Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 529.Hamida dan Salima mengucapkan selamat ulang tahun pada Rukayah, saat itu Jodha juga menemui mereka di sana, Jodha terlihat khawatir pada apa yang terjadi semalam bersama Jalal karena Laboni masih terus menghantui Jodha dengan mengikuti kemanapun Jodha pergi, Jodha memberikan salam pada semua orang “Salam, ibu.Salam Ratu Rukayah.Salam Ratu Salima” kata Jodha sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya, semua orang tersenyum ke arah Jodha, saat itu Laboni yang terus mengikuti Jodha sedari tadi, memperhatikan mereka semua yang ada di ruangan itu sambil duduk di kursi yang ada disana, sementara Jodha merasa was was dan tertekan dengan kehadiran Laboni “Selamat ulang tahun, Ratu Rukayah” kata Jodha tulus “Terima kasih, Ratu Jodha.hari ini adalah hari yang special untukku, dan Yang Mulia telah menghabiskan malamnya selalu bersamamu, maka malam ini aku ingin Yang Mulia menemani aku seperti tahun tahun sebelumnya, aku ingin Yang Mulia menghabiskan malamnya hanya bersamaku saja” kata Rukayah “Kamu harus menyiapkan semuanya, Ratu Jodha” kata Rukayah “Iya tentu saja, Ratu Rukayah.aku bisa mengerti, bagiku tak ada perbedaan antara kamu, aku dan Ratu Salima” kata Jodha, Laboni marah dan mengatakan “Itu salah, Jodha ! kau tak boleh berbuat seperti itu !” Jodha panik dan kelihatan bingung “Ada apa, Ratu Jodha ?” Rukayah rupanya bisa membaca gelagat Jodha yang nampak gelisah “Tidak ada apa apa, Ratu Rukayah” kata Jodha bimbang.
Malam itu Jodha sedang berada di kamarnya, Jodha sedang menggerai rambutnya yang panjang sambil menyisirnya perlahan di depan meja riasnya, Laboni menemuinya dengan tatapan matanya yang marah “Jodha ! Sekarang Jalal hanya akan tidur denganku saja ! Dan aku yang akan membangunkan kau !” kata Laboni lantang “Tidak ! Aku tak akan membiarkan kau melakukan hal ini, Laboni !” kata Jodha sambil berbalik kemudian berdiri menantang Laboni “Kamu tak bisa menghentikan aku, Jodha ! kau telah meningkatkan kekuatanku dengan membunuhku !” kata Laboni tersenyum menang, Jodha panik hingga terjatuh, Jodha merasa khawatir dan kembali Laboni menghipnotis Jodha , Jodha terbaring di ranjang kemudian Laboni merasuki tubuh Jodha, awalnya tubuh Jodha menolak “Keluar kamu, Laboni ! Keluar !” namun tiba tiba Jodha berubah dan arwah Laboni mulai merasuki dirinya, Jodha tersenyum senang sambil tertawa terbahak bahak “Jodha ! Aku telah berada dalam dirimu sekarang” kata Jodha pada dirinya sendiri, namun kemudian berubah lagi menjadi Jodha yang asli kembali “Tolong, aku mohon tinggalkan aku, Laboni !” kata Jodha sambil menangis dan mengusap seluruh make up di wajahnya, hingga terlihat jelek, Jodha kembali berubah kerasukan arwah Laboni “Aku tak akan keluar dari tubuhmu, Jodha !” Laboni kembali mengontrol tubuh Jodha seraya berkata
“Jodha, Jodha kau telah kalah kembali, heiii.kau telah menghapus make up mu ? Sehingga aku tak bisa jalan jalan keluar ? Hmm.pakaian yang kau kenakan ini juga sangat jelek ! Tubuhmu ini mungkin akan tetap menjadi tubuhmu akan tetapi jiwamu akan menjadi milikku dan aku akan berdandan sekarang” kata Jodha yang kerasukan arwah Laboni berkata pada dirinya sendirinya dengan mata yang berbinar binar sambil menatap ke kaca riasnya yang berada di depannya, Jodha tertawa senang sambil menatap wajahnya yang menakutkan seperti hantu, tawa Jodha pun melengking tinggi, Jodha mulai mengambil beberapa perhiasaannya dan mulai mengenakannya mulai dari cincin, kalung, gelang dan gelang kaki. Setelah selesai berdandan dengan dandanan ala Laboni dengan rambutnya yang di gerai, Jodha keluar dari kamarnya, semua orang yang berpapasan dengan dirinya menatap heran dan merasa aneh pada Jodha karena Jodha tak biasanya berdandan seperti itu, apalagi tatapan Jodha tajam dan mempesona, Jodha berjalan santai melewati para prajurit sambil memlintir mlintir rambutnya yang ikal, sepasang prajurit mulai bergunjing “Apa yang di kenakan oleh Malika Hind ? Rasanya ada yang aneh” kata salah seorang prajurit “Sudahlah kita tak usah ikut campur” kata prajurit yang lain
Sementara itu di ruangan yang lain Murad sedang minum minuman keras, salah satu menteri Jalal, Sabudhin menemui Murad “Pangeran Murad, kau harus tetap mempertahankan perasaanmu, seolah oleh tak sedang terjadi apa apa, tak boleh ada seorangpun yang tahu bahwa orang yang ingin membunuh pangeran Salim itu orang suruhanmu” bisik Sabudhin “Mengapa kau mengirimkan orang yang bodoh seperti itu ?” kata Murad marah sambil mabuk, tepat saat itu Rahim menemui adiknya seraya bertanya “Orang yang mana yang kau maksud, Murad ?” tanya Rahim penuh selidik, Sabudhin terkejut tak mengira kalau Rahim menemui Murad saat itu “Pangeran Murad, menyuruh seseorang untuk membeli buah buahan, pangeran Rahim” kata Sabudhin dengan nada canggung “Kamu seharusnya tak minum minuman beralkohol begitu banyak, Murad” kata Rahim “Aku yakin, pasti Salim telah menceritakannya padamu” kata Murad sambil asyik menikmati minuman itu “Kami semua peduli dan sayang sama kamu, Murad” kata Rahim sedih “Aku tahu seberapa besar kalian menyayangi aku tapi aku tak membutuhkan itu semua !” kata Murad dengan nada marah dan meninggalkan Rahim begitu saja
Di ruang keluarga, Rukayah sedang melihat lihat perhiasan miliknya sambil menghisap hukkahnya, saat itu Salima menemani Rukayah dan tiba tiba Jodha datang menemui mereka disana “Tolong berikan padaku kalung yang berwarna merah itu” kata Rukayah sambil menunjuk ke kalung emas, Jodha mengambil kalung itu dan berdiri di depan Rukayah seraya berkata “Aku akan memberikannya padamu tapi aku pikir rasanya kalung ini lebih pantas berada di kakiku daripada berada di lehermu” kata Jodha sambil mengenakan kalung Rukayah di kakinya dengan mengangkat kakinya di meja, semua orang yang hadir disana terkejut dan tak percaya pada apa yang dilakukan Jodha “Kamu itu tak pantas mengenakan baju yang semeriah ini di usiamu yang telah tua, baju ini lebih pantas di pakai oleh aku atau gadis gadis muda yang lain, ini tak akan kelihatan bagus di lehermu dan rasanya tak ada yang bisa membuat kau kelihatan lebih cantik” kata Jodha sambil tertawa terbahak bahak “Kali ini saatnya kau berjalan menggunakan tongkat, Ratu Rukayah” Rukayah marah dan tak suka dengan ucapan Jodha, ia mengutarakan sesuatu yang tak di dengar Jodha sehingga Jodha bertanya pada Rukayah
“Apa kau bilang, Ratu Rukayah ?” kata Jodha dengan tatapannya yang menantang “Kalung itu akan terlihat indah di leher seorang wanita yang keturunan darah bangsawan kesultanan Mughal yang asli” kata Rukayah “Kamu mempunyai darah seorang pecundang, pengkhianat !” kata Jodha lantang, Rukayah terkejut “Berani beraninya kau menghina ayahku !” kata Rukayah marah “Aku tak akan menjadi Jodha yang sama seperti dulu ! Yang selalu bertahan dengan penghinaanmu ! Mengapa aku harus ngobrol denganmu ?” kata Jodha dengan nada mengejek, Salima yang selama selalu mendukung Jodha dalam setiap keadaan menjadi bingung dan heran karena Jodha yang kali ini bukan Jodha yang ia kenal selama ini “Ratu Jodha, mengapa kau mengatakan hal seperti itu ? Bagaimanapun juga ia adalah kakakmu, istri tertua Yang Mulia” kata Salima heran, Jodha malah tertawa terbahak bahak “Kamu lebih baik diam saja, Ratu Salima ! tak ada bedanya antara kau dengan Hoshiyar ! Aku adalah Ratu Malika Hind ! Seseorang yang sangat dekat dengan Yang Mulia ! Kebenaran memang selalu menyakitkan !” kata Jodha lantang
Tepat pada saat itu Jalal memasuki ruangan tersebut dan mendapati ke tiga istri kesayangannya sedang berkumpul disana semua “Waaah, ketiga istriku ada disini semua rupanya, aku senang melihatnya” kata Jalal sambil melirik ke arah Jodha “Ratu Jodha, kau kelihatan berbeda hari ini, lalu kenapa kau sedih, Ratu Salima ?” kata Jalal ketika melihat ke arah Salima “Tidak, tak ada apa apa Yang Mulia, aku hanya lelah saja” kata Salima sedih “Kalau begitu selamat ulang tahun Ratu Rukayah” kata Jalal sambil mengembangkan kedua tangannya lebar bermaksud memeluk Jodha, Rukayah segera menghampiri dan memeluk Jalal “Terima kasih, Jalal” kata Rukayah yang membalas pelukkan Jalal sambil melirik ke arah Jodha, yang saat itu Jodha sangat cemburu melihat kemesraan mereka “Aku harap seperti tahun tahun sebelumnya, malam ini kau akan menghabiskan waktumu hanya denganku saja, Jalal” kata Rukayah penuh harap “Tentu saja, Rukayah” kata Jalal “Tidak ! Yang Mulia” tiba tiba Jodha menyela pembicaraan mereka “Tidak Ratu Jodha ! Ini adalah hari specialku, jangan katakan pada Jalal bahwa ada sesuatu yang penting ! ia hanya milikku malam ini !” kata Rukayah “Tentu saja, Rukayah.aku akan melakukannya sama seperti tahun tahun sebelumnya setiap tahun” kata Jalal yang mencoba menengahi pertikaian di antara para istrinya “Apakah ada yang salah, Ratu Jodha ?” kata Jalal “Tidak, tak ada Yang Mulia” kata Jodha yang akhirnya mengalah, kemudian Jalal memberikan sebuah hadiah untuk Rukayah “Aku yakin kau pasti mengingat benda ini, benda ini dulu biasanya kita mainkan bersama” kata Jalal, Rukayah teringat masa kecilnya bersama Jalal, ketika mereka bermain bersama sama “Kamu mengingatnya juga, Jalal ? Benda ini benar benar sangat dekat dengan hatiku” kata Rukayah “Ratu Jodha lah yang menyarankan aku untuk memberikan hadiah itu padamu, Rukayah” kata Jalal..
Baca Selanjutnya Jodha Akbar Antv Episode 530
Malam itu Jodha sedang berada di kamarnya, Jodha sedang menggerai rambutnya yang panjang sambil menyisirnya perlahan di depan meja riasnya, Laboni menemuinya dengan tatapan matanya yang marah “Jodha ! Sekarang Jalal hanya akan tidur denganku saja ! Dan aku yang akan membangunkan kau !” kata Laboni lantang “Tidak ! Aku tak akan membiarkan kau melakukan hal ini, Laboni !” kata Jodha sambil berbalik kemudian berdiri menantang Laboni “Kamu tak bisa menghentikan aku, Jodha ! kau telah meningkatkan kekuatanku dengan membunuhku !” kata Laboni tersenyum menang, Jodha panik hingga terjatuh, Jodha merasa khawatir dan kembali Laboni menghipnotis Jodha , Jodha terbaring di ranjang kemudian Laboni merasuki tubuh Jodha, awalnya tubuh Jodha menolak “Keluar kamu, Laboni ! Keluar !” namun tiba tiba Jodha berubah dan arwah Laboni mulai merasuki dirinya, Jodha tersenyum senang sambil tertawa terbahak bahak “Jodha ! Aku telah berada dalam dirimu sekarang” kata Jodha pada dirinya sendiri, namun kemudian berubah lagi menjadi Jodha yang asli kembali “Tolong, aku mohon tinggalkan aku, Laboni !” kata Jodha sambil menangis dan mengusap seluruh make up di wajahnya, hingga terlihat jelek, Jodha kembali berubah kerasukan arwah Laboni “Aku tak akan keluar dari tubuhmu, Jodha !” Laboni kembali mengontrol tubuh Jodha seraya berkata
“Jodha, Jodha kau telah kalah kembali, heiii.kau telah menghapus make up mu ? Sehingga aku tak bisa jalan jalan keluar ? Hmm.pakaian yang kau kenakan ini juga sangat jelek ! Tubuhmu ini mungkin akan tetap menjadi tubuhmu akan tetapi jiwamu akan menjadi milikku dan aku akan berdandan sekarang” kata Jodha yang kerasukan arwah Laboni berkata pada dirinya sendirinya dengan mata yang berbinar binar sambil menatap ke kaca riasnya yang berada di depannya, Jodha tertawa senang sambil menatap wajahnya yang menakutkan seperti hantu, tawa Jodha pun melengking tinggi, Jodha mulai mengambil beberapa perhiasaannya dan mulai mengenakannya mulai dari cincin, kalung, gelang dan gelang kaki. Setelah selesai berdandan dengan dandanan ala Laboni dengan rambutnya yang di gerai, Jodha keluar dari kamarnya, semua orang yang berpapasan dengan dirinya menatap heran dan merasa aneh pada Jodha karena Jodha tak biasanya berdandan seperti itu, apalagi tatapan Jodha tajam dan mempesona, Jodha berjalan santai melewati para prajurit sambil memlintir mlintir rambutnya yang ikal, sepasang prajurit mulai bergunjing “Apa yang di kenakan oleh Malika Hind ? Rasanya ada yang aneh” kata salah seorang prajurit “Sudahlah kita tak usah ikut campur” kata prajurit yang lain
Sementara itu di ruangan yang lain Murad sedang minum minuman keras, salah satu menteri Jalal, Sabudhin menemui Murad “Pangeran Murad, kau harus tetap mempertahankan perasaanmu, seolah oleh tak sedang terjadi apa apa, tak boleh ada seorangpun yang tahu bahwa orang yang ingin membunuh pangeran Salim itu orang suruhanmu” bisik Sabudhin “Mengapa kau mengirimkan orang yang bodoh seperti itu ?” kata Murad marah sambil mabuk, tepat saat itu Rahim menemui adiknya seraya bertanya “Orang yang mana yang kau maksud, Murad ?” tanya Rahim penuh selidik, Sabudhin terkejut tak mengira kalau Rahim menemui Murad saat itu “Pangeran Murad, menyuruh seseorang untuk membeli buah buahan, pangeran Rahim” kata Sabudhin dengan nada canggung “Kamu seharusnya tak minum minuman beralkohol begitu banyak, Murad” kata Rahim “Aku yakin, pasti Salim telah menceritakannya padamu” kata Murad sambil asyik menikmati minuman itu “Kami semua peduli dan sayang sama kamu, Murad” kata Rahim sedih “Aku tahu seberapa besar kalian menyayangi aku tapi aku tak membutuhkan itu semua !” kata Murad dengan nada marah dan meninggalkan Rahim begitu saja
Di ruang keluarga, Rukayah sedang melihat lihat perhiasan miliknya sambil menghisap hukkahnya, saat itu Salima menemani Rukayah dan tiba tiba Jodha datang menemui mereka disana “Tolong berikan padaku kalung yang berwarna merah itu” kata Rukayah sambil menunjuk ke kalung emas, Jodha mengambil kalung itu dan berdiri di depan Rukayah seraya berkata “Aku akan memberikannya padamu tapi aku pikir rasanya kalung ini lebih pantas berada di kakiku daripada berada di lehermu” kata Jodha sambil mengenakan kalung Rukayah di kakinya dengan mengangkat kakinya di meja, semua orang yang hadir disana terkejut dan tak percaya pada apa yang dilakukan Jodha “Kamu itu tak pantas mengenakan baju yang semeriah ini di usiamu yang telah tua, baju ini lebih pantas di pakai oleh aku atau gadis gadis muda yang lain, ini tak akan kelihatan bagus di lehermu dan rasanya tak ada yang bisa membuat kau kelihatan lebih cantik” kata Jodha sambil tertawa terbahak bahak “Kali ini saatnya kau berjalan menggunakan tongkat, Ratu Rukayah” Rukayah marah dan tak suka dengan ucapan Jodha, ia mengutarakan sesuatu yang tak di dengar Jodha sehingga Jodha bertanya pada Rukayah
“Apa kau bilang, Ratu Rukayah ?” kata Jodha dengan tatapannya yang menantang “Kalung itu akan terlihat indah di leher seorang wanita yang keturunan darah bangsawan kesultanan Mughal yang asli” kata Rukayah “Kamu mempunyai darah seorang pecundang, pengkhianat !” kata Jodha lantang, Rukayah terkejut “Berani beraninya kau menghina ayahku !” kata Rukayah marah “Aku tak akan menjadi Jodha yang sama seperti dulu ! Yang selalu bertahan dengan penghinaanmu ! Mengapa aku harus ngobrol denganmu ?” kata Jodha dengan nada mengejek, Salima yang selama selalu mendukung Jodha dalam setiap keadaan menjadi bingung dan heran karena Jodha yang kali ini bukan Jodha yang ia kenal selama ini “Ratu Jodha, mengapa kau mengatakan hal seperti itu ? Bagaimanapun juga ia adalah kakakmu, istri tertua Yang Mulia” kata Salima heran, Jodha malah tertawa terbahak bahak “Kamu lebih baik diam saja, Ratu Salima ! tak ada bedanya antara kau dengan Hoshiyar ! Aku adalah Ratu Malika Hind ! Seseorang yang sangat dekat dengan Yang Mulia ! Kebenaran memang selalu menyakitkan !” kata Jodha lantang
Tepat pada saat itu Jalal memasuki ruangan tersebut dan mendapati ke tiga istri kesayangannya sedang berkumpul disana semua “Waaah, ketiga istriku ada disini semua rupanya, aku senang melihatnya” kata Jalal sambil melirik ke arah Jodha “Ratu Jodha, kau kelihatan berbeda hari ini, lalu kenapa kau sedih, Ratu Salima ?” kata Jalal ketika melihat ke arah Salima “Tidak, tak ada apa apa Yang Mulia, aku hanya lelah saja” kata Salima sedih “Kalau begitu selamat ulang tahun Ratu Rukayah” kata Jalal sambil mengembangkan kedua tangannya lebar bermaksud memeluk Jodha, Rukayah segera menghampiri dan memeluk Jalal “Terima kasih, Jalal” kata Rukayah yang membalas pelukkan Jalal sambil melirik ke arah Jodha, yang saat itu Jodha sangat cemburu melihat kemesraan mereka “Aku harap seperti tahun tahun sebelumnya, malam ini kau akan menghabiskan waktumu hanya denganku saja, Jalal” kata Rukayah penuh harap “Tentu saja, Rukayah” kata Jalal “Tidak ! Yang Mulia” tiba tiba Jodha menyela pembicaraan mereka “Tidak Ratu Jodha ! Ini adalah hari specialku, jangan katakan pada Jalal bahwa ada sesuatu yang penting ! ia hanya milikku malam ini !” kata Rukayah “Tentu saja, Rukayah.aku akan melakukannya sama seperti tahun tahun sebelumnya setiap tahun” kata Jalal yang mencoba menengahi pertikaian di antara para istrinya “Apakah ada yang salah, Ratu Jodha ?” kata Jalal “Tidak, tak ada Yang Mulia” kata Jodha yang akhirnya mengalah, kemudian Jalal memberikan sebuah hadiah untuk Rukayah “Aku yakin kau pasti mengingat benda ini, benda ini dulu biasanya kita mainkan bersama” kata Jalal, Rukayah teringat masa kecilnya bersama Jalal, ketika mereka bermain bersama sama “Kamu mengingatnya juga, Jalal ? Benda ini benar benar sangat dekat dengan hatiku” kata Rukayah “Ratu Jodha lah yang menyarankan aku untuk memberikan hadiah itu padamu, Rukayah” kata Jalal..
Baca Selanjutnya Jodha Akbar Antv Episode 530