Sinopsis Jodha Akbar Tayang 4 April 2015. Cerita ini ada di Jodha Akbar antv episode 365. Jalal bicara pada salim dengan lembut :” kau tahu? Pedang memiliki irama yg lebih indah di bandingkan dengan music” para pangeran lainnya saling menatap satu sama lain.
Jalal mengelus wajah salim penuh kasih: “ aku senang kau tak kaget, tapi kau harus dengarkan kata-kataku dan lihat arah pedangnya. Kekuatan adalah sumber energinya dan kekuatanmu ada di pedang ini. Kau mengerti?” salim mengangguk, para ratu tersenyum karena mereka akhirnya mengerti, jalal mengajari Salim menggunakan contoh.
Pada pangeran yg lain, jalal berkata :”kalian jg harus mendengarkannya.” Jalal alu pergi setelah anak-anak menganggukan kepala.
Jalal mengelus wajah salim penuh kasih: “ aku senang kau tak kaget, tapi kau harus dengarkan kata-kataku dan lihat arah pedangnya. Kekuatan adalah sumber energinya dan kekuatanmu ada di pedang ini. Kau mengerti?” salim mengangguk, para ratu tersenyum karena mereka akhirnya mengerti, jalal mengajari Salim menggunakan contoh.
Pada pangeran yg lain, jalal berkata :”kalian jg harus mendengarkannya.” Jalal alu pergi setelah anak-anak menganggukan kepala.
Hamida memuji jalal di depan jodha :” suami dan anakmu itu sangat unik” ruqaiya cemberut iri mendengarnya.
Hamida :” suamimu itu selalu memilik cara yg aneh agar orang lain bs mengerti maksudnya.
Anak-anak sedang belajar mengaji, guru mereka menyuruh agar mereka belajar dengan benar. Setelah guru mereka pergi,
Salah seorang pangeran berrkata :“ shahenshah itu sungguh luar biasa”
Pangeran yg lain menjawab :” aku jg bs melakukan itu”
Salim ingat jika ibu nya menyuruh untuk mengembalikan gungroos nadira, salim menemui penjaga :” aku ingin pergi keluar istana”
Penjaga menjawab :’ aku tak bisa mengizinkanmu, shezade. Kaisar tak memberikan peintah pada kami.”
Murad dan haidar bisik-bisik, mereka lalu mendekati salim. Murad mengajak salim menjauhi pengawal :” salim bhaijan, kau mau kemana? Apa kau tak dengar apa yg di katakan raja?”
Salim menunjukkan gungroosnya :” aku hanya ingin mengembalikan ini pada pemiliknya, karena ibu memerintahkanku untuk mengembalikannya. “
Daniyal berkata :” ibummu benar, kita tak boleh mengambil sesuatu yg bukan milik kita”
Salim :” tapi aku bahkan tak tahu siapa nama gadis itu”
“ kita bisa mencarinya “ jawab daniya”
qutub berkata :” itu hal yg sangat mudah, kita tinggal memberitahu raja, maka ia akan mencari tahu”
Salim menolak :” tidak, tidak! Kita tak boleh memberitahu raja, ia pasti akan sangat marah padaku”
Murad menjawab :” aku rasa kau benar. Kita tak boleh memberritahukan masalah ini pada siapapun. Kita harus mencarinya sendiri”
Anak lain berkata :” kau jangan takut. Kita semua pasti akan membantumu”
Daniyal menolak :” tidak! Bagaimana jika raja sampai tahu? Kita semua pasti akan di hukum.’
“ kau jangat takut, salim bhaijan tak akan memberitahukan masalah ini pada raja” ucap murad
Mereka kebingungan mencari cara untuk keluar istana, haidar berkata :” jika kita tak bisa pergi lewat pintu depan, maka ita akan perrgi lewat pintu belakang”
Haidar melihat anak-anak pelayan sedang bermain, ia lalu menghampiri mereka. Haidar mengajak anak-anak itu pergi dengan mengiming-imingi hadiah. Lalu ia mengikat mereka di sebuah gudang. Ia menukar pakaian mereka dengan pakaian salim, daniyal dan qutub.
Murad melumuri wajah salim agar tak mudah di kenali. Setelah mereka pergi, murad berkata :” kali ini kau akan kena batunya, salim raja pasti akan sangat marah padamu lalu menghukummu. Aku akan balas dendam padamu”
Haidar tersenyum senang :” raja, ratu jodha dan jg ratu ruqaiya pasti akan sangat marah padanya. “
Murad :” tapi bagaimana cara kita memberitahu mereka?”
Haidar menyeringai licik, :” serahkan hal itu padaku, aku akan menemui ratu jodha’
Salim, daniyal dan qutub berbaur dengan rombongan pekerja yg akan meninggalkan istana, para penjaga tak mengenali mereka.
Jodha sedang panic karena salim tak ada di istana, ia mencari jalal :” shahenshah, aku sudah mencari salim kemana-mana, tapi ia tak ada.”
Jalal :” ratu jodha, aku rasa salim sedang berrmain dengan anak-anak lainnya”
Jodha khawatir :’ tak shahenshah, aku sudah menanyakannya pada yg lainnya’
Jalal jg mulai khawatir :” kalau begitu, kemana ia pergi?”
Jalal pergi mencari Salim di temani rahim dan maansingh. Murad dan haidar mendekat, jalal bertanya :” apa kalian melihat salim?”
Murad berbohong :” tak shahenshah. Hari ini kami tak bertemu dengan salim bhaijan. Qutub dan daniyal jg tak ada”
Setelah jalal, rahim dan maansingh pergi, haidar berkata :” kali ini salim pasti di hukum. Aku yakin raja akan sangat marah sekali.”
Jalal bertanya pada penjaga di gerbang, mereka jg menjawab tak tahu. Jalal semakin khawatir :” bagaimana ia bisa keluar istana? Kemana ia pergi?
“ ia menyuruh semua orang untuk membantu mencari.
Salim, daniyal dan qutub berjalan di pasar. Salim berkata :” aku yakin sekarang ibuku sudah panic mencariku”
Daniyal :’ salim bhaijan, aku takut mereka akan menghukumku. Sebaiknya aku pulang aja, aku tak mau terlibat masalah ini.”
Salim menarik tangan daniyal :” tidak, kau harus membantuku mencari pemilik dari gelang ini. Aku mohon padamu, bantulah aku. Karena ibuku menyuruhku mengembalikan ini kepada pemiliknya” mereka bertiga lalu kembali berjalan.
Di istana, jalal semakin khawatir, ia menyuruh maansingh memerintahkan semua prajurit untuk mencari salim.
Salim tiba di sanggar, ia masuk untuk mengembalikannya.
Di istana, salima sangat cemas, ia berada di kamar hamida. Salima berkata :” kemana anak-anak itu pergi kenapa mereka bs keluar istana?” hamida menyuruh salima agar tenang.
Jodha sedang berdoa di kamarnya :” khana, kumohon lindungi anakku, salim. Kembalikan ia paaku” ruqaiya mendengar doa jodha, ia berkata :” ratu jodha, jangan khawatir, ia pasti kembali. Raja sedang mencarinya. Aku yakin shezade salim pasti baik-baik saja.”
Salim melihat sanggar sedang di bersihkan, ia bertanya pada salah seorang lelaki :” kenapa di sni sepi sekali? Dimana mereka?”
Lelaki itu menjawab :” mereka semua sudah pulang karena latihannya sudah berakhir”
Para prajurit berkuda mencari salim keluar istana.
Salim kembali menemui saudaranya, daniyal melihat salim masih membawa gungros, ia lalu bertanya :” salim bhaijan, kenapa kau masih membawanya? Kenapa kau belum mengembalikannya?”
Salim :” ia tak ada, kelasnya sdah berakhir”
Qutub berrtanya :” jadi pemilik gelang ini adalah salah satu murid di sini?” salim membenarkan.
Murad menghentikan seorang pejalan kaki, ia bertanya :” tuan, apa kau tahu siapa gadis yg suka latihan di sini? “
Si pria berkata :” kalian itu masih kecil!”
Salim melangkah maju, :” aku hanya ingin mengembalikan ini” ia menunjukkan gungroosnya.
Si pria berkata :’ kalian itu masih kecil. tak pantas membicarakan seorang gadis, sebaiknya kalian pulang saja. “
Qutub kesal :” jaga bicaramu! Apa kau tak tahu kalau mereka itu pangeran?”
Pria itu meremehkan mereka :” pangeran? tak ada pangeran yg sekotor dia!” daniyal menepuk bahu salim menyuruh agar tenang dan jangan marah.
Si pria meneruskan hinaannya :” ia itu kotor dan seperti gelandangan, tak mungkin ia seorang pangeran! “
Merreka kembali berjalan. Salim melihat nadira sendan membeli buah. Ia mendekati nadira dan tersenyum. Tapi nadira marah melihat salim :’ kau lagi! Apa yg kau lakukan di sini?”
Salim mengeluarkan gungrosnya :’ aku ingin mengembalikan ini”
Nadira menjawab ketus :” aku tak menerima barang yg sudah aku berikan”
Salim :” tapi ibuku menyuruhku mengembalikannya, karena ini bukan milikku.jadi akku harus mengembalikan ini padamu”
Nadira :” tidak! Aku sudah memberikannya padamu. Aku tak mau menerimanya! “
Salim :” kenapa begitu?”
Nadira :” aku tak mau mengambil lagi barang yg sudah aku berikan. Kau boleh menyimpannnya. Lagipula ibuku sudah memberikan yg baru untukku. Itu kau simpan saja” nadira melangkah pergi
Salim mengejarnya :” apa kau tak punya sopan santun? Aku ini seorang pangeran. Aku ini anak dari raja jalaludin”
Nadira menjawab ketus :” kau ini hanya anaknya, kau bukanlah sang raja! Jika kau sudah menjadi raja, baru aku akan amenghormatimu, kau dengar itu?! “
Salim menaruh gungroos di tangan nadira :” ambillah, kalau tidak, ibuku akan memarahiku. Sampai jumpa!”
Salim mendekati saudaranya, daniyal bertanya :” mengapa kau membiarkan ia menghinamu?”
Salim menjawab :’ ia itu orang gila! Ayo kita pergi, sebaiknya kita jangan dekat-dekat dengannya. “
Mereka mengendap-endap mendekati istana, mereka melihat para prajurit berlarian mencari. Mereka ketakutan lalu bersembunyi di balik semak.
Jalal berkuda untuk mencari sendiri anaknya.
Di luar, anak-anak kembali berjalan, daniyal mengeluh lapar. Salim menjawab :” aku jg lapar. Ayah dan ibu pasti akan marah padaku”
Daniyal melihat jalal berkuda, salim ketakutan melihat jalal mendekat. Ia mulai menangis, begitu pula 2 anak lainnya.
Jalal membawa salim ke kamar lalu menyuruhnya duduk. Jalal berusaha untuk tak marah, :” apa kau tahu apa yg telah kau lakukan? Sheku baba, kau adalah pewaris kerajaan dan kau akan menjadi raja nantinya. Kau tak tahu seberapa banyak musuhku di luar sana, syukurlah Allah telah melindungimu. Jika mereka tahu kau ada di luar istana, kau tak akan tahu apa yg akan terjadi.”
Salim menjawab dengan takut-takut :” aku hanya pergi untuk mengembalikan gelang itu, shahenshah.”
Jalal :” sheku baba, mulai sekarang kau tak boleh keluar tanpa memberitahu siapapun, mengerti? “
Jodha datang marah-marah :” ia itu tak mengerti! Bagaimana bisa ia pergi keluar istana tanpa memberitahu siapa-siapa? “ jalal berdiri untuk menyelamatkan salim dari amarah jodha :” aku sudah bicara padanya, ratu jodha”
Jodha kesal, ia balik memarahi jalal :” semua ini adalah salahmu, shahenshah. Kau terlalu memanjakannya. Kau harus menghukumnya! Jika tdak ia akan mengulanginya lagi”
Jalal :” ratu jodha, ia memang telah berbuat salah, tapi aku sudah memaafkannya” salim bolak balik memandangi orang tuanya yg sedang sibuk berdebat.
Jodha :’ ia harus di hukum!” pada salim, jodha berkata :” kau harus di hukum! Kau sudah membuat semua orang khawatir”
Jalal :’ ratu jodha, bagaimana bs seorang ayah tak melindungi anaknya?”
Jodha :” iya! Tapi ia tak tahu seberapa banyak musuhmu di luar sana”
Jalal :” ratu jodha. Raja mughal, shahenshah jalaludin muhamad akbar akan selalu melindungi anaknya. “
Jodha ngeyel :” tapi ia tak tahu siapa saja musuh kerajaan mughal di luar sana”
Jalal :” aku akan memberikan ia pengertian!”
Jodha :” tapi apa yg ia lakukan itu sangat berbahaya bagi dirinya”
Jalal :” aku sudah mengatakan itu padanya, dan ia sudah mengerti. Benarkan anakku? “ jalal menoleh ke salim. Tapi ternyata salim sudah tertidur karena bosan mendengar orang tuanya berdebat.
Jalal dan jodha lalu duduk di sisi anak mereka, mengelus kepala salim penuh kasih sayang. Jalal berkata pelan :” ia pergi keluar istana dengan cara menyamar. Sama seperti kebiasaan ayahnya”
Jodha :’ syukurlah ia tak apa-apa tapi nanti aku akan menghukumnya, shahenshah. Syukurlah ia tak apa-apa, aku sangat mencintainya. Aku tak akan sanggup jika kehilangan anak lagi”
Jalal menenangkan :’ itu tak akan pernah terjadi, aku akan menjaganya dengan seluruh jiwaku.”
Jodha tak mau kalah :” seorang ibu jg begitu” jodha mencium kening salim. Jalal tersenyum melihat kasih sayang jodha ke salim
Hamida :” suamimu itu selalu memilik cara yg aneh agar orang lain bs mengerti maksudnya.
Anak-anak sedang belajar mengaji, guru mereka menyuruh agar mereka belajar dengan benar. Setelah guru mereka pergi,
Salah seorang pangeran berrkata :“ shahenshah itu sungguh luar biasa”
Pangeran yg lain menjawab :” aku jg bs melakukan itu”
Salim ingat jika ibu nya menyuruh untuk mengembalikan gungroos nadira, salim menemui penjaga :” aku ingin pergi keluar istana”
Penjaga menjawab :’ aku tak bisa mengizinkanmu, shezade. Kaisar tak memberikan peintah pada kami.”
Murad dan haidar bisik-bisik, mereka lalu mendekati salim. Murad mengajak salim menjauhi pengawal :” salim bhaijan, kau mau kemana? Apa kau tak dengar apa yg di katakan raja?”
Salim menunjukkan gungroosnya :” aku hanya ingin mengembalikan ini pada pemiliknya, karena ibu memerintahkanku untuk mengembalikannya. “
Daniyal berkata :” ibummu benar, kita tak boleh mengambil sesuatu yg bukan milik kita”
Salim :” tapi aku bahkan tak tahu siapa nama gadis itu”
“ kita bisa mencarinya “ jawab daniya”
qutub berkata :” itu hal yg sangat mudah, kita tinggal memberitahu raja, maka ia akan mencari tahu”
Salim menolak :” tidak, tidak! Kita tak boleh memberitahu raja, ia pasti akan sangat marah padaku”
Murad menjawab :” aku rasa kau benar. Kita tak boleh memberritahukan masalah ini pada siapapun. Kita harus mencarinya sendiri”
Anak lain berkata :” kau jangan takut. Kita semua pasti akan membantumu”
Daniyal menolak :” tidak! Bagaimana jika raja sampai tahu? Kita semua pasti akan di hukum.’
“ kau jangat takut, salim bhaijan tak akan memberitahukan masalah ini pada raja” ucap murad
Mereka kebingungan mencari cara untuk keluar istana, haidar berkata :” jika kita tak bisa pergi lewat pintu depan, maka ita akan perrgi lewat pintu belakang”
Haidar melihat anak-anak pelayan sedang bermain, ia lalu menghampiri mereka. Haidar mengajak anak-anak itu pergi dengan mengiming-imingi hadiah. Lalu ia mengikat mereka di sebuah gudang. Ia menukar pakaian mereka dengan pakaian salim, daniyal dan qutub.
Murad melumuri wajah salim agar tak mudah di kenali. Setelah mereka pergi, murad berkata :” kali ini kau akan kena batunya, salim raja pasti akan sangat marah padamu lalu menghukummu. Aku akan balas dendam padamu”
Haidar tersenyum senang :” raja, ratu jodha dan jg ratu ruqaiya pasti akan sangat marah padanya. “
Murad :” tapi bagaimana cara kita memberitahu mereka?”
Haidar menyeringai licik, :” serahkan hal itu padaku, aku akan menemui ratu jodha’
Salim, daniyal dan qutub berbaur dengan rombongan pekerja yg akan meninggalkan istana, para penjaga tak mengenali mereka.
Jodha sedang panic karena salim tak ada di istana, ia mencari jalal :” shahenshah, aku sudah mencari salim kemana-mana, tapi ia tak ada.”
Jalal :” ratu jodha, aku rasa salim sedang berrmain dengan anak-anak lainnya”
Jodha khawatir :’ tak shahenshah, aku sudah menanyakannya pada yg lainnya’
Jalal jg mulai khawatir :” kalau begitu, kemana ia pergi?”
Jalal pergi mencari Salim di temani rahim dan maansingh. Murad dan haidar mendekat, jalal bertanya :” apa kalian melihat salim?”
Murad berbohong :” tak shahenshah. Hari ini kami tak bertemu dengan salim bhaijan. Qutub dan daniyal jg tak ada”
Setelah jalal, rahim dan maansingh pergi, haidar berkata :” kali ini salim pasti di hukum. Aku yakin raja akan sangat marah sekali.”
Jalal bertanya pada penjaga di gerbang, mereka jg menjawab tak tahu. Jalal semakin khawatir :” bagaimana ia bisa keluar istana? Kemana ia pergi?
“ ia menyuruh semua orang untuk membantu mencari.
Salim, daniyal dan qutub berjalan di pasar. Salim berkata :” aku yakin sekarang ibuku sudah panic mencariku”
Daniyal :’ salim bhaijan, aku takut mereka akan menghukumku. Sebaiknya aku pulang aja, aku tak mau terlibat masalah ini.”
Salim menarik tangan daniyal :” tidak, kau harus membantuku mencari pemilik dari gelang ini. Aku mohon padamu, bantulah aku. Karena ibuku menyuruhku mengembalikan ini kepada pemiliknya” mereka bertiga lalu kembali berjalan.
Di istana, jalal semakin khawatir, ia menyuruh maansingh memerintahkan semua prajurit untuk mencari salim.
Salim tiba di sanggar, ia masuk untuk mengembalikannya.
Di istana, salima sangat cemas, ia berada di kamar hamida. Salima berkata :” kemana anak-anak itu pergi kenapa mereka bs keluar istana?” hamida menyuruh salima agar tenang.
Jodha sedang berdoa di kamarnya :” khana, kumohon lindungi anakku, salim. Kembalikan ia paaku” ruqaiya mendengar doa jodha, ia berkata :” ratu jodha, jangan khawatir, ia pasti kembali. Raja sedang mencarinya. Aku yakin shezade salim pasti baik-baik saja.”
Salim melihat sanggar sedang di bersihkan, ia bertanya pada salah seorang lelaki :” kenapa di sni sepi sekali? Dimana mereka?”
Lelaki itu menjawab :” mereka semua sudah pulang karena latihannya sudah berakhir”
Para prajurit berkuda mencari salim keluar istana.
Salim kembali menemui saudaranya, daniyal melihat salim masih membawa gungros, ia lalu bertanya :” salim bhaijan, kenapa kau masih membawanya? Kenapa kau belum mengembalikannya?”
Salim :” ia tak ada, kelasnya sdah berakhir”
Qutub berrtanya :” jadi pemilik gelang ini adalah salah satu murid di sini?” salim membenarkan.
Murad menghentikan seorang pejalan kaki, ia bertanya :” tuan, apa kau tahu siapa gadis yg suka latihan di sini? “
Si pria berkata :” kalian itu masih kecil!”
Salim melangkah maju, :” aku hanya ingin mengembalikan ini” ia menunjukkan gungroosnya.
Si pria berkata :’ kalian itu masih kecil. tak pantas membicarakan seorang gadis, sebaiknya kalian pulang saja. “
Qutub kesal :” jaga bicaramu! Apa kau tak tahu kalau mereka itu pangeran?”
Pria itu meremehkan mereka :” pangeran? tak ada pangeran yg sekotor dia!” daniyal menepuk bahu salim menyuruh agar tenang dan jangan marah.
Si pria meneruskan hinaannya :” ia itu kotor dan seperti gelandangan, tak mungkin ia seorang pangeran! “
Merreka kembali berjalan. Salim melihat nadira sendan membeli buah. Ia mendekati nadira dan tersenyum. Tapi nadira marah melihat salim :’ kau lagi! Apa yg kau lakukan di sini?”
Salim mengeluarkan gungrosnya :’ aku ingin mengembalikan ini”
Nadira menjawab ketus :” aku tak menerima barang yg sudah aku berikan”
Salim :” tapi ibuku menyuruhku mengembalikannya, karena ini bukan milikku.jadi akku harus mengembalikan ini padamu”
Nadira :” tidak! Aku sudah memberikannya padamu. Aku tak mau menerimanya! “
Salim :” kenapa begitu?”
Nadira :” aku tak mau mengambil lagi barang yg sudah aku berikan. Kau boleh menyimpannnya. Lagipula ibuku sudah memberikan yg baru untukku. Itu kau simpan saja” nadira melangkah pergi
Salim mengejarnya :” apa kau tak punya sopan santun? Aku ini seorang pangeran. Aku ini anak dari raja jalaludin”
Nadira menjawab ketus :” kau ini hanya anaknya, kau bukanlah sang raja! Jika kau sudah menjadi raja, baru aku akan amenghormatimu, kau dengar itu?! “
Salim menaruh gungroos di tangan nadira :” ambillah, kalau tidak, ibuku akan memarahiku. Sampai jumpa!”
Salim mendekati saudaranya, daniyal bertanya :” mengapa kau membiarkan ia menghinamu?”
Salim menjawab :’ ia itu orang gila! Ayo kita pergi, sebaiknya kita jangan dekat-dekat dengannya. “
Mereka mengendap-endap mendekati istana, mereka melihat para prajurit berlarian mencari. Mereka ketakutan lalu bersembunyi di balik semak.
Jalal berkuda untuk mencari sendiri anaknya.
Di luar, anak-anak kembali berjalan, daniyal mengeluh lapar. Salim menjawab :” aku jg lapar. Ayah dan ibu pasti akan marah padaku”
Daniyal melihat jalal berkuda, salim ketakutan melihat jalal mendekat. Ia mulai menangis, begitu pula 2 anak lainnya.
Jalal membawa salim ke kamar lalu menyuruhnya duduk. Jalal berusaha untuk tak marah, :” apa kau tahu apa yg telah kau lakukan? Sheku baba, kau adalah pewaris kerajaan dan kau akan menjadi raja nantinya. Kau tak tahu seberapa banyak musuhku di luar sana, syukurlah Allah telah melindungimu. Jika mereka tahu kau ada di luar istana, kau tak akan tahu apa yg akan terjadi.”
Salim menjawab dengan takut-takut :” aku hanya pergi untuk mengembalikan gelang itu, shahenshah.”
Jalal :” sheku baba, mulai sekarang kau tak boleh keluar tanpa memberitahu siapapun, mengerti? “
Jodha datang marah-marah :” ia itu tak mengerti! Bagaimana bisa ia pergi keluar istana tanpa memberitahu siapa-siapa? “ jalal berdiri untuk menyelamatkan salim dari amarah jodha :” aku sudah bicara padanya, ratu jodha”
Jodha kesal, ia balik memarahi jalal :” semua ini adalah salahmu, shahenshah. Kau terlalu memanjakannya. Kau harus menghukumnya! Jika tdak ia akan mengulanginya lagi”
Jalal :” ratu jodha, ia memang telah berbuat salah, tapi aku sudah memaafkannya” salim bolak balik memandangi orang tuanya yg sedang sibuk berdebat.
Jodha :’ ia harus di hukum!” pada salim, jodha berkata :” kau harus di hukum! Kau sudah membuat semua orang khawatir”
Jalal :’ ratu jodha, bagaimana bs seorang ayah tak melindungi anaknya?”
Jodha :” iya! Tapi ia tak tahu seberapa banyak musuhmu di luar sana”
Jalal :” ratu jodha. Raja mughal, shahenshah jalaludin muhamad akbar akan selalu melindungi anaknya. “
Jodha ngeyel :” tapi ia tak tahu siapa saja musuh kerajaan mughal di luar sana”
Jalal :” aku akan memberikan ia pengertian!”
Jodha :” tapi apa yg ia lakukan itu sangat berbahaya bagi dirinya”
Jalal :” aku sudah mengatakan itu padanya, dan ia sudah mengerti. Benarkan anakku? “ jalal menoleh ke salim. Tapi ternyata salim sudah tertidur karena bosan mendengar orang tuanya berdebat.
Jalal dan jodha lalu duduk di sisi anak mereka, mengelus kepala salim penuh kasih sayang. Jalal berkata pelan :” ia pergi keluar istana dengan cara menyamar. Sama seperti kebiasaan ayahnya”
Jodha :’ syukurlah ia tak apa-apa tapi nanti aku akan menghukumnya, shahenshah. Syukurlah ia tak apa-apa, aku sangat mencintainya. Aku tak akan sanggup jika kehilangan anak lagi”
Jalal menenangkan :’ itu tak akan pernah terjadi, aku akan menjaganya dengan seluruh jiwaku.”
Jodha tak mau kalah :” seorang ibu jg begitu” jodha mencium kening salim. Jalal tersenyum melihat kasih sayang jodha ke salim