Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 508.Episode melanjutkan saat kemarin Laboni berbasa-basi dengan Jodha di dapur istana. Laboni bertanya kenapa Jodha terlihat ada banyak pikiran. Jodha bilang tak ada apa-apa. Tetatapi Laboni memaksa dan akhirnya Jodha membuka diri: “Ada yang aneh pada Shahenshah” Tampak Jodha terus menceritakan apa yang selanjutnya terjadi akan tetapi ada suara Jodha yang tak diperdengarkan. Laboni tampak mendengarkan dengan seksama dan ia kelihatan puas. Lalu Jodha lanjut berkata: “Semalam ia sedang bermain dengan Aram Banu dan tiba-tiba ia pergi entah kemana. Ia kemudian tak ingat apa yang dilakukannya. Ku pikir Shahenshah pasti minum minuman anggur terlalu banyak” Laboni meminta Jodha agar tak kuatir. ia bilang: “Jhijisa cobalah bumbu ini. Ayolah” Jodha mencoba dan ia bilang aduh ini rasanya asam sekali (Khatta). Laboni berkata: “Ya begitulah Jhijisa kehidupan suami istri tak seharusnya selalu manis. Terkadang ada asam-manisnya“ Jodha berkata sambil tersenyum dan memeluk Laboni: “Leela kau sudah sangat dewasa sekali sekarang” Dalam hati Laboni berkata bahwa Jodha tak tahu betapa ia bisa berbuat lebih dari itu. Laboni pun senyum Evil Smile nya.Adegan berpindah ke kemah persembunyian Pratap. Tampak Pratap sedang berbincang dengan para panglimanya. Ia berkata bahwa ia akan berada disini demi mengecohkan Jalal. Pratap ingin Jalal mengira ia ada disana dan memancing Jalal untuk menyerang kesana. Akan tetapi kali ini mereka sudah siap dan Jalal pasti dengan mudah mereka kalahkan. Tak lama kemudian seseorang datang. Ia melaporkan hasil mata-matanya dan berkata bahwa Pangeran Salim yang akan menjadi pemimpin peperangan ini. Pratap berkata: “Kita harus mencari cara agar bisa mengalahkan dan menyandera Salim. Jika ini berhasil maka kita pasti dengan mudah mengalahkan Jalal”
Salim tampak sedang mengasah pedangnya bersama Rahim. Salim terlalu pede berkata bahwa: “Apa yang tak dapat dilakukan oleh Shahenshah maka aku akan melaksanakannya. Dan jika aku berhasil nanti maka aku akan dipuji orang banyak sebagai hebat” Rahim menasihati bahwa Pratap bukan musuh yang sepele. Pratap berdedikasi tinggi berperang demi kehormatan. Ia seorang mejaha kehormatan. Di perang dahulu Pratap pernah berhasil menangkap para wanita kerajaan akan tetapi ia dengan jantan mengembalikan mereka kepada kita sama sekali tak disakiti. Amat sulit menangkapnya hidup-hidup. Salim dengan congkak berkata bahwa ia pasti akan berhasil.
Shahenshah terlihat berada di Divan-I-Khas bersama para menterinya memperbincangkan masalah politik. Jalal mempersilahkan Raja Birbal untuk mengenukakan pendapatnya. Dan Birbal pun mulai berbicara (Suara Birbal tak diperdengarkan) Pada awalnya tampak Shahenshah sedang serius menyimaknya. Akan tetapi kemudian suara Dammu yang sedang membaca mantra-mantranyalah yang terdengar dikupingnya. Shahenshah tampak bingung dan ia pun mengira Birbal lah yang membacakan mantra itu. Shahenshah tiba-tiba berdiri dan marah: “Kyā kahā āpa karē Raja Birbal-saab? Bagaimana ini apa yang kau katakana Raja Birbal-saab? Mengapa kau malahan membacakan mantra-mantra!?!?!? Semua menteri yang hadir termasuk Abu Fazl, Salim dan Mann Singh tergeran-heran melihat kelakuan dan perkataan Shahenshah. Birbal menjawab: “Parantu Shahenshah hum koi nehi mantra. Shahenshah aku tak membaca mantra” Jalal tetap marah dan berkata: “Aku mendengar nya sendiri kau menggumankan mantra” Birbal: “Shahenshah aku tadi hanya membicarakan politik saja” Jalal tetap marah dan tiba-tiba kepalanya terasa pening. Ia terus mendengar dengungan mantra yang diucapkan Dammu dikepalanya. Jalal pun mendadak pergi begitu saja meninggalkan sidang. Semua yang hadir tercengan. Todar Mal bertanya apa gerangan yang terjadi pada Shahenshah? Birbal menjawab: “Aku juga tak tahu Todar Mal ataukah mungkin saja Shahenshah sedang lelah”Laboni dan Dammu berbincang dikamar. Dammu menceritakan bahwa ia melihat boneka Jalal bergerak berbalik arah tadi. Ini pertanda ilmu ishir mereka kurang berhasil. Tetapi bila hubungannya dengan Jodha terputus maka Jalal akan mudah dikuasai. Dammu berkata: “Kau harus mengusai tubuh Jalal malam ini juga” Tiba-tiba pelayan datang dan menyampaikan bahwa Dammu dipanggil menghadap Ruqaiya. Laboni kesal dan berkata: “Apa sih keperluan Ruqaiya?” Sebelum pergi ke Ruqaiya maka Dammu terlihat melakukan ritual ilmu sihirnya. Laboni bertanya apa itu yang dipengang Ibunya? Dammu menjawab ini adalah Jimat. Dammu meminta Laboni menunggu dan ia pun pergi memenuhi panggilan Ruqaiya. Dammu memasuki kamar Ruqaiya. Hoshiyar langsung mengadu bahwa inilah orangnya. Ruqaiya meminta Hoshiyar diam. Ruqaiya: “Tahu kah kau aku ini siapa?” Dammu mengiyakan: “Ya yang mulia kau adalah kepala istri-istri Shahenshah” Ruqaiya lanjut berkata: “Hem walaupun begitu kau tetap saja berlaku seenaknya terhadap pelayan khusus ku. Aku bisa saja menjatuhkan hukuman berat pada mu” Dammu memohon maaf dan berjanji tak akan melakukannya lagi. Hoshiyar pun tak kalah ikutan nyeletuk: “Awas ya jangan samapai kau melanggarnya. Kau tak akan bisa dimaafkan oleh Ratu Ruqaiya. Bahkan Shahenshah sekalipun takut kepada Ratu Ruqaiya!!!” Dammu mengangguk akan tetapi kemdian diam-diam ia membacakan mantra kutukan kepada Hoshiyar. Hoshiyar kemudian lanjut ngoceh. Awalnya ia hanya berkata: “Kau sedang berhadapan dengan Ratu Ruqaiya” akan tetapi ocehannya kemudian tak terkontrol dan ia berkata: “Ratu Ruqaiya kau keterlaluan. Selalu saja menjadi penghalang diantara Shahenshah dan Ratu Jodha. Shahenshah bahkan hanya memperlakukan mu sebagai saudara perempuannya saja. Ia tak menganggap mu sebagai istri. Shahenshah sengaja mengalah setiap kali ia bermain catur dengan mu. Itu karena ia tak mau mendengar teriakan bawel mu yang menyakitkan kuping. Kepribadian mu jauh dibawah Ratu Jodha!!!” Hoshiyar terus mengeluarkan isi hatinya tanpa bisa berhenti. Dammu tersenyum kecil karena berhasil membalas perlakuan Hoshiyar padanya. Ruqaiya awalnya hanya melotot terkaget dan geram atas kekonyolan Hoshiyar. Tetapi akhirnya ia berdiri dan memaki Hoshiyar serta merta ia pun melemparkan sekeranjang buah kea ah Hoshiyar: “Apa-apaan kau ini Hoshiyar!!! Berani nya kau kurang ajar!!! Hoshiyar malah lanjut mengeluarkan unek-uneknya: “Ratu Ruqaiya kau boleh saja seenaknya memerintah kami kaum pelayan istana, akan tetapi kau sama sekali tak berharga dimata orang. Semua orang memperolok-olok dibelakang mu !!!” Ruqaiya naik pitam dan memukuli Hoshiyar. Ruqaiya mengusir keluar Dammu. Dammu tersenyum sinis dan pergi keluar. Ruqaiya lanjut memaki Hoshiyar habis-habisan.
Adegan pindah ke Aram Banu yang dengan centil memanggil Amijan nya dan ingin mengajaknya bermain. Jodha menjawab: “Aku masih sibuk menyelesaikan pekerjaan ku” Aram Banu terus merengek memohon Jodha bermain dengan nya. Tak lama kemudian Jalal masuk kekamar dan ia mengatakan: “Ayolah ajak lah ia bermain. Jika tak bagaimana Aram kalau kau bermain dengan Abujan?” Aram Banu tampaknya takut langsung memeluk Jodha: “Aku tak mau bicara dengan Abujan” Jalal heran kenapa Aram Banu matah padanya? Jodha memandang Jalal sambil cemberut. Lalu katanya: “Aram Banu tak mau bicara dengan mu Shaheshah. Ia ngambek karena kau meninggalkannya dan berdiri begitu saja sampai ia terjatuh tadi malam” Jalal masih tak tahu apa yang terjadi semalam: “Aku tak ingat melakukan hal itu semalam? Maafkan Abujan Aram Banu” Aram Banu: “Baiklah. Baiklah. Aku terima permohonan maaf mu Abujan. Kita main petak umpet yuk bersama Amijan. Aku ngumpet dan Amijan yang akan mencari. Abujan tutup matanya Amijan ya” Jalal mendekat dan berkata: "Tentu saja perintah dari Putri Kerajaan harus dilaksanakan segera. Jalal pun langsung senyum-senyum bahagia dapat kesempatan lagi menggoda Jodha . Ia duduk disamping belakang Jodha. Hehehe tampaknya Shahenshah kali ini ambil kesempatan dalam kesempitan nih. Jalal langsung memeluk Jodha dengan satu tangan menutup mata Jodha dan satunya lagi menggenggam tangan kiri Jodha. Jodha protes: “Apa-apan sih Shahenshah lepaskan aku” Jalal bilang mata mu kan harus ditutup. Aram Banu berkata: “Bukan begitu Abujan. Matanya kurang tertutup. Kedua tangan mu harus menutup mata Amijan. Tuh kan lihat Amijan masih bisa melihat ku” Jalal semakin jahil tangan kirinya malahan sekarang Jodha memeluk Jodha semakin erat. Jalal memeluk sambil mengayunkan tubuh Jodha ke kanan-kiri. Jalal berkata: "Begini kan yang kau maksud Aram Banu? Abujan tampak bahagia memeluk dan memegang erat tangan Amijan., Kemudian Jalal memberi isyarat agar Aram Banu segera pergi bersembunyi. Aram Banu pun pergi. Jodha menghitung “Satu, dua, tiga … sampai sepuluh” Sementara Jodha berusaha melepaskan diri: “Sudah selesai menghitung ayo lepaskan aku!” Sementara Jalal sedari tadi bergumam: "Hemmm ... Hemmmm ... hemm" Jalal semakin menikmati memeluk istri tercintanya itu dan pura-pura tak mau menjawab. Akhirnya Jodha dilepaskan Jalal. Jodha berkata: “Dimana Aram Banu ya?” Jalal mesem-mesem sambil berkata: “Aku tak bisa mengatakannya padamu” Jodha bilang ia akan mecarinya sendiri dan ia memanggil-manggil nama Aram. Jalal lagi-lagi mengggoda Jodha dan berkata: “Kalau kau ku beri tahu, maka apa hadiahnya yang akan kau berikan bagi ku?” Jodha merengut dan bilang “Tak ada hadiah untuk mu. Aku akan mencarinya sendiri” Jodha mencari Aram lagi dan Jalal memandang sambil tersenyum usil. Sementara Aram Banu terlihat keluar dari persembunyiannya lalu pindah ketempat lain. Aram Banu sampai ditempat dimana Dammu menyimpan boneka Jalal. Aram Banu masuk kedalam ruangan itu dan menutup pintu untuk bersembunyi. Terdengar suara Jodha memanggil nama Aram. PIkir Aram Banu wah ada boneka lucu nih dan diambilnya lah boneka itu. Aram Banu lalu mengintip keluar dan dari jauh melihat Jodha diluar. Jodha memanggil nama Aram tetapi ia diam saja. Sementara Dammu kaget melihat Jodha ada disana dan berpura-pura menyapanya. Jodha berkata ia mencari Aram Banu karena mereka sedang main petak umpet. Tiba-tiba terlihat Aram Banu berlari keluar dari persembunyiannya itu. Jodha pun mengikutinya dari belakang. Laboni mengintip dari belakang ia tampak cemas. Dammo buru-buru keruang persembunyiannya dan betapa kagetnya ia karena boneka Jalal tak ada disana lagi. Laboni menyusul Ibunya dan bertanya sedang apa Jodha disini? Dammu berkata: “Yang yang penting adalah ternyata boneka Jalal yang sudah dibacakan mantra kini hilang. Pasti dibawa oleh Aram Banu” Laboni tampak kuatir: “Lalu apa yang mesti kita perbuat sekarang? Masih ada boneka lain kah yang bisa kita pakai?” Jodha berlari-lari mengejar Aram Banu yang memasuki kamar Hamida. Akhirnya ia berhasil tertangkap. Hamida sedang berada dikamar berbincang dengan Ruqaiya. Aram Banu berhasil melepaskan diri dari Jodha dan berlari menghampiri Ruqaiya. Aram Banu dipangku Ruqaiya. Kemudian Ruqaiya melihat boneka yang dibawa Aram Banu: “Aram Banu dari mana kau dapatkan boneka itu? Aram Banu mengatakan ia menemukan nya di kamar tadi dimana ada Dammu. Jodha: “Sudahkah kau minta ijin sebelum mengambilnya?” Aram bilang belum. Jodha: “Aduh itu tak boleh Aram Banu” Ruqaiya membela Aram: “Jodha biarkanlah ia kan hanya anak kecil” Jodha menjelaskan: “Bukan begitu Ruqaiya. Anak-anak harus diajarkan memahami mana yang baik mana yang salah” Sementara itu Leela KW 2 alias Laboni datang bersama Dammu. Katanya ia membawa beberap boneka lagi untuk Aram Banu. Laboni meminta Aram untuk melihatnya. Aram Banu sambil berlari menghempaskan boneka Jalal. Laboni kaget memperhatikan jatuhnya boneka. Aram Banu bertanya apakah semua boneka itu untuknya? Laboni tersenyum dan mengiyakan permintaan Aram Banu. Sambil berlutut Laboni diam-diam mengambil boneka Jalal dan meberikannya kepada Dammu untuk disembunyikan.
Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 509
Salim tampak sedang mengasah pedangnya bersama Rahim. Salim terlalu pede berkata bahwa: “Apa yang tak dapat dilakukan oleh Shahenshah maka aku akan melaksanakannya. Dan jika aku berhasil nanti maka aku akan dipuji orang banyak sebagai hebat” Rahim menasihati bahwa Pratap bukan musuh yang sepele. Pratap berdedikasi tinggi berperang demi kehormatan. Ia seorang mejaha kehormatan. Di perang dahulu Pratap pernah berhasil menangkap para wanita kerajaan akan tetapi ia dengan jantan mengembalikan mereka kepada kita sama sekali tak disakiti. Amat sulit menangkapnya hidup-hidup. Salim dengan congkak berkata bahwa ia pasti akan berhasil.
Shahenshah terlihat berada di Divan-I-Khas bersama para menterinya memperbincangkan masalah politik. Jalal mempersilahkan Raja Birbal untuk mengenukakan pendapatnya. Dan Birbal pun mulai berbicara (Suara Birbal tak diperdengarkan) Pada awalnya tampak Shahenshah sedang serius menyimaknya. Akan tetapi kemudian suara Dammu yang sedang membaca mantra-mantranyalah yang terdengar dikupingnya. Shahenshah tampak bingung dan ia pun mengira Birbal lah yang membacakan mantra itu. Shahenshah tiba-tiba berdiri dan marah: “Kyā kahā āpa karē Raja Birbal-saab? Bagaimana ini apa yang kau katakana Raja Birbal-saab? Mengapa kau malahan membacakan mantra-mantra!?!?!? Semua menteri yang hadir termasuk Abu Fazl, Salim dan Mann Singh tergeran-heran melihat kelakuan dan perkataan Shahenshah. Birbal menjawab: “Parantu Shahenshah hum koi nehi mantra. Shahenshah aku tak membaca mantra” Jalal tetap marah dan berkata: “Aku mendengar nya sendiri kau menggumankan mantra” Birbal: “Shahenshah aku tadi hanya membicarakan politik saja” Jalal tetap marah dan tiba-tiba kepalanya terasa pening. Ia terus mendengar dengungan mantra yang diucapkan Dammu dikepalanya. Jalal pun mendadak pergi begitu saja meninggalkan sidang. Semua yang hadir tercengan. Todar Mal bertanya apa gerangan yang terjadi pada Shahenshah? Birbal menjawab: “Aku juga tak tahu Todar Mal ataukah mungkin saja Shahenshah sedang lelah”Laboni dan Dammu berbincang dikamar. Dammu menceritakan bahwa ia melihat boneka Jalal bergerak berbalik arah tadi. Ini pertanda ilmu ishir mereka kurang berhasil. Tetapi bila hubungannya dengan Jodha terputus maka Jalal akan mudah dikuasai. Dammu berkata: “Kau harus mengusai tubuh Jalal malam ini juga” Tiba-tiba pelayan datang dan menyampaikan bahwa Dammu dipanggil menghadap Ruqaiya. Laboni kesal dan berkata: “Apa sih keperluan Ruqaiya?” Sebelum pergi ke Ruqaiya maka Dammu terlihat melakukan ritual ilmu sihirnya. Laboni bertanya apa itu yang dipengang Ibunya? Dammu menjawab ini adalah Jimat. Dammu meminta Laboni menunggu dan ia pun pergi memenuhi panggilan Ruqaiya. Dammu memasuki kamar Ruqaiya. Hoshiyar langsung mengadu bahwa inilah orangnya. Ruqaiya meminta Hoshiyar diam. Ruqaiya: “Tahu kah kau aku ini siapa?” Dammu mengiyakan: “Ya yang mulia kau adalah kepala istri-istri Shahenshah” Ruqaiya lanjut berkata: “Hem walaupun begitu kau tetap saja berlaku seenaknya terhadap pelayan khusus ku. Aku bisa saja menjatuhkan hukuman berat pada mu” Dammu memohon maaf dan berjanji tak akan melakukannya lagi. Hoshiyar pun tak kalah ikutan nyeletuk: “Awas ya jangan samapai kau melanggarnya. Kau tak akan bisa dimaafkan oleh Ratu Ruqaiya. Bahkan Shahenshah sekalipun takut kepada Ratu Ruqaiya!!!” Dammu mengangguk akan tetapi kemdian diam-diam ia membacakan mantra kutukan kepada Hoshiyar. Hoshiyar kemudian lanjut ngoceh. Awalnya ia hanya berkata: “Kau sedang berhadapan dengan Ratu Ruqaiya” akan tetapi ocehannya kemudian tak terkontrol dan ia berkata: “Ratu Ruqaiya kau keterlaluan. Selalu saja menjadi penghalang diantara Shahenshah dan Ratu Jodha. Shahenshah bahkan hanya memperlakukan mu sebagai saudara perempuannya saja. Ia tak menganggap mu sebagai istri. Shahenshah sengaja mengalah setiap kali ia bermain catur dengan mu. Itu karena ia tak mau mendengar teriakan bawel mu yang menyakitkan kuping. Kepribadian mu jauh dibawah Ratu Jodha!!!” Hoshiyar terus mengeluarkan isi hatinya tanpa bisa berhenti. Dammu tersenyum kecil karena berhasil membalas perlakuan Hoshiyar padanya. Ruqaiya awalnya hanya melotot terkaget dan geram atas kekonyolan Hoshiyar. Tetapi akhirnya ia berdiri dan memaki Hoshiyar serta merta ia pun melemparkan sekeranjang buah kea ah Hoshiyar: “Apa-apaan kau ini Hoshiyar!!! Berani nya kau kurang ajar!!! Hoshiyar malah lanjut mengeluarkan unek-uneknya: “Ratu Ruqaiya kau boleh saja seenaknya memerintah kami kaum pelayan istana, akan tetapi kau sama sekali tak berharga dimata orang. Semua orang memperolok-olok dibelakang mu !!!” Ruqaiya naik pitam dan memukuli Hoshiyar. Ruqaiya mengusir keluar Dammu. Dammu tersenyum sinis dan pergi keluar. Ruqaiya lanjut memaki Hoshiyar habis-habisan.
Adegan pindah ke Aram Banu yang dengan centil memanggil Amijan nya dan ingin mengajaknya bermain. Jodha menjawab: “Aku masih sibuk menyelesaikan pekerjaan ku” Aram Banu terus merengek memohon Jodha bermain dengan nya. Tak lama kemudian Jalal masuk kekamar dan ia mengatakan: “Ayolah ajak lah ia bermain. Jika tak bagaimana Aram kalau kau bermain dengan Abujan?” Aram Banu tampaknya takut langsung memeluk Jodha: “Aku tak mau bicara dengan Abujan” Jalal heran kenapa Aram Banu matah padanya? Jodha memandang Jalal sambil cemberut. Lalu katanya: “Aram Banu tak mau bicara dengan mu Shaheshah. Ia ngambek karena kau meninggalkannya dan berdiri begitu saja sampai ia terjatuh tadi malam” Jalal masih tak tahu apa yang terjadi semalam: “Aku tak ingat melakukan hal itu semalam? Maafkan Abujan Aram Banu” Aram Banu: “Baiklah. Baiklah. Aku terima permohonan maaf mu Abujan. Kita main petak umpet yuk bersama Amijan. Aku ngumpet dan Amijan yang akan mencari. Abujan tutup matanya Amijan ya” Jalal mendekat dan berkata: "Tentu saja perintah dari Putri Kerajaan harus dilaksanakan segera. Jalal pun langsung senyum-senyum bahagia dapat kesempatan lagi menggoda Jodha . Ia duduk disamping belakang Jodha. Hehehe tampaknya Shahenshah kali ini ambil kesempatan dalam kesempitan nih. Jalal langsung memeluk Jodha dengan satu tangan menutup mata Jodha dan satunya lagi menggenggam tangan kiri Jodha. Jodha protes: “Apa-apan sih Shahenshah lepaskan aku” Jalal bilang mata mu kan harus ditutup. Aram Banu berkata: “Bukan begitu Abujan. Matanya kurang tertutup. Kedua tangan mu harus menutup mata Amijan. Tuh kan lihat Amijan masih bisa melihat ku” Jalal semakin jahil tangan kirinya malahan sekarang Jodha memeluk Jodha semakin erat. Jalal memeluk sambil mengayunkan tubuh Jodha ke kanan-kiri. Jalal berkata: "Begini kan yang kau maksud Aram Banu? Abujan tampak bahagia memeluk dan memegang erat tangan Amijan., Kemudian Jalal memberi isyarat agar Aram Banu segera pergi bersembunyi. Aram Banu pun pergi. Jodha menghitung “Satu, dua, tiga … sampai sepuluh” Sementara Jodha berusaha melepaskan diri: “Sudah selesai menghitung ayo lepaskan aku!” Sementara Jalal sedari tadi bergumam: "Hemmm ... Hemmmm ... hemm" Jalal semakin menikmati memeluk istri tercintanya itu dan pura-pura tak mau menjawab. Akhirnya Jodha dilepaskan Jalal. Jodha berkata: “Dimana Aram Banu ya?” Jalal mesem-mesem sambil berkata: “Aku tak bisa mengatakannya padamu” Jodha bilang ia akan mecarinya sendiri dan ia memanggil-manggil nama Aram. Jalal lagi-lagi mengggoda Jodha dan berkata: “Kalau kau ku beri tahu, maka apa hadiahnya yang akan kau berikan bagi ku?” Jodha merengut dan bilang “Tak ada hadiah untuk mu. Aku akan mencarinya sendiri” Jodha mencari Aram lagi dan Jalal memandang sambil tersenyum usil. Sementara Aram Banu terlihat keluar dari persembunyiannya lalu pindah ketempat lain. Aram Banu sampai ditempat dimana Dammu menyimpan boneka Jalal. Aram Banu masuk kedalam ruangan itu dan menutup pintu untuk bersembunyi. Terdengar suara Jodha memanggil nama Aram. PIkir Aram Banu wah ada boneka lucu nih dan diambilnya lah boneka itu. Aram Banu lalu mengintip keluar dan dari jauh melihat Jodha diluar. Jodha memanggil nama Aram tetapi ia diam saja. Sementara Dammu kaget melihat Jodha ada disana dan berpura-pura menyapanya. Jodha berkata ia mencari Aram Banu karena mereka sedang main petak umpet. Tiba-tiba terlihat Aram Banu berlari keluar dari persembunyiannya itu. Jodha pun mengikutinya dari belakang. Laboni mengintip dari belakang ia tampak cemas. Dammo buru-buru keruang persembunyiannya dan betapa kagetnya ia karena boneka Jalal tak ada disana lagi. Laboni menyusul Ibunya dan bertanya sedang apa Jodha disini? Dammu berkata: “Yang yang penting adalah ternyata boneka Jalal yang sudah dibacakan mantra kini hilang. Pasti dibawa oleh Aram Banu” Laboni tampak kuatir: “Lalu apa yang mesti kita perbuat sekarang? Masih ada boneka lain kah yang bisa kita pakai?” Jodha berlari-lari mengejar Aram Banu yang memasuki kamar Hamida. Akhirnya ia berhasil tertangkap. Hamida sedang berada dikamar berbincang dengan Ruqaiya. Aram Banu berhasil melepaskan diri dari Jodha dan berlari menghampiri Ruqaiya. Aram Banu dipangku Ruqaiya. Kemudian Ruqaiya melihat boneka yang dibawa Aram Banu: “Aram Banu dari mana kau dapatkan boneka itu? Aram Banu mengatakan ia menemukan nya di kamar tadi dimana ada Dammu. Jodha: “Sudahkah kau minta ijin sebelum mengambilnya?” Aram bilang belum. Jodha: “Aduh itu tak boleh Aram Banu” Ruqaiya membela Aram: “Jodha biarkanlah ia kan hanya anak kecil” Jodha menjelaskan: “Bukan begitu Ruqaiya. Anak-anak harus diajarkan memahami mana yang baik mana yang salah” Sementara itu Leela KW 2 alias Laboni datang bersama Dammu. Katanya ia membawa beberap boneka lagi untuk Aram Banu. Laboni meminta Aram untuk melihatnya. Aram Banu sambil berlari menghempaskan boneka Jalal. Laboni kaget memperhatikan jatuhnya boneka. Aram Banu bertanya apakah semua boneka itu untuknya? Laboni tersenyum dan mengiyakan permintaan Aram Banu. Sambil berlutut Laboni diam-diam mengambil boneka Jalal dan meberikannya kepada Dammu untuk disembunyikan.
Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 509
Bagi yang ingin mengetahui Informasi Hp, atau Cara Root Hp Android Bisa KLIK DISINI