Sinopsis Ashoka Antv Episode 328. Di istana kalinga, suara gemericik air terdengar memecah kesunyian dimalam hari, Kaurvaki tertidur,ia tak dapat tidur dengan pulas. Kaurvaki gelisah bermimpi buruk tentang Ashoka, dalam mimpinya, Kaurvaki melihat jika Ashoka terus di cambuk oleh seseorang seperti dalam kenyataannya pada ketika Nicator dan Mir khurasan menyerang kerajaan Magadha. Kaurvaki terbangun dan menjerit, ia duduk dan terdiam.
Seorang pelayan bernama Bela datang kesana “Ada apa Kaurvaki?”, Kaurvaki bangun dari tempat tidurnya menghampiri Bela dan memegang tangan Bela, Kaurvaki menghawatirkan keadaan Ashoka, kaurvaki mengatakan " hidup Ashoka dalam bahaya".
Seorang pelayan bernama Bela datang kesana “Ada apa Kaurvaki?”, Kaurvaki bangun dari tempat tidurnya menghampiri Bela dan memegang tangan Bela, Kaurvaki menghawatirkan keadaan Ashoka, kaurvaki mengatakan " hidup Ashoka dalam bahaya".
Sinopsis Ashoka Antv Episode 328 |
Kaurvaki merasa tak berdaya, ia mengatakan pada Bela "ketika Ashoka ada didepan ku, ketika aku menutup mata ku, aku segera membuka mata ku dan mencari Ashoka dan kemudian aku mendapatkan kenyataan, bahwa aku tak bersama dengannya lagi, tetapi hidup ku hanya untuknya, aku harus bertemu dengannya dan memastikan bahwa keadaan Ashoka baik-baik saja”
Pelayan Bela mengatakan pada Kaurvaki "Tenanglah, itu hanya mimpi, kau jangan sebut namanya atau Maharaj Jagannath akan menghukum mu"
Kaurvaki tak peduli, ia mengatakan “Aku sudah memutuskan, aku hanya perlu menerapkannya dalam kehidupan ku", ia meneteskan air mata.
Keesokan paginya, di Pataliputra, puja Ramayana Paath sedang berlangsung di kerajaan Magaadha, semua orang berdoa, Sushima melirik ke arah Ashoka, Sushima masih terus memikirkan semua ucapan yang Tantric katakan kepadanya “ Bagaimana caranya Ashoka akan keluar dari dalam kehidupan ku?”
Shubarasi membacakan setiap mantra Ramayana dengan nada yang keras untuk semua orang, ia mulai membacakan baid demi baid “Siapapun yang mengikuti jalan kebenaran (Dharma) tak peduli itu atas ketenaran, mereka yang telah merencanakan pada semua orang baik, mereka sangatlah bodoh, jika semua orang yang baik telah mengambil keputusan yang salah maka mereka di bawah pengaruh yang salah, semoga mereka menyadari benar dan salah, bahkan orang jahat tak akan bertahan hidup lebih lama, meskipun mereka mendapatkan segalanya”.
Charu dan Sushim melihat satu sama lain. Subharasi terus membacakan teks ketika Pundit melafalkan mantra puja Subharasi melanjutkan untuk membaca tiap bait dalam buku “Orang harus segera membayar untuk semua dosa-dosa mereka”. Bindu hanya tersenyum
Di luar istana, semua prajurit sedang membereskan halaman istana, mereka mengumpulkan jenazah semua prajurit dan menandu semua jenazah, radhagupta berdiri di samping jenazah Mir khurasan dan Nicator, ia mengatakan “ ucapan guru ku chanakya benar, Khurasani dan Yunani tak akan pernah dapat berteman dengan siapapun, hari ini jiwa mereka harus dalam kedamaian”
Seorang prajurit menemukan selembar kertas tergulung di saku Mir Khurasan, Prajurit datang menghampiri Radhagupta dan memberikannya selembar potongan kertas kecil, kemudian Radhagupta bergegas pergi, ia datang menemui Ashoka dan menunjukan kertas itu pada Ashoka, mereka berbicara di depan pintu, Radhaguptha mengatakan “ Ada sesorang yang telah mengirimkan kertas ini pada Mir Khurasan untuk meunjukkan peta trowongan rahasia baru kami di istana ini".
Ashoka kemudian menyimpulkan “ Ada beberapa orang dalam yang ikut terlibat, hanya ada dua orang yang tahu dengan jelas bahasa Yunani yaitu Ibu Suri Helena dan juga Siamak”
Kemudian, Siamak datang untuk menemui ibu suri Helena di penjara, Siamak begitu sangat marah ketika ia mengetahui bahawa Mir Khurasan dan Nicator telah tewas “Dewa telah menyelamatkan ku dan aku terhindar menjadi seorang anak yatim piatu”. Kemudian Siamak membicarakan ironi (Sebuah kejadian yang sangat bertentangan dengan yang diharapkan oleh Siamak atau seharusnya tak terjadi tetapi sudah menjadi suratan takdir yang tak dapat dihindari).
Siamak mengatakan “ Musuh ku memaafkan ku”.
Siamak bertanya-tanya “ Bagaimana Ashoka bisa menyerah?”. Helena mencoba memberikan Siamak pengertian, ia mengatakan “Ashoka mengasihani ku, Ayah ku sendiri yang telah mengatakan pada Ashoka untuk membunuh ku, bahkan Ashoka tak terpengaruh sedikitpun dengan ucapannya, ketika itu Ashoka bisa saja membunuh ku, ia tahu tentang segala sesuatu yang sudah ku lakukan terhadap dirinya, kemudian ia melepaskan aku dan memaafkan ku, kehidupan ibunya sendiri pun ketika itu dalam bahaya, ketika itu aku tak bisa mengerti, tetapi ketika itu Ashoka mengatakan bahwa aku Ibu suri Helena dan seorang ibu suri dihormati oleh india dan tak melakukan sesuatu yang menyakitkan).
Kilas balik ketika Ashoka menyandra dirinya dan mengarahkan belati di lehernya, dan ketika Rani Dharma dijadikan sandra oleh Nicator
Helena mengakui semua kesalahannya dan mengatakan pada Siamak, “ucapan Ashoka membuat aku menyadari bahwa kekuatan india yang kami pikir akan menjadi lemah, dimana Hubungan pendidikan, tradisi hanyalah sebatas kata-kata saja untuk kami, tetapi yang sebenarnya, itulah hidup mereka”. “Di istana Magadha ini, menerima semua orang secara terbuka dan memperlakukan mereka dengan sangat baik, aku akan memberitahu mu untuk menerima tempat mu disini besama dengan keluarga mu dan menjadi anggota keluarga mereka”
Radhagupta ingin mengetahui cara Helena menulis dengan menggunakan bahasa Yunani “Menurut mu Ashok tulisan siapakah itu?”, tetapi Ashoka mengakui tentang tulisan tangan itu berkaitan dengan tulisan tangan Siamak.
Dipenjara, Siamak bertanya kepada Ibu Suri Helena , hati Siamak sudah membantu, ia mengatakan “ Apakah kau sudah gila, hari ini kau bebicara seolah sekarang kau mendukung Ashoka hanya kerana ia telah menyelamatkan hidup mu sekali?” Aku tak bisa melakukannya!” Kau harus menemukan dan mencari pilihan lain”. Helena mengakui, mengatakan pada Siamak “Aku sudah menyerah, sekarang tak ada pilihan ataupun rencana apapun, aku sama sekali tak bisa berfikir tentang apapun, sepertinya aku lelah dengan semua ini, kita harus mengakhiri semuanya sampai disini saja”
Namun, Siamak menolak untuk mau melakukannya “Tidak, kedua orang tua ku telah tewas, lalu bagaimana aku bisa melupakannya?” Helena menyarankan pada Siamak bahwa dirinya harus pergi ke Macadonia untuk melupakan semua yang telah terjadi.
Siamak marah dan menjauhi Helena mengatakan “ Garis keturunan Maurya mereka semua pengecut, aku memiliki darah keturunan Khurasani dan darah Yunani di dalam pembuluh darah ku, aku akan membalas dendam, tak akan ada yang dapat mengentikan aku sekarang, bahkan kau pun tak bisa menghentikan aku”
Ibu suri Helena mencoba untuk memegang tangan Siamak, dan mencoba untuk menghentikan Siamak "Siamak.. tunggu dengarkan aku", tetapi Siamak pergi dan mengacuhkan semua perkataanya. Ashoka mendengarkan semua pembicaraan mereka dari luar dekat dengan penjara.
Di dalam penjara, Helena mengatakan “Itu bukanlah kesalahan mu Siamak, setelah semuanya terjadi, kau memang memiliki darah Yunani di dalam pembuluh darah mu, ya kau memiliki darah Justin karena kau darah dagingnya” Ashoka tertengun mendengar hal itu, kemudian ia pergi.
Siamak pergi dari penjara, ia kecewa dengan Helena, ia berjalan di Koridor istana, Ashoka menghalangi jalan Siamak, ia menatap tajam pada Siamak dan menujukan potongan kertas yang diberikan oleh Radhagupta agar Siamak dapat mengenalinya, Ashoka bertanya pada Siamak “Siamak, beri tahu aku, Apa yang kau tahu tentang kertas ini?”. Siamak berkilah “ Tampaknya di kerajaan ini ada beberapa ketas yang serupa”
Siamak tetap mengacuhkan Ashoka dan ia berjalan pergi untuk menghindari Ashoka, tetapi Ashoka marah, ia bebalik dan mengikutinya, Ashoka kesal mendorong Siamak ke dinding” Mengapa kau melarikan diri, kau melarikan diri dari siapa?'“Apakah kau tahu atau kau ingin menyembunyikan sesuatu? Apa yang kau ketahui tentang kertas ini?”
Siamak bertindak seolah dirinya sama sekali tak bersalah, kemudian Ashoka mempertanyakan tentang tulisan tangan yang ada pada selembar kertas itu.
Kilas balik ditampilkan, ketika Ashoka mengirim surat dengan melepaskan anak panah pada Mir khurasan dan Nicator
Siamak memgacuhkan Ashoka, ia berfikir mengatakan “Mungkin itu memang benar tulisan ku, tetapi aku tak akan memberitahu apapun tentang trowongan rahasia itu pada mereka“
Ashoka kesal mencekik leher Siamak, ia kembali menunjukan surat itu kembali pada Siamak dan mengatakan tentang prihal terowongan rahasia, ia bertanya kembali pada Siamak “Mengapa kau mau mendukung semua musuh kita dalam perang?”
kilas balik ketika Siamak memakai pakaian Khurasani dan menodongkan pedang pada Ashoka, ketika Ashoka menyamar mengenakan baju prajurit Yunani, selain itu kilas balik lain di tampilkan ketika siamak sengaja menjatuhkan vas di koridor istana sehingga sengaja memancing keributan, ketika Ashoka melihat kedekatan antara Siamak dan Ibu suri Helena.
Ashoka masih mencekik Siamak, Ashoka kembali bertanya pada Siamak “ Sushima dan aku mencoba untuk mencari jalan keluar yang terbaik untuk menyelamatkan ayah, lalu dimana kau pada ketika itu?” Kau besama dengan musuh kami, bahkan setelah kau mengetahui semua yang sudah mereka lakukan terhadap kami?” Bagimana kau dapat mendukung mereka, apakah itu hanya untuk keserakahan mu dan juga Tahta Magadha?” Mungkin aku bisa mengerti keinginan Sushima untuk mendapatkan Tahta karena ia anak sulung, tetapi kau?” Kau noda terparah dalam garis keturunan Maurya”
Ashoka mulai menampar Siamak berkali-kali, Siamak menjerit dan marah ia mendorong Ashoka dan melapaskan dirinya dari cengrkaraman tangannya, ia mengatakan pada Ashoka “Aku tak pernah menjadi noda pada garis keturunan Maurya karena aku tak pernah ada disana, aku tak terlibat dalam rencana kematian bindu, tetapi sebenarnya Bindulah pembunuh ayah ku pangeran Justin”. Ashoka tertengun mendengar ucapan Siamak.
Siamak mengatakan “ Aku tak punya pilihan lain, ketika aku harus menanggung semua ketidakadilan ini, Ibu ku tak pernah bisa mendapatkan cinta Bindu karena ibu mu, Bindu mengharagai ibu ku karena ibu mu, kau bisa mengatur dunia dalam kobaran api jika itu terjadi pada ibu mu”. Siamak menegaskan pada Ashoka “ Aku akan membalas dendam”
Ashoka mengatakan pada Siamak “Kau bisa melakukan semua balas dendam mu secara terbuka bukan bersembunyi di hadapan semua orang, kau akan melawan kami, itu bukanlah kesalahanmu, tetapi itu kesalahan darah yang ada dalam pembuluh darah mu (urat nadi), kau sudah membohongi semua orang tetapi aku akan membawa semua kebenaran itu keluar, kami sudah membuat kesalahan fatal dengan memberikan ular seperti mu makan dan meminum susu”.
Ashoka akan pergi untuk menemui Bindu, Siamak "tidak, aku tak akan membiarkan mu" kemudian Siamak mengambil sebuah benda dan memukul kepala Ashoka dan berlari memanggil nama Bindu, Ashoka bergegas berlari mengejar Siamak “Berhenti Siamak”
Subharasi akhirnya mengakhiri bab pertama Shubarasi melanjutkan membaca bab ketika pundit membacakan mantra,
Seorang pelayan datang memberitahu kepada Bindu keributan diluar
Bindu dan anggota keluarga keluar dari ruangan Bindu mempertanyakan semua tindakan Ashoka, Bindu mengatakan pada Ashoka dan membela Siamak “ Ini akan selalu menjadi kebiasaan untuk mu, kau selalu menjadi penghalang dalam setiap perbuatan baik” di hadapan Bindu , ia meminta ayahnya menyelamatkanny
a dari Ashoka “Ashoka akan membunuh ku”.
Shubarasi melanjutkan membaca bab, Bindu mempertanyakan semua tindakan Ashoka, Bindu mengatakan pada Ashoka dan membela Siamak “ Ini akan selalu menjadi kebiasaan untuk mu, kau selalu menjadi penghalang dalam setiap perbuatan baik”
Ashoka mengatakan pada Bindu “ Kau tak akan pernah mempercayai ku lagi, dan ayah lebih percaya dengan sushima dari pada aku?”
Ashoka mengatakan “Siamak benar, Siamak mengakulah, beri tahu yang sebenarnya di hadaoan semua orang ”
Kemudian Ashoka menunjukan selembar kertas yang ditemukan di pakian Mair Khurasan pada Bindu
Bindu mengatakan pada Ashoka “ Surat ini ditulis dalam bahasa Yunani”
Ashoka mengatakan “ Surat itu ditulis oleh Siamak' Diamak menangis di belakang tubuh Bindu.
Bindu meminta penjelasan Siamak untuk mengatakan semua kebenarannya di depan semua orang, Siamak pun mengakui jika tulisan dalam surat itu merupakan tulisan tangannya, semua orang terperangah dan terkejut mendengar ucapan Siamak.
Ashoka datang menemui Helena dipenjara, Ibu suri Helena mengaku pada Ashoka tentang keterlibatan dirinya, keterlibatan Cahrumitra dan Sushima untuk kematian Acharya Chanakya. Ashoka marah dan berkelahi dengan semua prajurit yang datang untuk menghalanginya di sepanjang koridor, Ashoka memperingatkan mereka “ Hari ini jangan menghentikan aku, akuakan keluar untuk menemukan keadilan, siapapun yang menghentikan aku hari ini akan menjadi musuh ku” semua prajurit minggir dan memberikan Ashoka jalan
Pelayan Bela mengatakan pada Kaurvaki "Tenanglah, itu hanya mimpi, kau jangan sebut namanya atau Maharaj Jagannath akan menghukum mu"
Kaurvaki tak peduli, ia mengatakan “Aku sudah memutuskan, aku hanya perlu menerapkannya dalam kehidupan ku", ia meneteskan air mata.
Keesokan paginya, di Pataliputra, puja Ramayana Paath sedang berlangsung di kerajaan Magaadha, semua orang berdoa, Sushima melirik ke arah Ashoka, Sushima masih terus memikirkan semua ucapan yang Tantric katakan kepadanya “ Bagaimana caranya Ashoka akan keluar dari dalam kehidupan ku?”
Shubarasi membacakan setiap mantra Ramayana dengan nada yang keras untuk semua orang, ia mulai membacakan baid demi baid “Siapapun yang mengikuti jalan kebenaran (Dharma) tak peduli itu atas ketenaran, mereka yang telah merencanakan pada semua orang baik, mereka sangatlah bodoh, jika semua orang yang baik telah mengambil keputusan yang salah maka mereka di bawah pengaruh yang salah, semoga mereka menyadari benar dan salah, bahkan orang jahat tak akan bertahan hidup lebih lama, meskipun mereka mendapatkan segalanya”.
Charu dan Sushim melihat satu sama lain. Subharasi terus membacakan teks ketika Pundit melafalkan mantra puja Subharasi melanjutkan untuk membaca tiap bait dalam buku “Orang harus segera membayar untuk semua dosa-dosa mereka”. Bindu hanya tersenyum
Di luar istana, semua prajurit sedang membereskan halaman istana, mereka mengumpulkan jenazah semua prajurit dan menandu semua jenazah, radhagupta berdiri di samping jenazah Mir khurasan dan Nicator, ia mengatakan “ ucapan guru ku chanakya benar, Khurasani dan Yunani tak akan pernah dapat berteman dengan siapapun, hari ini jiwa mereka harus dalam kedamaian”
Seorang prajurit menemukan selembar kertas tergulung di saku Mir Khurasan, Prajurit datang menghampiri Radhagupta dan memberikannya selembar potongan kertas kecil, kemudian Radhagupta bergegas pergi, ia datang menemui Ashoka dan menunjukan kertas itu pada Ashoka, mereka berbicara di depan pintu, Radhaguptha mengatakan “ Ada sesorang yang telah mengirimkan kertas ini pada Mir Khurasan untuk meunjukkan peta trowongan rahasia baru kami di istana ini".
Ashoka kemudian menyimpulkan “ Ada beberapa orang dalam yang ikut terlibat, hanya ada dua orang yang tahu dengan jelas bahasa Yunani yaitu Ibu Suri Helena dan juga Siamak”
Kemudian, Siamak datang untuk menemui ibu suri Helena di penjara, Siamak begitu sangat marah ketika ia mengetahui bahawa Mir Khurasan dan Nicator telah tewas “Dewa telah menyelamatkan ku dan aku terhindar menjadi seorang anak yatim piatu”. Kemudian Siamak membicarakan ironi (Sebuah kejadian yang sangat bertentangan dengan yang diharapkan oleh Siamak atau seharusnya tak terjadi tetapi sudah menjadi suratan takdir yang tak dapat dihindari).
Siamak mengatakan “ Musuh ku memaafkan ku”.
Siamak bertanya-tanya “ Bagaimana Ashoka bisa menyerah?”. Helena mencoba memberikan Siamak pengertian, ia mengatakan “Ashoka mengasihani ku, Ayah ku sendiri yang telah mengatakan pada Ashoka untuk membunuh ku, bahkan Ashoka tak terpengaruh sedikitpun dengan ucapannya, ketika itu Ashoka bisa saja membunuh ku, ia tahu tentang segala sesuatu yang sudah ku lakukan terhadap dirinya, kemudian ia melepaskan aku dan memaafkan ku, kehidupan ibunya sendiri pun ketika itu dalam bahaya, ketika itu aku tak bisa mengerti, tetapi ketika itu Ashoka mengatakan bahwa aku Ibu suri Helena dan seorang ibu suri dihormati oleh india dan tak melakukan sesuatu yang menyakitkan).
Kilas balik ketika Ashoka menyandra dirinya dan mengarahkan belati di lehernya, dan ketika Rani Dharma dijadikan sandra oleh Nicator
Helena mengakui semua kesalahannya dan mengatakan pada Siamak, “ucapan Ashoka membuat aku menyadari bahwa kekuatan india yang kami pikir akan menjadi lemah, dimana Hubungan pendidikan, tradisi hanyalah sebatas kata-kata saja untuk kami, tetapi yang sebenarnya, itulah hidup mereka”. “Di istana Magadha ini, menerima semua orang secara terbuka dan memperlakukan mereka dengan sangat baik, aku akan memberitahu mu untuk menerima tempat mu disini besama dengan keluarga mu dan menjadi anggota keluarga mereka”
Radhagupta ingin mengetahui cara Helena menulis dengan menggunakan bahasa Yunani “Menurut mu Ashok tulisan siapakah itu?”, tetapi Ashoka mengakui tentang tulisan tangan itu berkaitan dengan tulisan tangan Siamak.
Dipenjara, Siamak bertanya kepada Ibu Suri Helena , hati Siamak sudah membantu, ia mengatakan “ Apakah kau sudah gila, hari ini kau bebicara seolah sekarang kau mendukung Ashoka hanya kerana ia telah menyelamatkan hidup mu sekali?” Aku tak bisa melakukannya!” Kau harus menemukan dan mencari pilihan lain”. Helena mengakui, mengatakan pada Siamak “Aku sudah menyerah, sekarang tak ada pilihan ataupun rencana apapun, aku sama sekali tak bisa berfikir tentang apapun, sepertinya aku lelah dengan semua ini, kita harus mengakhiri semuanya sampai disini saja”
Namun, Siamak menolak untuk mau melakukannya “Tidak, kedua orang tua ku telah tewas, lalu bagaimana aku bisa melupakannya?” Helena menyarankan pada Siamak bahwa dirinya harus pergi ke Macadonia untuk melupakan semua yang telah terjadi.
Siamak marah dan menjauhi Helena mengatakan “ Garis keturunan Maurya mereka semua pengecut, aku memiliki darah keturunan Khurasani dan darah Yunani di dalam pembuluh darah ku, aku akan membalas dendam, tak akan ada yang dapat mengentikan aku sekarang, bahkan kau pun tak bisa menghentikan aku”
Ibu suri Helena mencoba untuk memegang tangan Siamak, dan mencoba untuk menghentikan Siamak "Siamak.. tunggu dengarkan aku", tetapi Siamak pergi dan mengacuhkan semua perkataanya. Ashoka mendengarkan semua pembicaraan mereka dari luar dekat dengan penjara.
Di dalam penjara, Helena mengatakan “Itu bukanlah kesalahan mu Siamak, setelah semuanya terjadi, kau memang memiliki darah Yunani di dalam pembuluh darah mu, ya kau memiliki darah Justin karena kau darah dagingnya” Ashoka tertengun mendengar hal itu, kemudian ia pergi.
Siamak pergi dari penjara, ia kecewa dengan Helena, ia berjalan di Koridor istana, Ashoka menghalangi jalan Siamak, ia menatap tajam pada Siamak dan menujukan potongan kertas yang diberikan oleh Radhagupta agar Siamak dapat mengenalinya, Ashoka bertanya pada Siamak “Siamak, beri tahu aku, Apa yang kau tahu tentang kertas ini?”. Siamak berkilah “ Tampaknya di kerajaan ini ada beberapa ketas yang serupa”
Siamak tetap mengacuhkan Ashoka dan ia berjalan pergi untuk menghindari Ashoka, tetapi Ashoka marah, ia bebalik dan mengikutinya, Ashoka kesal mendorong Siamak ke dinding” Mengapa kau melarikan diri, kau melarikan diri dari siapa?'“Apakah kau tahu atau kau ingin menyembunyikan sesuatu? Apa yang kau ketahui tentang kertas ini?”
Siamak bertindak seolah dirinya sama sekali tak bersalah, kemudian Ashoka mempertanyakan tentang tulisan tangan yang ada pada selembar kertas itu.
Kilas balik ditampilkan, ketika Ashoka mengirim surat dengan melepaskan anak panah pada Mir khurasan dan Nicator
Siamak memgacuhkan Ashoka, ia berfikir mengatakan “Mungkin itu memang benar tulisan ku, tetapi aku tak akan memberitahu apapun tentang trowongan rahasia itu pada mereka“
Ashoka kesal mencekik leher Siamak, ia kembali menunjukan surat itu kembali pada Siamak dan mengatakan tentang prihal terowongan rahasia, ia bertanya kembali pada Siamak “Mengapa kau mau mendukung semua musuh kita dalam perang?”
kilas balik ketika Siamak memakai pakaian Khurasani dan menodongkan pedang pada Ashoka, ketika Ashoka menyamar mengenakan baju prajurit Yunani, selain itu kilas balik lain di tampilkan ketika siamak sengaja menjatuhkan vas di koridor istana sehingga sengaja memancing keributan, ketika Ashoka melihat kedekatan antara Siamak dan Ibu suri Helena.
Ashoka masih mencekik Siamak, Ashoka kembali bertanya pada Siamak “ Sushima dan aku mencoba untuk mencari jalan keluar yang terbaik untuk menyelamatkan ayah, lalu dimana kau pada ketika itu?” Kau besama dengan musuh kami, bahkan setelah kau mengetahui semua yang sudah mereka lakukan terhadap kami?” Bagimana kau dapat mendukung mereka, apakah itu hanya untuk keserakahan mu dan juga Tahta Magadha?” Mungkin aku bisa mengerti keinginan Sushima untuk mendapatkan Tahta karena ia anak sulung, tetapi kau?” Kau noda terparah dalam garis keturunan Maurya”
Ashoka mulai menampar Siamak berkali-kali, Siamak menjerit dan marah ia mendorong Ashoka dan melapaskan dirinya dari cengrkaraman tangannya, ia mengatakan pada Ashoka “Aku tak pernah menjadi noda pada garis keturunan Maurya karena aku tak pernah ada disana, aku tak terlibat dalam rencana kematian bindu, tetapi sebenarnya Bindulah pembunuh ayah ku pangeran Justin”. Ashoka tertengun mendengar ucapan Siamak.
Siamak mengatakan “ Aku tak punya pilihan lain, ketika aku harus menanggung semua ketidakadilan ini, Ibu ku tak pernah bisa mendapatkan cinta Bindu karena ibu mu, Bindu mengharagai ibu ku karena ibu mu, kau bisa mengatur dunia dalam kobaran api jika itu terjadi pada ibu mu”. Siamak menegaskan pada Ashoka “ Aku akan membalas dendam”
Ashoka mengatakan pada Siamak “Kau bisa melakukan semua balas dendam mu secara terbuka bukan bersembunyi di hadapan semua orang, kau akan melawan kami, itu bukanlah kesalahanmu, tetapi itu kesalahan darah yang ada dalam pembuluh darah mu (urat nadi), kau sudah membohongi semua orang tetapi aku akan membawa semua kebenaran itu keluar, kami sudah membuat kesalahan fatal dengan memberikan ular seperti mu makan dan meminum susu”.
Ashoka akan pergi untuk menemui Bindu, Siamak "tidak, aku tak akan membiarkan mu" kemudian Siamak mengambil sebuah benda dan memukul kepala Ashoka dan berlari memanggil nama Bindu, Ashoka bergegas berlari mengejar Siamak “Berhenti Siamak”
Subharasi akhirnya mengakhiri bab pertama Shubarasi melanjutkan membaca bab ketika pundit membacakan mantra,
Seorang pelayan datang memberitahu kepada Bindu keributan diluar
Bindu dan anggota keluarga keluar dari ruangan Bindu mempertanyakan semua tindakan Ashoka, Bindu mengatakan pada Ashoka dan membela Siamak “ Ini akan selalu menjadi kebiasaan untuk mu, kau selalu menjadi penghalang dalam setiap perbuatan baik” di hadapan Bindu , ia meminta ayahnya menyelamatkanny
a dari Ashoka “Ashoka akan membunuh ku”.
Shubarasi melanjutkan membaca bab, Bindu mempertanyakan semua tindakan Ashoka, Bindu mengatakan pada Ashoka dan membela Siamak “ Ini akan selalu menjadi kebiasaan untuk mu, kau selalu menjadi penghalang dalam setiap perbuatan baik”
Ashoka mengatakan pada Bindu “ Kau tak akan pernah mempercayai ku lagi, dan ayah lebih percaya dengan sushima dari pada aku?”
Ashoka mengatakan “Siamak benar, Siamak mengakulah, beri tahu yang sebenarnya di hadaoan semua orang ”
Kemudian Ashoka menunjukan selembar kertas yang ditemukan di pakian Mair Khurasan pada Bindu
Bindu mengatakan pada Ashoka “ Surat ini ditulis dalam bahasa Yunani”
Ashoka mengatakan “ Surat itu ditulis oleh Siamak' Diamak menangis di belakang tubuh Bindu.
Bindu meminta penjelasan Siamak untuk mengatakan semua kebenarannya di depan semua orang, Siamak pun mengakui jika tulisan dalam surat itu merupakan tulisan tangannya, semua orang terperangah dan terkejut mendengar ucapan Siamak.
Ashoka datang menemui Helena dipenjara, Ibu suri Helena mengaku pada Ashoka tentang keterlibatan dirinya, keterlibatan Cahrumitra dan Sushima untuk kematian Acharya Chanakya. Ashoka marah dan berkelahi dengan semua prajurit yang datang untuk menghalanginya di sepanjang koridor, Ashoka memperingatkan mereka “ Hari ini jangan menghentikan aku, akuakan keluar untuk menemukan keadilan, siapapun yang menghentikan aku hari ini akan menjadi musuh ku” semua prajurit minggir dan memberikan Ashoka jalan
Baca Selanjutnya Sinopsis Ashoka Antv Episode 329