Sinopsis Razia Sultan MNCTV Episode 3. Sultan Iltutmish berbicara di depan orang dengan tegas dan lugas. ia berkata kalau aturan kuno telah rusak saat ini. Menurutnya, sesuai dengan aturan, 4 imam akan memberi kesaksian telah melihat bulan dan kemudian mengumumkan perayaan Id, "tapi kali ini 3 imam memberikan kesaksiannya dan kesaksian ke 4 di berikan oleh putriku. Jika kalian berpikir itu adalah dosa, aku ingin kalian menghukum dia." Lalu Sultan bertanya pada yang hadir apakah mereka melihat bulan? Mereka semua menjawab ya. Sultan bertanya, "kalau begitu kenapa hanya kesaksian imam saja yang dianggap murni dan kesaksian kalian tak dianggap murni? Ketika tuhan membuat manusia sama derajatnya kenapa kesaksian seorang gadis dianggap setengah? Allah telah memciptakan wanita dengan lengkap dan meminta umatnya untuk menghormati dia. Jika mereka hanya setengah maka setiap manusia yang terlahir dari rahimnya juga adalah setengah." Sultan berkata dirinya menganggap rakyatnya sama, dan ingin memberikan hak yang sama juga pada semua hamba, apakah mereka berpikir ia salah? Sultan meminta izin pada rakyatnya untuk merubah aturan kuno tersebut dan menganggap wanita sebagai insan yang lengkap sehingga kesaksiannya juga lengkap. Rakyat mengelu-elukan Sultan. Sultan kembali bertanya apakah ia bisa mengumumkan kalau kesaksian putri Razia lengkap dengan izin mereka? Rakyat menjawab setuju.
Razia yang mendengar semua itu berkata pada Shazia apakah dirinya bermimpi? Shazia berkata tidak. Sultan memanggil Razia datang ke hadapannya bersama para qazi dan memberikan koin perak seperti yang telah ia janjikan. Sultan berkata, "karena putri Razia, aku menyadari kalau aturan kuno adalah salah dan harus di ubah..." Sultan bertanya pada rakyatnya apakah mereka menginginkan hadiah dari sultannya? Rakyat menjawab Ya. Lalu Sultan meraup koin perak dan melemparkan ke arah mereka. Mereka dengan gembira memungguti koin itu dan mengucapkan terima kasih padanya.
Razia mendatangi penjara Fatima. Fatima dengan sedih berkata kalau dirinya memiliki nasib yang buruk sekali, terlahir sebagai hamba dan akan di kubur hidup-hidup pula. Razia tersenyum dan bertanya apakah fatima ingin melihat bulan? Fatima terkesima lalu menangis bahagia.
Shamshad Begum berteriak di depan Qutub dengan marah karena menurutnya Sultan Iltutmish telah berada di jalan yang salah. Qutub Begum mencoba menenangkan emosi ibunya.
Razia memberitahu Fatima kalau dirinya akan bertemu anak Nizaamuddin hari ini dan meminta agar ia membebaskan Fatima. Fatima menangis bahagia dan berkata kalau mulai hari ini, dirinya adalah milik Razia dan akan menyerahkan seluruh hidupnya padanya sebagai ungkapan rasa terima kasih.
Shamshad Begum mengadu pada Nanijaan kalau kelakuan tak betul dari Razia akan merusak Delhi. Nanijaan meminta Shamshad untuk bersikap kalem dan menceritakan kisah masa kecilnya dulu. Menurut Nanijaan, Shamshad Begum waktu kecil juga suka menaiki bahunya untuk melihat bulan dan juga mencuri paan nya. Nani berkata kalau putrinya dulu tak arogan seperti sekarang dan sangat periang. Shazia setuju, ia berkata kalau dadijaannya sangat menyenangkan. Shamshad Begum mengacuhkan mereka dan meminta pelayan untuk memulai perayaan Id di harem.
Razia sedang mengajari para hamba menari. Pelayan bertanya apakah Shamshad Begum akan datang? Razia menjawab kalau beliau mungkin tak akan datang. Tapi dugaan Razia salah, Shamshad Begum, Qutub Begum, Nanijaan dan Shazia beserta rombongan ternyata datang. Razia menyambut mereka dengan gembira. Meski sesekali ia merasa kikuk dengan cara Shamshad memandangnya. Qutub Begum berkata kalau Razia telah menghias harem dengan begitu indah. Razia menjawab kalau neneknya senang merayakan Id dengan mewah. Shamshad Begum tersenyum tipis. Razia kemudian mempersilahkan mereka semua duduk.
Seorang pelayan mendekati Razia. Sambil berbisik ia mengingatkannya kalau Razia harus menemui anak Nizammudin. Keduanya saling berbisik. Shamshad Begum melihat itu dan menatap Razia dengan tatapan tajam. Razia pura-pura tersenyum dan menyuruh pelayan pergi. ia kemudian duduk manis di kursinya.
Acara pun di mulai. Semua terlihat menikmati, hanya Qutub Begum yang terlihat gelisah. ia sedang menunggu kedatangan Sultan Iltutmish dengan cemas. Razia tersenyum penuh pengertian melihat ibunya dan berkata kalau dirinya akan membuat ibunya gembira karena ia layak mendapatkannya.
Di luar seorang wanita memasuki istana dengan langkah kaki berjejak darah dengan sebuah jubah di tanganya..
Perayaan di mulai ketika Sultan tiba. Para penari menari dengan sangat indah di hadapan sultan. Sesekali Qutub Begum melirik suaminya dan berbisik, sultan membalasnya sambil senyum. Razia yang melihat itu melancarkan suasana dengan memberitahu Sultan kalau ibunya telah menulis sebuah puisi untuknya. Qutub Begun bertanya bagaimana Razia bisa tahu apa yang ada di hatinya? Razia meminta ibunya membacakan puisi yang tertulis di telapak tanganya. Shamshad berkata kalau ia tak tahu Qutub punya bakat penyair, ia menyuruh putrinya membacakannya. Sultan juga menyuruhnya. Qutub begum membacakan puisinya...
Tapi dari arah pintu, seorang wanita dengan penampilan tak layak memasuki aula perayaan sambil membacakan puisinya. Semua wanita merasa terganggu dan terlihat kesal mendengar suaranya. Wanita itu berjalan kearah Sultan dengan gontai seperti orang mabuk, ia hampir jatuh, ketika Sultan cepat-cepat berjalan kearahnya dan memegangi dia. Wanita itu adalah Shah Turkan, seorang wanita penghibur dari Lahore yang punya hubungan spesial dengan Sultan Iltutmish. Shamshad Begum mencoba menghentikan Shah Turkan, tapi Sultan melarangnya. Shah Turkan berkata kalau ia datang untuk memberikan Kaftan padanya dan meminta ia agar memakainya. Sultan dengan lembut bertanya apakah ia datang dengan berjalan kaki dari Lahore? Shah Turkan menjawab, untuk Sultan ia bisa memberikan nyawanya. Shah hampir jatuh lagi, tapi Sultan cepat-cepat memeganginya lagi. Semua orang kembali terkejut. Shah Turkan kembali membaca puisinya dan meminta Sultan memakai Kaftan yang di bawanya. Sultan menjawab kalau ia akan memakainya, lalu dengan sedikit cemas Sultan menyuruh pelayan memanggilkan tabib. Melihat adegan itu, Qutub Begum merasa sedih dan terhina, ia mengosok tanganya dengan kuku untuk membuang puisi itu. Darah mulai keluar dari lukanya.
Razia yang juga melihat adegan itu sangat marah dan kesal. Pada pelayan Razia berkata kalau Shah Turkan telah menghancurkan hidup ibunya dan dirinya tak akan mengampuni dia.
Sultan menemani Shah Turkan di kamarnya. Shah turkan merayu Sultan dengan kata-kata yang mengoda. Sultan tergiur padanya. Maka kemesraan merekapun berlanjut.
Sementara itu, Qutub begum meluapkan emosi di kamarnya. ia menangis dan memecahkan barang-barang sambil menyumpahi Shah Turkan karena telah merusak perayaan Id nya bersama suami. Shamshad Begum datang mencoba menenangkan Qutub. Shamshad meminta Qutub berhenti menangis. Qutub begum dengan sedih menyahut, bagaimana dirinya bisa tenang melihat suaminya di pangkuan seorang pelacur. Shamshad Begum berkata, "kalau mereka sudah berhubungan selama 20 tahun, kenapa ia baru bereaksi sekarang?" Qutub dengan perasaan kecewa dan sesal berkata kalau selama ini wanita itu di Lahore dan sekarang ia datang ke Delhi, tapi dirinya tak bisa melakukan apa-apa bahkan setelah menjadi ratu.
Shamsha Begum meminta Qutub mengontrol dirinya dan bersikap seperti seorang ratu, dengan cara itu ia akan bisa menunjukan pada wanita itu di mana tempatnya. Shamshad yakin Shah Turkan datang karena beberapa kepentingan dan akan memikat Sultan dengan segala tipu dayanya. Mereka harus membuka mata lebar-lebar dan waspada kapan ia akan menunjukan siapa sifat aslinya
Sinopsis Razia Sultan MNCTV Episode 3
Posted by Putri Viona
Tags:
Razia Sultan,
Sinopsis
Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Razia Sultan MNCTV Episode 3. Please share...!
Blog, Updated at: 05:14