Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 482

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 482. Adegan Episode kali ini akan di buka dengan
Jodha sedang bercanda menggoda Jalal dan ia berkata: “Begitulah ada perbedaan antara pria dewas dibanding pria yang masih muda. Kamu tidak akan bisa menang melawannya”. Jalal tak mau terima dia bilang: Aku pasti menang lah. Ayo jika aku menang kamu kan memberikan aku hadiah apa?” Ruqaiya si ratu konspirasi tampak mencuri dengar dan berkata dalam hati: “Aku harus memenangkan permainan ini!”
Salim marah kepada Jodha: "Kau harus pindah agama, iika kau benar-bebar mencintai ku sebagai putra mu. Sekarang aku akan kehilangan segala hak ku karena kamu. Bukan kah aku selama ini selalu melaksanakan Pooja dan Aarti untuk mu.
Kemudian Salim melanjutkan ucapannya dengan nada suara yang agak rendah : “ya....benar, aku memang tidak ingin kau mengubah agamamu. Tetapi sekarang ketika aku sudah kehilangan segalanya, aku berpikir dan berharap bahwa ibuku akan meninggalkan agamanya untukku. Aku juga telah melakukan aarti dan puja bersamamu. Tapi ibuku tidak bisa berbuat apa-apa untukku. Murad adalah adikku, dan kini aku telah benar-benar kehilangan segalanya.”
Jodha hanya diam terpaku mendengar ucapan anak yang begitu di cintai dan di sayanginya dengan sesekali menyeka air mata yang jatuh di wajah cantiknya.
Salim kembali melanjutkan ucapannya dengan nada yang kembali meninggi : “Aku tidak pernah menginginkan posisi ini, tetapi Shahenshah telah menghinaku. Katakan pada Shahenshah bahwa aku tidak akan mengikuti perintahnya. Dia bisa membuat Murad menjadi Raja di masa depan dan AKU?! Aku hanya akan melakukan apa yang aku ingin lakukan.”
Setelah puas berkata seperti itu, Salim pergi meninggalkan Jodha sendiri. Jodha hanya diam terpaku menatap kepergian Salim dengan tatapan sedih dan penuh kekecewa'an.
Jodha datang menemui Hamida.
Dengan suara lirih menahan tangis Jodha berkata : “Ibu, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa melihat Murad dan Salim bertengkar, tapi disisi lain Shahenshah terlalu keras pada Salim.”
Hamida : “Jodha, aku juga khawatir tentang Murad dan Salim, tapi aku ingin katakan kepadamu, lakukanlah apa yang dikatakan Jalal, anakku. Aku tahu Murad telah diberikan posisi Shah Shah untuk sementara waktu. Setelah Shah Iran bisa diatasi maka Salim akan mendapatkan posisinya kembali.”
Jodha : “Tetapi Murad pasti akan marah”
Hamida : “Saudara tidak seharusnya saling melawan.”
Salima datang dan langsung menyela, : “Ya, Ibu benar Ratu Jodha. Kita harus melakukan sesuatu untuk membuat mereka berteman kembali.”
Jodha : “Ratu Salima, apa yang bisa kita lakukan?”
Salima : “Ratu Jodha, hanya kau yang bisa menyelamatkan hubungan mereka. Kau harus mencari cara, aku akan selalu bersamamu.”
Jodha terdiam memikirkan apa yang di ucapkan Salima.
Adegan berpindah ke Anarkali.
Anarkali melamun menatap bulan. Angin malam berhembus menerbangkan helai-helai rambut'nya. Ia kembali teringat bagaimana Salim menangis dan memintanya untuk tidak melakukan hal itu pada Salim. Karna Salim tidak bisa hidup tanpa dirinya. (maksud'nye, Anarkali tidak mau Salim bertemu dengannya. Sok bingit's lah ini cewe' frown emotikon
Udah bang Ravi, mending temu'in aku adjah, mau galau di pelukan aku juga ga' apa koQ, ikhlas lahir bathin. Aku janji ga' bakal muna kyk Anarkali, bilang ga' mau padahal pengen tongue emotikon )
Anarkali berkata : “Aku minta maaf Pangeran Salim, tapi aku tidak bisa bertemu denganmu. Aku tidak ingin kau pergi dari Shahenshah lebih jauh lagi dengan mengabaikan perintahnya.”
Sebuah anak panah tiba-tiba melesat di hadapan Anarkali. Anarkali memeriksa ke arah anak panah itu berasal dengan bertanya-tanya : “siapa disana?”
Kemudian Anarkali kembali ketempat dimana anak panah itu menancap dan memeriksa surat yang terikat di anak panah tersebut. Oh Ternyata, itu adalah surat dari Pangeran Salim
Isi suratnya : “aku tahu Anarkali, kau tidak ingin bertemu denganku karna Shahenshah. Tapi aku akan menunggumu di tepi danau dan jika kau tidak datang hari ini maka aku akan pergi menjauh dari sini.”
Anarkali berkata : “Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa melanggar perintah Shahensah ataupun Pangeran Salim.”
Adegan berpindah, Murad terlihat sedang minum anggur. Dengan perasaan emosi, Murad bertanya kepada Shahabuddin
Murad : “Apa yang kau katakan bahwa aku mendapatkan posisi Shah Shah ini hanya sementara waktu? Shahenshah hanya memanfaatkan aku?"
Shahabuddin menjawab : “Ya...tuan. Shahenshah memberikan posisi padamu sebagai Raja berikutnya hanya untuk mengelabui Shah Iran. Sekarang dia akan menemukan beberapa cara dan kemudian memberikan posisi ini untuk Pangeran Salim”
Murad berkata : “mengapa dia tidak adil padaku?”
Shahabudin mulai jadi kompor mbleduk : “Tuan, kau tidak kekurangan apapun. Tapi mengapa kau tidak dijadikan Raja? Kau seorang Muslim, kau juga putranya Shahenshah, kau seorang prajurit yang cekatan. Tapi, mengapa kau tidak dijadikan Raja?”
Murad : “aku tidak akan meninggalkan siapapun.”
Shahabudin lalu meminta Murad untuk tidak marah, ia berkata : “Kau harus berpikir untuk masa depan, berpikir untuk membuat Shahenshah setuju bahwa kau lebih mampu dan kau'lah yang harus menjadi Raja bukan Salim. Maka kau'pun akan menjadi Raja. Kalahkan Salim untuk membuktikan ini kepada Shahenshah”
Murad : “Aku akan membuktikan bahwa aku lebih baik dari Salim.”
Dikamar Jodha...
Terlihat Jodha sedang berdiri mematung dengan tatapan mata yang entah tertuju kemana dan siapa. Kemudian Jalal datang menemui Jodha. 
Jalal : “Adab begum shahiba. Tampaknya kau sedang memikirkan sesuatu, baiklah aku akan datang lagi nanti”
Jalal hendak pergi, namun Jodha menghentikannya dan berkata : “apakah aku memintamu untuk pergi?”
Jalal berbalik, tatapan matanya tertuju pada lukisan dirinya dan berkata : “kau menyukai gambarku?”
Mereka'pun sama-sama memandangi lukisan Jalal yang sedang menunggangi Kuda.
Jodha berkata : “Kau tidak mempunyai waktu, jadi aku disini hanya bisa melihat gambarmu. Aku hanya sedang berpikir untuk bermain chaughan, pertandingan antara generasi tua dan muda.”
Jalal bertanya : “siapa yang kau sebut tua?”
Jodha : “kau sudah tua sekarang, aku tahu kau tidak akan setuju untuk bertanding. Jika kau setuju'pun pasti kau akan kalah.”
Jalal : “Aku akan bermain dan akan menang. Apa yang akan aku dapatkan jika aku menang?”
Jodha : “Jika kau menang, kau akan mendapatkan apa pun yang kau inginkan Shahenshah. Dan jika kau kalah?”
Jalal : ”Aku akan memberikan apa'pun yang kau inginkan. Aku juga akan adakan kompetisi menembak untuk wanita.”
Kemudian Jalal berpamitan pada Jodha : “aku harus mempersiapkan semuanya, jadi aku harus pergi sekarang.”
Jalalpun meninggalkan kamar Jodha. Saat Jalal pergi, wajah Jodha kembali murung dan sedih, dalam hatinya Jodha berkata : “Aku berharap hal ini bisa menyatukan kembali keluargaku.”
Malam hari, di tepi danau terlihat Salim sedang menunggu Anarkali. Salim berpikir bahwa Anarkali tidak akan datang dan akan membuatnya sakit hati. Tapi ketika Salim berbalik hendak pergi, dia melihat ada cahaya obor dari kejauhan.
Salim tersenyum, dia melihat Anarkali yang berjalan menuju ke arahnya. Salim menyambut kedatangan Anarkali dan tersenyum senang, mereka saling memandang.
lagu "Rabba pyaar mein" pun mengalun lembut sepanjang scene Salim-Anarkali.
Dengan masih saling menatap, Salim mulai membuka pembicaraan, ia berkata : “Aku pikir kau tidak akan datang. Tapi hatiku mengetahui bahwa kau akan melanggar perintah Shahenshah dan pasti akan datang”
Anarkali : “Mengapa kau menulis surat itu? Bagaimana jika ada seseorang yang melihatmu. Shahenshah pasti akan menghukummu lagi.”
Salim : “Aku menanggung hukuman Shahenshah dari masa kanak-kanak dan aku tidak bisa mengakhiri hubunganku dengannya. Aku tahu perasaanmu padaku, itu sebabnya kau datang ke sini dan melanggar semua batasan.”
Salim dan Anarkali'pun duduk berdua di tepi danau.
Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 483


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 482. Please share...!

Blog, Updated at: 17:32