Sinopsis Jodha Akbar Tayang 6 April 2015. Jodha Akbar 366. Di halaman istana, Jalal memberitahu todarmal, rahim, maansingh, dan resham kalau ia akan mengadakan meena bazaar. Jalal menyuruh maansingh dan rahim mengamankan meena bazaar, dan menyuruh resham memberitahu rakyat. Mereka bubar setelah jalal selesai memberi perintah.
Ruqaiya sedang asik menikmati hookah, ia marah karena jalal mengumumkan hanya wanita yg punya anak yg boleh ikut. Resham khan datang memanas-manasi ruqaiya :” khusu, aku baru saja mendapat kabar dari raja jika meena bazaar akan di langsungkan, dan wanita yg tak punya anak tak dapat berpartisipasi”
Ruqaiya sedang asik menikmati hookah, ia marah karena jalal mengumumkan hanya wanita yg punya anak yg boleh ikut. Resham khan datang memanas-manasi ruqaiya :” khusu, aku baru saja mendapat kabar dari raja jika meena bazaar akan di langsungkan, dan wanita yg tak punya anak tak dapat berpartisipasi”
Ruqaiya tambah sedih :” jalal benar-benar akan melakukan ini. Apa ia tak memikirkan dampaknya padaku jika ia benar-benar melakukan ini?”
Jodha sedang duduk gelisah di kamarnya, ia menganggap keputusan jalal mengenai meena bazaar tak adil. Jalal masuk ke kamar jodha, jodha langsung menyampaikan unek-uneknya :” yang mulia, mengapa kau membuat keputusan bahwa wanita yg punya anak yg dapat berpartisipasi?”
Jalal :” apa maksudmu?”
Jodha :” meena bazaar ini harusnya di nikmati oleh semuanya. Bagaimana dengan wanita yg tak punya anak?”
Jalal :” aku hanya ingin anak-anak bahagia”
Jodha :” lalu bagaimana dengan istri-istrimu yg lain, yg tak punya anak? Aku tahu ratu ruqaiya jg ibunya salim, tapi ia pasti merasa sedihh karena hal ini”
Jalal bingung:” ya Khudaa.. aku tak memikirkan hal ini”
Di kamar ruqaiya, resham bertanya :” apa yg akan anda lakukan, ratu ruqaiya?”
Ruqaiya menjawab :” apapun yg perlu dilakukan” ia lalu berdiri. Ruqaiya menyuruh resham mengisi kembali hookahnya tapi ia sendiri malah pergi.
Resham menggumam :” ya Allah, entah apa yg di rencanakannya, tapi itu pastilah tak baik”
Di kamar jodha, jodha sedang mengusulkan agar jalal mengijinkan Ruqaiya ikut di stan Salim, karena ruqaiya juga adalah ibunya salim. Ruqaiya yg baru datang berkata :” apa yg di katakan ratu jodha benar yang mulia. Tapi ratu jodha akan sedih jika ia tak dapat ikut, karena ratu jodha adalah ibu kandung salim. tapi semuanya akan beres kalau kau mengizinkan kami berdua ada di kios salim”
Jalal menatap kedua istrinya :” jadi itu yg kalian inginkan?”
Jodha tersenyum :” itu ide yg bagus sekali”
Ruqaiya ikut tersenyum :” kau harus mulai bekerja keras ratu jodha. Kita harus membuat kios yg paling menarik di bandingkan kios-kios lainnya” pada jalal, ruqaiya berkata :” aku melakukan ini semata-mata untuk kebahagiaan salim.
Jodha memperingatkan ruqaiya agar tak meremehkan kios anak-anak lainnya, karena mungkin saja kios mereka lebih bagus.
Meena bazaar sudah di mulai, para anak-anak berteriak menawarkan barangnya. Para ibu menyemangati anaknya, supaya dapat menjual banyak. Kios Salim di padati pengunjung, ia menjual peralatan rumah tangga, jodha berkata pada ruqaiya :” ratu ruqaiya, salim bersemangat sekali menjual barang-barangnya. Tapi jika memang tak habis, bagaimana jika kita yg membelinya”
Dengan yakin ruqaiya menjawab :” itu tak perlu ratu jodha, melihat caranya menjual, barang nya pasti laku terjual semuanya”
Salah seorang pengunjung berkata :” jika kami membeli barang-barangmu, kami ingin kau mencium tangan kami”
Dengan gaya yg menggemaskan, salim menjawab :” hmm sepertinya itu terasuk penyuapan. Tapi karena kau dari kerajaanku, maka aku akan melakukannya dengan senang hati” jodha tersenyum bahagia melihat kelakuan anaknya.
Jalal mengunjungi stan salim, ia melihat banyak orang belanja di sana, jalal lalu memuji salim :” bagus sekali, sheku baba. Caramu menjual sangatlah menarik”
Ruqaiya memberitahu jalal kalau salim sudah menjual banyak barang. Jalal berkata pada ruqaiya :” aku tak tahu bagaimana menyampaikan perasaanku, biasanya kau dan ratu jodha selalu bersaing saat bazaar, tapi kali ini kalian bekerja sama. Semoga kalian tetap seperti ini kedepannya”
Salim menawarkan barangnya ke jalal :” yang mulia, bagaimana jika anda membeli sesuatu dari kiosku?”
Jalal :” coba tawarkan barang yg paling menarik yg ada di sini”
Salim mempromosikan dagangannya, setelahna jalal memilih sebuah mangkuk, jalal bertanya berapa harganya? Salim menjawab :’ 2 keping emas kecil” jalal membayar 1 keping emas besar, lalu berranjak pergi. Namun salim menghentikannya dan meminta jalal mengulurkan tangan, lalu salim mencium tangan jalal. Para ratu tersenyum melihatnya. Sedangkan jalal terrlihat bingung, salim lalu menjelaskan :” aku melakukan ini kepada para pelanggan yg membeli di kiosku.”
Jalal kembali memujinya :” kau benar-benar tahu cara menyenangkan para pelanggan” ia lalu mengecup kening salim. Jalal kemudian pergi.
Jodha menatap salim penuh cinta, salim balik menatap ibunya lalu berkata :” aku tak bisa menawarkan barang-barang ini pada ibu. Karena ibu tak mau bicara padaku””
Jodha tersenyum geli :” benarkah? Bukannya sebelum nya kau berlatih menjual denganku berkali-kali?” semua orang tersenyum mendengarnya.
Kios haidar dan javeda sepi pengunjung, haidar kesal lalu membanting mainan yg jadi dagangannya. Javeda lalu menasehati :” kau harus tetap semangat untuk menjual barang-barang ini”
Haidar tetap kesal :” tapi barang-barangnya tak ada yg laku ibu. Hal ini merupakan penghinaan bagi kita. Ini hanya akan mencoreng nama kita!”
Javeda menjawab :” jangan berfikir begitu, haider. Nanti jg pasti ada yg datang kemari”
Haider membentak :” omong kosong!ini hanyalah sebuah perrtunjukan untuk membuat salim senang. “ ia kemudian menginjak-injak mainannya di lantai.
Resham dan hoshiyar sedang memeriksa identitas para pengunjung. Zil bahar datang bersama nadira. Ia memberitahu resham dan hoshiyar kalau suaminya bekerja pada tansen. Hoshiyar dan resham memeriksa daftarnya lalu mengijinkan mereka masuk. Lalu mereka pun berjalan mengelilingi bazaar tsb. Nadira dan sakina pun meminta ijin pada ibu mereka agar mereka berjalan-jalan sendiri. Setelah memberi uang mereka pun memisahkan diri dengan ibu masing-masing.
Mereka pun mengelilingi bazaar tsb. Lalu sakina pun berkata bahwa ia akan membeli barang yang dijual di bazaar tsb. Sakina pun becerita bahwa pangeran salim juga ikut menjual dagangannya di meena bazaar kali ini. Ketika mendengar keramaian dari kedai salim, sakina pun mengajak nadira untuk mengunjungi kedai salim. Namun nadira menolaknya.
Sementara di kedai salim, ia sibuk melayani para pembeli yang berdatangan. Nadira dan sakina melihat dari kejauhan, nadira bersikeras menolak mengunjungi kedai salim, namun sakina berusaha untuk membujuk nadira ke kedai salim. Nadira dan sakina kaget melihat salim yang mencium tangan semua pembeli yg membeli dagangannya. Beberapa orang membicarakan tentang sifat salim yang gigih dalam menjual dagangannya.
Akhirnya, sakina pun menyerah mengajak nadira ke kedai salim, dan ia ingin pergi sendiri. Tapi nadira tiba-tiba menarik tangannya dan berkata
"Aku tudak mau ia mencium tanganku jika aku membeli di kedainya." Kata Nadira.
"Kapan lagi tangan kita di cium oleh sang pangeran." Ucap sakina.
"Aku tak mau pangeran mencium tanganku. Semua orang datang ke kedainya karna ia itu pangeran dan Mariam uz Zamani bersamanya. Wajar saja semua orang datang ke kedainya, dan aku rasa ini tak adil." Ucap nadira dengan kesal.
Lalu ia menarik sakina untuk berjalan ke tempat yang lain. Di kedai lainnya, terlihat murad dan daniyal yang sedang berjualan manisan. Mereka berteriak-teriak menjajakan dagangannya.
"Ayo.. Ayo.. Datanglah ke kedaiku.." Ucap mereka.
Saat murada berusaha menarik pengunjung, tangan daniyal perlahan-lahan mengambil manisan yg akan dijualnya itu. Ketika dilihat murad, dengen cepat ia mengelak tangan daniyal agar tak memakan manisan tsb.
"Kenapa kau memakannya? Kau tak boleh memakannya." Ucap murad dengan nada marah.
"Tenang saja, kuenya masih banyak!" Ucap daniyal.
Lalu ia pun melepas turbannya dan mengambil kalung yang dipakainya dan diberi pada murad.
"Aku beli semua kuemu, dan ini sebagai gantinya." Ucap daniyal sambil menyerahkan kalung tsb.
"Tapi bagaimana jika ibu tahu kau membeli semua ini dengan perhiasanmu?" Kata murad.
"Aku tak pedulu, karena aku lapar." Ucap daniyal sambil mengambil beberapa kue di tangannya dan langsung memakannya.
Murad pun mengajak daniyal untuk berpikir bagaimana caranya menjual dagangannya agar laku seperti dagangan salim. Saat sedang asik berdebat, kemudian nadira dan sakina ada di kedai mereka. Nadira pun berkata bahwa ia ingin membeli manisan yang dijual di kedai murad dan daniyal. Salima yang melihat kedatangan nadira namun tak dilayani oleh murad dan daniyal langsung mendatangi mereka.
"Hei.. Hei.. Ada apa ini? Kau lihat ada pengunjung yang datang." Kata salima.
Daniyal yang melihat pun langsung menawari dagangannya. Namun cara berbicaranya mengejek nadira.
"Pergi saja dari sini." Timpal murad yang mengusir nadira.
"Murad, kau tak boleh bersikap kasar kepada pembeli.
Salima langsung memarahinya dan berkata bahwa ia harus melayani nadira dan sakina. Murad langsung melayani nadira.
"Kau mau beli apa?" Katanya dengan ketus.
"Aku ingin membeli manisan ini." Ucap nadira.
Murad lalu menyuruh daniyal untuk melayani mereka. Lalu daniyal pun mengambilkan beberapa manisa dan dimasukkan dalam suatu tempat dan murad menghitung harganya. Saat tak melihat, diam-diam daniyal memakan beberapa manisan itu, lalu sakina pun melihatnya. Salima yang melihat langsung menjewer telinga daniyal.
"Saat kau menjual daganganmu kepada pembeli kau tak boleh berbuat curang. Berikan padanya. Kau tak boleh melakukan ini lagi, ini perbuatan yang tak baik. Berikan kuenya" Kata salima.
Murad pun menentukan harganya, lalu nadira memberikan uangnya. Saat pergi nadira dan salim saling melihat satu sama lain, lalu nadira membalikkan wajahnya dengan raut sombong dan salim menatapnya dengan tajam.
Salim meminta ijin pada ruqaiya untuk pergi sebentar, namun jodha memarahinya
"Salim kau tak boleh meninggalkan kedaimu begitu saja, kau tak boleh kemana-mana." Ucap jodha.
Salim pun memberitahu ruqaiya bahwa ia tak ingin berbicara dengan ibunya, tapi jodha tetap melarang salim untuk pergi. Salim pun meminta pada ruqaiya agar memberitahu jodha. Lalu ada pembeli yang datang, dan meminta salim untuk mencium tangannya.
Di kedai lain, mehtab bersama ibunya, bakshi bano, juga ikut dalam bazaar kali ini. Ada pembeli yang bertanya pada mehtab, namun mehtab tak mendengar apa yang dikatakan oleh pembeli tsb, dari kejauhan jalal melihat ini.
Mehtab pun menjelaskan dengan memperagakannya, di kedainya ia menjual anak panah, lalu panah tsb di panahkan pada suatu benda jika anak panah tersebut mengenai benda yang di gantung maka pembeli akan mendapatkan hadiah. Namun pengunjung tsb tak mengerti apa yang dijelaskan oleh mehtab, lalu bakshi bano memberi penjelasan pada mehtab bahwa pengunjung tsb menanyakan harga peralatan yang ada disitu. Jalal yang daritadi melihat dari kejauhan pun datang menghampirinya
Setelah memberi salam, jalal lalu memegan kepala mehtab. Lalu jalal pun menjelaskan dengan isyarat agar mehtab bisa menjelaskan pada pembeli yang bertanya. Bakshi bano ingin menghentikan jalal, namun jalal meminta bakshi untuk diam karna ia ingin memberi penjelasan pada mehtab. Jalal pun bertanya pada mehtab
"Apa kau sudah mengerti maksudku?" Tanya jalal dengan bahasa isyarat.
Mehtab pun memperagakan lagi yang dijelaskan oleh jalal. Kemudian jalal mencoba permainan tsb. ia mengambil beberapa anak panah dan mencoba memanahkan ke sasarannya. Semua orang pun memperhatikannya. Dan ketika dilepaskan semua anak panah tsb tepat pada sasaran. Mehtab terlihat bahagia, lalu jalal meminta hadiah karna sudah berhasil memanah tepat pada sasaran. Lalu mehtab memberikan hadia alquran pada jalal. Jalal menerimanya dan mencium kitab suci tsb. Jalal merasa terharu dengan sikap mehtab. Jalal merasa bangga terhadap sikap mehtab. Dan ia juga menjelaskan bahwa kekurangan yang dimiliki mehtab merupaka kelebihannya, ia juga berkata bahwa ia akan mendapat keuntungan yang besar dibandingkan dengan salim dan jalal memberikan sekantong uang pada mehtab.
Jodha sedang duduk gelisah di kamarnya, ia menganggap keputusan jalal mengenai meena bazaar tak adil. Jalal masuk ke kamar jodha, jodha langsung menyampaikan unek-uneknya :” yang mulia, mengapa kau membuat keputusan bahwa wanita yg punya anak yg dapat berpartisipasi?”
Jalal :” apa maksudmu?”
Jodha :” meena bazaar ini harusnya di nikmati oleh semuanya. Bagaimana dengan wanita yg tak punya anak?”
Jalal :” aku hanya ingin anak-anak bahagia”
Jodha :” lalu bagaimana dengan istri-istrimu yg lain, yg tak punya anak? Aku tahu ratu ruqaiya jg ibunya salim, tapi ia pasti merasa sedihh karena hal ini”
Jalal bingung:” ya Khudaa.. aku tak memikirkan hal ini”
Di kamar ruqaiya, resham bertanya :” apa yg akan anda lakukan, ratu ruqaiya?”
Ruqaiya menjawab :” apapun yg perlu dilakukan” ia lalu berdiri. Ruqaiya menyuruh resham mengisi kembali hookahnya tapi ia sendiri malah pergi.
Resham menggumam :” ya Allah, entah apa yg di rencanakannya, tapi itu pastilah tak baik”
Di kamar jodha, jodha sedang mengusulkan agar jalal mengijinkan Ruqaiya ikut di stan Salim, karena ruqaiya juga adalah ibunya salim. Ruqaiya yg baru datang berkata :” apa yg di katakan ratu jodha benar yang mulia. Tapi ratu jodha akan sedih jika ia tak dapat ikut, karena ratu jodha adalah ibu kandung salim. tapi semuanya akan beres kalau kau mengizinkan kami berdua ada di kios salim”
Jalal menatap kedua istrinya :” jadi itu yg kalian inginkan?”
Jodha tersenyum :” itu ide yg bagus sekali”
Ruqaiya ikut tersenyum :” kau harus mulai bekerja keras ratu jodha. Kita harus membuat kios yg paling menarik di bandingkan kios-kios lainnya” pada jalal, ruqaiya berkata :” aku melakukan ini semata-mata untuk kebahagiaan salim.
Jodha memperingatkan ruqaiya agar tak meremehkan kios anak-anak lainnya, karena mungkin saja kios mereka lebih bagus.
Meena bazaar sudah di mulai, para anak-anak berteriak menawarkan barangnya. Para ibu menyemangati anaknya, supaya dapat menjual banyak. Kios Salim di padati pengunjung, ia menjual peralatan rumah tangga, jodha berkata pada ruqaiya :” ratu ruqaiya, salim bersemangat sekali menjual barang-barangnya. Tapi jika memang tak habis, bagaimana jika kita yg membelinya”
Dengan yakin ruqaiya menjawab :” itu tak perlu ratu jodha, melihat caranya menjual, barang nya pasti laku terjual semuanya”
Salah seorang pengunjung berkata :” jika kami membeli barang-barangmu, kami ingin kau mencium tangan kami”
Dengan gaya yg menggemaskan, salim menjawab :” hmm sepertinya itu terasuk penyuapan. Tapi karena kau dari kerajaanku, maka aku akan melakukannya dengan senang hati” jodha tersenyum bahagia melihat kelakuan anaknya.
Jalal mengunjungi stan salim, ia melihat banyak orang belanja di sana, jalal lalu memuji salim :” bagus sekali, sheku baba. Caramu menjual sangatlah menarik”
Ruqaiya memberitahu jalal kalau salim sudah menjual banyak barang. Jalal berkata pada ruqaiya :” aku tak tahu bagaimana menyampaikan perasaanku, biasanya kau dan ratu jodha selalu bersaing saat bazaar, tapi kali ini kalian bekerja sama. Semoga kalian tetap seperti ini kedepannya”
Salim menawarkan barangnya ke jalal :” yang mulia, bagaimana jika anda membeli sesuatu dari kiosku?”
Jalal :” coba tawarkan barang yg paling menarik yg ada di sini”
Salim mempromosikan dagangannya, setelahna jalal memilih sebuah mangkuk, jalal bertanya berapa harganya? Salim menjawab :’ 2 keping emas kecil” jalal membayar 1 keping emas besar, lalu berranjak pergi. Namun salim menghentikannya dan meminta jalal mengulurkan tangan, lalu salim mencium tangan jalal. Para ratu tersenyum melihatnya. Sedangkan jalal terrlihat bingung, salim lalu menjelaskan :” aku melakukan ini kepada para pelanggan yg membeli di kiosku.”
Jalal kembali memujinya :” kau benar-benar tahu cara menyenangkan para pelanggan” ia lalu mengecup kening salim. Jalal kemudian pergi.
Jodha menatap salim penuh cinta, salim balik menatap ibunya lalu berkata :” aku tak bisa menawarkan barang-barang ini pada ibu. Karena ibu tak mau bicara padaku””
Jodha tersenyum geli :” benarkah? Bukannya sebelum nya kau berlatih menjual denganku berkali-kali?” semua orang tersenyum mendengarnya.
Kios haidar dan javeda sepi pengunjung, haidar kesal lalu membanting mainan yg jadi dagangannya. Javeda lalu menasehati :” kau harus tetap semangat untuk menjual barang-barang ini”
Haidar tetap kesal :” tapi barang-barangnya tak ada yg laku ibu. Hal ini merupakan penghinaan bagi kita. Ini hanya akan mencoreng nama kita!”
Javeda menjawab :” jangan berfikir begitu, haider. Nanti jg pasti ada yg datang kemari”
Haider membentak :” omong kosong!ini hanyalah sebuah perrtunjukan untuk membuat salim senang. “ ia kemudian menginjak-injak mainannya di lantai.
Resham dan hoshiyar sedang memeriksa identitas para pengunjung. Zil bahar datang bersama nadira. Ia memberitahu resham dan hoshiyar kalau suaminya bekerja pada tansen. Hoshiyar dan resham memeriksa daftarnya lalu mengijinkan mereka masuk. Lalu mereka pun berjalan mengelilingi bazaar tsb. Nadira dan sakina pun meminta ijin pada ibu mereka agar mereka berjalan-jalan sendiri. Setelah memberi uang mereka pun memisahkan diri dengan ibu masing-masing.
Mereka pun mengelilingi bazaar tsb. Lalu sakina pun berkata bahwa ia akan membeli barang yang dijual di bazaar tsb. Sakina pun becerita bahwa pangeran salim juga ikut menjual dagangannya di meena bazaar kali ini. Ketika mendengar keramaian dari kedai salim, sakina pun mengajak nadira untuk mengunjungi kedai salim. Namun nadira menolaknya.
Sementara di kedai salim, ia sibuk melayani para pembeli yang berdatangan. Nadira dan sakina melihat dari kejauhan, nadira bersikeras menolak mengunjungi kedai salim, namun sakina berusaha untuk membujuk nadira ke kedai salim. Nadira dan sakina kaget melihat salim yang mencium tangan semua pembeli yg membeli dagangannya. Beberapa orang membicarakan tentang sifat salim yang gigih dalam menjual dagangannya.
Akhirnya, sakina pun menyerah mengajak nadira ke kedai salim, dan ia ingin pergi sendiri. Tapi nadira tiba-tiba menarik tangannya dan berkata
"Aku tudak mau ia mencium tanganku jika aku membeli di kedainya." Kata Nadira.
"Kapan lagi tangan kita di cium oleh sang pangeran." Ucap sakina.
"Aku tak mau pangeran mencium tanganku. Semua orang datang ke kedainya karna ia itu pangeran dan Mariam uz Zamani bersamanya. Wajar saja semua orang datang ke kedainya, dan aku rasa ini tak adil." Ucap nadira dengan kesal.
Lalu ia menarik sakina untuk berjalan ke tempat yang lain. Di kedai lainnya, terlihat murad dan daniyal yang sedang berjualan manisan. Mereka berteriak-teriak menjajakan dagangannya.
"Ayo.. Ayo.. Datanglah ke kedaiku.." Ucap mereka.
Saat murada berusaha menarik pengunjung, tangan daniyal perlahan-lahan mengambil manisan yg akan dijualnya itu. Ketika dilihat murad, dengen cepat ia mengelak tangan daniyal agar tak memakan manisan tsb.
"Kenapa kau memakannya? Kau tak boleh memakannya." Ucap murad dengan nada marah.
"Tenang saja, kuenya masih banyak!" Ucap daniyal.
Lalu ia pun melepas turbannya dan mengambil kalung yang dipakainya dan diberi pada murad.
"Aku beli semua kuemu, dan ini sebagai gantinya." Ucap daniyal sambil menyerahkan kalung tsb.
"Tapi bagaimana jika ibu tahu kau membeli semua ini dengan perhiasanmu?" Kata murad.
"Aku tak pedulu, karena aku lapar." Ucap daniyal sambil mengambil beberapa kue di tangannya dan langsung memakannya.
Murad pun mengajak daniyal untuk berpikir bagaimana caranya menjual dagangannya agar laku seperti dagangan salim. Saat sedang asik berdebat, kemudian nadira dan sakina ada di kedai mereka. Nadira pun berkata bahwa ia ingin membeli manisan yang dijual di kedai murad dan daniyal. Salima yang melihat kedatangan nadira namun tak dilayani oleh murad dan daniyal langsung mendatangi mereka.
"Hei.. Hei.. Ada apa ini? Kau lihat ada pengunjung yang datang." Kata salima.
Daniyal yang melihat pun langsung menawari dagangannya. Namun cara berbicaranya mengejek nadira.
"Pergi saja dari sini." Timpal murad yang mengusir nadira.
"Murad, kau tak boleh bersikap kasar kepada pembeli.
Salima langsung memarahinya dan berkata bahwa ia harus melayani nadira dan sakina. Murad langsung melayani nadira.
"Kau mau beli apa?" Katanya dengan ketus.
"Aku ingin membeli manisan ini." Ucap nadira.
Murad lalu menyuruh daniyal untuk melayani mereka. Lalu daniyal pun mengambilkan beberapa manisa dan dimasukkan dalam suatu tempat dan murad menghitung harganya. Saat tak melihat, diam-diam daniyal memakan beberapa manisan itu, lalu sakina pun melihatnya. Salima yang melihat langsung menjewer telinga daniyal.
"Saat kau menjual daganganmu kepada pembeli kau tak boleh berbuat curang. Berikan padanya. Kau tak boleh melakukan ini lagi, ini perbuatan yang tak baik. Berikan kuenya" Kata salima.
Murad pun menentukan harganya, lalu nadira memberikan uangnya. Saat pergi nadira dan salim saling melihat satu sama lain, lalu nadira membalikkan wajahnya dengan raut sombong dan salim menatapnya dengan tajam.
Salim meminta ijin pada ruqaiya untuk pergi sebentar, namun jodha memarahinya
"Salim kau tak boleh meninggalkan kedaimu begitu saja, kau tak boleh kemana-mana." Ucap jodha.
Salim pun memberitahu ruqaiya bahwa ia tak ingin berbicara dengan ibunya, tapi jodha tetap melarang salim untuk pergi. Salim pun meminta pada ruqaiya agar memberitahu jodha. Lalu ada pembeli yang datang, dan meminta salim untuk mencium tangannya.
Di kedai lain, mehtab bersama ibunya, bakshi bano, juga ikut dalam bazaar kali ini. Ada pembeli yang bertanya pada mehtab, namun mehtab tak mendengar apa yang dikatakan oleh pembeli tsb, dari kejauhan jalal melihat ini.
Mehtab pun menjelaskan dengan memperagakannya, di kedainya ia menjual anak panah, lalu panah tsb di panahkan pada suatu benda jika anak panah tersebut mengenai benda yang di gantung maka pembeli akan mendapatkan hadiah. Namun pengunjung tsb tak mengerti apa yang dijelaskan oleh mehtab, lalu bakshi bano memberi penjelasan pada mehtab bahwa pengunjung tsb menanyakan harga peralatan yang ada disitu. Jalal yang daritadi melihat dari kejauhan pun datang menghampirinya
Setelah memberi salam, jalal lalu memegan kepala mehtab. Lalu jalal pun menjelaskan dengan isyarat agar mehtab bisa menjelaskan pada pembeli yang bertanya. Bakshi bano ingin menghentikan jalal, namun jalal meminta bakshi untuk diam karna ia ingin memberi penjelasan pada mehtab. Jalal pun bertanya pada mehtab
"Apa kau sudah mengerti maksudku?" Tanya jalal dengan bahasa isyarat.
Mehtab pun memperagakan lagi yang dijelaskan oleh jalal. Kemudian jalal mencoba permainan tsb. ia mengambil beberapa anak panah dan mencoba memanahkan ke sasarannya. Semua orang pun memperhatikannya. Dan ketika dilepaskan semua anak panah tsb tepat pada sasaran. Mehtab terlihat bahagia, lalu jalal meminta hadiah karna sudah berhasil memanah tepat pada sasaran. Lalu mehtab memberikan hadia alquran pada jalal. Jalal menerimanya dan mencium kitab suci tsb. Jalal merasa terharu dengan sikap mehtab. Jalal merasa bangga terhadap sikap mehtab. Dan ia juga menjelaskan bahwa kekurangan yang dimiliki mehtab merupaka kelebihannya, ia juga berkata bahwa ia akan mendapat keuntungan yang besar dibandingkan dengan salim dan jalal memberikan sekantong uang pada mehtab.