Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 505

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 505.Laboni sedang menaiki tangga sambil memandangi Jalal  dan Mann Singh yang  berlatih pedang.  Sementara Jodha tampak  dibantu para pelayan berhias dikamarnya ketika Laboni datang. Laboni memandang Sindur yang terletak di meja rias Jodha dengsn “Evil Smile” nya. (Waduh ada 2 Evil Smile di Istana nih sekarang. Pertama Ruks sekarang Laboni yang Evil beneran) Laboni memanggil: “Jhijisa (Kakak)!” Jodha menengok dan terheran siapa gerangan perempuan ini? Laboni: “Jhijisa. Hum hei Leela. Kakak aku ini Leela. Tak ingatkah kau?” Jodha kemudian menyambut Leela KW-2 alias Laboni dan memeluknya. Jodha: “Wah Leela kau sudah dewasa sekarang dan tumbuh jadi wanita yang cantik” Laboni alias Leela KW-2 berkata: “Jhijisa justru kau yang sekarang semakin cantik. Kau sekarang seorang Malika Hindustan” Jodha kemudian berkata: “Jangan kau panggil aku dengan sebutan itu. Kita hampir tak saling mengenal satu sama lain akan tetapi aku merasa kita  seperti sangat akrab. Sudah kah kau bertemu Jhijasa (Kakak ipar) ?” Laboni memberi jawaban yang aneh: “Sudah Jhijisa. Aku datang kesini hanya khusus untuk bertemu dengannya” Jodha kaget kok jawaban Leela KW-2 begitu?  Sadar akan kesalahannya Laboni buru-buru meralat ucapannya: “Oh maksud ku. Aku kesini karena aku merasa wajib bertemu dengan Jhijasa. Bangga sekali aku karena Jhijasa adalah seorang Shahenshah Hindustan. Tiba-tiba Laboni melihat bahwa kotak Sindur Jodha terbuka dan isinya semua tumpah di meja rias: “Are ki kya? Ki kya hoga? Aduh kenapa ini? Apa yang terjadi?” Jodha kaget melihatnya dan berkata: “Ya Tuhan Sindur tumpah ini adalah pertanda tak baik” Laboni langsung berusaha membersihkan meja rias dan Jodha berkata: “Tum rehne duur Leela. Leela tak usah kau bersihkan biarkan pelayan yang akan melakukannya” Laboni menjawab: “Koi baatne nehi Jhijisa. Ap to hamari hei na? Tak mengapa Kakak. Jika bukan kau maka aku saja juga tak apa” Akan tetapi didalam hati Leela KW-2 berkata: “Or ap ka Shindoor humari hoga. Shindur mu akan menjadi milik ku tak lama lagi” Jodha bilang ia akan menyuruh mengumpulkannya dalam kotak lain. Jodha terlihat tetap kuatir. Ia bertanya dalam hati “Bagaimana Sindhur itu tiba-tiba tumpah?”

Jodha lalu mengajak Leela KW 2 dan memperkenalkannya kepada keluarga lainnya di istana. Hamida sedang duduk dikamarnya tampak ia melilitkan benang doa dilengan Gulbadan. Pelayan mengumumkan kedatangan Malika Hindustan. Jodha memperkenalkannya dengan Hamida. Leela KW 2 memberi salam hormat kepada Hamida. Hamida: "Siapa gadis cantik ini?" Jodha berkata ini adalah Leela adik sepupunya (Phupera bhen). Ruqaiya tampak curiga. Hamida kemudian mengatakan: “Aku adalah Amijan nya Jodha maka selama kau disini aku Amijan mu juga” Hamida kemudian bilang aku akan memberikan semua yang hadir benang doa ku. Tampak Hamida memasangkan kepada Salima dan Ruqaiya. Hamida berkata kepada Jodha benang suci ini telah dibacakan doa-doa oleh para ulama. Sangat baik sekali untuk menolak bala/roh jahat.  Laboni tampak gelisah ketakutan, Ketika Hamida mendekat maka Leela KW-2 pun kelihataan paranoid dan mundur menjauh. Semua yang hadir kaget melihat tingkah Laboni. Hamida: “Are kya baate? Arē! Pīchē kyōṁ varga hai? Ada apa dengan mu? Mengapa kau mundur ke belakang?” Laboni menjawab ketakutan: “Aku tak dapat menerimanya” Jodha berkata: “Kyā bohot  kī pavitra Leela. Ini  benang doa yang suci dan sangat baik untuk kau kenakannya Leela” (Tentunya Leela KW-2 alias Laboni takut dengan ayat-ayat suci. ia kan She Devil) Leela bersikeras kata: “Jhijisa aku tak bisa mengenakan benang suci” Jodha bertanya kenapa tidak? Laboni kemudian mendekat ke Jodha dan membisikan sesuatu yang tak diperdengarkan. Hamida dan yang lainnya terheran-heran melihatnya. Jodha kemudian tersenyum dan menerangkan Leela tak bisa memakainya karena ia sedang tak bersih (sedang menstruasi) Semua tersenyum dan Hamida berkata: “Baiklah aku mengerti. Kau ini mirip Kakak mu Jodha. Ia juga tak akan menyerah walaupun mendapat tekanan. Dan selalu mengutarakan hal yang sebenarnya” Laboni tampak tetap gelisah dan mengepal kedua tanagnnya kencang-kencang karena menahan rasa takutnya. Laboni memberi salam hormat kepada semua dan pergi bersama Jodha (Hemm ngak heran lah Labonii ketakutan. ia kan penyihir jahat yang pasti bersekutu dengan syaitan. Syaitan selalu takut dengan ayat-ayat suci. Nah kita jadi tahu sekarang bahwa senjata pamungkas yang bisa meghancurkan Leela KW 2 alias Laboni adalah benda-benda suci, mantra suci dari Pendeta dan ayat-ayat suci. Mudah-mudahan Bulu Merak yang diberikan Pandit-ji Badri bisa membantu)

Murad sedang mabok dan minum-minum sambil flash back kejadian dimana ia menghadiri penobatan Salim sebagai Shah Shah. Murad terhuyung huyung berjalan mendekati pagar beranda dan hampir terjatuh, tetapi untung Daniyal keburu datang menolongnya. Daniyal memarahinya: "Shahenshah pasti marah besar jika ia melihat mu berkelakuan seperti ini" Murad menjawab sambil tertawa: “Shahenshah? Apa yang akan dilakukan Shahenshah? Apa lagi yang bisa di renggutnya dari diri ku?  Ia membuat ku hanya bermimpi. Dan impi itu pun tiba-tiba dirampasnya dari ku! Shahenshah harus melihat sendiri kepedihan yang aku rasakansaat ini. Daniyal, bagi Shahenshah kita berdua ini hanyalah boneka. Aku juga banyak berjasa dalam perang kemarin. Akan tetapi hanya Salim yang dipuji-pujinya. Kita ini tak lebih adalah hamba/budaknya!” Daniyal: “Aku memahami mu. Akan tetapi kau tak boleh menghancurkan diri mu sendiri. Jika Shahenshah mendapatkan kau dalam keadaan begini maka ia tak akan menghormati diri mu sama sekali” Murad tertawa terbahak-bahak lalu berkata: “Kita ini tak ada harganya dimata Shahenshah. Selama  Shahenshah tetap menjadikan Salim kesayangannya maka masa depan kita disini akan semakin suram!

Anarkali tampak sedang menyalakan lentera Diya di kamarnya. Salim datang menghampiri. Ia memandanginya dan memuji kecantikannya.  Anarkali tersipu malu dan berkata sebaiknya Salim tak kemari. Karena takut Shahensha marah besar. Salim berkilah itu kan hanya perintah untuk Salim saja. Bukan untuk Shah Shah. Salim berjanji ia akan bicara dengan Amijannya dan memintan Amijannya untuk meyakinkan Shahenshah untuk setuju dengan nya. Anarkali bertanya apakah Shahenshah akan setuju? Salim mengiyakan. Salim: "Bukankah Shahenshah amat mencintai ku? Pasti ia tak akan membiarkan cinta ku hilang begitu saja" Tak lama lagi aku akan menjadi Raja Hindustan dan kau akan menjadi Ratu nya. Anarkali tetawa dan ingat masa kecil dimana ia dan Salim sering bertengkar. Anarkali kemudian bertanya: "Sekarang ini bagaimana kau memandang diri ku? Salim menjawab: "Bagi ku kau adalahg kedamaian dalam hati. Aku amat mencintainya" Mereka saling memandang. (Hemm kelamaan nih satu adegan mereka. Kok saya jadi curiga jangan-jangan Salim hanya berbaikan dengan Jodha karena ingin mendapatkan dukungannya? Di masa depan hal ini bisa menjadi sumber bencana. Jodha-Jalal-Salim akan saling berseteru jika Jalal menolak. Salim seharusnya tak boleh mensejajarkan kisah cinta Jodha-Jalal dengan kisah cintanya sendiri. Keduanya memiliki latar belakang serta landasan berbeda. Walaupun sama-sama berawal dari rasa benci. Secara individual mereka berbeda karakter dan tingkah laku)

Malam itu Birbal sedang duduk santai dengan Shahensah, Jodha, Ruqaiya, Hamida dan Salima. Rupanya ia sedang bikin lelucon dan ia mengakhiri kata-katanya dengan: “Ap kō dē nehi dē sakatī. Kita tak bisa menyerah begitu saja”. Semua yang hadir tertawa mendengar ceritanya. Jalal tertawa gembira dan memuji Birbal: “Kau ini memang mengagumkan. Aku punya pertanyaan untuk mu” Jalal berkata kepada Birbal sambil melirik kearah para istrinya. Jalal: “Yang mana diantara ketiga istri utama ku yang paling istimewa bagi ku? Jawaban mu penting disini“ Birbal kelihatan bingung pada awalnya: “Hume bali bakara banāyē. Shahenshah kau membuat ku merasa seperti kambing kurban.  Jika aku menyebut satu nama maka yang lain akan tersinggung. Shahenshah mengapa kau membuat ku terjepit dalam posisi serba sulit ini?”  Jalal lanjut berkata: “Ayo Birbal  kau harus menjawabnya” Jodha dan Salima hanya senyum-senyum sedangkan Ruqaiya  seperti biasa wajahnya dihiasi senyuman She Devilnya. Ruqaiya mendesak Birbal agar segera menjawab: “Ha Birbal-saab jawaab dijiye. Ya kau harus menjawabnya” Salima mengatakan ia juga penasaran dengan jawaban Birbal. Jodha: “Betul sekali kau berada di posisi serba salah” Akhirnya Birbal menjawab secara diplomatis: :”Aku pikir Ruqaiya jawabnya karena ia istri yang pertama kau nikahi dan ia teman sejak kecil mu” Jalal melirik kearah Jodha terlebih dahulu lalu ia memandang Ruqiaya yang terlihat tersipu-sipu. Hamida dan Salima tersenyum-senyum. Tapi senyum mereka mengatakan bahwa keduanya paham Birbal hanya berbasa-basi demi menjaga suasana. Pasti lah teman lama mu yang harus lebih banyak memaklumi diri mu dibanding isri-istri mu yang lain” Semua tertawa. Jalal: “Apa maksud mu? Aku selalu membuat susah saja begitu kah? Birbal: “ Shahenshah bukan kah kau meminta jawaban ku?” Jalal bilang baiklah jika itu jawaban mu. Jodha nyeletuk: “Aku setuju dengan jawaban Birbal. Tak mudah untuk memaklumi diri mu Shahenshah. Ruqaiya begum bohot bahadur hei. Ruqaiya sangat pemberani” Semua tertawa gembira. Tampak kemudian Jalal dan Birbal berjalan berdua di selasar istana. Birbal mepergunakan kesempatan ini untuk mejelaskan: “Maafkan aku Shahenshah aku terpaksa menjawab seperi itu tadi. Jika aku menyebut nama Jodha maka Ruqaiya akan marah dan ia bisa membunuhku” Shahenshah menjawab: ”Maaf kan diri ku Raja Birbal. Aku telah menyudutkan diri mu tadi. Akan tetapi kau telah membuat keputusan yang benar. Kau menyebutkan nama Ruqaiya. Jika tidak? ia akan mengamuk dan merongrong ku terus-terusan” Birbal: “Ya Shahenshah aku mengerti hal itu” Jalal: “Aku bersyukur kau menjawabnya dengan baik”

Adegan memperlihatkan Jodha dan Jalal sedang bermain Catur yang memakai manusia sebagai bidak caturnya. Jalal melakukan langkah pertama kemudian Jodha. Jalal terkejut dengan langkah bidak Jodha. Karena dengan langkah ini maka Jodha sudah dalam posisi Check-mate. Jodha menggoda Jalal: "Shahenshah apa yang akan kau perbuat sekarang? Perdana Menteri ku sekarang telah berhadapan langsung dengan Perdana Menteri mu. Check dan Mate. (Checkmate = posisi dimana bidak catur Raja diserang langsung oleh bidak Serdadu milik lawan).  Dan bidak Raja milik Jalal terjebak tak dapat pindah kemanapun. Maka Jodha pun menang telak. Jalal bete nih kalah dari Jodha. Sementara itu Laboni sedang di taman mendengar jawaban pelayan bahwa Jalal sedang main catur bersama Jodha. Laboni berkata pada dirinya sendiri ia membutuhkan sesuatu barang milik Jalal agar bisa melaksanakan ilmu hitamnnya. Tapi bagaimana cara mendapatkannya dengan penjagaan yang begitu ketat di istana. Aku harus segera mencuri hati Jalal dari Jodha segera mungkin

alal tampaknya mengulang dari awal bermain catur dengan Jodha. Tetapi lagi lagi posisi bidak-bidaknya terjepit. Jodha menggoda Jalal lagi: "Shahenshah lalu sekarang langkah apa yang akan kau lakukan?" Sementara itu di taman Laboni kemudian terlihat mengambil segenggam tanah dan menaburnya diudara. Tiba-tiba dari atap ruangan catur banyak debu tanah berjatuhan mengenai Jalal. Jodha kaget dan berlari menghampiri Jalal. Cerita episode 505 pun berakhir. Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 506


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 505. Please share...!

Blog, Updated at: 00:11