Sinopsis Jodha Akbar antv Episode 494

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 494. Jodha sedang duduk menangis di kamarnya ketika Moti Bai masuk menghampirnya. Jodha bertanya: “Moti katakan pada ku apakah Amijan mengatakan sesuatu? Apakah ia ingin bertemu dengan ku?” Moti Bai bingung menjawab: “Kyā batā'ūṁ Jodha. Bagaimana aku harus mengatakannya pada mu Jodha? Ve tumhārē li'ē nahīṁ pūchā thā.  Nahīṁ svastiyā sundar hai. Dia tak menanyakan diri mu.  Dan kesehatannya pun semakin menurun. Ia menolak untuk makan. Ia bilang ia akan berpuasa sampai Shahenshahkembali dengan selamat” Jodha kaget mendengar berita dari Moti Bai. Jodha: “Ṭhīk nehi hei. Ini tidak baik. Humne Amijan baat karane  hogi. Aku harus bicara segera dengan Amijan” Moti Bai mencegah Jodha kesana: “Kaha ja rahe hei ap? Kau mau kemana?” Jodha: “Amijan sē bāta karanē. Menemui Amijan untuk bicara denganya” Moti Bai: “Percuma saja. MM tak akan mau menemui mu apalagi mendengarkan mu” Jodha menghentikan langkahnya dan menangis terisak. Jodha: “Jīvan me pehli bar itna sahe karte hei hum. Pertama kali nya dalam hidup ku aku merasa teramat menderita. Aku tak dapat berbuat apa-apa untuk Amijan.  Aku tak mampu meringankan sakit yang di deritanya” Moti Bai berusaha menghibur dan memberi semangat katanya semua akan baik-baik saja nanti. Jodha: “Shahenshah kaha hei ap? Shahenshah dimanakah kau berada? Jaldi se lauṭā hei.  Cepatlah kembali pada ku. Aku amat membutuhkan mu” Jodha menangis terisak-terisak merasa tak berdaya.

 Nun jauh disana Jalal terlihat baru saja keluar dari tendanya bersama Mann Singh. Ia melihat banyak prajurit yang terluka sedagn dirawat. Kemudian dia melihat Murad dan segera menghampirinya. Murad ditemani Daniyal sedang diobati luka-lukanya. Jalal: “Murad!” Murad memberi salam hormatnya: “Salam Abujan” Jalal membalasnya. Jalal: “ Humare bahadur bache. Anaku yang pemberani. Jangan kau cemas. Ayo mari aku akan merawat luka-luka mu” Jalal meminta obat-obatan dan merawat lalu mengobati sendiri luka-luka Murad. Kemudian Salim terlihat baru kembali bersama Rahim. Ia melapor kepada Jalal: “Shahenshah aku melaporkan bahwa Kerajaan Farghana menyatakan dukungannya untuk kita. Berarti bertambah satu lagi Kerajaan telah memihak kepada kita. Selamat Shahenshah. Tampaknya kemenangan akan berada ditangan kita segera” Jalal memberi ucapakan terimakasih dan selamatnya kepada Salim. Ia menepuk lengannya di bahiu Salim dan berkata: “Masih ada satu lagi kerajaan yang belum menyatakan dukungannya bagi kita”  Para prajurit serentak meneriakkan Shahenshah Muhammad Akbar Zindabad dan Mughal Sultanate berkali-kali. (Zindabad adalah bahasa Urdu yang berarti Long Live atau Panjang Umur atau sama dengan teriakan “Merdeka” yang kita ucapakan untuk penyemangat rasa kebangsaan).  Mereka mengungkapkan dukungan dan semangat juang mereka.  Jalal mengangkat tangannya tanda terimakasih. Salim memperhatikan bahwa tangan Jalal mengeluarkan darah. Ia menghentikannya dan memegang tangan Jalal. Salim: “Shahenshah tangan mu terluka dan masih berdarah. Mari aku akan mengobatinya. Kau adalah Raja kami kau harus dalam keadaan bugar” Salim terus mengobati dan membalut luka tangan Jalal. Rahim memandang bangga di sampingnya.  Jalal kemudian meninggalkan mereka disana dan masuk kembai ke tendanya. Di dalam tenda Jalal langsung mengambil surat yang dari Jodha kemarin lalu memeluk dan menciumnya. Ia berkata: “Jodha ampaknya salah satu tujuan ku membawa ketiga anak-anak ku terlibat dalam perang ini akan membuahkan hasil yang baik. Aku tahu betapa kau merindukan diri ku. Aku pun teramat merindukan mu”


Suara Narator mengatakan: “Hari demi hari berlalu dan kemenangan berhasil diraih Jalal. Akan tetapi nun jauh di Agra masalah menimpa Jodha. Semua yang ada di istana mempersalahkan Jodha.

 Jodha terilhat berjalan sendiri di selasar istana menuju kamarnya. Ia terus teringat kejadian-kejadian kemarin yang menimpa Hamida dan dirinya. Wajahnya terlihat sendu dan ia pun lalu duduk menangis di kamar. Dari pintu terlihat Aram Banu muncul. Ia segera berlari menghampiri Amijan nya. Aram Banu: “Amijan Mata rō hī Amijan. Jangan menangis Amijan. Hume mālūm hai. Aku mengerti. Tapi hentikanlah tangis mu. Kita harus mencari jalan keluar” Aram Banu menghapus air mata Ibunya itu.   Dan Jodha memangkunya sambil berkata: “Bilkul humari bache. Allāh āpkī prayatna svīkāra karēṅgē. Kau benar putri ku. Tuhan menghargai orang yang selalu berusaha” Aram Banu memandang ke Ibunya dan berkata: “Dadijan (Nenek) tidak mau makan apapun. Apanē kucha nē kī hai. Kau sebagai putri nya harus membantunya”  Jodha apne bilul thika meri bache. Kō'ī bēṭī mām̐ takalīpha sakatī hē na.  Kau benar anak ku. Sebagai seorang putri nya tak boleh menyakiti Ibu ku” Jodha menangis sambil memeluk erat Aram Banu. Kemudian kamera menampilkan Jodha yang melihat dari pintu keadaan Hamida yang terbaring lemas.  Salima tampak selalu berada disisinya. Tiba-tiba Hamida bangun terbatuk-batuk dan Jodha tak dapat menahan diri masuk mendekat. Ia mengambil kan air untuk Hamida: “Amijan pani līji'ē. Amijan ambil air ini unutk mu” Hamida memandang marah dan membuang muka. Ia menolak air dari Jodha. Salima menggantikan Jodha memberi minum. Jodha pun pergi keluar.  (OMG MM kok ya ngotot keras kepala. Padahal sedang sakit keras)

Salima berlari mengejar Jodha ke selasar istana. Salima:  “Jodha begum! Jodha begum.  Āp amijan kī baat  kō dil pār mā kī dēkhā. Ini masalah sakit
hati Amijan. Kau harus bersabar.  Pergilah akau akan mengurus dirinya. Kau tak perlu kuatir. Aku akan selalu mengabari mu” Jodha mengiyakan dan pergi dengan hati yang sedih.

 Sementara itu di tempat Jalal berada terlihat Jalal dan ketiga putranya berjalan keluar dari tenda dan memeriksa persenjataan. Suara Narator berkata Shah Iran ditampilkan sedang duduk ditahtanya mendengarkan laporan. Seorang menteri melapor: “Yang mulia. Raja Turk dan Raja Khirman telah dikalahkan oleh Jalaluddin. Dan semakin banyak kerajaan yang berbalik mendukung Jalaluddin.  Pihaknya berhasil memaksakan agar rakyat Mughal diperbolehkan pergi haji” Shah Iran terlihat geram mendengar berita-berita buruk yang datang. Akan tetapi  kemudian seorang kurir datang menhgadap membawa berita. Ia berkata bahwa pasukan Raja Kurbu Khan  dari Kankar telah tiba. Shah Iran mempersilahkannya masuk. Raja Kurbu Khan menghadap dan meberi salam.  Kurbu Khan berkata: “Aku pasti akan memenangkan pertempuran melawan Jalal. Walaupun aku tahu dia seorang kesatria yang adidaya dan belum pernah kalah dalam pertempuran” Shah  Iran berkata: “Akan tetapi bukan kah kau juga selama ini tak terkalahkan? Kau harus memenangkan pertempuran ini. Iran akan mendukung pasukan mu. Raja Kurbu Khan mengiyakan kata-kata Shah Iran itu: “Jangan kuatir aku pasti menang melawan Raja Hindustan!!


Jodha tampak pergi ke Mandir (Kuil) dan melaksanakan ritual Pooja . Ia memohon doa kepada Dewi Kali agar Amijan segera dipulihkan kesehaatannya. Memohon agar Shahenshah bisa segera pulang dan agar negeri ini diberikan kesejahteraan. Jodha dalam perjalan pulang melihat sekelompok Ibu-Ibu sedang menerima pembagian uang duka dari prajurit. Ia menghentikan perjalannya dan turun dari tandunya. Prajurit menerangkan bahwa mereka ini adalah para janda prajurit yang gugur dimedan perang. Jodha memerintahkan agar mereka dibantu sepenuhnya. Salah seorang janda prajurit protes dan berkata: “Karena mu putra ku dan suami ku mati terbunuh di medan perang.  Kalau saja kau tidak egois dan pindah agama semua ini tak akan rejadi” Tetapi kemudian dua orang janda lainnya membela Malika Hindsutan. Katanya: “Malika Hindustan selalu memikirkan rakyat nya. Dia banyak sekali berbuat kebaikan bagi kita semua. Malika Hindustan telah bertindak benar menolak dipaksa pindah agama. Kami rakyat mu bangga dan terhormat karena suami kami berperang atas nama Kerajaan Mughal. Jodha menyuruh prajurit melanjutkan dan ia pun pergi dengan wajah sedih.

 Jodha sedang dikamarnya termenung mengingat perkataan janda prajurit yang marah-marah tadi. Tiba-tiba Ruqaiay mendatangi Jodha. Dia seolah-olah kuatir akan keadaan Jodha. Dan Jodha menanyakan bagaimana keadaan Amijan? Ruqaiya mengatakan: “Amijan bertambah parah karena ia mendengar kabar banyak prajurit yang mati. Amijan bisa mati karena tekanan stress ini” Jodha menghentikan perkataan Ruqaiya itu: “Kau tidak boleh berkata begitu” Akhirnya tujuan Ruqaiya menemuinya keluar juga karena kemudian dia lanjut menyudutkan lagi Jodha: “Semua ini tak perlu terjadi jika saja kau pindah agama. Akan tetapi sekarang semua telah terlambat.  Amijan menolak makan. Aku berdoa agar sebuah mujizat bisa terjadi” Jodha terlihat dipenuhi pikiran yang berkecamuk. Sementara itu bisa ditebak bagaiamana raut muka Ruqaiya sedari tadi berbicara. Sebentar dia memandang dengan senyum sinisnya dan bila Jodha menoleh dia pun berganti seolah menangis sedih.

 Kemudian Jodha terlihat bersama Aram Banu. Ia berkata kepadanya: “Aram Banu kau sudah tahu bukan apa yang harus kau lakukan?  Aram Banu: “Tentu saja Amijan. Aku akan melaksanakan rencana mu” Kemudain Jodha memberikan sepiring buah-buahan dan Aram Banu membawanya pergi. Aram Banu datang menghampiri Dadijan Hamida.  Ia membawa buah-buahan  kesana. Dengan gayanya yang lugu Atam Banu  meminta Hamida memakannya. “Ayo lihat Dadijan aku bawakan buah-buahan untuk mu. Ayo kita makan bersama. Ayo cepat bangun” Hamida bangun tetapi keras kepada dan menjawab: “Hum nehi kha sakti Aram Banu. Aku tak mau makan Aram Banu” Aram Banu:  “Tetapi aku membawa buah-buahan ini khusus untuk mu. Apakah Nenek tidak menyayangi  ku?” Hamida berkata ia amat menyayangi Aram Banu dan Aram Banu pasti juga sayang pada nya. Aram Banu lalu dengan polos berkata: “Kau salah Dadijan. Orang yang lebih menyayangi mu adalah Jodha Amijan. Dia amat kuatir akan dirimu. Itulah sebabnya ia mengirim buah-buahan ini untuk mu” Hamida malah berubah jadi kesal mendengar penjelasan Aram Banu itu. Katanya: “Kalian berdua sama saja. Kalian keras kepala. Aku sebagai nenek mu tentunya akan lebih  keras kepala dibanding kalian. Aku tak mau memakannya!” Aram Banu pun pamit.



Adegan pindah ke Jalal yang sedang duduk di api unggun. Ia dikelilingi oleh ketiga putranya, Rahim, Mann Singh, Qutub, dan Abu Fazl. Ia memberi semangat: “Kalian semua telah bertempur dengan gagah berani. Besok kita akan menghadapi pertempuran lain.  Masih ada satu lagi sekutu musuh kita. Kita akan berhadapan dengan pasukan Raja Kurbu Khan. Mereka bersulang dan minum. Rahim berkata bahwa tak lama lagi kemenangan ada di tangan kita. Kita kan kembali ke Agra untuk merayakannya. Murad menambahkan: “Aku kuatir Shahenshah karena Kurbu Khan seorang kesatria yang yang tangguh. Jalal: “Kita pasti akan memenangkan pertempuran ini besok. Akan tetapi kita harus tetap tidak memulai sebelum mereka yang menyerang kita terlebih dahulu!” Jalal mengajak mereka semua bersulang untuk kemenangan mereka nanti.

Sementara di Agra Aram  Banu terlihat keluar kamar Hamida dan menghampiri Jodha. Ia menyampaikan kabar buruk bahwa tugasnya gagal. “Dadijan
ternyata lebih keras kepala dibandingkan diri ku” Jodha kehabisan akan harus bagaimana lagi? Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 495


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar antv Episode 494. Please share...!

Blog, Updated at: 15:30