Sinopsis Veera Episode 447. Saat itu Ranvi mendapat telfon dari tuan Niel yang memberitahu Ranvi agar segera pergi Delhi untuk membuat visa disana “Baik, tuan, kami pasti akan segera pergi ke Delhi untuk mengurus visanya” sementara itu dokter Sonia kembali mengunjungi rumah Bansuri untuk mengajari Bansuri menari “Dokter Sonia, kamu terlihat sangat lelah sekali ? Kamu pasti telah bekerja sangat keras, cobalah untuk beristirahat dulu, dokter.untuk kesehatanmu sendiri” namun dokter Sonia tetap bersikeras untuk mengajari Bansuri menari, berkali kali Bansuri diajari menari tapi tak bisa juga, semua gerakan yang diajarkan oleh dokter Sonia selalu salah, hal ini tentu saja membuat dokter Sonia kesal, namun dokter Sonia tetap bersabar dan dengan telaten mengajari Bansuri, Sementara itu di rumah Ratan, Gunjan sedang memberesi pakaian Ranvi yang akan dibawa pergi ke Polandia, saat itu Gunjan melihat tas dokter Sonia terbawa dengan tasnya, sedangkan Bansuri masih terus berlatih menari bersama dokter Sonia hingga akhirnya ketika dokter Sonia melihat foto Balwant sedang memangku Gunjan waktu kecil, hal ini membuat dokter Sonia cemburu dan kesal, dokter Sonia kemudian memulai mengajari Bansuri menari dengan gerakan yang sangat cepat sehingga Bansuri tak bisa mengikuti gerakan dokter Sonia sampai akhirnya tanpa sadar ketika dokter Sonia menari sambil berputar putar tangannya menyenggol foto Balwant dan Gunjan tadi hingga jatuh dan pecah berantakan kacanya bahkan salah satu pecahan kaca itu mengenai kaki dokter Sonia hingga berdarah, Bansuri bermaksud hendak mengobati tapi dokter Sonia menolak “Lebih baik aku pulang saja” dokter Sonia segera berlalu dari sana meninggalkan Bansuri yang terbengong kebingungan
Sinopsis Veera Episode 447 |
Sementara itu Ranvi dan Veera sudah ada di kota Delhi, sedang mengurus visa mereka ke Polandia, Gunjan menemui dokter Sonia di rumahnya dan memberikan tas yang terbawa oleh Gunjan, Gunjan mengajaknya untuk jalan jalan melihat desa Pritampura namun dokter Sonia menolak karena akan pergi ke rumah sakit, akhirnya Gunjan pun pulang “Aku akan mencoba berteman dengan Gunjan dan aku akan juga akan menyakiti perasaan tuan Balwant !” bathin dokter Sonia dalam hati sambil melihat kepergian Gunjan dari rumahnya,
Tak lama kemudian dokter Sonia menemui Gunjan di rumah ibu mertuanya, Gunjan sangat senang dengan kedatangan dokter Sonia lalu mereka berdua memasak bersama di dapur sambil ngobrol kesana kemari “Oh iya, Ranvi dan Veera sebentar lagi akan pergi ke Polandia” kemudian mereka saling menggosip satu sama lain sambil tertawa tawa senang “Gunjan, siapa orang yang sangat kamu sayangi dalam hidupmu ?” dengan polos Gunjan langsung menjawab pertanyaan dokter Sonia “Ranvi !” lalu Gunjan juga bertanya pertanyaan yang sama ke dokter Sonia “Aku akan memberikan jawabannya pada saat yang tepat nanti” jawaban dokter Sonia penuh dengan teka teki Dokter Sonia kemudian menemui Ranvi di ladang sepulangnya dari rumah Ratan “Jika kamu membutuhkan bantuan apapun, kamu tinggal mengatakannya saja padaku, dok” dokter Sonia sangat senang mendengarnya,
Kemudian dokter Sonia menemui Bansuri lagi dirumahnya, Bansuri sangat senang dengan kedatangan dokter Sonia “Dokter Sonia, aku akan memberikan kamu manisan untuk hari yanga baik ini” Bansuri bergegas menuju ke dapur untuk mengambil manisan, sementara dokter Sonia hanya duduk di ruang tamu menunggunya, tak lama kemudian Balwant turun dari lantai atas, melihat postur tubuh ayahnya dari belakang membuat dokter Sonia merasa rindu dan langsung berdiri ingin menyambutnya, sesaat mereka berdua saling bertatap muka namun kemudian Balwant menyambut tamunya ini yang notabene adalah anak kandungnya sendiri, setelah ngobrol berdua, kemudian Bansuri datang membawakan manisan untuk dokter Sonia, namun Balwant meminta untuk menyuapkan manisan itu ke dokter Sonia, dokter Sonia merasa terharu dan menerima suapan demi suapan dari ayah kandungnya yang tak pernah di rasakannya selama ini
Sepulang dari rumah Balwant, kenangan akan Balwant yang menyuapinya masih membekas dalam benak dokter Sonia, hingga tanpa sadar dokter Sonia pun menangis, saat itu ponselnya berdering, ternyata Gunjan yang menelfonnya “Dokter Sonia, terima kasih untuk hadiahnya, sangat bagus sekali, aku tak merasa kalau kamu itu adalah temanku, sepertinya kamu ini adalah kakakku” kata Gunjan tulus Ratan sedang mengemasi barang barang Ranvi dan Veera, kemudian dilihatnya foto Ranvi dan Veera ketika masih kecil, saat itu bibi Chaiji menghampirinya “Kakak, Ranvi sekarang sudah benar benar dewasa, selama ini ia selalu bersamaku dan ia tak pernah hidup sendirian tanpa aku lalu bagaimana ia bisa hidup disana ?” bibi Chaiji bisa memahami kecemasan adik iparnya ini “Dia bisa hidup disana dengan mudah, ia pasti bisa beradaptasi disana, jadi janganalah khawatir” hibur bibi Chaiji
Ranvi dan Gunjan baru saja pulang dari berbelanja, ketika di jalan mereka bertemu dengan dokter Sonia, saat itu dokter Sonia membawa barang belanjaan yang cukup banyak, Gunjan merasa iba “Dokter Sonia, biar Ranvi yang mengantar kamu ke rumah sakit, biar ia saja yang membawa barang barangmu ini” dokter Sonia merasa senang kemudian Gunjan berjalan lebih dulu meninggalkan Ranvi dan dokter Sonia “Oh ya, apakah kamu tahu seorang tukang kayu ? Aku ingin menancapkan beberapa paku di dinding, aku butuh dia” Ranvi tersenyum “Biar aku saja yang melakukannya besok, dok” dokter Sonia semakin senang mendengarnya kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke rumah sakit
Tak lama kemudian dokter Sonia menemui Gunjan di rumah ibu mertuanya, Gunjan sangat senang dengan kedatangan dokter Sonia lalu mereka berdua memasak bersama di dapur sambil ngobrol kesana kemari “Oh iya, Ranvi dan Veera sebentar lagi akan pergi ke Polandia” kemudian mereka saling menggosip satu sama lain sambil tertawa tawa senang “Gunjan, siapa orang yang sangat kamu sayangi dalam hidupmu ?” dengan polos Gunjan langsung menjawab pertanyaan dokter Sonia “Ranvi !” lalu Gunjan juga bertanya pertanyaan yang sama ke dokter Sonia “Aku akan memberikan jawabannya pada saat yang tepat nanti” jawaban dokter Sonia penuh dengan teka teki Dokter Sonia kemudian menemui Ranvi di ladang sepulangnya dari rumah Ratan “Jika kamu membutuhkan bantuan apapun, kamu tinggal mengatakannya saja padaku, dok” dokter Sonia sangat senang mendengarnya,
Kemudian dokter Sonia menemui Bansuri lagi dirumahnya, Bansuri sangat senang dengan kedatangan dokter Sonia “Dokter Sonia, aku akan memberikan kamu manisan untuk hari yanga baik ini” Bansuri bergegas menuju ke dapur untuk mengambil manisan, sementara dokter Sonia hanya duduk di ruang tamu menunggunya, tak lama kemudian Balwant turun dari lantai atas, melihat postur tubuh ayahnya dari belakang membuat dokter Sonia merasa rindu dan langsung berdiri ingin menyambutnya, sesaat mereka berdua saling bertatap muka namun kemudian Balwant menyambut tamunya ini yang notabene adalah anak kandungnya sendiri, setelah ngobrol berdua, kemudian Bansuri datang membawakan manisan untuk dokter Sonia, namun Balwant meminta untuk menyuapkan manisan itu ke dokter Sonia, dokter Sonia merasa terharu dan menerima suapan demi suapan dari ayah kandungnya yang tak pernah di rasakannya selama ini
Sepulang dari rumah Balwant, kenangan akan Balwant yang menyuapinya masih membekas dalam benak dokter Sonia, hingga tanpa sadar dokter Sonia pun menangis, saat itu ponselnya berdering, ternyata Gunjan yang menelfonnya “Dokter Sonia, terima kasih untuk hadiahnya, sangat bagus sekali, aku tak merasa kalau kamu itu adalah temanku, sepertinya kamu ini adalah kakakku” kata Gunjan tulus Ratan sedang mengemasi barang barang Ranvi dan Veera, kemudian dilihatnya foto Ranvi dan Veera ketika masih kecil, saat itu bibi Chaiji menghampirinya “Kakak, Ranvi sekarang sudah benar benar dewasa, selama ini ia selalu bersamaku dan ia tak pernah hidup sendirian tanpa aku lalu bagaimana ia bisa hidup disana ?” bibi Chaiji bisa memahami kecemasan adik iparnya ini “Dia bisa hidup disana dengan mudah, ia pasti bisa beradaptasi disana, jadi janganalah khawatir” hibur bibi Chaiji
Ranvi dan Gunjan baru saja pulang dari berbelanja, ketika di jalan mereka bertemu dengan dokter Sonia, saat itu dokter Sonia membawa barang belanjaan yang cukup banyak, Gunjan merasa iba “Dokter Sonia, biar Ranvi yang mengantar kamu ke rumah sakit, biar ia saja yang membawa barang barangmu ini” dokter Sonia merasa senang kemudian Gunjan berjalan lebih dulu meninggalkan Ranvi dan dokter Sonia “Oh ya, apakah kamu tahu seorang tukang kayu ? Aku ingin menancapkan beberapa paku di dinding, aku butuh dia” Ranvi tersenyum “Biar aku saja yang melakukannya besok, dok” dokter Sonia semakin senang mendengarnya kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke rumah sakit
Baca Selanjutnya Sinopsis Veera Episode 448