Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 471. Adegan dibuka dengan Ruqaiya dan Jodha bermain catur dikamar Jodha. Jodha kelihatan ngambek kepada Ruqaiya. Menurut Jodha Ruqaiya bermain curang dengan nya. Ruqaiya menjawab sambil tersenyum2 nakal: “Ah bukan kah kau sedang sakit? Ayo kita berhenti sejenak agar kau bisa istirahat” Moti aku ingin kau mengambilkan makanan untuk Jodha” Moti Bai pun pamit dan pergi keluar. Ternyata kecerdikan mu tak berkurang walaupun kau sedang sakit Jodha”. Jodha dan Ruqaiya melanjutkan permainan dan Jodha terlihat tersenyum2. Ruqaiya bilang:” Jodha kau tersenyum2 karena kali ini kau menang. Baiklah aku menyerah kalah dari mu”. Jalal datang menghampiri mereka berdua. dia tampak bahagia melihat Jodha dan Ruks akur dan gembira. Jalal berkata:” Terimakasih Ruqaiya kalau telah berhasil membuat Jodha tersenyum kembali". Sementara dalam hatinya Ruqiaya berkata bahwa dia akan melakukan apa saja yang diminta Jalal. Asalkan hal itu bisa mendapatkan pujian dari Jalal. Jalal kmd berkata bahwa dia datang untuk menyampaikan berita bagus: ”Anak kita Salim akan segera kembali. dia akan pulang membawa kemenangan. Jalal berkata kita juga akan segera kembali terlebih dahulu ke Agra. Kamera memperlihatkan iringan rombongan dalam perjalanan kembali ke Agra.
Di Agra sambutan yang meriah sdh siap menanti Salim dan pasukannya. Jodha tampak tak sabar menanti kedatangannya. Jodha mengenakan gaun terbaiknya dan perhiasan permata yang indah. Jalal, Salima, Ruqaiya, Hamida dan Mot Bai, Daniyal semua sudah berdiri siap menyambut. Jodha bertanya kepada Jalal: ”Shahenshah kapan kiranya Salim akan tiba? Kenapa lama sekali? Aku sdh tak sabar untuk betermu dengannya” Tampak Haider berdiri disana dengan muka yang masam krn iri hati kepada Salim. Seorg Dasi/pelayan berlari menghampiri mrk dan menyampaikan bahwa rombongan Salim telah memasuki istana Agra. Semua yang hadir tersenyum bahagia. Sangat bahagianya Jalal mendengar hal itu sehingga sang pelayan pun diberikan hadiah kalung mutiara yang sedang dipakainya. Pengawal istana meneriakan pengumuman bahwa Salim dan rombongan telah tiba. Jodha dan Jalal tersenyum bahagia. Tampak Salim, Bhagwan Das, Mann Singh, Abu Fazl, Murad dan Qutub semua berjalan gagah dalam pakaian kerajaan mereka. Salim memberi salam hormat kepada ayahnya dan melaporkan bahwa dia telah berhasil menunaikan tugas dari Ayahnya dan membawa pulang kemenangan. Jalal sangat gembira dan mereka berdua saling berpelukan. Di latar belakang tampak Haider lagi2 dgn wajah iri hati bergumam kepada dirinya sendiri:” Kapan kalian berdua bisa ku pisahkan? Kalian selalu saja kembali berbaikan dan menjadi akrab”. Spt nya Haider mulai mau bersiasat jahat lagi. Hamida menyapa Salim dan dia pun kemudian datang menghampiri Hamida. Salim berkata:”Sebenarnya aku ingin datang menghampiri Nenek terakhir saja krn berarti aku bisa bersama mu lebih lama daripada dengan yang lainnya”. Salim memberi salam hormatnya. Hamida membelai wajah Salim penuh kasih sayang dan mereka berpelukan. Kemudian tampak Murad maju memberi salam kepada Salima dan mereka pun berpelukan. Murad kmd mendekati Jalal. Jalal berkata kepada Murad bahwa dirinya bangga kepada Murad: ”Aku bangga karena kau telah berhasil menjalankan tugas mu dgn baik”.
Jalal kemudian memandang dan memanggil nama Bhagwan Das dan Maan Singh. Jalal berkata:”Hum bohot sukriya. Aku teramat berterimakasih kepada kau Bhagwan Das dan kau juga Mann Singh”. Bhagwan Das menjawab:”Hum hei lakjit matkije Shahenshah. Kami hanya menjalankan tugas dan kewajiban kami”. Sementara Mann Singh tampak menganggukan kepala dan membalas senuym ke Jalal. Daniyal pun tak ketinggalan menyambut kedatangan Salim. Mereka saling berpelukan. Salim berkata kepada Daniyal: ”Akubangga kepada mu karena kau tetap di Agra. Kau menjalankan sesuatu hal yang berat dimasa sulit. Kau mampu mengurus pemerintahan di Agra seorang diri.” Daniyal membalas Salim dgn senyuman bangga. Jalal kemudian berkata kepada Jodha:”Jodha apakah kau tak akan melakukan ritual Aarti kepada mereka?” Jodha: ”Tentu saja Shahenshah aku sudah menantikannya sedari tadi. Aku akan segera memulainya” Jodha pun memulai ritual Aarti kepada Salim. dia menorehkan Tilak di kening Salim dgn penuh rasa haru dan bangga. Lagi2 tampak Haider yang memandang dgn kebencian. OMG ada apa ya ini org? Mau merencanakan sesuatu yang “evil” alias jahat. Kembali ke ritual Aarti. Jodha selesai dgn ritualnya dan Salim tampak tersenyum bahagia. Salim kmd menyentuh ujung kaki Ibu nya lalu menyentuhkan ujung jarinya ke keningnya sendiri. Hal adalah bagian dr ritual yang menunjukkan rasa cinta dan hormat kepada Ibunya. Jodha memandangi dengan sangat bahagia. Wajah Jodha tampak cerah ceria dan mengucapkan rasa syukurnya kepada Salim. Murad menghampiri Daniyal dan mereka bercanda. Murad:”Kakak ku Daniyal apakah kau tidak merindukan ku?” Daniyal membalasnya: ”Mana sempat aku menyimpan rasa rindu. Aku terlalu sibuk sendirian disini” Sedangkan Murad balik berkata:”Ah! Aku justru amat merindukan mu Kakak. Disana ngak ada orang yang bisa di ajak bercanda”. Melihat hal ini Jodha pun tersenyum.
Tiba2 Salim berkata kepada Jalal: “Maaf kan aku Shahenshah. Aku membawa sebuah persembahan kehadapan mu. Prajurit bawa dia kehadapan Shahenshah!” Tampak sekelompok prajurit membawa masuk Mirza Hakim. Suasana yang tadi ceria tiba2 berubah menjadi tegang. Salim: “Aku mempersembahkan mu Mirza Hakim adik mu yang pengkhianat itu. Aku menyerahkan nasib nya kepada mu Shahenshah”. Mirza Hakim terlihat gelisah. Jalal berjalan mendekatinya. Jalal berbicara dengan dengan tenang dan malah tampak sedih. Jalal berkata: ”Mirza kau tekah byk menyakiti hati ku. Padahal kau tahu benar betapa aku mencintai mu. Kau dan aku berasal dari darah keturunan yang sama. Kakek moyang kita Raja Babar. Sebuah keputusan yang teramat sulit bagi ku untuk memutuskanya” Tampak wajah Mirza Hakim semakin tegang. Jalal lanjut berkata: ”Jika aku memutuskan untuk menghukum mu maka aku tidak menghormati Ayah kita Raja Humayun. Aku memutuskan untuk memaafkan diri mu Mirza Hakim. Kau akan tinggal disini dan kau akan diperlakukan dengan hormat di istana ini. Aku menginginkan kita berdua tetap bisa menjalin tali silahturahmi antara dua saudara kakak beradik”. Suasana pun berubah menjadi senyuman lega. Hadirin meneriakan “Hidup Shahenshah” Sementara itu Mirza Hakim tampak bernafas lega dan terharu atas perlakuan Kakaknya itu.
Mirza tampak dtg menghadap Jalal dan Hamida. Sambil menangis terharu dia berkata:” Kakak ku. Aku tak sepantasnya menerima kebaikan mu ini. Aku tak cukup berharga lagi untuk dihormati. Bunuh saja aku Jalal. Aku tak berani lagi memandang mata mu”. Mirza berdiri disana sambil menangis tersedu. Hamida kmd berkata: ” Mirza kau jangan berkata begitu”. Mirza lanjut berkata jika dia tetap disini maka dia akan terus memikirkan semua kesalahan dan dosa2nya kepada Jalal. Jodha kemudian datang memasuki ruangan. Mirza memohon maaf dari Jodha karena ulahnya. Jodha berkata:” Aku datang kemari membawakan mu manisan Kir. Aku tahu menyukainya”. Hamida menyampaikan kepada Jodha bahwa Mirza memohon agar dia biarkan pergi dari sini. Jodha melarangnya pergi. Mirza bilang bahwa dia banyak berdosa kepada keluarganya disini. Jodha menennangkan Mirza dengan berkata semua ini hanyalah kesalah pahaman belaka. Sudah lah semuanya telah berlalu. Mirza sdh dimaafkan. Mirza berkata:” Kakak kau masih menganggap diri ku sebagai adik mu? Karena aku kau di culik Sharifuddin dan dikasarinya” Jodha mengiyakan dan berkata:”Terkadang satu perbuatan baik seseorang sdh cukup untuk menghapus semua kesalahan2nya dimasa lalu". Jodha lanjut berkata bahwa dia mendengar sendiri dari Sharifuddin bahwa Mirza tak setuju dan marah kepada nya karena menculik Jodha. Jodha: ”Aku tahu benar bahwa kau memutuskan untuk tidak bergabung lagi dgn Sharifuddin, ketika kau tahu dia menculik ku. Kau ternyata masih menyangi ku dan menghargai diri ku dan Kakak mu”. Mirza Hakim amat besyukur atas kebaikan hati semua keluarganya. dia bilang dia ingin memohon ampunan dari Tuhan. Oleh karena nya dia minta untuk dikirim pulang ke Kabul. Jalal menyetujui permohonan Mirza Hakim: ”Baikl ah kau akan ku ijinkan untuk kembali ke Kabul. Pergilah adik ku dan carilah pengampunan untuk memperoleh ketenangan hati mu. Dan jika sudah kau temukan kedamaian itu nanti maka kembali lah kesini lagi”. Jodha sebenarnya datang membawa manisan Kir. Jodha menawarkan apakah Mirza mau mencicipi Kir buatannya? Dengan penuh kasih sayang Jodha menyuapi manisan itu kepada Mirza Hakim. Mirza memuji Salim dia bilang putra mu itu seorg yang gagah berani. Mirza: ”Sudah sepantasnya Salim menjadi pengganti Jalal nanti. Dan aku akan menjadi seorang paman yang teramat bangga akan dirinya”.
Suara narratorterdengar dan mengatakan bahwa Kerajaan Mughal sedang berkembang baik dan berkat rahmat Tuhan dalam bentuk hujan yang cukup maka semua ladang dan pertanian subur dan berhasil memperoleh panen yang berlimpah. Rakyat semakin menghormati Jalal. Jalal tampak sedang duduk disidang istana dikelilingi para menterinya. Raja Mann Singh Jodha tampak hadir disana.
Tiba2 seorang pengawal datang mengumumkan bahwa Pandit-ji Badrinath, guru spiritual Jodha datang menghadap. Wajah Jalal terlihat tegang begitu juga dengan Jodha. Tentunya mrk teringat terakhir kali bertemu, Jalal bertengkar hebat dengan Pandit-ji. Jalal bahkan mengusirnya dan mengancam jika berani datang lagi Pandit-ji akan dibunuhnya. Jalal mempersilahkan Pandit-ji masuk mereka saling memandang. Suasana ruang siadang menjadi kaku. Jalal berdiri dari tahtanya dan berjalan mendekati Pandit-ji. Semua menteri pun serempak turut berdiri. Pandit-ji dan Jalal berdiri saling berhadap-hadapan. Pandit-ji tampak masih kesal terhadap. Jalal memulai percakapan itu dan dia memohon:” Aku telah bertindak kasar terhadap mu. Aku mohon maaf setulus2nya karena aku telah tersesat. Aku telah memperolok2 keyakinan mu”. Jodha yang sedari tadi tampak stress terlihat bernafas lega dan mulai tersenyum. Pandit-ji membalas keramahan Jalal dengan sebuah senyuman dan berkata: ”Apa yang sdh kau lakukan wkt itu adalah krn kau takluk pada garis nasib. Dan apa yang kau lakukan sekarang adalah sesuatu yang istimewa dari sebuah kebesaran hati mu. Manusia bisa saja membuat byk kesalahan akan tetapi hanya seorg manusia yang hebat dan besar hati mampu mengakui kesalahan2nya. Aku akan mendoakan mu selalu. Semoga kau selalu memperoleh keberhasilan”. Jalal balas berkata: ”Aku akan sangat berterima kasih jika kau menerima permohonan ku untuk bergabung menjadi anggota penasihat ku di sidang istana ini”. Pandit-ji Badri mengiyakan dan kemudian Jalal mempersilahkannya duduk diantara para menterinya. Pandit-ji memberi salam hormat kepada semua:”Pranam.” Jalal berkata bahwa dirinya sekarang merasa lega dan senang sekali krn semua berjalan baik sesuai rencananya bagi Kerajaan Mughal. Jalal lanjut berkata:”Aku ingin merayakan kebahagiaan ini. Aku ingin menyelenggarakan Jashn (Perayaan besar).
Hoshiyar berpapasan dengan seorg wanita yang membawa beberapa kotak perhiasan. Tampaknya wanita itu penjual perhiasan. dia menyapanya dan bertanya. Hoshiyar si “busy body” alias kepo ingin tahu apa sih isinya? Wanita itu berkata perhiasan2 terindah yang dipesan khusus oleh Shahenshah untuk istrinya. Tetapi aku tak tahu persis istri yang mana yang dimaksudnya? Permata yang menghiasi teramat berharga dan langka, hanya cocok untuk sorang Permaisuri. Aku mendengar dia akan mengumumkan Malika Hindustan (Permaisuri Hindustan) Hoshiyar dijinkan ngintip isi kotak dan terpesona melihatnya. Wanita itu mengingatkan Hoshyiar agar tdk bercerita kepada siapa2 krn ini rahasia. Sementara itu tampaknya Ruks mulai lagi dengan kebiasaanya yang “bossy” dan marah2 sama pelayan. dia berteriak2 memanggil nama Hoshiyar. Hoshiyar tergesa2 dtg menghampirinya. Kamu kemana saja Hoshiyar apa saja yang kau kerjakan? Aku sdh memanggil2 mu sejak sedari tadi. Hoshiya rmemberitahu ada gossip gembira. Ruqaiya mengingatkan bahwa bukanlah hal yang mudah untuk membuatnya senang.
Hoshiyar berkata kepada Ruks kabarnya Shahenshah akan mengumumkan sesuatu yang penting dlm wkt dekat ini lho. Gossip nya dia akan mengadakan perayaan besar-besaran. Mungkin dia akan mengumumkan penganugrahan gelar Malika Hindustan diperayaanbesar nanti. Ruqaiya kaget tapi senang. Dia bilang biarkan Jalal memberikan gelar itu kepada Jodha. Karena Jodha telah banyak berjasa. Hoshiyar malah mengejek Ruqaiya katanya: ”Bukankah kau telah bekerja membanting tulang di desa penampungan. Dan Jodha cuma menjadi Hakim di Sidang. Ku pikir ini pasti untuk mu krn Ratu Jodha sdh mendapat gelar MUZ. Sekarang giliran mu pasti” Nah Ruks mulai deh kembali dengan raut wajahnya yg“sneaky” itu. Tampak nya dia geer atau bertanya2 siapa atau tepatnya apakah dia akan mendapat apa dr Jalal?
Qutub dab Salim sedang berjalan di halaman istana sambil berbincang. Salim berkata kepada Qutub bahwa dia Sekarang hrs mengabdikan dirinya bagi rakyat. Salim bilang dia telah berhasil mendapatkan kepercayaan mereka. Qutub menjawab:"Masih ingatkah kau dahulu suka melarikan diri dari tanggung jawab tugas2 mu sebagai seorg Pangeran. Dahulu kau begitu benci menjad iseorg Pangeran?" Salim menjawab bahwa dirinya telah banyak berubah. dia mengerrti Sekarang bahwa sebagai seorang pangeran Mughal dia memiliki byk tanggung jawab yang wajib dia laksanankan. Aku akan menjadi seorg Raja nanti. Aku ingin rakyat ku adalah rakyat yang cukup sandang dan pangan. Rakyat yang makmur sehingga mereka tak perlu berbuat jahat dan merendahkan diri sehingga hrs mencari nafkah di Raqasas spt Anarkali. (Wah-wah kok modus nih ujung2nya)
Adegan pindah ke kamar Ruqaiya. Jalal tampak sedang berjalan memasuki kamar Ruks dan membawa sebuah kotak perhiasan. dia terlihat tersenyum bahagia dan langsung tak sabar memperlihatkan kepada Ruks sebuah batu ruby besar yang indahnya istimewa. Ruks tampak kagum. dia bertanya untuk siapa itu? Jalal menjawab bahwa dia akan menjadi bagian hadiah bagi Malika Hindustan tentunya. Jalal lalu pamit pergi. Hoshiyar berkata kepada Ruqaiya:”Bukankah sdh sy bilang itu untuk Malika Hindustan. Pasti kau lah wanita yang akan mendapatkan hadiah itu” (Wah wah Hoshiyar rumpi dan biang gossip. Parahnya dia menyampaikan kesimpulan yang salah. Bisa ramai nih dunia persilatan eh dunia Hareem) Ruqaiya langsung kegeeran dan berkata dalam hati :”Hem kini giliran ku untuk memperoleh gelar istimewa dari Jalal. Bukankah Jodha sdh mendpt gelar MUZ? Hem … Jodha hanya bekerja menjadi Hakim bagi rakyat desa. Sedangkan aku. Aku kerja keras di desa kemarin. Aku tentu berhak mendapatkan gelar istimewa itu”. Ruqaiya tampak mulai senyum2 “sneaky” kembali lagi spt dulu. (Ruqaiya … Ruqaiya… kok cuma sebentar aja sadarnya. Emang sih brp org punya sifat gampang jadi lupa kalau sdh dalam posisi senang)
Cuplikan Episode 472 Jalal megumpulkan para menterinyadi ruang sidang. Jodha, Hamida dan Ruqaiya tampak juga hadir disana. Jalal berkata hidupnya sangatbahagia dan dia merasa sdh saat nya dia mngumumkan penganugrahan gelar khususMalika Hindustan. Ruks tampak sdh senyum2 geer duluan. Baca Episode Selanjutnya : Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 472
Jalal kemudian memandang dan memanggil nama Bhagwan Das dan Maan Singh. Jalal berkata:”Hum bohot sukriya. Aku teramat berterimakasih kepada kau Bhagwan Das dan kau juga Mann Singh”. Bhagwan Das menjawab:”Hum hei lakjit matkije Shahenshah. Kami hanya menjalankan tugas dan kewajiban kami”. Sementara Mann Singh tampak menganggukan kepala dan membalas senuym ke Jalal. Daniyal pun tak ketinggalan menyambut kedatangan Salim. Mereka saling berpelukan. Salim berkata kepada Daniyal: ”Akubangga kepada mu karena kau tetap di Agra. Kau menjalankan sesuatu hal yang berat dimasa sulit. Kau mampu mengurus pemerintahan di Agra seorang diri.” Daniyal membalas Salim dgn senyuman bangga. Jalal kemudian berkata kepada Jodha:”Jodha apakah kau tak akan melakukan ritual Aarti kepada mereka?” Jodha: ”Tentu saja Shahenshah aku sudah menantikannya sedari tadi. Aku akan segera memulainya” Jodha pun memulai ritual Aarti kepada Salim. dia menorehkan Tilak di kening Salim dgn penuh rasa haru dan bangga. Lagi2 tampak Haider yang memandang dgn kebencian. OMG ada apa ya ini org? Mau merencanakan sesuatu yang “evil” alias jahat. Kembali ke ritual Aarti. Jodha selesai dgn ritualnya dan Salim tampak tersenyum bahagia. Salim kmd menyentuh ujung kaki Ibu nya lalu menyentuhkan ujung jarinya ke keningnya sendiri. Hal adalah bagian dr ritual yang menunjukkan rasa cinta dan hormat kepada Ibunya. Jodha memandangi dengan sangat bahagia. Wajah Jodha tampak cerah ceria dan mengucapkan rasa syukurnya kepada Salim. Murad menghampiri Daniyal dan mereka bercanda. Murad:”Kakak ku Daniyal apakah kau tidak merindukan ku?” Daniyal membalasnya: ”Mana sempat aku menyimpan rasa rindu. Aku terlalu sibuk sendirian disini” Sedangkan Murad balik berkata:”Ah! Aku justru amat merindukan mu Kakak. Disana ngak ada orang yang bisa di ajak bercanda”. Melihat hal ini Jodha pun tersenyum.
Tiba2 Salim berkata kepada Jalal: “Maaf kan aku Shahenshah. Aku membawa sebuah persembahan kehadapan mu. Prajurit bawa dia kehadapan Shahenshah!” Tampak sekelompok prajurit membawa masuk Mirza Hakim. Suasana yang tadi ceria tiba2 berubah menjadi tegang. Salim: “Aku mempersembahkan mu Mirza Hakim adik mu yang pengkhianat itu. Aku menyerahkan nasib nya kepada mu Shahenshah”. Mirza Hakim terlihat gelisah. Jalal berjalan mendekatinya. Jalal berbicara dengan dengan tenang dan malah tampak sedih. Jalal berkata: ”Mirza kau tekah byk menyakiti hati ku. Padahal kau tahu benar betapa aku mencintai mu. Kau dan aku berasal dari darah keturunan yang sama. Kakek moyang kita Raja Babar. Sebuah keputusan yang teramat sulit bagi ku untuk memutuskanya” Tampak wajah Mirza Hakim semakin tegang. Jalal lanjut berkata: ”Jika aku memutuskan untuk menghukum mu maka aku tidak menghormati Ayah kita Raja Humayun. Aku memutuskan untuk memaafkan diri mu Mirza Hakim. Kau akan tinggal disini dan kau akan diperlakukan dengan hormat di istana ini. Aku menginginkan kita berdua tetap bisa menjalin tali silahturahmi antara dua saudara kakak beradik”. Suasana pun berubah menjadi senyuman lega. Hadirin meneriakan “Hidup Shahenshah” Sementara itu Mirza Hakim tampak bernafas lega dan terharu atas perlakuan Kakaknya itu.
Mirza tampak dtg menghadap Jalal dan Hamida. Sambil menangis terharu dia berkata:” Kakak ku. Aku tak sepantasnya menerima kebaikan mu ini. Aku tak cukup berharga lagi untuk dihormati. Bunuh saja aku Jalal. Aku tak berani lagi memandang mata mu”. Mirza berdiri disana sambil menangis tersedu. Hamida kmd berkata: ” Mirza kau jangan berkata begitu”. Mirza lanjut berkata jika dia tetap disini maka dia akan terus memikirkan semua kesalahan dan dosa2nya kepada Jalal. Jodha kemudian datang memasuki ruangan. Mirza memohon maaf dari Jodha karena ulahnya. Jodha berkata:” Aku datang kemari membawakan mu manisan Kir. Aku tahu menyukainya”. Hamida menyampaikan kepada Jodha bahwa Mirza memohon agar dia biarkan pergi dari sini. Jodha melarangnya pergi. Mirza bilang bahwa dia banyak berdosa kepada keluarganya disini. Jodha menennangkan Mirza dengan berkata semua ini hanyalah kesalah pahaman belaka. Sudah lah semuanya telah berlalu. Mirza sdh dimaafkan. Mirza berkata:” Kakak kau masih menganggap diri ku sebagai adik mu? Karena aku kau di culik Sharifuddin dan dikasarinya” Jodha mengiyakan dan berkata:”Terkadang satu perbuatan baik seseorang sdh cukup untuk menghapus semua kesalahan2nya dimasa lalu". Jodha lanjut berkata bahwa dia mendengar sendiri dari Sharifuddin bahwa Mirza tak setuju dan marah kepada nya karena menculik Jodha. Jodha: ”Aku tahu benar bahwa kau memutuskan untuk tidak bergabung lagi dgn Sharifuddin, ketika kau tahu dia menculik ku. Kau ternyata masih menyangi ku dan menghargai diri ku dan Kakak mu”. Mirza Hakim amat besyukur atas kebaikan hati semua keluarganya. dia bilang dia ingin memohon ampunan dari Tuhan. Oleh karena nya dia minta untuk dikirim pulang ke Kabul. Jalal menyetujui permohonan Mirza Hakim: ”Baikl ah kau akan ku ijinkan untuk kembali ke Kabul. Pergilah adik ku dan carilah pengampunan untuk memperoleh ketenangan hati mu. Dan jika sudah kau temukan kedamaian itu nanti maka kembali lah kesini lagi”. Jodha sebenarnya datang membawa manisan Kir. Jodha menawarkan apakah Mirza mau mencicipi Kir buatannya? Dengan penuh kasih sayang Jodha menyuapi manisan itu kepada Mirza Hakim. Mirza memuji Salim dia bilang putra mu itu seorg yang gagah berani. Mirza: ”Sudah sepantasnya Salim menjadi pengganti Jalal nanti. Dan aku akan menjadi seorang paman yang teramat bangga akan dirinya”.
Suara narratorterdengar dan mengatakan bahwa Kerajaan Mughal sedang berkembang baik dan berkat rahmat Tuhan dalam bentuk hujan yang cukup maka semua ladang dan pertanian subur dan berhasil memperoleh panen yang berlimpah. Rakyat semakin menghormati Jalal. Jalal tampak sedang duduk disidang istana dikelilingi para menterinya. Raja Mann Singh Jodha tampak hadir disana.
Tiba2 seorang pengawal datang mengumumkan bahwa Pandit-ji Badrinath, guru spiritual Jodha datang menghadap. Wajah Jalal terlihat tegang begitu juga dengan Jodha. Tentunya mrk teringat terakhir kali bertemu, Jalal bertengkar hebat dengan Pandit-ji. Jalal bahkan mengusirnya dan mengancam jika berani datang lagi Pandit-ji akan dibunuhnya. Jalal mempersilahkan Pandit-ji masuk mereka saling memandang. Suasana ruang siadang menjadi kaku. Jalal berdiri dari tahtanya dan berjalan mendekati Pandit-ji. Semua menteri pun serempak turut berdiri. Pandit-ji dan Jalal berdiri saling berhadap-hadapan. Pandit-ji tampak masih kesal terhadap. Jalal memulai percakapan itu dan dia memohon:” Aku telah bertindak kasar terhadap mu. Aku mohon maaf setulus2nya karena aku telah tersesat. Aku telah memperolok2 keyakinan mu”. Jodha yang sedari tadi tampak stress terlihat bernafas lega dan mulai tersenyum. Pandit-ji membalas keramahan Jalal dengan sebuah senyuman dan berkata: ”Apa yang sdh kau lakukan wkt itu adalah krn kau takluk pada garis nasib. Dan apa yang kau lakukan sekarang adalah sesuatu yang istimewa dari sebuah kebesaran hati mu. Manusia bisa saja membuat byk kesalahan akan tetapi hanya seorg manusia yang hebat dan besar hati mampu mengakui kesalahan2nya. Aku akan mendoakan mu selalu. Semoga kau selalu memperoleh keberhasilan”. Jalal balas berkata: ”Aku akan sangat berterima kasih jika kau menerima permohonan ku untuk bergabung menjadi anggota penasihat ku di sidang istana ini”. Pandit-ji Badri mengiyakan dan kemudian Jalal mempersilahkannya duduk diantara para menterinya. Pandit-ji memberi salam hormat kepada semua:”Pranam.” Jalal berkata bahwa dirinya sekarang merasa lega dan senang sekali krn semua berjalan baik sesuai rencananya bagi Kerajaan Mughal. Jalal lanjut berkata:”Aku ingin merayakan kebahagiaan ini. Aku ingin menyelenggarakan Jashn (Perayaan besar).
Hoshiyar berpapasan dengan seorg wanita yang membawa beberapa kotak perhiasan. Tampaknya wanita itu penjual perhiasan. dia menyapanya dan bertanya. Hoshiyar si “busy body” alias kepo ingin tahu apa sih isinya? Wanita itu berkata perhiasan2 terindah yang dipesan khusus oleh Shahenshah untuk istrinya. Tetapi aku tak tahu persis istri yang mana yang dimaksudnya? Permata yang menghiasi teramat berharga dan langka, hanya cocok untuk sorang Permaisuri. Aku mendengar dia akan mengumumkan Malika Hindustan (Permaisuri Hindustan) Hoshiyar dijinkan ngintip isi kotak dan terpesona melihatnya. Wanita itu mengingatkan Hoshyiar agar tdk bercerita kepada siapa2 krn ini rahasia. Sementara itu tampaknya Ruks mulai lagi dengan kebiasaanya yang “bossy” dan marah2 sama pelayan. dia berteriak2 memanggil nama Hoshiyar. Hoshiyar tergesa2 dtg menghampirinya. Kamu kemana saja Hoshiyar apa saja yang kau kerjakan? Aku sdh memanggil2 mu sejak sedari tadi. Hoshiya rmemberitahu ada gossip gembira. Ruqaiya mengingatkan bahwa bukanlah hal yang mudah untuk membuatnya senang.
Hoshiyar berkata kepada Ruks kabarnya Shahenshah akan mengumumkan sesuatu yang penting dlm wkt dekat ini lho. Gossip nya dia akan mengadakan perayaan besar-besaran. Mungkin dia akan mengumumkan penganugrahan gelar Malika Hindustan diperayaanbesar nanti. Ruqaiya kaget tapi senang. Dia bilang biarkan Jalal memberikan gelar itu kepada Jodha. Karena Jodha telah banyak berjasa. Hoshiyar malah mengejek Ruqaiya katanya: ”Bukankah kau telah bekerja membanting tulang di desa penampungan. Dan Jodha cuma menjadi Hakim di Sidang. Ku pikir ini pasti untuk mu krn Ratu Jodha sdh mendapat gelar MUZ. Sekarang giliran mu pasti” Nah Ruks mulai deh kembali dengan raut wajahnya yg“sneaky” itu. Tampak nya dia geer atau bertanya2 siapa atau tepatnya apakah dia akan mendapat apa dr Jalal?
Qutub dab Salim sedang berjalan di halaman istana sambil berbincang. Salim berkata kepada Qutub bahwa dia Sekarang hrs mengabdikan dirinya bagi rakyat. Salim bilang dia telah berhasil mendapatkan kepercayaan mereka. Qutub menjawab:"Masih ingatkah kau dahulu suka melarikan diri dari tanggung jawab tugas2 mu sebagai seorg Pangeran. Dahulu kau begitu benci menjad iseorg Pangeran?" Salim menjawab bahwa dirinya telah banyak berubah. dia mengerrti Sekarang bahwa sebagai seorang pangeran Mughal dia memiliki byk tanggung jawab yang wajib dia laksanankan. Aku akan menjadi seorg Raja nanti. Aku ingin rakyat ku adalah rakyat yang cukup sandang dan pangan. Rakyat yang makmur sehingga mereka tak perlu berbuat jahat dan merendahkan diri sehingga hrs mencari nafkah di Raqasas spt Anarkali. (Wah-wah kok modus nih ujung2nya)
Adegan pindah ke kamar Ruqaiya. Jalal tampak sedang berjalan memasuki kamar Ruks dan membawa sebuah kotak perhiasan. dia terlihat tersenyum bahagia dan langsung tak sabar memperlihatkan kepada Ruks sebuah batu ruby besar yang indahnya istimewa. Ruks tampak kagum. dia bertanya untuk siapa itu? Jalal menjawab bahwa dia akan menjadi bagian hadiah bagi Malika Hindustan tentunya. Jalal lalu pamit pergi. Hoshiyar berkata kepada Ruqaiya:”Bukankah sdh sy bilang itu untuk Malika Hindustan. Pasti kau lah wanita yang akan mendapatkan hadiah itu” (Wah wah Hoshiyar rumpi dan biang gossip. Parahnya dia menyampaikan kesimpulan yang salah. Bisa ramai nih dunia persilatan eh dunia Hareem) Ruqaiya langsung kegeeran dan berkata dalam hati :”Hem kini giliran ku untuk memperoleh gelar istimewa dari Jalal. Bukankah Jodha sdh mendpt gelar MUZ? Hem … Jodha hanya bekerja menjadi Hakim bagi rakyat desa. Sedangkan aku. Aku kerja keras di desa kemarin. Aku tentu berhak mendapatkan gelar istimewa itu”. Ruqaiya tampak mulai senyum2 “sneaky” kembali lagi spt dulu. (Ruqaiya … Ruqaiya… kok cuma sebentar aja sadarnya. Emang sih brp org punya sifat gampang jadi lupa kalau sdh dalam posisi senang)
Cuplikan Episode 472 Jalal megumpulkan para menterinyadi ruang sidang. Jodha, Hamida dan Ruqaiya tampak juga hadir disana. Jalal berkata hidupnya sangatbahagia dan dia merasa sdh saat nya dia mngumumkan penganugrahan gelar khususMalika Hindustan. Ruks tampak sdh senyum2 geer duluan. Baca Episode Selanjutnya : Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 472