Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 130. Javeda menangis karena Adham masuk penjara. Melihat itu maham menyuruhnya diam, "cukup Javeda. Berhentilah menangis." Sambil menangis Javeda menyahut, "aku gak bisa menghentikan air mata ini, ibu. Mereka telah memenjarakan suamiku. Dan kamu sebagai perdana menteri gak melakukan apa-apa. Di tambah lagi, kamu gak memberitahu saya tentang kejadian ini." Maham dengan nada membujuk berkata, "aku gak memberitahumu karena saya gak ingin membuatmu khawatir." Javeda menyahut, "tapi setelah tahu kenyataanya bagaimana mungkin saya gak khawatir? saya inggal di istana ini. Sementara suamiku menghabiskan malam di penjara bawah tanah. Akan lebih baik jika mereka memenjarakan saya juga bersama dia. Percayalah padaku ibu, jika saya tahu ini terjadi, saya gak akan pergi ke rumah ibuku." Dengan jengkel maham bekata, "apa yang bisa kamu perbuat? Berhentilah menangis! Apa kamu akan memprotes keputusan yang mulia? Apa kamu akan bisa membujuk Yang Mulia agar memaafkan Adham?" Javeda protes, "Kenapa yang mulia bisa melakukan ini? Kenapa ia gak membiarkan saja Adham menikah dengan Tasneem? Apa untungnya buat dia?" Maham setuju dengan kata-kata Javeda, tapi tak bisa berbuat apa-apa, "kau gak perlu khawatir. Adham Khan itu hanya di penjara." Javeda menyela, "itu benar sekali. Tapi kenapa kamu membiarkan mereka memenjarakan Adham?" Maham hilang kesabaran. ia berdiri dan berkata dengan nada tajam, "karena jika saya gak membiarkan mereka memenjarakan Adham, mereka akan memberikannya pada rakyat untuk di adili, mereka akan membunuhnya dan kamu akan menjadi janda. kamu akan memakai baju putih sepanjang hidupmu."
Javeda seperti tersadar dan berkata dengan nada menyesal, "ya Allah, saya gak berpikir seperti itu." Javeda langsung berhenti menangis. Dan dengan rasa ingin tahu bertanya, "ibu, bagaimana keadaan Adham di penjara?" Maham tertawa sarkastis, "dia sedang menikmatinya, ia sedang bersenang-senang, dasar kamu bodoh! Apa yang di lakukan orang di penjara?" Melihat maham marah, Javeda bersimpuh di depannya, "dia pasti sudah membuat masalah yang besar, iyakan?" Maham menyahut, "ya. ia sudah membuat masalah yang besar. Jangan khawatir, sebentar lagi saya akan mencari cara untuk membebaskan Adham. -Maham mengelus kepala Javedda- Jangan khawatir, Javeda. Dan saya mohon berhentilah menangis." Javeda kembali ceria, "aku akan berhenti menangis, kamu sudah mengingatkan saya jika saya masih bisa memakai pakaian berwarna ini. saya sudah membawa banyak baju yang berwarna-warni. saya gak akan membuatnya menjadi sia-sia. saya gak akan menangis sekarang, apa kamu mau melihat baju yang saya bawa? -Maham bengong mendengarnya- saya akan mengambilnya, saya yakin kamu pasti suka." Javeda segera meninggalkan Maham. Maham dengan heran mengeluh, "bagaimana Adham bisa bernasib sial punya istri seperti Javeda? ia itu bodoh sekali! Bahkan jika Adham mati, saya yakin, ia akan tetap memakai pakaian berwarna-warni itu. Tuhan, kenapa kita bisa menerima semua ini?"
Maham gelisah dan mencari-cari Resham, "kemana Resham? saya meminta ia untuk memanggil Ramtanu. saya berharap ia gak sedang sibuk mendengarkan puisi-puisinya. Kenapa ia gak bertanggungjawab seperti ini?" Tak lama kemudian Resham datang, "salam, yang mulia." Maham membalikan badan dan menatapnya dengan kesal, "kemana saja kau? Ada apa? Kenapa kamu kelihatan sedih seperti itu? Mana Ramtanu?" Dengan sedih Resham berkata, "dia menolak untuk ikut bersamaku." maham kaget, "apa? saya tahu ia itu penyanyi yang sangat berbakat, tapi saya ini perdan menteri kerajaan Mughal. ia gak boleh menolakku. Hari ini, saya harus meyakinkan dia. Untuk bernyanyi di depan kerajaan bagaimanapun caranya." Reshem penasaran, "tapi saya gak mengerti, Yang Mulia. Bagaimana nyanyian Ramtanu itu bisa membantumu?" Maham menyahut, "Ramtanu akan memberikan apa yang gak bisa saya dapatkan. Sihir dari musiknya itu akan membuat rencanaku berhasil. Jika ia berbakat di bidangnya, maka saya juga berbakat di bidangku. Jika ia itu keras kepala, saya akan menghancurkan ketetapan hatinya itu dan membuat ia berubah pikiran. saya akan pergi menemuinya dan saya akan bisa menyakinkan dia."
Sinopsis Jodha Akbar episode 130. Ramtanu sedang bermeditasi di kamarnya ketika Maham datang mengunjunginya. Maham memberi Salam, Ramtanu gak menyahut, ia hanya menatap Maham anga dengan tatapannya yang berkharisma. Maham anga dengan angkuh berkata, "aku Maham anga, perdanan menteri dari kerajaan Mughal. Yang Mulia sudah menganggapku sebagai ibunya." Dengan dingin Ramtanu berkata, "sekarang ini kamu gak lain hanya sebagai elemen penggangguku saja. kamu sudah mengganggu waktu latihanku. Sebaiknya kamu pergi." Maham mentolerir kata-kata Ramtanu, "tentu saya akan pergi. Malam ini kamu akan bernyanyi di istana. Latihan itu sangat penting." Ramtanu menjawab, "bagiku, musik itu adalah perayaan. Dan melatihnya membuatku merasa senang, saya melakukannya untuk jiwaku. saya gak akan tampil jika saya gak latihan terlebih dahulu." Maham seperti memahami maksud Ram tanu, "jika saya telah membuatmu tersinggung, maka saya minta maaf. Tapi saya datang kesini dengan rasa hormat. saya sangat berterima kasih, kalau kamu bernyanyi dengan baik malam ini. Menyanyikan sebuah lagu yang akan..." Ramtanu memotong ucapan Maham, "aku gak akan menerima perintah dari siapapun." Maham berdiri dengan marah dan berkata dalam hati, "jika ia gak melakukan apa yang saya perintahkan, saya akan menghancurkan keluarganya." Tanpa berkat apapa-apa, Maham pergi. Tapi Ramtanu menahanya dengan berkata, "aku tahu apa yang ada di dalam pikiranmu sekarang. Jika saya gak melakukan apa yang kamu perintahkan, kamu akan menyakiti semua keluargaku." Maham menoleh dengan terkejut. Ram melanjutkan, "itukan yang kamu pikirkan? Jika benar begitu, maka saya minta kamu beritahu yang mulia kalau Rantanu Pandey gak akan bernyanyi malam ini di perayaan itu." Maham dengan tatapan dan suara melembut berkata, "ada apa, tuan Ramtanu? Kenapa kamu berbicara seperti itu dalam permasalahan yang ringan ini? Apa yang salah dari perbuatanku? saya hanya mengatakan permintaanku saja padamu. Yang saya mau kamu hanya bernyanyi denga baik di perayaan malam ini. saya harap kamu akan menyanyikan sesuatu yang membangkitkan rasa cinta pada semua orang. Musikmu gak hanya akan memuat malam ini di kenang, tapi juga akan menimbulkan rasa cinta dan keharmonisan pada semua orang. saya dengar jika musikmu itu sangat hebat bahkan bisa menyalakan lilin. kamu bisa menurunkan hujan hanya dengan memperdengarkan suaramu. kamu bisa menciptakan cinta di hati seseorang." Ramtanu tertarik dengan pujian maham, "itu benar. Apa yang kamu ingin saya nyanyikan?" Maham menyahut, "sesuatu yang bisa memikat seseorang. saya ingin kamu menyanyikan sebuah lagu yang akan mendorong perasaan yang mulia untuk merasakan cinta." Ram bertanya, "untuk siapa perasaan cinta ini di tujukan?" Maham menyahut, "untuk istri utamanya, Ratu Jodha. Bagaimana saya menjelaskan ini padamu? Antara ia dan yang mulia itu ada sebuah jarak. saya sangat berharap jika sihir dari musikmu itu membantu menghilangkan jarak antara mereka. saya harap itu bisa mebuat mereka lebih dekat lagi. Dan itu akan membantu kita untuk mendapatkan pewaris dari dinasti ini. Jika kamu mampu melakukan itu, maka kerajaan Muhal akan berterima kasih padamu. saya pergi dulu." Maham minta diri.
Jalal tiba di aula, semua orang memberi salam dengan wajah ceria. Jalal duduk di tahtanya dan melihat Ramtanu sedang duduk di depan sitarnya dengan tangan menyanggah kepala dan mata terpejam. ia bahkan gak memberi salam pada Jalal. Jalal menatapnya dengan heran, begitu pula semua orang saling berbisik. Jalal menatap Ram dengan rasa ingin tahu. Jodha mengerutkan kening sambil berpikir, "Ramtanu Pandey sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Sehingga ia gak sadar kalau Yang Mulia sudah datang. saya harap yang mulia gak marah." Tiba-tiba Ram tersentak dan membuka matanya. ia terlihat binggung. Jalal menatapnya dengan tatapan stern, maham dan Jodha menunggu reaksi Jalal. Ram dengan polosnya berkata, "pranan, Yang Mulia. saya gak tahu kalau anda sudah datang. saya selalu lupa segalanya kalau sedang memikirkan musik." Jalal menyahut, "aku gak marah. saya sangat menghormati orang yang menganggap pekerjaannya adalah hal terpenting di dunia ini." Ramtanu balas menyahut, "bagiku musik adalah tuhan." Jalal berkata, " sangat bagus, saya sangat terkesan." Ram menyela, "kau harus menunggu sebentar karena ak harus menyetel alatku." Jalal dengan pedas berkata, "biasanya orang yang menungguku, bukan saya yang menunggu orang." Ram menyahut cepat, "siapa yang bilang padamu jika seniman itu sama seperti orang lain." Jalal tak menyahuti, ia berkata, "aku sangat penasaran ingin mendengar musikmu."
Sinopsis Jodha Akbar episode 130. Ram mulai memainkan alat musiknya, dan bernyanyyi.."aaaa..." tapi kemudian ia seperti tersedak dan berhenti untuk batuk-batuk. Semua orang menanti dengan penasaran. Jalal bertanya, "apa ada yang salah?" Tanpa rasa bersalah Ram menjawab, "aku gak tahu kenapa dengan suaraku. Entah kenapa saya gak bisa bernyanyi." Jalal dengan tersinggung bertanya, "apakah itu karena kamu bepikir kalau saya ini gak pantas untuk mendengarkan musikmu?" Ram menyahut, "aku rasa tidak. Tapi saya rasa suaraku gak seperti yang kamu pikirkan, itulah kenap aaku gak bisa bernyanyi."
Mendengar kata-kata Ram, Jalal dengan marah mengeluarkan belatinya. Semua orang terperanjat kaget. Ramtanu dengan santai berkata, "kau gak akan mendapatkan apa-apa jika membunuhku, Yang Mulia. kamu gak akan bisa mendengarkan musikku dan kamu akan kehilangan seniman yang hebat." Jalal dengan geram berkata, "aku selalu mendapatkan apa yang saya inginkan." Dengan cepat Jalal melemparkan pisaunya kearah Ramtanu. Ramtanu berteriak keras karena kaget. Semua orang kaget sampai berdiri, bahkan Hamida bano ikut berdiri. Jodha terlihat sangat tegang. Tapi lemparan Jalal gak mengenai Ramtanu, tapi menacap di antara sela ketiaknya. Jalal dengan puas dan berkata, "aku bisa membuktikan apa yang saya katakan itu benar. saya selalu mendapatkan apapun yang saya mau. Suaramu sudah kembali. saya yakin sekarang kamu gak keberatan bernyanyi di hadapanku." Ramtanu tersenyum, "kau sudah membuat saya terkesan. kamu sudah menjawabnya dengan baik." Jodha tersenyum lega. Jalal berkata, "kalau begitu, ayo kita mulai!" Ramtanu menyahut, "ya." Semua tersenyum lega.
Ram menyanyikan lagu In Aankhon main Tum. Semua terhanyut mendengarkan kemerduan suaranya dan keindahan syairnya. Jalal terlena. ia memdengarkan nyanyian Ram sambil meneguk anggur dan sesekali menatap Jodha. Jalal melamun, -membayangkan dirinya dan jdoha sedang berada di kamar mandi shahi. Jodha sedang tiduran di teras bak mandi, jalal menghampirinya dengan telanjang dada dan mengelitik tubuh Jodha dengan sehelai bulu burung merak..(sangat romatis, tonton Videonya di youtube ya)- Begitu sadar dengan lamunannya, Jalal senyum-senyum sendiri dan kembali meneguk anggur di gelasnya. Sambil menatap Jodha membayangkan, -Jodha menuang anggur untuknya lalu menyandarkan kepala di bahunya. Dan Jalal membelai wajah Jodha dengan mesra.- Jalan semakin mabuk dan semakin melamun hingga membayangkan dirinya mengajak Jodha dansa. Syair dan musik berganti, lamunan Jalal semakin liar, ia membayangkan -Jodha menyalakan lilin dikamarnya. Jalal menghampirinya dari belakang dan memeluknya. Jalal menyentuh tangan Jodha dan meletakkanya di perutnya sambil mengelusnya lembut. Jalal berisik di telinga Jodha, "katakan..katakan padaku kalau kamu gak mencintaiku. Katakan padaku kalau kamu gak punya perasaan padaku.." Jodha melepas pelukan jalal dan menghindar darinya sambil berkata, "tidak. saya gak mencintaimu." Jalal kembali mendekatinya, meraba lengan Jodha dari bahu hingga ke telapak tangan. ia menggengam jemari Jodha. Dada Jodha berdebar-debar tak menentu, "apa yang kamu lakukan?" Jalal berbisik, "aku Jallad..! saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan, Ratu Jodha. Akau selalu menang. Jika kamu gak mencintai aku. Jika kamu gak punya perasaan padaku. Jika kamu masih gak menganggap saya ini suamimu, kalau begitu pergilah dari sini. Pergilah dariku." Jalal mendorong Jodha pergi, tapi tangan mereka masih bergandengan. Jalal memalingkan wajahnya dengan terluka. Melihat itu Jodha menangkupkan tanganya di atas tangan Jalal yang menggenggam jemarinya sambil berkata, "tidak, Yang Mulia. saya gak mengatakan seperti itu." Jalal menyentakkan tangan Jodha dan mengapitnya di ketiak. Sehingga mau gak mau tubuh Jodha merapat di punggung jalal. Jalal berkata, "aku sudah berjanji padamu, Ratu Jodha. saya berjanji gak akan menyentuhmu tanpa seizinmu. Tapi malam ini, sepertinya, kamu sudah memberiku izin. Itulah kenapa kamu memanggilku untuk datang ke kamarmu." Jodha melepas genggaman Jalal dan membalikan badan, "aku gak memanggilmu untuk datang ke kamarku." Jalal kembali memeluk dari belakang dan berbisik dekat di telinganya, "kalau memang begitu, kalau kamu suruh saya pergi...aku akan pergi. Katakan...apakah kamu menyuruhku pergi?" Melihat Jodha hanya diam saja, Jalal segera mematikan lilin- Jalal sudah setengah mabuk. ia tersenyum sendiri sambil menatap Jodha. Nyanyian Ram belum selesai, tapi Jalal sudah berdiri. melihat itu, Maham mendekatinya dan bertanya, "Yang mulia, Ramtanu belum selesai, kenapa kamu pergi?" Sambil senyum-senyum Jalal berkata, "badi ami, saya rasa saya harus pergi sekarang." Jalal kemudian melangkah pergi. Maham memanggil, "Yang Mulia..." Tapi Jalal terus melangkah. Para menteri yang berdiri saat melihat Jalal berdiri kembali duduk setelah Jalal pergi. Ramtanu menyelesaikan lagunya.
Jalal sedang berjalan dengan sempoyongan ketika maham mencegatnya dan memberi salam. Jalal dengan gugup membalas salam maham. Maham sambil tersenyum berkata, "aku rasa sekarang kamu mau pergi ke kamarmu." Jalal menganggu sambil tersenyum, "kau benar, badi ami." Jalal hendak melangkah pergi, tapi maham menahannya, "katakan padaku Jalal, kamu kelihatannya sangat bahagia, ada apa?" Jalal menjawab, "aku bahagia karena mendengar surat dari ratu Jodha." Maham tertawa, "ya Allah. saya gak percaya ini jalal, selamat. saya turut bahagia jika kamu merasakan perasaan ini. Akhirnya hatimu luluh." Jalal ikut tertawa dan berkata, "aku sebaiknya pergi tidur." Jalal melangkah pergi, sekali lagi maham menahanya, "tidak Jalal. Jalal ratu Jodha adalah ratu utamamu, yang sudah kamu beri banyak waktu dan pengertian. Ratu Jodha telah mengekspresikan cintanya padamu. Sekarang giliranmu untuk mengekspresikan cintamu padanya. Ratu Jodha telah mengundangmu ke kamarnya. Sebaiknya kamu peri ke sana." Jalal mengangguk. Maham melanjutkan, "aku ingin memberitahumu sesuatu. Saat kamu datang pada ratu Jodha, mungkin saja ia akan berpura-pura. ia mungkin akan jual mahal. Mungkin juga ia akan menolak kamu dekati. Jangan perdulikan semua itu dan jangan berpikir kalau ia gak mencintaimu. saya rasa sekaranglah saatnya kamu pergi ke kamarnya ratu Jodha. Cintamu itu sedang menunggumu." Jalal mengangguk mengerti, "selamat malam, badi ami." Maham dengan tertawa senang balas mengucapkan selamat malam. Lalu dengan agak sempoyongan Jalal pergi ke kamar Jodha. Maham menatap kepergiannya dengan licik....BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 131
Maham gelisah dan mencari-cari Resham, "kemana Resham? saya meminta ia untuk memanggil Ramtanu. saya berharap ia gak sedang sibuk mendengarkan puisi-puisinya. Kenapa ia gak bertanggungjawab seperti ini?" Tak lama kemudian Resham datang, "salam, yang mulia." Maham membalikan badan dan menatapnya dengan kesal, "kemana saja kau? Ada apa? Kenapa kamu kelihatan sedih seperti itu? Mana Ramtanu?" Dengan sedih Resham berkata, "dia menolak untuk ikut bersamaku." maham kaget, "apa? saya tahu ia itu penyanyi yang sangat berbakat, tapi saya ini perdan menteri kerajaan Mughal. ia gak boleh menolakku. Hari ini, saya harus meyakinkan dia. Untuk bernyanyi di depan kerajaan bagaimanapun caranya." Reshem penasaran, "tapi saya gak mengerti, Yang Mulia. Bagaimana nyanyian Ramtanu itu bisa membantumu?" Maham menyahut, "Ramtanu akan memberikan apa yang gak bisa saya dapatkan. Sihir dari musiknya itu akan membuat rencanaku berhasil. Jika ia berbakat di bidangnya, maka saya juga berbakat di bidangku. Jika ia itu keras kepala, saya akan menghancurkan ketetapan hatinya itu dan membuat ia berubah pikiran. saya akan pergi menemuinya dan saya akan bisa menyakinkan dia."
Sinopsis Jodha Akbar episode 130. Ramtanu sedang bermeditasi di kamarnya ketika Maham datang mengunjunginya. Maham memberi Salam, Ramtanu gak menyahut, ia hanya menatap Maham anga dengan tatapannya yang berkharisma. Maham anga dengan angkuh berkata, "aku Maham anga, perdanan menteri dari kerajaan Mughal. Yang Mulia sudah menganggapku sebagai ibunya." Dengan dingin Ramtanu berkata, "sekarang ini kamu gak lain hanya sebagai elemen penggangguku saja. kamu sudah mengganggu waktu latihanku. Sebaiknya kamu pergi." Maham mentolerir kata-kata Ramtanu, "tentu saya akan pergi. Malam ini kamu akan bernyanyi di istana. Latihan itu sangat penting." Ramtanu menjawab, "bagiku, musik itu adalah perayaan. Dan melatihnya membuatku merasa senang, saya melakukannya untuk jiwaku. saya gak akan tampil jika saya gak latihan terlebih dahulu." Maham seperti memahami maksud Ram tanu, "jika saya telah membuatmu tersinggung, maka saya minta maaf. Tapi saya datang kesini dengan rasa hormat. saya sangat berterima kasih, kalau kamu bernyanyi dengan baik malam ini. Menyanyikan sebuah lagu yang akan..." Ramtanu memotong ucapan Maham, "aku gak akan menerima perintah dari siapapun." Maham berdiri dengan marah dan berkata dalam hati, "jika ia gak melakukan apa yang saya perintahkan, saya akan menghancurkan keluarganya." Tanpa berkat apapa-apa, Maham pergi. Tapi Ramtanu menahanya dengan berkata, "aku tahu apa yang ada di dalam pikiranmu sekarang. Jika saya gak melakukan apa yang kamu perintahkan, kamu akan menyakiti semua keluargaku." Maham menoleh dengan terkejut. Ram melanjutkan, "itukan yang kamu pikirkan? Jika benar begitu, maka saya minta kamu beritahu yang mulia kalau Rantanu Pandey gak akan bernyanyi malam ini di perayaan itu." Maham dengan tatapan dan suara melembut berkata, "ada apa, tuan Ramtanu? Kenapa kamu berbicara seperti itu dalam permasalahan yang ringan ini? Apa yang salah dari perbuatanku? saya hanya mengatakan permintaanku saja padamu. Yang saya mau kamu hanya bernyanyi denga baik di perayaan malam ini. saya harap kamu akan menyanyikan sesuatu yang membangkitkan rasa cinta pada semua orang. Musikmu gak hanya akan memuat malam ini di kenang, tapi juga akan menimbulkan rasa cinta dan keharmonisan pada semua orang. saya dengar jika musikmu itu sangat hebat bahkan bisa menyalakan lilin. kamu bisa menurunkan hujan hanya dengan memperdengarkan suaramu. kamu bisa menciptakan cinta di hati seseorang." Ramtanu tertarik dengan pujian maham, "itu benar. Apa yang kamu ingin saya nyanyikan?" Maham menyahut, "sesuatu yang bisa memikat seseorang. saya ingin kamu menyanyikan sebuah lagu yang akan mendorong perasaan yang mulia untuk merasakan cinta." Ram bertanya, "untuk siapa perasaan cinta ini di tujukan?" Maham menyahut, "untuk istri utamanya, Ratu Jodha. Bagaimana saya menjelaskan ini padamu? Antara ia dan yang mulia itu ada sebuah jarak. saya sangat berharap jika sihir dari musikmu itu membantu menghilangkan jarak antara mereka. saya harap itu bisa mebuat mereka lebih dekat lagi. Dan itu akan membantu kita untuk mendapatkan pewaris dari dinasti ini. Jika kamu mampu melakukan itu, maka kerajaan Muhal akan berterima kasih padamu. saya pergi dulu." Maham minta diri.
Jalal tiba di aula, semua orang memberi salam dengan wajah ceria. Jalal duduk di tahtanya dan melihat Ramtanu sedang duduk di depan sitarnya dengan tangan menyanggah kepala dan mata terpejam. ia bahkan gak memberi salam pada Jalal. Jalal menatapnya dengan heran, begitu pula semua orang saling berbisik. Jalal menatap Ram dengan rasa ingin tahu. Jodha mengerutkan kening sambil berpikir, "Ramtanu Pandey sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Sehingga ia gak sadar kalau Yang Mulia sudah datang. saya harap yang mulia gak marah." Tiba-tiba Ram tersentak dan membuka matanya. ia terlihat binggung. Jalal menatapnya dengan tatapan stern, maham dan Jodha menunggu reaksi Jalal. Ram dengan polosnya berkata, "pranan, Yang Mulia. saya gak tahu kalau anda sudah datang. saya selalu lupa segalanya kalau sedang memikirkan musik." Jalal menyahut, "aku gak marah. saya sangat menghormati orang yang menganggap pekerjaannya adalah hal terpenting di dunia ini." Ramtanu balas menyahut, "bagiku musik adalah tuhan." Jalal berkata, " sangat bagus, saya sangat terkesan." Ram menyela, "kau harus menunggu sebentar karena ak harus menyetel alatku." Jalal dengan pedas berkata, "biasanya orang yang menungguku, bukan saya yang menunggu orang." Ram menyahut cepat, "siapa yang bilang padamu jika seniman itu sama seperti orang lain." Jalal tak menyahuti, ia berkata, "aku sangat penasaran ingin mendengar musikmu."
Sinopsis Jodha Akbar episode 130. Ram mulai memainkan alat musiknya, dan bernyanyyi.."aaaa..." tapi kemudian ia seperti tersedak dan berhenti untuk batuk-batuk. Semua orang menanti dengan penasaran. Jalal bertanya, "apa ada yang salah?" Tanpa rasa bersalah Ram menjawab, "aku gak tahu kenapa dengan suaraku. Entah kenapa saya gak bisa bernyanyi." Jalal dengan tersinggung bertanya, "apakah itu karena kamu bepikir kalau saya ini gak pantas untuk mendengarkan musikmu?" Ram menyahut, "aku rasa tidak. Tapi saya rasa suaraku gak seperti yang kamu pikirkan, itulah kenap aaku gak bisa bernyanyi."
Mendengar kata-kata Ram, Jalal dengan marah mengeluarkan belatinya. Semua orang terperanjat kaget. Ramtanu dengan santai berkata, "kau gak akan mendapatkan apa-apa jika membunuhku, Yang Mulia. kamu gak akan bisa mendengarkan musikku dan kamu akan kehilangan seniman yang hebat." Jalal dengan geram berkata, "aku selalu mendapatkan apa yang saya inginkan." Dengan cepat Jalal melemparkan pisaunya kearah Ramtanu. Ramtanu berteriak keras karena kaget. Semua orang kaget sampai berdiri, bahkan Hamida bano ikut berdiri. Jodha terlihat sangat tegang. Tapi lemparan Jalal gak mengenai Ramtanu, tapi menacap di antara sela ketiaknya. Jalal dengan puas dan berkata, "aku bisa membuktikan apa yang saya katakan itu benar. saya selalu mendapatkan apapun yang saya mau. Suaramu sudah kembali. saya yakin sekarang kamu gak keberatan bernyanyi di hadapanku." Ramtanu tersenyum, "kau sudah membuat saya terkesan. kamu sudah menjawabnya dengan baik." Jodha tersenyum lega. Jalal berkata, "kalau begitu, ayo kita mulai!" Ramtanu menyahut, "ya." Semua tersenyum lega.
Ram menyanyikan lagu In Aankhon main Tum. Semua terhanyut mendengarkan kemerduan suaranya dan keindahan syairnya. Jalal terlena. ia memdengarkan nyanyian Ram sambil meneguk anggur dan sesekali menatap Jodha. Jalal melamun, -membayangkan dirinya dan jdoha sedang berada di kamar mandi shahi. Jodha sedang tiduran di teras bak mandi, jalal menghampirinya dengan telanjang dada dan mengelitik tubuh Jodha dengan sehelai bulu burung merak..(sangat romatis, tonton Videonya di youtube ya)- Begitu sadar dengan lamunannya, Jalal senyum-senyum sendiri dan kembali meneguk anggur di gelasnya. Sambil menatap Jodha membayangkan, -Jodha menuang anggur untuknya lalu menyandarkan kepala di bahunya. Dan Jalal membelai wajah Jodha dengan mesra.- Jalan semakin mabuk dan semakin melamun hingga membayangkan dirinya mengajak Jodha dansa. Syair dan musik berganti, lamunan Jalal semakin liar, ia membayangkan -Jodha menyalakan lilin dikamarnya. Jalal menghampirinya dari belakang dan memeluknya. Jalal menyentuh tangan Jodha dan meletakkanya di perutnya sambil mengelusnya lembut. Jalal berisik di telinga Jodha, "katakan..katakan padaku kalau kamu gak mencintaiku. Katakan padaku kalau kamu gak punya perasaan padaku.." Jodha melepas pelukan jalal dan menghindar darinya sambil berkata, "tidak. saya gak mencintaimu." Jalal kembali mendekatinya, meraba lengan Jodha dari bahu hingga ke telapak tangan. ia menggengam jemari Jodha. Dada Jodha berdebar-debar tak menentu, "apa yang kamu lakukan?" Jalal berbisik, "aku Jallad..! saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan, Ratu Jodha. Akau selalu menang. Jika kamu gak mencintai aku. Jika kamu gak punya perasaan padaku. Jika kamu masih gak menganggap saya ini suamimu, kalau begitu pergilah dari sini. Pergilah dariku." Jalal mendorong Jodha pergi, tapi tangan mereka masih bergandengan. Jalal memalingkan wajahnya dengan terluka. Melihat itu Jodha menangkupkan tanganya di atas tangan Jalal yang menggenggam jemarinya sambil berkata, "tidak, Yang Mulia. saya gak mengatakan seperti itu." Jalal menyentakkan tangan Jodha dan mengapitnya di ketiak. Sehingga mau gak mau tubuh Jodha merapat di punggung jalal. Jalal berkata, "aku sudah berjanji padamu, Ratu Jodha. saya berjanji gak akan menyentuhmu tanpa seizinmu. Tapi malam ini, sepertinya, kamu sudah memberiku izin. Itulah kenapa kamu memanggilku untuk datang ke kamarmu." Jodha melepas genggaman Jalal dan membalikan badan, "aku gak memanggilmu untuk datang ke kamarku." Jalal kembali memeluk dari belakang dan berbisik dekat di telinganya, "kalau memang begitu, kalau kamu suruh saya pergi...aku akan pergi. Katakan...apakah kamu menyuruhku pergi?" Melihat Jodha hanya diam saja, Jalal segera mematikan lilin- Jalal sudah setengah mabuk. ia tersenyum sendiri sambil menatap Jodha. Nyanyian Ram belum selesai, tapi Jalal sudah berdiri. melihat itu, Maham mendekatinya dan bertanya, "Yang mulia, Ramtanu belum selesai, kenapa kamu pergi?" Sambil senyum-senyum Jalal berkata, "badi ami, saya rasa saya harus pergi sekarang." Jalal kemudian melangkah pergi. Maham memanggil, "Yang Mulia..." Tapi Jalal terus melangkah. Para menteri yang berdiri saat melihat Jalal berdiri kembali duduk setelah Jalal pergi. Ramtanu menyelesaikan lagunya.
Jalal sedang berjalan dengan sempoyongan ketika maham mencegatnya dan memberi salam. Jalal dengan gugup membalas salam maham. Maham sambil tersenyum berkata, "aku rasa sekarang kamu mau pergi ke kamarmu." Jalal menganggu sambil tersenyum, "kau benar, badi ami." Jalal hendak melangkah pergi, tapi maham menahannya, "katakan padaku Jalal, kamu kelihatannya sangat bahagia, ada apa?" Jalal menjawab, "aku bahagia karena mendengar surat dari ratu Jodha." Maham tertawa, "ya Allah. saya gak percaya ini jalal, selamat. saya turut bahagia jika kamu merasakan perasaan ini. Akhirnya hatimu luluh." Jalal ikut tertawa dan berkata, "aku sebaiknya pergi tidur." Jalal melangkah pergi, sekali lagi maham menahanya, "tidak Jalal. Jalal ratu Jodha adalah ratu utamamu, yang sudah kamu beri banyak waktu dan pengertian. Ratu Jodha telah mengekspresikan cintanya padamu. Sekarang giliranmu untuk mengekspresikan cintamu padanya. Ratu Jodha telah mengundangmu ke kamarnya. Sebaiknya kamu peri ke sana." Jalal mengangguk. Maham melanjutkan, "aku ingin memberitahumu sesuatu. Saat kamu datang pada ratu Jodha, mungkin saja ia akan berpura-pura. ia mungkin akan jual mahal. Mungkin juga ia akan menolak kamu dekati. Jangan perdulikan semua itu dan jangan berpikir kalau ia gak mencintaimu. saya rasa sekaranglah saatnya kamu pergi ke kamarnya ratu Jodha. Cintamu itu sedang menunggumu." Jalal mengangguk mengerti, "selamat malam, badi ami." Maham dengan tertawa senang balas mengucapkan selamat malam. Lalu dengan agak sempoyongan Jalal pergi ke kamar Jodha. Maham menatap kepergiannya dengan licik....BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 131