. Lihat, setelah
memenangkan pemilihannya, ia bahkan
tidak merayakannya, ia langsung mulai
bekerja. Jadi saya tak ingin mengganggu
dia." Maham tertawa dan berkata,
"sejujunya, Jalal. saya bisa melihat kau
juga sudah berubah." Jalal tertawa
setengah tersipu dan menjawab,
"semuanya berubah seiring waktu, Badi
ami. Waktu memberikanmu pelajaran-
pelajaran yang baru. saya mau pergi dulu.
Aku akan menemui ratu Jodha nanti
saja." Maham mengantar kepergian Jalal
sambil tertawa. Tapi begitu Jalal lenyap,
wajah jahatnya kembali terlihat.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Ruq
terlihat bosan berdiam diri di kamar dan
tidak melakukan apapun. Ruq berkata,
"dulu saya yang mengurus harem. Aku
tidak biasa duduk bermalas-malasan. Aku
tidak tahu harus melakukan apa." Tiba-
tiba muncul Hoshiyar, "salam ratu
spesial," Ruq tertawa senang menyambut
kedatangan Hosiyar, "kau tahu, sekarang
aku merasa bosan sekali. Dan kamu tidak
ada di sini saat saya ingin mengatakan
rasa frustasiku padamu." Hoshiyar
menyahut, "tapi ratu, kaulah orang yang
menginginkan ratu Jodha agar menjadi
sibuk, agar kamu bisa menghabiskan waktu
bersama Yang Mulia, iyakan?" Ruq
tertawa dan menjawab, "benar." Hoshiyar
melanjutkan, "lalu kenapa kamu masih ada
di sini? Yang mulia baru saja mau
menemui ratu Jodha. Tapi ia kembali
lagi saat melihat Ratu Jodha sedang
sibuk. saya rasa kamu harus menemui raja
sekarang." Ruq tertawa mendengar saran
Hoshiyar dan memujinya, "bagus sekali
Hoshiyar, bagus sekali. Untuk pertama
kalinya dalam hidupmu, kamu melakukan
sesuatu yang sangat luar biasa. Aku
sangat bahagia hari ini." Ruq segera
bergegas duduk di depan cermin, dan
merapikan rambutnya. Hoshiyar
bertanya, "apa yang akan kamu lakukan?
Ya allah, kamu kelihatan beda sekali hari
ini." Ruq menyahut, "tidak Hoshiyar. Aku
tidak berubah sama sekali. saya masih
tetap seperti dulu. saya hanya merubah
kebiasaanku saja. ~Ruq tertawa~
Lupakan semua ini. saya harap Ratu
Jodha tak curiga jika saya mengirimmu
sebagai mata-mataku." Hoshiyar
menjawab, "tidak, ratu. Ratu Jodha
sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dan
tidak punya waktu untuk mencurigai
orang." Ruq menyahut, "bagus sekali.
Ratu jodha sibuk dengan pekerjaannya di
harem. Dan saya punya banyak waktu.
Sekarang saya akan menghabiskan
waktuku bersama Jalal. Ngomong-
ngomong, kamu boleh kembali ke
pekerjaanmu. kapanpun kamu ada waktu,
bawakan berita untukku." Ruq segera
bangkit dan bergegas pergi. Hoshiyar
memanggilnya, "kau mau kemana, yang
mulia? Biarkan saya menyisirkan
rambutmu dulu." Ruq tersenyum dan
menolak, "tidak Hoshiyar. Hari ini, Jalal
yang akan membantu merapikan
rambutku. saya tak akan membiarkan dia
sendirian."
Ruq pergi menemu Jalal. Saat itu Jalal
sedang duduk di sofa membelakangi
pintu. Jalal mendengar langkah kaki, dia
menyapa, "selamat datang, Ratu." Ruq
langsung menghentikan langkahnya dan
tertegun. Jalal melanjutkan, "aku tau
kenapa kamu datang kesini." Mendengar itu
senyum Ruq langsung mengembang, dia
duduk di belakang Jalal dan bertanya,
"Jalal, darimana kamu tahu kalau saya yang
datang?" Dengan sedikit bingung
~sepertinya Jalal menduga kalau Jodha
yang datang~ Jalal menjawab, "aku
mendengar langkah kakimu." Ruq memuji
Jalal, "wow, ternyata kamu punya bakat itu
juga. ~lalu dengan nada protes~ Katakan
padaku, jika kamu punya waktu kenapa kau
tidak datang padaku? Sekarang, saya tidak
punya tugas ataupun tanggungjawab."
Jalal menyahut, "itu benar. Aku
penasaran kenapa kamu memilih ratu
Jodha. Dan bertanya-tanya apa alasanmu
melakukan itu? Tapi sekarang saya tahu,
kenapa kamu melakukan itu." Ruq dengan
nada menantang, "benarkah? Kalau
begitu katakan padaku, kenapa aku
melakukan itu?" Jalal dengan terus terang
menjawab, "kau melakukan itu agar kau
punya banyak waktu dan ratu Jodha tetap
sibuk. Benarkan?" lalu dengan wajah
murung Ruq berkata, "Jalal, saya sangat
sedih mengetahui kalau kamu sudah salah
paham padaku. saya hanya berusaha
bersikap baik. saya merasa jika semua
orang menginginkan ratu Jodha yang
mengatur harem. ia harus mendapatkan
kesempatan itu. saya hanya berusaha
menjaga martabat sebagai istri utama
seperti yang kamu sarankan. saya hanya
berusaha bersikap baik saja. Dan
kau..salah paham padaku!" Jalal
menyahut, "tidak, bukan begitu. AKu
senang kamu akhirnya mendengarkan
saranku." Ruq mengangguk, "aku
mengerti. kamu pikir saya ini keras kepala.
Dan saya ini tak pernah
mendengarkanmu. Tapi sejujurnya, aku
tidak pernah merendahkan nasihatmu itu.
Tidak ada yanag lebih penting selain kau,
Jalal. tak jabatanku ataupun
kekuatanku." Jalal menyambut ucapan
Ruq dengan nada datar , "aku senang
mendengarnya, jika saya ini orang yang
terpenting dalam kehidupanmu. Dan kau
ingin menghabiskan waktu bersamaku.
~Ruq menyandarkan kepalanya di
punggung Jalal dengan mesra~ Tapi ini
sangat ironis. kamu punya waktu, kau
sudah terbebas dari tugasmu tapi aku
masih menjadi raja kerajaan ini." Ruq
berkata kalu ia tak ingin mendengar
ada alasan, "kau harus menghabiskan
waktumu bersamaku. Jalal, apa kamu tidak
bisa melakukan ini untuk istri utamamu?"
Jalal berjanji, "baiklah, setelah perayaan
besok, saya akan berusaha menghabiskan
waktuku bersamamu." Ruq terlihat
gembira, "benarkah?" Jalal mengangguk
membenarkan. Ruq kemudian membuat
rencana, "baiklah, kalau begitu, pertama
kita akan bermain chaugan, lalu kita akan
pergi beburu. Kita sudah lama tak pergi
berburu." Jalal menyahut, 'itu ide yang
sangat bagus." Ruq memeluk pinggang
Jalal dan menempelkan kepalanya di
punggung Jalal dengan bahagia, "harus
aku akui, Jalal. saya senang bisa dekat
denganmu."
Sinopsis Jodha Akbar episode 190.
Sujamal sedang berjalan di pasar Agra,
ketika ia mendengar percakapan dua
orang pria tentang pesta yang akan di
adakan Jalal. Mendengar itu Sujamal
mendekati kedua orang itu dan bertanya
perayaan apa? Salah satu dari lelaki itu
memberitahu Sujamal tentang janji jalal
yang akan mengadakan pesta bersama
semua rakyatnya jika Jodha sembuh
setelah minum racun untuk
menyelamatkan Jalal. Sepeninggal lelaki
itu, Sujamal terlihat sangat bahagia dan
berkata dalam hati, "aku senang
mendengarnya, Jodha. Semua orang
sangat mencintaimu. Sebelum semua
orang mengenaliku, saya harus pergi dari
sini." Sujamal berniat akan pergi, tetapi
tentara Mughal datang, mereka semua di
perintahkan untuk mengontrol keamanan
dan memeriksa setiap orang yang datang
dan pergi dari agra. Semua itu di lakukan
demi keamanan pesta terbuka yang akan
di adakan Jalal.
Jodha terlihat panik saat Moti
memberitahunya kalau jalal tadi datang
menemuinya, "...kenapa kamu tidak
memberitahu aku, moti?" Moti menyahut,
"aku sudah berusaha, tapi kau
menyuruhku diam. Dan dari gerak-
geriknya, Kaisar juga memberitahu aku
dan meminta untuk tak mengganggumu.
Apa yang harus saya lakukan kalau
begitu?" Jodha dengan nada penuh sesal
berkata, "aku pikir kamu ingin mengatakan
yang lainnya. saya tak tahu jika kamu akan
mengatakan padaku tentang kedatangan
yang mulia. Raja datang tanpa ada
pemberitahuan. saya yakin ia pasti
berpikir, kalau saya tak punya waktu
untuknya. ia pasti merasa sangat
kecewa." Moti menenangkan, "aku yakin
dia tak akan merasa sekecewa seperti
yang kamu pikirkan itu. Saat itu dia
tersenyum dan dari gerak tubuhnya, dia
mengatakan kalau akan menemuimu lagi
nanti." Jodha terlihat menyesal dan di
liputi rasa bersalah, "tidak, saya harus
minta maaf kepadanya. saya tak bisa
menundanya." tanpa menunggu sahutan
Moti, Jodha bergegas pergi.
Jalal sedang latihan pedang ketika Jodha
menemuinya. Seperti biasa, setiap kali
Jalal berlatih, dan setiap kali Jodha
muncul secara tiba-tiba maka yang akan
menyapanya adalah pedang Jalal yang
terhunus. Untung Jalal sangat piawi
mengontrol laju pedang, kalau tidak,
entah sudah jadi apa Jodha sekarang.
Merasa bersalah karena menghunus
pedang di depan wajah Jodha, dengan
sedikit cemas, Jalal meminta maaf,
"maafkan aku! ~Jalal terlihat salah
tingkah~ Katakan padaku, kenapa kau
kesini?" Jodha menjawab, "aku kesini
untuk meminta maaf padamu. kamu datang
menemuiku tapi saat itu saya sedang
sibuk. Moti terlambat memberitahuku.
Kenapa kamu memberikan tanda agar dia
tetap diam? kamu harus memberitahuku
tentang kedatanganmu." Jalal tersenyum
dan menyahut, "aku ingin
memberitahumu, tapi saat saya tahu kau
sedang sibuk dan tak akan
memperdulikan aku. kamu bahkan tidak
akan memperhatikan jika ada malaikat."
Jodha menyela, "tidak begitu. Hari ini
hari pertama saya bekerja. Untuk pertama
kali saya tak mengerti tentang semuanya,
aku sama sekali tak tahu. Sejujurnya,
aku harus memuji Ratu RUqaiya, dia
sudah lama sekali mengatur harem dan
tidak pernah mengeluh. ia sudah bekerja
keras tanpa lelah bahkan saya saja lelah di
hari pertama...Yang Mulia!" Jalal segera
memotong ucapan Jodha,
"cukup..cukup..! saya hanya bercanda,
Ratu Jodha. Sejujurnya, saya suka melihat
kau sibuk dengan pekerjaanmu itu."
Jodha menyahut, "ya. itu benar, tapi...aku
bahkan tak bisa bertemu denganmu, itu
tidak benar." Jalal berkata, "sejujurnya,
kalau kamu mengabaikan pekerjaanmu itu,
aku tak akan menyukainya." Jodha
tercengang, "apa?" Jalal melanjutkan,
"sejujurnya saya tak suka dengan orang
yang tak bekerja dengan serius. Biar
kuberitahu, walaupun kamu sibuk dengan
pekerjaanmu, kamu tetap terlihat cantik."
Jodha tersipu dan tertunduk malu, Jalal
menatapnya sambil tersenyum mesra.
Jodha terdiam sesaat lalu berkata, "kau
sepertinya sedikit berbeda saat kamu ada di
ruang sidang." Jalal menyahut cepat, "ya.
Itu karena saya seorang kaisar. Tapi di
sini...disini saya adalah teman dan
suamimu.." Jodha kembali tercengang,
keduanya saling beradu tatap. Lalu
dengan sedikit jengah Jodha berkata,
"kalau begitu, saya punya permintaan
padamu sebagai teman, jika kau
menemuiku lain kali, saya mohon jangan
pergi secara diam-diam. Temui saya dulu
sebelum kamu pergi." Jalal berkata dia
akan mengusahakannya, "tapi saya tidak
enak hati jika harus menggangu
pekerjaanmu..." Jodha dengan cepat
menyela, "apa katamu? Hati? Tapi
bukankah kamu bilang kalau kamu tidak
punya hati?" Jalal tersenyum dan
mengelak, "Ratu Jodha, sebaiknya kita
putuskan saja nanti apa saya ini punya
hati atau tidak. Sekarang, kamu punya
banyak tanggung jawab, jadi kamu harus
kembali ke pekerjaanmu." Jodha tertawa,
"baiklah..!" Lalu tanpa berkata apa-apa
lagi, Jodha membalikan badan dan pergi
meninggalkan Jalal yang menatap
kepergiannya sambil tersenyum.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190.
Jodha sedang menjalankan tugasnya di
harem. ia memanggil petugas harem
dan meminta mereka mengecek semua
fasilitas yang ada di harem dan
memanfaatkannya untuk memfasilitasi
semua orang, "..temui pegawai lain dan
bicarakan masalah ini dengan mereka.
Fasilitas yang sudah berjalan dengan baik
jangan di ganggu, tapi yang tak pada
tempatnya, perbaiki. Kalau ada masalah
tolong beritahu saya secepatnya." Tiba-
tiba seorang pengawal wanita menyeret
pelayan ke hadapan Jodha. Pengawal dan
pelayan itu memberi salam. Jodha
menatap pelayan yang di bawah
pengawal itu, ia menangis. Melihat itu
Jodha bertanya, "ada apa? kenapa dia
menangis?" Pengawal mengadu kalau
pelayan itu tak melakukan kerjanya
dengan baik. ia mencuri-curi waktu
untuk istirahat dan mengabaikan
pekerjaanya. Si pelayan menjawab kalau
dia sedang sakit dan meminta maaf.
Pengawal mengatakan kalau pelayan itu
berbohong dan meminta Jodha agar
menghukumnya, kalau tak pelayan-
pelayan lain akan ikut-ikutan seperti dia.
Jodha segera berdiri mendekati pelayan
itu, menyentuh kening dan lehernya lalu
dengan tegas berkata, "orang sakit harus
di berikan perawatan, bukan hukuman.
Bawa ia ke tabib dan berikan
perawatan." Pengawal mencoba menolak,
"aku minta maaf, nyonya. saya mohon
jangan memberikan toleransi kepada
pelayan seperti ini. Kalau Ratu Ruqaiya di
sini ia pasti akan baik-baik saja." Jodha
menjawab dengan tegas, "sekarang Ratu
Ruqaiya tak mengurus harem lagi. kau
tidak bisa memaksa orang yang sedang
sakit untuk bekerja. Lakukan apa yang
sudah di perintahkan padamu." Pengawal
segera membawa pelayan itu pergi. Lalu
Hoshiyar berkomentar, "begitulah
seharusnya budak di perlakuan, Yang
Mulia. Biasanya, mereka di paksa untuk
bekerja sampai mereka mati, lalu baru di
gantikan dengan orang lain." Mendengar
kata-kata Hoshiyar, Jodha terlihat sangat
prihatin. Lalu pada pegawai Harem,
Jodha berkata, "suruh semua pelayan di
harem untuk berkumpul."
Tiba-tiba Ruq muncul sambil bertepuk
tangan dan tersenyum lebar, "bagus, ratu
Jodha, sangat bagus. kamu sudah mulai
mengelola harem." Jodha segera berdiri,
dan memberi salam pada Ruqaiya sambil
bertanya, "..ada apa kamu kesini?" para
pegawai Harem segera pergi
meninggalkan mereka, tinggal Moti dan
Hoshiyar saja. Ruq berkata, "tidak ada
alasan bagiku untuk melihat apa harem
ini di kelola dengan baik atau tidak."
Jodha menyahut, kalau ia baru mulai
belajar, "sejujurnya, di hari pertama ini,
aku semakim mengagumimu. Bagaimana
kau bisa mengatur banyak hal yang ada
di harem ini dan masih punya waktu
untuk diri sendiri? kamu pantas untuk di
puji." Ruq dengan bangga mejawab,
"terima kasih. Inilah kenapa aku
memilihmu. kamu mengatakan kalau aku
sudah salah mengelola Harem. Jadi aku
ingin kamu tahu kalau tak mudah
mengurusnya. Dan alasan lain lagi, karena
aku ingin terbebas dari tanggung jawabku
atas harem agar saya bisa menghabiskan
waktu bersama Jalal. ~Jodha tersenyum
tipis~ Karena saya sangat sibuk mengelola
harem, Jalal semakin menjauh
dariku....ada ratu yang mengambil
keuntungan dari situasi ini. Dan akan
memisahkan Jalal denganku selamanya.
~Jodha tercenung merasa tersindir~ Tapi
aku tak akan membiarkan itu terjadi."
Lalu dengan perasaan tak enak, Jodha
menyahut, "kau tak perlu khawatir, ratu
Ruqaiya. Kaisar bukan anak kecil, ia bisa
menilai orang. tak ada yang bisa
mengendalikannya."
Ruq tersenyum dan berkata, "ngomong-
ngomong, lupakan saja. Sebenarnya, aku
sudah merencanakan untuk pergi keluar
dengan Jalal. Tadinya saya memutuskan
untuk mengajakmu bersama kami, tapi
kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu ini,
iyakan? Sebenarnya saya berencana akan
bermain Chaugan dalam beberapa hari
lalu akan pergi berburu, tadinya aku
memutuskan untuk mengajakmu. Jika kau
ikut itu akan sangat menyenangkan bagi
kita. Sejak kamu menerima pekerjaan ini,
aku bebas menghabiskan waktuku
bersama Jalal. Dan saya tak akan di
ganggu kali ini. Baiklah, saya harus pergi
sekarang. saya harus membuat persiapan
untuk besok." Ruq melirik Hoshiyar, dan
tanpa menunggu sahutan Jodha, dia
segera beranjak pergi.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Para
pelayan telah berkumpul sesuai dengan
perintah Jodha. Jodha menemui dan
berbicara di depan mereka semua. Kata
Jodha, "katakan padaku, apa kalian
senang bekerja di harem?" Seorang
pelayan menjawab, "ya nyonya." Pelayan
lain mengatakan kalau sebagian besar
mereka sudah bekerja cukup lama dan
sepanjang waktu, tanpa libur dan lain-
lain. Dengan prihatin jodha berkata,
"dengar, saya ingin mengatakan sesuatu
pada kalian. saya tak menerima
tanggung jawab gundik ini untuk
mendapatkan kekuasaan. saya menerima
tanggung jawab ini untuk menolong para
pegawai yang ada di harem. Agar merasa
puas, seseorang haus bekerja dengan niat
yang tulus, bukan karena di paksa."
Pegawai harem menyela, "maafkan aku
yang mulia Ratu. Tapi mereka ini adalah
budak. Mereka tak punya hak atas
hidup mereka sendiri. Sangat beruntung
sekali mereka bisa menghabiskan masa
hidupnya dengan memberikan pelayanan
di harem. Itu adalah hukum di harem."
Jodha menyahut, "dulu memang begitu.
Tapi sekarang tidak. Jika ada yang tidak
ingin bekerja di harem, atau terpaksa
bekerja di sini. Dan jika kalian ingin
kembali ke kehidupan kalian lagi. Aku
akan hargai keinginan itu dan kalian di
izinkan untuk melakukannya" Maham
tiba-tiba muncul dan mengawasi
pertemuan itu dengan penasaran. Jodha
melanjutkan, "jadi beritahu aku, siapa
diantara kalian yang ingin berhenti bekerja
dari sini?" Mendengar kata-kata Jodha,
Maham dengan lantang menyela, "Ratu
Jodha..! ~Jodha menatap Maham~ Ini
sangat bertentangan dengan peraturan
kerajaan. Para budak ini sudah melayani
kerajaan Mughal selama bertahun-tahun."
Jodha dengan tenang mejawab, "sekarang
mereka tak akan seperti itu. saya tidak
akan memaksa mereka bekerja kalau
mereka tak mau. Mereka juga manusia."
Maham berkata, "mereka tak di paksa,
mereka bekerja atas kemauan sendiri."
Jodha menyahut, "baiklah, kebenaran
akan terlihat, dan siapapun yang tidak
bekerja di sini dengan niat tulus, saya akan
langsung membebaskan orang itu."
Maham mengatakan kalau itu sudah
menjadi aturan kerajaan mughal dan
Jodha tak berhak merubahnya. Jodha
menyahut, "baiklah. Tapi sekarang akulah
yang memegang tanggung jawab itu."
Lalu pada para pelayan Jodha bertanya,
"katakan padaku, siapa yang mau bekerja
di harem dan siapa yang tak mau
bekerja di sini?"
Suasana hening sejenak. Lalu seorang
pelayan mengatakan kalau ia ingin
bebas. lalu di ikuti beberapa pelayan yang
lain. bahkan sebagian dari mereka ingin
bebas. Pada Maham Jodha berkata, "kau
baru saja bilang jika mereka bekerja di
sini tanpa paksaan. Kalau begitu apa
permasalahannya, maham anga?" Maham
anga terdiam. Jodha melanjutkan,
"bekerja di harem memiliki harga diri dan
martabat. Orang yang bekerja di sini
terhormat. Dan jika ada orang yang tidak
ingin bekerja di sini, saya akan langsung
membebaskan orang itu." Maham
berteriak, "Tidak!" Jodha menatap
maham. Maham pun balas
menatapnya.. BACA SELANJUTNYA JODHA AKBAR 191
di sini." Jalal dengan sedikit gugup
melarang Maham melakukan itu, "tidak,
Badi ami. kamu tak perlu melakukan itu,
aku tak ingin kamu memanggil dia.
~Maham sudah bersiap melangkah,
dengan heran mengurungkan niatnya.~
aku bisa mengerti jika ini adalah hari
pertamanya, pelan-pelan ia akan
terbiasa dengan ini. Sejujurnya, aku
senang melihat ia tak memyerahkan
tugasnya ini kepada orang lain. Aku
sangat menghormati orang yang
mementingkan pekerjaanya. Lihat, setelah
memenangkan pemilihannya, ia bahkan
tidak merayakannya, ia langsung mulai
bekerja. Jadi saya tak ingin mengganggu
dia." Maham tertawa dan berkata,
"sejujunya, Jalal. saya bisa melihat kau
juga sudah berubah." Jalal tertawa
setengah tersipu dan menjawab,
"semuanya berubah seiring waktu, Badi
ami. Waktu memberikanmu pelajaran-
pelajaran yang baru. saya mau pergi dulu.
Aku akan menemui ratu Jodha nanti
saja." Maham mengantar kepergian Jalal
sambil tertawa. Tapi begitu Jalal lenyap,
wajah jahatnya kembali terlihat.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Ruq
terlihat bosan berdiam diri di kamar dan
tidak melakukan apapun. Ruq berkata,
"dulu saya yang mengurus harem. Aku
tidak biasa duduk bermalas-malasan. Aku
tidak tahu harus melakukan apa." Tiba-
tiba muncul Hoshiyar, "salam ratu
spesial," Ruq tertawa senang menyambut
kedatangan Hosiyar, "kau tahu, sekarang
aku merasa bosan sekali. Dan kamu tidak
ada di sini saat saya ingin mengatakan
rasa frustasiku padamu." Hoshiyar
menyahut, "tapi ratu, kaulah orang yang
menginginkan ratu Jodha agar menjadi
sibuk, agar kamu bisa menghabiskan waktu
bersama Yang Mulia, iyakan?" Ruq
tertawa dan menjawab, "benar." Hoshiyar
melanjutkan, "lalu kenapa kamu masih ada
di sini? Yang mulia baru saja mau
menemui ratu Jodha. Tapi ia kembali
lagi saat melihat Ratu Jodha sedang
sibuk. saya rasa kamu harus menemui raja
sekarang." Ruq tertawa mendengar saran
Hoshiyar dan memujinya, "bagus sekali
Hoshiyar, bagus sekali. Untuk pertama
kalinya dalam hidupmu, kamu melakukan
sesuatu yang sangat luar biasa. Aku
sangat bahagia hari ini." Ruq segera
bergegas duduk di depan cermin, dan
merapikan rambutnya. Hoshiyar
bertanya, "apa yang akan kamu lakukan?
Ya allah, kamu kelihatan beda sekali hari
ini." Ruq menyahut, "tidak Hoshiyar. Aku
tidak berubah sama sekali. saya masih
tetap seperti dulu. saya hanya merubah
kebiasaanku saja. ~Ruq tertawa~
Lupakan semua ini. saya harap Ratu
Jodha tak curiga jika saya mengirimmu
sebagai mata-mataku." Hoshiyar
menjawab, "tidak, ratu. Ratu Jodha
sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dan
tidak punya waktu untuk mencurigai
orang." Ruq menyahut, "bagus sekali.
Ratu jodha sibuk dengan pekerjaannya di
harem. Dan saya punya banyak waktu.
Sekarang saya akan menghabiskan
waktuku bersama Jalal. Ngomong-
ngomong, kamu boleh kembali ke
pekerjaanmu. kapanpun kamu ada waktu,
bawakan berita untukku." Ruq segera
bangkit dan bergegas pergi. Hoshiyar
memanggilnya, "kau mau kemana, yang
mulia? Biarkan saya menyisirkan
rambutmu dulu." Ruq tersenyum dan
menolak, "tidak Hoshiyar. Hari ini, Jalal
yang akan membantu merapikan
rambutku. saya tak akan membiarkan dia
sendirian."
Ruq pergi menemu Jalal. Saat itu Jalal
sedang duduk di sofa membelakangi
pintu. Jalal mendengar langkah kaki, dia
menyapa, "selamat datang, Ratu." Ruq
langsung menghentikan langkahnya dan
tertegun. Jalal melanjutkan, "aku tau
kenapa kamu datang kesini." Mendengar itu
senyum Ruq langsung mengembang, dia
duduk di belakang Jalal dan bertanya,
"Jalal, darimana kamu tahu kalau saya yang
datang?" Dengan sedikit bingung
~sepertinya Jalal menduga kalau Jodha
yang datang~ Jalal menjawab, "aku
mendengar langkah kakimu." Ruq memuji
Jalal, "wow, ternyata kamu punya bakat itu
juga. ~lalu dengan nada protes~ Katakan
padaku, jika kamu punya waktu kenapa kau
tidak datang padaku? Sekarang, saya tidak
punya tugas ataupun tanggungjawab."
Jalal menyahut, "itu benar. Aku
penasaran kenapa kamu memilih ratu
Jodha. Dan bertanya-tanya apa alasanmu
melakukan itu? Tapi sekarang saya tahu,
kenapa kamu melakukan itu." Ruq dengan
nada menantang, "benarkah? Kalau
begitu katakan padaku, kenapa aku
melakukan itu?" Jalal dengan terus terang
menjawab, "kau melakukan itu agar kau
punya banyak waktu dan ratu Jodha tetap
sibuk. Benarkan?" lalu dengan wajah
murung Ruq berkata, "Jalal, saya sangat
sedih mengetahui kalau kamu sudah salah
paham padaku. saya hanya berusaha
bersikap baik. saya merasa jika semua
orang menginginkan ratu Jodha yang
mengatur harem. ia harus mendapatkan
kesempatan itu. saya hanya berusaha
menjaga martabat sebagai istri utama
seperti yang kamu sarankan. saya hanya
berusaha bersikap baik saja. Dan
kau..salah paham padaku!" Jalal
menyahut, "tidak, bukan begitu. AKu
senang kamu akhirnya mendengarkan
saranku." Ruq mengangguk, "aku
mengerti. kamu pikir saya ini keras kepala.
Dan saya ini tak pernah
mendengarkanmu. Tapi sejujurnya, aku
tidak pernah merendahkan nasihatmu itu.
Tidak ada yanag lebih penting selain kau,
Jalal. tak jabatanku ataupun
kekuatanku." Jalal menyambut ucapan
Ruq dengan nada datar , "aku senang
mendengarnya, jika saya ini orang yang
terpenting dalam kehidupanmu. Dan kau
ingin menghabiskan waktu bersamaku.
~Ruq menyandarkan kepalanya di
punggung Jalal dengan mesra~ Tapi ini
sangat ironis. kamu punya waktu, kau
sudah terbebas dari tugasmu tapi aku
masih menjadi raja kerajaan ini." Ruq
berkata kalu ia tak ingin mendengar
ada alasan, "kau harus menghabiskan
waktumu bersamaku. Jalal, apa kamu tidak
bisa melakukan ini untuk istri utamamu?"
Jalal berjanji, "baiklah, setelah perayaan
besok, saya akan berusaha menghabiskan
waktuku bersamamu." Ruq terlihat
gembira, "benarkah?" Jalal mengangguk
membenarkan. Ruq kemudian membuat
rencana, "baiklah, kalau begitu, pertama
kita akan bermain chaugan, lalu kita akan
pergi beburu. Kita sudah lama tak pergi
berburu." Jalal menyahut, 'itu ide yang
sangat bagus." Ruq memeluk pinggang
Jalal dan menempelkan kepalanya di
punggung Jalal dengan bahagia, "harus
aku akui, Jalal. saya senang bisa dekat
denganmu."
Sinopsis Jodha Akbar episode 190.
Sujamal sedang berjalan di pasar Agra,
ketika ia mendengar percakapan dua
orang pria tentang pesta yang akan di
adakan Jalal. Mendengar itu Sujamal
mendekati kedua orang itu dan bertanya
perayaan apa? Salah satu dari lelaki itu
memberitahu Sujamal tentang janji jalal
yang akan mengadakan pesta bersama
semua rakyatnya jika Jodha sembuh
setelah minum racun untuk
menyelamatkan Jalal. Sepeninggal lelaki
itu, Sujamal terlihat sangat bahagia dan
berkata dalam hati, "aku senang
mendengarnya, Jodha. Semua orang
sangat mencintaimu. Sebelum semua
orang mengenaliku, saya harus pergi dari
sini." Sujamal berniat akan pergi, tetapi
tentara Mughal datang, mereka semua di
perintahkan untuk mengontrol keamanan
dan memeriksa setiap orang yang datang
dan pergi dari agra. Semua itu di lakukan
demi keamanan pesta terbuka yang akan
di adakan Jalal.
Jodha terlihat panik saat Moti
memberitahunya kalau jalal tadi datang
menemuinya, "...kenapa kamu tidak
memberitahu aku, moti?" Moti menyahut,
"aku sudah berusaha, tapi kau
menyuruhku diam. Dan dari gerak-
geriknya, Kaisar juga memberitahu aku
dan meminta untuk tak mengganggumu.
Apa yang harus saya lakukan kalau
begitu?" Jodha dengan nada penuh sesal
berkata, "aku pikir kamu ingin mengatakan
yang lainnya. saya tak tahu jika kamu akan
mengatakan padaku tentang kedatangan
yang mulia. Raja datang tanpa ada
pemberitahuan. saya yakin ia pasti
berpikir, kalau saya tak punya waktu
untuknya. ia pasti merasa sangat
kecewa." Moti menenangkan, "aku yakin
dia tak akan merasa sekecewa seperti
yang kamu pikirkan itu. Saat itu dia
tersenyum dan dari gerak tubuhnya, dia
mengatakan kalau akan menemuimu lagi
nanti." Jodha terlihat menyesal dan di
liputi rasa bersalah, "tidak, saya harus
minta maaf kepadanya. saya tak bisa
menundanya." tanpa menunggu sahutan
Moti, Jodha bergegas pergi.
Jalal sedang latihan pedang ketika Jodha
menemuinya. Seperti biasa, setiap kali
Jalal berlatih, dan setiap kali Jodha
muncul secara tiba-tiba maka yang akan
menyapanya adalah pedang Jalal yang
terhunus. Untung Jalal sangat piawi
mengontrol laju pedang, kalau tidak,
entah sudah jadi apa Jodha sekarang.
Merasa bersalah karena menghunus
pedang di depan wajah Jodha, dengan
sedikit cemas, Jalal meminta maaf,
"maafkan aku! ~Jalal terlihat salah
tingkah~ Katakan padaku, kenapa kau
kesini?" Jodha menjawab, "aku kesini
untuk meminta maaf padamu. kamu datang
menemuiku tapi saat itu saya sedang
sibuk. Moti terlambat memberitahuku.
Kenapa kamu memberikan tanda agar dia
tetap diam? kamu harus memberitahuku
tentang kedatanganmu." Jalal tersenyum
dan menyahut, "aku ingin
memberitahumu, tapi saat saya tahu kau
sedang sibuk dan tak akan
memperdulikan aku. kamu bahkan tidak
akan memperhatikan jika ada malaikat."
Jodha menyela, "tidak begitu. Hari ini
hari pertama saya bekerja. Untuk pertama
kali saya tak mengerti tentang semuanya,
aku sama sekali tak tahu. Sejujurnya,
aku harus memuji Ratu RUqaiya, dia
sudah lama sekali mengatur harem dan
tidak pernah mengeluh. ia sudah bekerja
keras tanpa lelah bahkan saya saja lelah di
hari pertama...Yang Mulia!" Jalal segera
memotong ucapan Jodha,
"cukup..cukup..! saya hanya bercanda,
Ratu Jodha. Sejujurnya, saya suka melihat
kau sibuk dengan pekerjaanmu itu."
Jodha menyahut, "ya. itu benar, tapi...aku
bahkan tak bisa bertemu denganmu, itu
tidak benar." Jalal berkata, "sejujurnya,
kalau kamu mengabaikan pekerjaanmu itu,
aku tak akan menyukainya." Jodha
tercengang, "apa?" Jalal melanjutkan,
"sejujurnya saya tak suka dengan orang
yang tak bekerja dengan serius. Biar
kuberitahu, walaupun kamu sibuk dengan
pekerjaanmu, kamu tetap terlihat cantik."
Jodha tersipu dan tertunduk malu, Jalal
menatapnya sambil tersenyum mesra.
Jodha terdiam sesaat lalu berkata, "kau
sepertinya sedikit berbeda saat kamu ada di
ruang sidang." Jalal menyahut cepat, "ya.
Itu karena saya seorang kaisar. Tapi di
sini...disini saya adalah teman dan
suamimu.." Jodha kembali tercengang,
keduanya saling beradu tatap. Lalu
dengan sedikit jengah Jodha berkata,
"kalau begitu, saya punya permintaan
padamu sebagai teman, jika kau
menemuiku lain kali, saya mohon jangan
pergi secara diam-diam. Temui saya dulu
sebelum kamu pergi." Jalal berkata dia
akan mengusahakannya, "tapi saya tidak
enak hati jika harus menggangu
pekerjaanmu..." Jodha dengan cepat
menyela, "apa katamu? Hati? Tapi
bukankah kamu bilang kalau kamu tidak
punya hati?" Jalal tersenyum dan
mengelak, "Ratu Jodha, sebaiknya kita
putuskan saja nanti apa saya ini punya
hati atau tidak. Sekarang, kamu punya
banyak tanggung jawab, jadi kamu harus
kembali ke pekerjaanmu." Jodha tertawa,
"baiklah..!" Lalu tanpa berkata apa-apa
lagi, Jodha membalikan badan dan pergi
meninggalkan Jalal yang menatap
kepergiannya sambil tersenyum.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190.
Jodha sedang menjalankan tugasnya di
harem. ia memanggil petugas harem
dan meminta mereka mengecek semua
fasilitas yang ada di harem dan
memanfaatkannya untuk memfasilitasi
semua orang, "..temui pegawai lain dan
bicarakan masalah ini dengan mereka.
Fasilitas yang sudah berjalan dengan baik
jangan di ganggu, tapi yang tak pada
tempatnya, perbaiki. Kalau ada masalah
tolong beritahu saya secepatnya." Tiba-
tiba seorang pengawal wanita menyeret
pelayan ke hadapan Jodha. Pengawal dan
pelayan itu memberi salam. Jodha
menatap pelayan yang di bawah
pengawal itu, ia menangis. Melihat itu
Jodha bertanya, "ada apa? kenapa dia
menangis?" Pengawal mengadu kalau
pelayan itu tak melakukan kerjanya
dengan baik. ia mencuri-curi waktu
untuk istirahat dan mengabaikan
pekerjaanya. Si pelayan menjawab kalau
dia sedang sakit dan meminta maaf.
Pengawal mengatakan kalau pelayan itu
berbohong dan meminta Jodha agar
menghukumnya, kalau tak pelayan-
pelayan lain akan ikut-ikutan seperti dia.
Jodha segera berdiri mendekati pelayan
itu, menyentuh kening dan lehernya lalu
dengan tegas berkata, "orang sakit harus
di berikan perawatan, bukan hukuman.
Bawa ia ke tabib dan berikan
perawatan." Pengawal mencoba menolak,
"aku minta maaf, nyonya. saya mohon
jangan memberikan toleransi kepada
pelayan seperti ini. Kalau Ratu Ruqaiya di
sini ia pasti akan baik-baik saja." Jodha
menjawab dengan tegas, "sekarang Ratu
Ruqaiya tak mengurus harem lagi. kau
tidak bisa memaksa orang yang sedang
sakit untuk bekerja. Lakukan apa yang
sudah di perintahkan padamu." Pengawal
segera membawa pelayan itu pergi. Lalu
Hoshiyar berkomentar, "begitulah
seharusnya budak di perlakuan, Yang
Mulia. Biasanya, mereka di paksa untuk
bekerja sampai mereka mati, lalu baru di
gantikan dengan orang lain." Mendengar
kata-kata Hoshiyar, Jodha terlihat sangat
prihatin. Lalu pada pegawai Harem,
Jodha berkata, "suruh semua pelayan di
harem untuk berkumpul."
Tiba-tiba Ruq muncul sambil bertepuk
tangan dan tersenyum lebar, "bagus, ratu
Jodha, sangat bagus. kamu sudah mulai
mengelola harem." Jodha segera berdiri,
dan memberi salam pada Ruqaiya sambil
bertanya, "..ada apa kamu kesini?" para
pegawai Harem segera pergi
meninggalkan mereka, tinggal Moti dan
Hoshiyar saja. Ruq berkata, "tidak ada
alasan bagiku untuk melihat apa harem
ini di kelola dengan baik atau tidak."
Jodha menyahut, kalau ia baru mulai
belajar, "sejujurnya, di hari pertama ini,
aku semakim mengagumimu. Bagaimana
kau bisa mengatur banyak hal yang ada
di harem ini dan masih punya waktu
untuk diri sendiri? kamu pantas untuk di
puji." Ruq dengan bangga mejawab,
"terima kasih. Inilah kenapa aku
memilihmu. kamu mengatakan kalau aku
sudah salah mengelola Harem. Jadi aku
ingin kamu tahu kalau tak mudah
mengurusnya. Dan alasan lain lagi, karena
aku ingin terbebas dari tanggung jawabku
atas harem agar saya bisa menghabiskan
waktu bersama Jalal. ~Jodha tersenyum
tipis~ Karena saya sangat sibuk mengelola
harem, Jalal semakin menjauh
dariku....ada ratu yang mengambil
keuntungan dari situasi ini. Dan akan
memisahkan Jalal denganku selamanya.
~Jodha tercenung merasa tersindir~ Tapi
aku tak akan membiarkan itu terjadi."
Lalu dengan perasaan tak enak, Jodha
menyahut, "kau tak perlu khawatir, ratu
Ruqaiya. Kaisar bukan anak kecil, ia bisa
menilai orang. tak ada yang bisa
mengendalikannya."
Ruq tersenyum dan berkata, "ngomong-
ngomong, lupakan saja. Sebenarnya, aku
sudah merencanakan untuk pergi keluar
dengan Jalal. Tadinya saya memutuskan
untuk mengajakmu bersama kami, tapi
kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu ini,
iyakan? Sebenarnya saya berencana akan
bermain Chaugan dalam beberapa hari
lalu akan pergi berburu, tadinya aku
memutuskan untuk mengajakmu. Jika kau
ikut itu akan sangat menyenangkan bagi
kita. Sejak kamu menerima pekerjaan ini,
aku bebas menghabiskan waktuku
bersama Jalal. Dan saya tak akan di
ganggu kali ini. Baiklah, saya harus pergi
sekarang. saya harus membuat persiapan
untuk besok." Ruq melirik Hoshiyar, dan
tanpa menunggu sahutan Jodha, dia
segera beranjak pergi.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Para
pelayan telah berkumpul sesuai dengan
perintah Jodha. Jodha menemui dan
berbicara di depan mereka semua. Kata
Jodha, "katakan padaku, apa kalian
senang bekerja di harem?" Seorang
pelayan menjawab, "ya nyonya." Pelayan
lain mengatakan kalau sebagian besar
mereka sudah bekerja cukup lama dan
sepanjang waktu, tanpa libur dan lain-
lain. Dengan prihatin jodha berkata,
"dengar, saya ingin mengatakan sesuatu
pada kalian. saya tak menerima
tanggung jawab gundik ini untuk
mendapatkan kekuasaan. saya menerima
tanggung jawab ini untuk menolong para
pegawai yang ada di harem. Agar merasa
puas, seseorang haus bekerja dengan niat
yang tulus, bukan karena di paksa."
Pegawai harem menyela, "maafkan aku
yang mulia Ratu. Tapi mereka ini adalah
budak. Mereka tak punya hak atas
hidup mereka sendiri. Sangat beruntung
sekali mereka bisa menghabiskan masa
hidupnya dengan memberikan pelayanan
di harem. Itu adalah hukum di harem."
Jodha menyahut, "dulu memang begitu.
Tapi sekarang tidak. Jika ada yang tidak
ingin bekerja di harem, atau terpaksa
bekerja di sini. Dan jika kalian ingin
kembali ke kehidupan kalian lagi. Aku
akan hargai keinginan itu dan kalian di
izinkan untuk melakukannya" Maham
tiba-tiba muncul dan mengawasi
pertemuan itu dengan penasaran. Jodha
melanjutkan, "jadi beritahu aku, siapa
diantara kalian yang ingin berhenti bekerja
dari sini?" Mendengar kata-kata Jodha,
Maham dengan lantang menyela, "Ratu
Jodha..! ~Jodha menatap Maham~ Ini
sangat bertentangan dengan peraturan
kerajaan. Para budak ini sudah melayani
kerajaan Mughal selama bertahun-tahun."
Jodha dengan tenang mejawab, "sekarang
mereka tak akan seperti itu. saya tidak
akan memaksa mereka bekerja kalau
mereka tak mau. Mereka juga manusia."
Maham berkata, "mereka tak di paksa,
mereka bekerja atas kemauan sendiri."
Jodha menyahut, "baiklah, kebenaran
akan terlihat, dan siapapun yang tidak
bekerja di sini dengan niat tulus, saya akan
langsung membebaskan orang itu."
Maham mengatakan kalau itu sudah
menjadi aturan kerajaan mughal dan
Jodha tak berhak merubahnya. Jodha
menyahut, "baiklah. Tapi sekarang akulah
yang memegang tanggung jawab itu."
Lalu pada para pelayan Jodha bertanya,
"katakan padaku, siapa yang mau bekerja
di harem dan siapa yang tak mau
bekerja di sini?"
Suasana hening sejenak. Lalu seorang
pelayan mengatakan kalau ia ingin
bebas. lalu di ikuti beberapa pelayan yang
lain. bahkan sebagian dari mereka ingin
bebas. Pada Maham Jodha berkata, "kau
baru saja bilang jika mereka bekerja di
sini tanpa paksaan. Kalau begitu apa
permasalahannya, maham anga?" Maham
anga terdiam. Jodha melanjutkan,
"bekerja di harem memiliki harga diri dan
martabat. Orang yang bekerja di sini
terhormat. Dan jika ada orang yang tidak
ingin bekerja di sini, saya akan langsung
membebaskan orang itu." Maham
berteriak, "Tidak!" Jodha menatap
maham. Maham pun balas
menatapnya.. BACA SELANJUTNYA JODHA AKBAR 191