Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 170. Di aula istana (court/ruang sidang) jalal mengumumkan kemenangan Maan dan Mirza di hadapan semua orang. Maan mengatakan kalau Mirza bertempur dengan gagah berani dan sangat pintar. Mirza mengatakan Maan Singh gak kurang gagah dan beraninya dari dirinya, bahkan Maan telah menyelamatkan dirinya sekali. Hamida dan Jodha senang mendengar pujian Jalal pada Maan dan Mirza. Tapi Adham menatapnya dengan rasa gak suka. Jalal berkata, "ayahnya Bhagwandas telah menyelamatkan saya sekali dan sekarang kamu menyelamatkan adikmu, terima kasih." Maan menjawab bahwa itu sudah tugasnya, dan sebagai Rajvanshi ia akan memenuhinya sampai mati. Jalal mengangguk dan mengatakan kalau ia tahu itu, Jalal melirik Jodha. Kemudian Jalal mengatakan kalau Ruq terlah berperilaku sangat baik, jadi Jalal menghadiahinya properti Chanderi. Semua mengucapkan selamat pada Ruq. Ruq lalu berdiri dan berterima kasih atas kemurahan hati Jalal, tapi ia minta maaf karena gak bisa menerimanya. Properi Chanderi semula adalah milik Bairan Khan, makas sudah sepatutnya kalau itu di berikan pada pemiliknya yang sah yaitu Rahim yang di wakilkan pad Salima. Jalal memuji Ruq karena sekali lagi telah berbuat baik dan adil. Jalal kemudian memberikan properti Chanderi pada Salima atas nama Rahim. Jalal juga mengatakan kalau ia ingin meminta sesuatu dari johda, yaitu minta maaf. Jalal berkata, "maafkan aku, karena berkali-kali gak mendengarkan kata-katamu dan kamu telah menjadi contoh Rajvanshi yang patuh dan aku gak bisa memberikan hadiah apapun karen akan bisa menjadi penghinaan atas apa yang sudah kamu lakukan. kamu mempertaruhkan hidupmu untukku." Lalu Jalal mengatakan kalau ia sedang membuat kota untuk mengingat keberanian Jodha. Kota itu di berinama fatehpur yang artinya menang atas setiap kejahatan. JOdha berdiri berkata, "terima kasih atas hadiah spesialnya." Maham memint aruq untuk melihat Jodha dan Jalal. Ruq membalas bahwa Jalal hanya ingin mengembalikan kebaikan Jodha. Lalu Jalal juga mengumumkan bahwa ia berhara kalau Jodha pulih seperti sedia kala maka jalal akan pergi mengunjungi Imam Salim Chisti di Sikri. Dulu ia pernag akan pergi kesana tapi gagal karena di serang panah oleh seseorang. jalal menatap Jodha dan tersenyum. Jalal juga mengatakan kalau sesuatu itu akan lebih baik kalau dilakukan pada waktu yang tepat. Makanya ia memilih pergi sekarang. Hamida memberi usulan bahwa akan lebih baik lagi kalau Jalal mau mengajak ketiga istri spesialnya. Jalal gak menyahut. Ruq menatap Jodha, sedang Salima hanya diam tersenyum.
Ruq sedang menghisap Hokaah dikamarnya di temani oleh Hoshiyar. Tampaknya Ruq sedang marah. ia ingat kata-kata Maham tentang bagaimana Jodha telah mengambil alih tempatnya di kehidupan Jalal. Resham menawari Ruq hookah. Ruq marah dan berteriak pada Hosshiyar karena memberinya ide yang tak masuk akal. Orang lain punya ide yang bagus dan cemerlang, seperti hamida yang menyuruh Jalal memgajak ketiga istri spesialnya. Hoshiyar malam menawarinya Hookah. Sementara itu, Adham meluapkan emosi dan rasa gak terimanya atas perlakukan Jalal pada pendukungnya.
Hamida sedang dengan salima. Keduanya berbincang-bincang tentang rencana Jalal pergi ke Sikri. Hamida mengatakan pada Salima bahwa ia ingin Jalal mengajak ketiga istri spesialnya, "dengan begitu Jalal gak akan kesepian. Karena aku merasa meskipun semua orang bersamanya, ia masih kesepian." Salima setuju dengan usulan Hamida. Javeda datang. Hamida bertanya ada keperluan apa dan menyuruhnya duduk. javeda memberitahu hamida dan salima kalau Ruq gak mau pergi ke Sikri bersama Jalal dan kedua istri spesialnya. hamida seperti menyesalkan keputusan Ruq. tapi Salima malah mendapat ide cemerlang. salima berpikir karena Ruq gak ikut, maka ini adalah kesempatan untuk mengirim Jodha dan Jalal pergi berdua saja. Waktu yang tepat untuk membuat keduanya menjadi dekat satu sama lain. Salima berdiri untuk mengambil sesuatu di meja, dan pura-pura kesakitan. Hamida bertanya kenapa? Salima menjawab kalau ia merasa gak enak badan dan sepertinya gak bisa pergi bersama Jalal dan Jodha. Hamida jeli dan mengetahui kalau Salima hanya mencari-cari alasan agar gak usah pergi bersama Jalal dan Jodha. Salima akhirnya mengaku, kalau ia hanya berpura-pura karena ia berpikir Jalal harus pergi hanya dengan Jodha saja. Hamida mengatakan kalau mereka berdua gak rukun bagaimana keduanya bisa pergi bersama-sama. Salima berpikir kalau Hamida belum melihat petunjuk tentang perubahan dalam hubungan Jodha-Jalal.
Jalal melakukan pertemuan dengan Maan, Mirza, Atgah dan Maham dikamarnya. Mereka sedang membahas rencana jalal untuk pergi mengunjungi Salim Chisti di Sikri. Atgah mengatakan kalau ada banyak bahaya yang mengancam jalal dimana-mana, sehingga gak aman bagi ia untuk pergi seperti itu. Maan dan Mirza setuju. Maham juga setuju. Jalal berkata, "haruskan aku hanya duduk di istana karena takut pada mereka?" Maham mengatakan hanya untuk keamanan. Jalal terlihat berpikir sebentar kemudian berkata, "ok, raja kalian gak pergi kemana-mana, tapi orang biasa bisa pergi keluar dan gak dalam bahaya." jalal juga mengatakan bahwa dengan cara itu ia akan dekat dengan rakyatnya. jalal mengingatkan Atgah bahwa ia juga pernah pergi ke Amer dengan menyamar seperti itu. Atgah berkata, "baiklah, tapi beberapa prajurit akan menyertai anda dengan pakaian yang sama." Jalal setuju.
Jodha sedang berdiri bersama Moti di depan Jendela. Jodha melihat bulan dan mengatakan pada moti bahwa bulan ini memberi ketenangan. Moti menjawab sambil mengoda, kalau bulan selalu seperti itu, tapi ada sesuatu yang baru terjadi pada Jodha sehingga ia merasakannya berbeda. Jodha merasa kalau di sindir, ia menyuruh moti tutup mulut. jalal datang menemui Jodha bersama dua orang pelayan yang membawa nampan berisi pakaian. jalal mengatakan bahwa ia akan keluar dengan mmengenakan pakaian orang biasa untuk tujuan keamanan. Jodha mengatakan kalau ia senang karena semua istri spesial Jalal akan ikut serta. Jalal mengatakan kalau gak seorang pun yang akan ikut denganya. Dan karena kesehatan Jodha gak bagus maka ia juga gak akan ikut seperti istri-istri yang lain. Jodha mengatakan ia ingin pergi, dan akan pergi. Jalal memberi Jodha pengertian dengan berkata, "kau gak boleh pergi karena kesehatanmu gak baik." Jodha berkata, "itu adalah keinginan raja, maka aku harus pergi." Dengan lembut Jalal meminta Jodha agar tetap tinggal. Jodha berkata, "anda akan mengucapkan terima kasih pada tuhan karena telah mendengarkan doa-doa untuk saya, jadi saya harus ada di sana." jalal memberitahu Jodha kalauu gak ada seorang istripun yang ikut. Jodha menyahut dengan cepat, "maka saya harus pergi untuk mengurusmu." Jalal menatap Jodha, ia kehabisan akal mau mencari alasan apa lagi. karena ia tahu ia gak akan menang kalau berdebat dengan Jodha. Hamida datang menemui Johda. Melihat jalal ada di sana, hamida mengatakan kalau ia sepertinya datang pada waktu yang salah. Jodha berkata, "tidak ami jaan, anda datang di waktu yang tepat. Jalal (yang mulia) akan pergi sendirian dan gak mau mengajak saya." Jalal menatap Jodha dengan rasa tertarik. Jalal memberitahu hamida kalau ia akan pergi sebagai orang biasa dan Jodha juga harus melakukan hal yang sama. Hamida tersenyum dan mengatakan pada Jodha, "jadikan itu sebagai tantangan.." jalal mengatakan kalau Hamida dan Jodha berada dalam satu tim, karena itu ia kan pergi dari sini.
Pagi hari. Maham masuk kekamar Ruqaiya dan membangunkannya. Berkali-kali maham memanggil nama Ruqaiya. tapi Ruq gak bangun juga. Maham mengambil air dan memercikan ke wajah Ruq. Baru Ruq bangun dan bertanya kenapa maham berteriak pagi-pagi begini. Maham mengatakan kalau Jodha semakin dekat dengan Jalal dan Ruq semakin jauh. ruq bertanya maksudnya apa. Maham memberitahu Ruq kalau Jodha ikut Jalal ke Sikri, dan mereka hanya berdua saja karena Salima gak ikut. Ruq bangun dan berkata, "tidak. Hanya aku yang akan pergi dengannya." Ruq berteriak memanggil Hoshiyar dan menyuruhnya memberitahu Jalal kalau ia akan ikut denganya. Hoshiyar menatap Ruq tak bersemangat. Hoshiyar bertukar tatap dengan maham. Maham pun mengatakan kalau Jodha dan Jalal sudah pergi. Ruq sangat marah dan berkata, "Jodha aku gak akan membiarkan mu."..... SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 171
Hamida sedang dengan salima. Keduanya berbincang-bincang tentang rencana Jalal pergi ke Sikri. Hamida mengatakan pada Salima bahwa ia ingin Jalal mengajak ketiga istri spesialnya, "dengan begitu Jalal gak akan kesepian. Karena aku merasa meskipun semua orang bersamanya, ia masih kesepian." Salima setuju dengan usulan Hamida. Javeda datang. Hamida bertanya ada keperluan apa dan menyuruhnya duduk. javeda memberitahu hamida dan salima kalau Ruq gak mau pergi ke Sikri bersama Jalal dan kedua istri spesialnya. hamida seperti menyesalkan keputusan Ruq. tapi Salima malah mendapat ide cemerlang. salima berpikir karena Ruq gak ikut, maka ini adalah kesempatan untuk mengirim Jodha dan Jalal pergi berdua saja. Waktu yang tepat untuk membuat keduanya menjadi dekat satu sama lain. Salima berdiri untuk mengambil sesuatu di meja, dan pura-pura kesakitan. Hamida bertanya kenapa? Salima menjawab kalau ia merasa gak enak badan dan sepertinya gak bisa pergi bersama Jalal dan Jodha. Hamida jeli dan mengetahui kalau Salima hanya mencari-cari alasan agar gak usah pergi bersama Jalal dan Jodha. Salima akhirnya mengaku, kalau ia hanya berpura-pura karena ia berpikir Jalal harus pergi hanya dengan Jodha saja. Hamida mengatakan kalau mereka berdua gak rukun bagaimana keduanya bisa pergi bersama-sama. Salima berpikir kalau Hamida belum melihat petunjuk tentang perubahan dalam hubungan Jodha-Jalal.
Jalal melakukan pertemuan dengan Maan, Mirza, Atgah dan Maham dikamarnya. Mereka sedang membahas rencana jalal untuk pergi mengunjungi Salim Chisti di Sikri. Atgah mengatakan kalau ada banyak bahaya yang mengancam jalal dimana-mana, sehingga gak aman bagi ia untuk pergi seperti itu. Maan dan Mirza setuju. Maham juga setuju. Jalal berkata, "haruskan aku hanya duduk di istana karena takut pada mereka?" Maham mengatakan hanya untuk keamanan. Jalal terlihat berpikir sebentar kemudian berkata, "ok, raja kalian gak pergi kemana-mana, tapi orang biasa bisa pergi keluar dan gak dalam bahaya." jalal juga mengatakan bahwa dengan cara itu ia akan dekat dengan rakyatnya. jalal mengingatkan Atgah bahwa ia juga pernah pergi ke Amer dengan menyamar seperti itu. Atgah berkata, "baiklah, tapi beberapa prajurit akan menyertai anda dengan pakaian yang sama." Jalal setuju.
Jodha sedang berdiri bersama Moti di depan Jendela. Jodha melihat bulan dan mengatakan pada moti bahwa bulan ini memberi ketenangan. Moti menjawab sambil mengoda, kalau bulan selalu seperti itu, tapi ada sesuatu yang baru terjadi pada Jodha sehingga ia merasakannya berbeda. Jodha merasa kalau di sindir, ia menyuruh moti tutup mulut. jalal datang menemui Jodha bersama dua orang pelayan yang membawa nampan berisi pakaian. jalal mengatakan bahwa ia akan keluar dengan mmengenakan pakaian orang biasa untuk tujuan keamanan. Jodha mengatakan kalau ia senang karena semua istri spesial Jalal akan ikut serta. Jalal mengatakan kalau gak seorang pun yang akan ikut denganya. Dan karena kesehatan Jodha gak bagus maka ia juga gak akan ikut seperti istri-istri yang lain. Jodha mengatakan ia ingin pergi, dan akan pergi. Jalal memberi Jodha pengertian dengan berkata, "kau gak boleh pergi karena kesehatanmu gak baik." Jodha berkata, "itu adalah keinginan raja, maka aku harus pergi." Dengan lembut Jalal meminta Jodha agar tetap tinggal. Jodha berkata, "anda akan mengucapkan terima kasih pada tuhan karena telah mendengarkan doa-doa untuk saya, jadi saya harus ada di sana." jalal memberitahu Jodha kalauu gak ada seorang istripun yang ikut. Jodha menyahut dengan cepat, "maka saya harus pergi untuk mengurusmu." Jalal menatap Jodha, ia kehabisan akal mau mencari alasan apa lagi. karena ia tahu ia gak akan menang kalau berdebat dengan Jodha. Hamida datang menemui Johda. Melihat jalal ada di sana, hamida mengatakan kalau ia sepertinya datang pada waktu yang salah. Jodha berkata, "tidak ami jaan, anda datang di waktu yang tepat. Jalal (yang mulia) akan pergi sendirian dan gak mau mengajak saya." Jalal menatap Jodha dengan rasa tertarik. Jalal memberitahu hamida kalau ia akan pergi sebagai orang biasa dan Jodha juga harus melakukan hal yang sama. Hamida tersenyum dan mengatakan pada Jodha, "jadikan itu sebagai tantangan.." jalal mengatakan kalau Hamida dan Jodha berada dalam satu tim, karena itu ia kan pergi dari sini.
Pagi hari. Maham masuk kekamar Ruqaiya dan membangunkannya. Berkali-kali maham memanggil nama Ruqaiya. tapi Ruq gak bangun juga. Maham mengambil air dan memercikan ke wajah Ruq. Baru Ruq bangun dan bertanya kenapa maham berteriak pagi-pagi begini. Maham mengatakan kalau Jodha semakin dekat dengan Jalal dan Ruq semakin jauh. ruq bertanya maksudnya apa. Maham memberitahu Ruq kalau Jodha ikut Jalal ke Sikri, dan mereka hanya berdua saja karena Salima gak ikut. Ruq bangun dan berkata, "tidak. Hanya aku yang akan pergi dengannya." Ruq berteriak memanggil Hoshiyar dan menyuruhnya memberitahu Jalal kalau ia akan ikut denganya. Hoshiyar menatap Ruq tak bersemangat. Hoshiyar bertukar tatap dengan maham. Maham pun mengatakan kalau Jodha dan Jalal sudah pergi. Ruq sangat marah dan berkata, "Jodha aku gak akan membiarkan mu."..... SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 171