Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Jumat 3 November - Episode 229 |
Salima menemui Hamida yang sedang berdiri di depan jendela dengan gelisah. Melihat kedatangan Salima, Hamida segera menghampirinya dan menanyakan keadaan Jalal. Salima menjawab, "dia patah hati, ibu. Pengkhianatan maham anga membuatnya trauma. Ketika kau di khianati orang yang kau cintai, itu sangat sakit." Hamida berkata kalau Jalal tak percaya pada banyak orang, "tapi ketika ia mempercayai seseorang ia mempercayai orang itu begitu saja. Dan ketika orang itu mengkhianati kepercayaannya, itu sangat menyakitkan." Hamida teringat ketika ia membuntuti maham ke hutan. Hamida memberitahu apa yang di pikirnya pada salima, "Salima, hari itu ketika aku pulang dari kuil dan melihat Mahan anga pergi ke hutan, aku bicara dengannya. ia bilang ia pergi kesana untuk berdoa. Aku percaya padanya hari itu. Tapi setelah kejadian hari ini, aku merasa, ia punya rahasia di balik ini juga." Salima menatap kesekeliling ruangan kamar Hamida dan berkata, "aku juga penasaran, entah berapa banyak rahasia yang ada di istana ini..." Salima meminta Hamida untuk menemui jalal. Tapi Hamida menolak. ia yakin kalau Salima pasti sudah menyemangati Jalal. Kalau Hamida pergi menemuinya, Jalal akan teringat maham dan akan semakin menambah kepedihan hatinya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Ruqaiya memberi perintah pada para pelayan agar menghias kamarnya. Menyiapkan permainan dan minuman serta memanggil pemusik untuk bersiap-siap menghibur Jalal. Ruq juga waniti-wanti agar persiapan sudah selesai sebelum tengah malam. Ruq berkata, "suasana hati yang mulia sedang buruk hari ini. Dan setiap kali ia binggung, ia akan datang padaku." Para pelayan kemudian memberi salam dan segera melaksanakan perintah Ruq. Sepeninggal para pelayan, ruq terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum senang.
Hamida sedang duduk termenung dengan wajah sedih ketika Jalal datang menemuinya. Jalal berdiri di depan pintu dan dengan lirih memanggil Hamida, "ibu.." Mendengar panggilan Jalal, Hamida segera menoleh dan berdiri menanti. Jalal dengan setengah memohon bertanya, "bolehkan aku masuk?" Hamida mengangguk. Jalal segera masuk dan menghampiri Hamida. ia berdiri di depan hamida dengan tatapan penuh rasa bersalah. Hamida balas menatapnya dengan kesedihan yang serupa. Jalal berkata, "aku tahu kau sangat marah padaku, ibu. Karena aku tak bisa membawa putrimu kembali ke Agra. Kemarahanmu bisa di benarkan karena aku gagal. Karena aku tak bisa menjadi suami dan putra yang baik. gak bisa menjadi raja yang ideal dan manusia yang baik." Hamida menyela, "cukup, jalal! Kau mungkin sudah gagal dalam memenuhi tugasmu sebagai anak, kau mungkin sudah gagal sebagai suami, tapi jangan berkata kalau kau gak mampu menjadi raja yang baik. Rakyatmu percaya padamu. Jadi, percayalah pada dirimu sendiri. Kau adalah keturunan dari almarhum Kaisar Humayun dan almarhum kaisar Babur, kau tak boleh menyerah. Jangan pernah melecehkan warisanmu. Aku percaya akan satu hal, kau tak pernah gagal sebagai kaisar sejauh ini. Dan kau tak kan gagal di masa depan. gak perduli apa keputusanmu besok, aku yakin, itu bukan keputusan putra atau suami yang gagal, tapi itu keputusan kaisar yang hebat. Kau pasti akan memberikan keadilan. Jangan berpikir sebagai anak, rakyat percaya padamu. Tapi jangan lupa, Maham telah banyak berkorban untukmu. Kau adalah kaisar. kau akan membuat keputusan. Dan tak ada yang berani menentangnya. Apapun yang kau putuskan nanti, kau tak boleh menyesalinya."
Maham duduk terdiam di kursi. Resham duduk di lantai di depan maham sambil menangis tersedu-sedu. Maham menyuruh Resham berhenti menangis, "kenapa kau menangis?" Resham dengan sedih berkata, "nyonya, kau akan di hukum besok. Aku sudah melayanimu selama bertahun-tahun. Bagaimana aku gak sedih? Yang mulia sangat marah padamu." Dengan tenang maham menjawab, "aku tau, Resham. Jalal bahkan tak mau menatapku. Kau tahu resham, jika kau jatuh dari kemuliaan, kau takkan pernah bisa menenangkan dirimu. Aku tahu Jalal takkan pernah menghormatiku lagi. Jalal takkan pernah memeprcayaiku lagi. Jalal takkan pernah... ~mata Maham mulaiberkca-kaca~ ...memanggilku ibu lagi." Dengan polos Resham bertanya, apakah maham gak merasa menyesal atas semua itu?" Maham memutar matanya dan menatap Resham, "tidak. Karena aku tak melakukan hal yang salah. Aku gak salah." Maham tersenyum sedih, mendesah dan melanjutkan kata-katanya, "aku terkejut pada takdirku. Aku menyusuinya. Aku mengajarinya cara berjalan. Dan mengajarinya politik juga. Tapi besok aku akan di hadirkan di depannya sebagai penjahat. Aku mengajarinya cara memberikan keadilan. Besok ia akan menghukumku."
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Di kamarnya, hamida berkata pada Jalal kalau keadilan diatas segalanya, "aku setuju Maham Anga sudah berbuat banyak untukmu. Kau juga mengikuti perintahnya tanpa bertanya. Tapi itu bukan salahmu. Kau kurang dewasa saat itu. Tapi kau seorang kaisar yang bertanggung jawab sekarang. Jangan pernah lupa, kaisar tak boleh mempercayai seseorang begitu saja. Bahkan orang yang paling ia sayangi sekalipun. Kau harus mempertimbangkan kedua pihak sebelum memberikan keadilan. Di satu pihak kejahatan Maham dan di lain pihak adalah bantuannya. ia melindungimu bahkan dengan resiko ia terluka. ia mencintaimu lebih dari putranya sendiri. ia menyusuimu. Kau harus membalas kebaikannya karena itu. Kau berhutang padanya karena perlindungan keibuannya. Kau harus selalu mempertimbangkan itu." Jalal setuju dengan semua yang di katakan Hamida, "kau benar ibu. Tapi berkata orang yang tak bersalah sebagai orang bersalah dan membuktikan orang yang setia sebagai pengkhianat adalah kejahatan berat. Tak ada jasa yang cukup kuat untuk menutupi kejahatan itu. Aku takkan lupa kebaikannya sampai hari aku mati. Tapi aku takkan lupa bahwa ia berusaha memisahkan aku dari orang yang aku sayangi. ia menggunakan aku dengan membuat tuduhan palsu terhadap orang yang aku sayangi. Ketika aku sadar aku mencintai seseorang ia mematahkan hatiku. Aku merasa kejahatan ini cukup berat untuk membayangi kebaikannya, ibu."
Pada Resham maham berkata, "aku tak perduli Resham, jika Jalal lebih mementingkan kejahatanku atau kebaikanku. Aku siap menanggung akibatnya. Karena aku tak menyesali perbuatanku." Aku tak melakukan hal yang salah." Mendengar kata-kata Maham, Resham ketakutan, Maham melihat itu, "tidak Resham, jangan takut. Aku tak harus melalui penderitaan besok. Itu sidang untuk Jalal. Mari kita lihat, apakah Jalal menghormati kesetiaanku padanya selama bertahun-tahun, atau apakah ia menghukumku karena mengkhianatinya sekali saja."
Ruqaiya gelisah di kamarnya menunggu Jalal. ia hilir mudik tak sabar sambil berkata, "dimana Jalal? Kenapa ia belum datang menemuiku?" Ruq kemudian memanggil pelayan.
Sementara itu Jalal mengunjungi kamar Jodha. ia melepas sepatunya di pintu dan menatap kesekeliling ruangan. ia melihat mandir, dan membayangkan Jodha sedang duduk melakukan puja disana. ia melihat harpa, dan mebayangkan Jodha sedang memainkannya. Jalal melangkah mendekati mandir, jongkok di depannya, sepenuh hati, ia menyentuh tempat itu lalu melakukan sembah dengan segenap rasa hormat. Moti datang ke kamar Jodha dan melihat jalal. Moti menyapa Jalal, "yang mulia, anda di sini?" Jalal berkata kalau ia ingin menginap di kamar Jodha malam ini. Moti mengangguk dan berkata kalau ia akan mengatur segalanya untuk Jalal. Setelah berkata begitu, Moti beranjak pergi. Jalal duduk di sofa menanti. Tak lama seorang pelayan datang membawa sebuah papan yang tertutup kain. Pelayan berkata kalau Ratu Hamida mengirim sesuatu untuk dirinya. Jalal menyuruh pelayan menunjukan padanya. Pelayan membuka penutup papan itu, Jalal tertegun melihat lukisan Jodha di depannya. ia ingat bagaimana Hamida merampas lukisan itu darinya baberapa waktu lalu sambil berkata, "kau sudah berbuat salah pada Jodha. Pergi dan minta maaf padanya dulu. Aku akan memaafkanmu hanya jika kau bisa membawa Jodha kembali padaku." Jalal menyuruh pelayan itu meninggakan lukisan itu di depannya. Pelayan menurut, setelah menyandarkan lukisan Jodha di sofa, ia segera pergi. Jalal tanpa berkedip menatap lukisan itu, seolah-olah ia menatap Jodha.
Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Sabtu 4 November - Episode 230