Sinopsis Veera Episode 368 Baldev turun ke bawah bersama Veera sambil memegangi tangannya, Baldev berusaha membimbing Veera yang saat itu masih merasakan kakinya sakit, Bansuri datang menghampiri mereka, Baldev langsung melepaskan pegangan tangannya di tangan Veera begitu bertemu dengan ibunya namun Bansuri tak kesal seperti biasa hanya kaget sedikit dan bertanya ke Veera “Veera, apa yang kamu lakukan disini ?” Veera dan Baldev sangat kikuk didepan Bansuri “Ada seekor kerbau yang menyakiti kakiku, bibi” Baldev langsung menyahut “Aku adalah seekor kerbau yang baik, ibu” Bansuri membentak ke arah Baldev “Baldev ?!” Baldev malah merasa bingung dan heran, kenapa ibunya malah membentak kearahnya, Baldev tak habis pikir, apalagi ketika Bansuri berusaha bersikap baik di depan Veera dan meminta Veera untuk bersamanya ke atas menemui Ranvi dan Balwant Begitu Bansuri dan Veera masuk ke kamar Balwant, saat itu Ranvi dan Balwant sedang ngobrol , Ranvi kaget melihat kaki Veera yang pincang “Veera, apa yang terjadi ?” Ranvi segera menghampiri adiknya itu dan merasa khawatir “Aku baik baik aja sekarang, kakak,aku nggak papa” Bansuri langsung menyahut ucapan Veera “Dia itu terjebak oleh kerbau yang marah” Balwant terkejut mendengarnya “Apa ? Kerbau ?” tanya Balwant heran “Sudah sudah, pertama tama kamu makan manisan ini dulu dan aku sudah membawakan kalian teh, silahkan diminum yaaa” kata Bansuri sambil menyuapkan ladu pada Ranvi dan Veera, kemudian berlalu dari sana
Sinopsis Veera Episode 368 |
Begitu sampai di bawah, dilihatnya Baldev sedikit gelisah sambil mondar mandir kesana kemari, Bansuri segera menghampirinya dan memintanya untuk menyambut tamu mereka “Baldev, kamu haru menemui tamu kita” Baldev tertegun “Aku tak suka dengan Ranvi, ibu,selama ini aku memang diam saja, itu semua karena ayah, kalau tak aku sudah membunuhnya “ kata Badlev kesal namun Bansuri malah menentang pendapat anak kesayangannya ini “Baldev, kamu harus bisa menghormatinya, dengan begitu kita akan mengatakan padanya kalau kamu ingin menjadi kepala desa maka ia pasti akan mendukung kamu sepenuhnya” Baldev akhirnya setuju dengan saran ibunya “Iya, ibu,ibu memang benar, kenapa pikiran seperti ini tak mampir ke otakku ?” tanya Baldev heran “Sudah sekarang kamu temui ia dan ucapkan selamat hari holi" pinta Bansuri
Ranvi dan Veera sedang turun ke lantai bawah, Ranvi berusaha membimbing Veera berjalan perlahan lahan karena kakinya masih sakit “Veera, kenapa kamu membawa Gunjan ke rumahnya sendiri ? Apakah semuanya baik baik saja ?” ketika Veera berusaha menjelaskan ke Ranvi, saat itu Baldev dan Bansuri menghampiri mereka, Baldev mengucapkan selamat hari holi ke Ranvi “Ranvi, mulai dari sekarang kita akan melupakan semuanya yang pernah terjadi pada kita, semua permusuhan kita selama ini, sekarang kita akan hidup bahagia bersama sama” kata Baldev sambil memeluk Ranvi, Ranvi pun membalas pelukkan Baldev, sementara Veera merasa heran dan aneh, Veera tak bisa percaya begitu saja dengan permintaan perdamaian dari Baldev yang begitu tiba tiba “Kakak, ayooo kita pulang” kata Veera jengah “Veera, sebentar, kita harus membawa Gunjan pulang ke rumah kita” tepat pada saat itu Gunjan datang menghampiri mereka, Bansuri merasa senang melihat Gunjan, kemudian Bansuri melakukan aarti untuk mereka berdua, setelah selesai, Ranvi pamit pulang pada Bansuri, Bansuri menitipkan oleh oleh dan manisan untuk Ratan
Ketika mereka bertiga dalam perjalanan pulang ke rumah Ratan, tiba tiba di tengah jalan Ranvi memutuskan untuk ke ladang terlebih dulu “Veera, kalian berdua pulang dulu ke rumah, aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu di ladang, nanti aku menyusul” Ranvi kemudian meninggalkan Veera dan Gunjan, Gunjan merasa canggung ketika harus berduaan dengan Veera, ketika mereka sudah sampai dihalaman rumah, Veera bertanya “Gunjan, kenapa kamu kembali ke rumah kami ? Bukankah kamu tak menyukai rumah kami ?” Gunjan hanya bisa terdiam tak mampu berkata apa apa di depan Veera “Gunjan ! Aku kira kamu akan tinggal dirumah kami sampai Jagjeet menelfon kamu, iya kan ? Kemudian setelah itu kamu meninggalkan rumah kami, bukan begitu ?” tanya Veera kesal “Veera, aku akan tinggal di sini dan aku tak akan pergi kemana mana” kata Gunjan
Veera segera menghentikan langkah Gunjan “Gunjan, kalau kamu mau tinggal bersama kami maka kamu harus menganggap rumah ini sebagai rumahmu sendiri dan menganggap ibu dan bibi Chaiji sebagai ibu dan bibimu dan juga kakakku Ranvi harus kamu anggap sebagai suamimu” Gunjan hanya terdiam mendengar ucapan Veera “Kamu tak boleh bersikap buruk pada kakakku, kamu juga harus menghormati kakakku, jika kamu mengikuti peraturanku ini maka kamu boleh masuk ke rumah kami, kalau tak aku menutup pintu ini untuk selama lamanya buat kamu” kata Veera sambil perlahan lahan hendak menutup pintu rumahnya tepat di depan Gunjan, Gunjan bingung dan gelisah, ketika teringat pada ucapan ayah dan ibunya yang mengancamnya untuk bersikap baik pada Ranvi, sementara Jagjeet yang diharapkan bantuannya ternyata juga tak bisa menerima dirinya kembali secara utuh,
Gunjan berada di dilema yang cukup membingungkan, saat itu Veera hampir saja menutup pintu rumahnya “Ada apa, Gunjan ? Aku akan menutup pintu ini kalau kamu tak memberikan jawaban !” Gunjan akhirnya pasrah “Hentikan, Veera ! Baiklah, aku akan mengikuti semua peraturanmu” Veera akhirnya membuka pintu rumahnya kembali untuk Gunjan “Apa yang kamu katakan ? Kamu bilang kakakku tak bisa mencari uang, tak bisa bahasa inggris dan tak bisa tinggal di luar negeri ? Sekarang kamu lihat kan kalau aku akan menjadikan semuanya menjadi mungkin dan kamu hanya bisa melihat saja” sindir Veera
Veera dan Gunjan kemudian memasuki rumah, saat itu ibu dan bibinya sedang ngobrol di ruang tamu “Veera, kamu ini bagaimana ? Ini ambil ponselmu ! Ponselmu itu bibi temukan di dalam kendi yang berisi air” kata bibi Chaiji sambil memberikan ponsel Veera “Heeii, Gunjan,bukankah kemarin ponselnya Veera, bibi berikan padamu” Gunjan gelagapan dan gugup menjawab pertanyaan bibi Chaiji, Veera segera menyahut “Oh iyaa, bibi,kemarin aku lupa, Gunjan sudah memberikannya padaku tapi aku lupa menaruhnya dimana ponselku ini, untung bibi menemukannya” Gunjan merasa lega karena Veera mampu mencairkan situasi yang sedikit membuatnya tegang tadi “Ibu, ibuku memberikan manisan dan hadiah ini untuk ibu” kata Gunjan sambil memberikan oleh oleh yang dibawanya sedari tadi untuk Ratan, Ratan heran begitu juga bibi Chaiji
“Bansuri ? ia memberikan hadiah itu ?” Veera langsung menyahut “Hari ini bibi Bansuri mengucapkan terima kasih pada kakak dan memberikan banyak penghormatan padanya juga, paman Balwant dan bibi Bansuri juga memberikan restu untuk kakak, aku tahu kalau kita berada pada posisi seperti ini pasti akan merasakan bahagia juga” Veera sangat bersemangat ketika menceritakan perubahan Bansuri pada kakaknya “Bibi tahu kalau kakakmu itu memang benar benar luar biasa” Veera langsung menyindir ke arah Gunjan “Gunjan, bukankah kamu juga ikut senang ?” Gunjan hanya tersenyum getir “Baiklah, sekarang ibu mau masak air dulu untuk Ranvi” Veera langsung mencegah ibunya “Ibu, jangan ! Biar Gunjan saja yang melakukan hal ini, ia suka melakukan hal ini, bukan begitu, Gunjan ?” Gunjan hanya tersenyum yang dipaksakan didepan mereka sambil menyetujui permintaan Veera “Ya sudah kalau begitu, pergilah dan masaklah air diluar, ada tungku disana” pinta bibi Chaiji, Gunjan hanya bisa pasrah dan berbalik ke luar rumah
Ranvi dan Veera sedang turun ke lantai bawah, Ranvi berusaha membimbing Veera berjalan perlahan lahan karena kakinya masih sakit “Veera, kenapa kamu membawa Gunjan ke rumahnya sendiri ? Apakah semuanya baik baik saja ?” ketika Veera berusaha menjelaskan ke Ranvi, saat itu Baldev dan Bansuri menghampiri mereka, Baldev mengucapkan selamat hari holi ke Ranvi “Ranvi, mulai dari sekarang kita akan melupakan semuanya yang pernah terjadi pada kita, semua permusuhan kita selama ini, sekarang kita akan hidup bahagia bersama sama” kata Baldev sambil memeluk Ranvi, Ranvi pun membalas pelukkan Baldev, sementara Veera merasa heran dan aneh, Veera tak bisa percaya begitu saja dengan permintaan perdamaian dari Baldev yang begitu tiba tiba “Kakak, ayooo kita pulang” kata Veera jengah “Veera, sebentar, kita harus membawa Gunjan pulang ke rumah kita” tepat pada saat itu Gunjan datang menghampiri mereka, Bansuri merasa senang melihat Gunjan, kemudian Bansuri melakukan aarti untuk mereka berdua, setelah selesai, Ranvi pamit pulang pada Bansuri, Bansuri menitipkan oleh oleh dan manisan untuk Ratan
Ketika mereka bertiga dalam perjalanan pulang ke rumah Ratan, tiba tiba di tengah jalan Ranvi memutuskan untuk ke ladang terlebih dulu “Veera, kalian berdua pulang dulu ke rumah, aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu di ladang, nanti aku menyusul” Ranvi kemudian meninggalkan Veera dan Gunjan, Gunjan merasa canggung ketika harus berduaan dengan Veera, ketika mereka sudah sampai dihalaman rumah, Veera bertanya “Gunjan, kenapa kamu kembali ke rumah kami ? Bukankah kamu tak menyukai rumah kami ?” Gunjan hanya bisa terdiam tak mampu berkata apa apa di depan Veera “Gunjan ! Aku kira kamu akan tinggal dirumah kami sampai Jagjeet menelfon kamu, iya kan ? Kemudian setelah itu kamu meninggalkan rumah kami, bukan begitu ?” tanya Veera kesal “Veera, aku akan tinggal di sini dan aku tak akan pergi kemana mana” kata Gunjan
Veera segera menghentikan langkah Gunjan “Gunjan, kalau kamu mau tinggal bersama kami maka kamu harus menganggap rumah ini sebagai rumahmu sendiri dan menganggap ibu dan bibi Chaiji sebagai ibu dan bibimu dan juga kakakku Ranvi harus kamu anggap sebagai suamimu” Gunjan hanya terdiam mendengar ucapan Veera “Kamu tak boleh bersikap buruk pada kakakku, kamu juga harus menghormati kakakku, jika kamu mengikuti peraturanku ini maka kamu boleh masuk ke rumah kami, kalau tak aku menutup pintu ini untuk selama lamanya buat kamu” kata Veera sambil perlahan lahan hendak menutup pintu rumahnya tepat di depan Gunjan, Gunjan bingung dan gelisah, ketika teringat pada ucapan ayah dan ibunya yang mengancamnya untuk bersikap baik pada Ranvi, sementara Jagjeet yang diharapkan bantuannya ternyata juga tak bisa menerima dirinya kembali secara utuh,
Gunjan berada di dilema yang cukup membingungkan, saat itu Veera hampir saja menutup pintu rumahnya “Ada apa, Gunjan ? Aku akan menutup pintu ini kalau kamu tak memberikan jawaban !” Gunjan akhirnya pasrah “Hentikan, Veera ! Baiklah, aku akan mengikuti semua peraturanmu” Veera akhirnya membuka pintu rumahnya kembali untuk Gunjan “Apa yang kamu katakan ? Kamu bilang kakakku tak bisa mencari uang, tak bisa bahasa inggris dan tak bisa tinggal di luar negeri ? Sekarang kamu lihat kan kalau aku akan menjadikan semuanya menjadi mungkin dan kamu hanya bisa melihat saja” sindir Veera
Veera dan Gunjan kemudian memasuki rumah, saat itu ibu dan bibinya sedang ngobrol di ruang tamu “Veera, kamu ini bagaimana ? Ini ambil ponselmu ! Ponselmu itu bibi temukan di dalam kendi yang berisi air” kata bibi Chaiji sambil memberikan ponsel Veera “Heeii, Gunjan,bukankah kemarin ponselnya Veera, bibi berikan padamu” Gunjan gelagapan dan gugup menjawab pertanyaan bibi Chaiji, Veera segera menyahut “Oh iyaa, bibi,kemarin aku lupa, Gunjan sudah memberikannya padaku tapi aku lupa menaruhnya dimana ponselku ini, untung bibi menemukannya” Gunjan merasa lega karena Veera mampu mencairkan situasi yang sedikit membuatnya tegang tadi “Ibu, ibuku memberikan manisan dan hadiah ini untuk ibu” kata Gunjan sambil memberikan oleh oleh yang dibawanya sedari tadi untuk Ratan, Ratan heran begitu juga bibi Chaiji
“Bansuri ? ia memberikan hadiah itu ?” Veera langsung menyahut “Hari ini bibi Bansuri mengucapkan terima kasih pada kakak dan memberikan banyak penghormatan padanya juga, paman Balwant dan bibi Bansuri juga memberikan restu untuk kakak, aku tahu kalau kita berada pada posisi seperti ini pasti akan merasakan bahagia juga” Veera sangat bersemangat ketika menceritakan perubahan Bansuri pada kakaknya “Bibi tahu kalau kakakmu itu memang benar benar luar biasa” Veera langsung menyindir ke arah Gunjan “Gunjan, bukankah kamu juga ikut senang ?” Gunjan hanya tersenyum getir “Baiklah, sekarang ibu mau masak air dulu untuk Ranvi” Veera langsung mencegah ibunya “Ibu, jangan ! Biar Gunjan saja yang melakukan hal ini, ia suka melakukan hal ini, bukan begitu, Gunjan ?” Gunjan hanya tersenyum yang dipaksakan didepan mereka sambil menyetujui permintaan Veera “Ya sudah kalau begitu, pergilah dan masaklah air diluar, ada tungku disana” pinta bibi Chaiji, Gunjan hanya bisa pasrah dan berbalik ke luar rumah