Sinopsis Jodha Akbar Episode 452

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Episode 452. Semua rakyat mulai memanggil manggil nama Jalal, semuanya berkumpul didepan halaman istana, Jalal sangat terkejut, mereka memprotes melawan Jalal, Jalal dan para menterinya melihatnya dari balkon utama, sementara ibu Hamida dan para ratu melihatnya dari balkon samping “Aku tidak pernah melihat rakyat begitu marah seperti ini, apa yang harus kita lakukan ?” ibu Hamida khawatir dengan aksi protes rakyat “Bagaimana jika mereka menjadi diluar kontrol, ibu ?” Jodha juga sangat prihatin dengan keadaan ini “Seharusnya Yang Mulia tidak ikut ikutan emosi, ia seharusnya mengirimkan para wakilnya untuk berbicara dengan rakyat” Salima juga ikut angkat bicara “Aku adalah tuanmu ! saya tahu bahwa kalian sedang marah akan tetapi saya mengambil keputusan ini dengan membakar tanaman kalian hanya untuk kebaikan kalian juga !” Jalal mulai geram dengan tindakan rakyatnya “Tidak ada Raja yang menjadi kuat, ia telah membuat rakyat menderita” teriak salah satu rakyat dari arah bawah, tiba tiba saja ada sebuah belati yang dilemparkan dari arah bawah kemudian melayang diudara tepat kearah Jalal, seseorang telah melesakkan belatinya tepat mengenai bahu kanan Jalal, para prajurit yang berjaga di garda barisan depan langsung bersiap hendak menahan rakyat yang mulai menyerang namun Jalal segera menghentikannya “Hentikan mereka ! Dan katakan pada mereka bahwa tidak ada satupun yang akan ikut campur antara saya dan rakyatku ! Jika ada diantara kalian yang ingin bertarung dengan aku, ayoo datang didepanku sekarang juga ! Mengapa hanya berani dengan melemparkan benda tajam saja ! Apa yang telah saya lakukan selama ini semata mata untuk kebaikan kalian juga” Jalal berupaya untuk membuat rakyatnya mengerti “Kamu itu hidup bergelimpangan dengan kemewahan, kamu juga menyebut dirimu sendiri sebagai Tuhan, kami tidak akan mendengarkan kamu !” rakyat mulai marah ke Jalal “Ya itu benar ! saya memang menyebut diriku sendiri sebagai Tuhan sebagaimana kalian telah menyebut saya sebagai bayangan dari Tuhanku, saya hanya ingin kebaikan kalian saja !”, “Tidak ! Kami tidak akan mendengarkan kamu !” semua rakyat berteriak lantang melawan Jalal “Yang Mulia, rakyat sangat marah saat ini, lebih baik kita pergi dari sini saja, Yang Mulia.Situasinya sudah tidak kondusif” Birbal akhirnya membawa Jalal pergi dari balkon utama.
 
http://informasidiary.blogspot.com/2015/03/sinopsis-jodha-akbar-episode-452.html
Sementara itu dikamar Jalal, Jalal sedang diobati oleh seorang tabib, Jodha menemaninya disebelahnya, ibu Hamida, Salim dan Salima juga ada disana, tabib mengobati luka di dada Jalal yang terkena belati “Biarkan saya pergi ! Rakyatku menginginkan bantuanku” Jalal bersikeras ingin keluar menemui rakyatnya “Rakyat yang mana, Yang Mulia ? Apakah yang memberikan luka didadamu itu ?” Salima mencoba menghentikan Jalal “Semua ini bisa saja terjadi akan tetapi saya ini adalah ayah mereka, saya harus mengerjakan banyak hal” Jalal tetap ngotot mau pergi dari kamarnya “Kamu harus beristirahat, Yang Mulia.kamu harus dalam keadaan baik dan sehat kalau mau bekerja, kamu mengkhawatirkan pekerjaanmu kan ? saya akan mengambil semua tanggung jawabmu” Jodha mulai buka suara “Sudahlah Jalal, kamu harus beristirahat” ujar ibu Hamida kemudian mereka semua meninggalkan Jalal berdua bersama Jodha didalam kamar. “Yang Mulia, janganlah khawatir” Jodha berusaha menenangkan Jalal sambil membelai wajahnya “Bagaimana saya tidak khawatir, Ratu Jodha.rakyatku berfikir bahwa saya menjadi keras, saya menjadi egois” Jodha membelai wajahnya lembut “Maksud yang baik pada saat yang tidak tepat tidak akan membuat keadaan jadi tenang, Yang Mulia.tenanglah, semuanya akan membaik dengan berlalunya waktu” Jodha mencoba menenangkan suaminya sambil merebahkan kepalanya dikepala Jalal.

Diruang sidang, Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya “Sekhu Baba, bagaimana keadaan para fakir miskin ?”, “Kami telah bekerja untuk mereka, Yang Mulia.Akan tetapi terlalu banyak orang yang harus ditolong”, “Yang Mulia, ada kiriman dari luar negeri ke negeri India, namun kapalnya tenggelam dilautan” Birbal menginformasikan berita yang lain “Prajurit prajurit kita sedang mengalami ancaman, Yang Mulia” Murad juga ikut angkat bicara “Kalau begitu panggil mereka untuk mengurusi kiriman dari luar negeri itu !” perintah Jalal “Diluar sana ada badai, Yang Mulia.Tidak ada seorangpun yang siap untuk pergi berlayar, namun jika anda menginginkan maka saya bisa pergi kesana” Jalal menggelengkan kepalanya “Tidak Birbal, kamu dibutuhkan disini”, “Kalau begitu biar saya yang pergi, Yang Mulia.Sebagai putra mahkota ini adalah tugasku untuk menolong rakyatku” Salim menawarkan dirinya untuk pergi berlayar “Tapi itu sangat berbahaya, pangeran.Badai bisa datang kapan saja dilautan, kapal juga bisa tenggelam” Shah Abdullah berusaha menghentikan keinginan Salim untuk pergi “Aku tidak bisa membiarkan rakyatku mati sekarat seperti ini, saya akan mengambil rute yang lain akan tetapi saya tidak akan meninggalkan rakyatku sendirian disana” Jalal sangat bangga dengan keinginan anaknya “Sekhu Baba, ayah bangga sama kamu ! Birbal, kirimkan prajurit yang tangguh untuk menemani Salim, saya yakin Salim pasti akan kembali setelah memenangkan dan membawa kembali kiriman dari dari luar negeri itu” perintah Jalal.

Dikamar Salim, Qutub menemui Salim dikamarnya “Salim, kenapa kamu tidak membiarkan saya ikut denganmu ?”, “Karena saya hanya percaya padamu, Qutub.Cuma kamu yang bisa saya serahi tanggung jawab, saya harus bekerja untuk rakyatku dan kamu harus mengawasi keadaan disini” Qutub akhirnya menyerah dengan keputusan Salim kemudian ia berlalu dari hadapan Salim, tepat pada saat itu Jodha datang menemui Salim “Salim, ibu dengar bahwa kamu akan pergi mengarungi samudra”, “Mariam Uz Zamani, jangan halangi saya sebagai seorang ibu, saya pergi untuk membantu rakyatku” Jodha hanya tersenyum mendengar ucapan anak sulungnya “Kapan ibu mengatakan padamu bahwa kamu tidak usah pergi, ibu hanya ingin melakukan ritual aarti buat kamu sebelum kamu pergi, ibu bangga padamu, Salim” tak berapa lama kemudian Hamida dan Rukayah juga datang menemui Salim “Salim, kami semua bangga padamu, nak” Rukayah langsung mendekati Salim dan mencium keningnya “Jaga diri kamu baik baik disana, pulanglah segera setelah memenangkan badai”, “Dengan semua restu dan doa kalian, saya akan kembali setelah mengirimkan makanan untuk rakyatku” tapi dalam hatinya yang paling dalam Salim memikirkan Anarkali.

Ditempat Mirza Hakim, didalam hutan Mirza sedang menyusun suatu rencana dengan Maan Sigh “Maan Sigh, saya punya banyak bala tentara untuk menyerang Jalal, juga orang orang yang ingin melawan Jalal, sehingga semuanya akan mendukung usaha kita” tak berapa lama kemudian anak buah Mirza mengabarkan kalau ada tamu yang datang mau menemui Mirza, ketika orang itu masuk ternyata ia adalah Syarifudin (suami Bhaksi Bano), Maan Sigh sangat terkejut begitu melihat Syarifudin, Mirza langsung memberikan salam dan memeluk Syarifudin, namun begitu Syarifudin melihat Maan Sigh, Syarifudin marah “Mirza ! Kenapa orang ini ada disini ! ia itu orang yang paling setia sama Jalal, saya tidak akan membiarkan ia hidup !” Syarifudin sudah hendak mengeluarkan belatinya namun Mirza mencoba menenangkannya “Tenang Syarifudin, tenang.Maan Sigh sekarang bersama kita, Syarif”, “Maan Sigh itu tidak bisa mengkhianati Jalal, Mirza” Syarifudin tidak percaya sama Maan Sigh namun Mirza berusaha meyakinkan Syarifudin, Mirza menceritakan semua yang terjadi pada Maan Sigh “Tapi saya tetap tidak percaya bahwa Jalal bisa membuat kamu menjauh dari ia akan tetapi ia telah melakukan hal ini maka masa suramnya akan segera dimulai, sekarang kita bertiga akan menghancurkan ia !” Syarifudin puas karena rencananya sebentar lagi akan terwujud “Maan Sigh, sekarang kamu harus setia pada kami” Syarifudin mulai bisa menerima Maan Sigh sebagai sekutunya dalam menjatuhkan Jalal “Syarifudin, orang kepercayaanmu sekarang telah menjadi orang kepercayaan Jalal, jadi ia selalu mengirimkan pesan dari istana ke kita” Syarifudin tersenyum senang “Maan Sigh, kamu tahu Shah Abdullah adalah orang kita, dialah yang menceritakan semuanya ke kita tentang keadaan Jalal” Maan Sigh sedikit terkejut.

Dirumah Anarkali, Salim datang menemui Anarkali, seorang pelayan mengabarkan kedatangan Salim, Anarkali dan Zil Bahar, ibunya saling berpandang pandangan “Pelayan, tolong katakan padanya bahwa saya tidak ingin bertemu dengannya” Zil Bahar menghentikan pelayan tersebut “Pelayan, jangan ! Anarkali apa apa an ini ?”, “Ibu saya kemarin pergi menemuinya untuk meminta bantuannya tapi ia menolak bertemu denganku” Anarkali kesal dengan Salim “Anarkali, kita ini hanya pelayannya”, “Kalau begitu saya menolak untuk bertemu dengan tuanku” Anarkali tetap bersikeras tidak mau bertemu dengan Salim “Kalau begitu biar ibu yang menemui dia” Zil Bahar segera menemui Salim di luar “Maaf, bu.Aku ingin bertemu dengan Anarkali”, “Maaf sekali pangeran, Anarkali sedang sakit sekarang”, “Apa yang terjadi padanya ? Apakah saya harus membawa tabib kesini ?” Salim sangat khawatir begitu mendengar kondisi Anarkali “Tidak usah, tidak usah, pangeran.Dia baik baik saja hanya kurang enak badan” Zil Bahar terus berbohong ke Salim “Apakah saya bisa bertemu dengannya ?” Salim kembali meminta “Maaf sekali pangeran, saat ini ia sedang tidur”, “Baiklah tolong katakan padanya untuk jaga diri baik baik” Zil Bahar mengangguk dan Salim segera pergi meninggalkan rumah Anarkali sambil berkata dalam hati “Aku hanya ingin menemuinya sekali ini saja”

Sebelum Salim pergi berlayar, seluruh keluarga berkumpul melepas kepergian Salim, Jodha melakukan ritual aarti untuk Salim, Salimpun menyentuh kaki Jodha “Restui aku, bu.Agar saya bisa menyelesaikan tugasku” semua yang hadir disana terharu melepas kepergian Salim “Kembalilah setelah menang, Sekhu Baba”, “Tentu Yang Mulia !” Salim memeluk ayahnya kemudian ia memberi salam pada semua orang yang hadir disana dan pergi meninggalkan mereka.

Didalam kamar Jodha, Jodha sedang berdoa pada Kahnaa, tak lama kemudian Jalal menemuinya dan ikut duduk bersimpuh didepan patung Dewa Khrisna, disebelah Jodha. Saat itu Jodha sedang menangis “Tidak usah menangis, kamu seharusnya bangga karena anakmu telah mengambil keputusan yang tepat untuk menolong rakyat kita” Jodha menyeka airmatanya yang menggantung diujung matanya “Tapi saya hanyalah seorang ibu maka saya sangat mengkhawatirkan dia”, “Aku juga ayahnya, jangan khawatir ia akan menang” Jalal kemudian menyeka airmata dipipi Jodha lalu memeluknya “Sudah malam, lebih baik kamu tidur” Jalal menyuruh Jodha untuk naik ke pembaringan “Kamu juga seharusnya istirahat, Yang Mulia”, “Hanya ketika rakyatku mendapatkan kedamaian maka saya akan tidur dengan tenang, Ratu Jodha” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan Jodha sendirian.

Pada suatu malam Jalal mendatangi sebuah tempat dimana ia disana dilihatnya tanaman terbakar dan banyak mayat bergelimpangan, Jalal kelihatan sedih dan sendirian tiba tiba Jodha terbangun dari tidurnya, ternyata itu adalah mimpi buruk Jodha, Jodha terbangun dan duduk sambil memikirkan mimpinya itu “Ya Kahnaa.Jangan lagi ada mimpi buruk, apa sebenarnya pesan dibalik semua mimpi buruk ini ? saya akan mengatakannya pada Yang Mulia, aaah tidak tidak tidak.Saat ini Yang Mulia sedang sedikit tegang, saya tidak bisa menceritakan hal ini padanya, saya harus berbuat sesuatu, saya harus mengerti apa maksud dibalik semua mimpi mimpiku ini dan saya harus membantu Yang Mulia” Jodha sudah bertekad.

Diruang sidang Dewan - E - Khaas, Jalal mendatangi ruang sidang, semua yang hadir disana memberikan salam “Bagaimana kesehatanmu, Yang Mulia ?” Murad bertanya pada Jalal begitu Jalal menduduki singgasananya “Kita punya banyak permasalahan yang harus kita bahas ketimbang kesehatanku ini, bagaimana keadaan rumah rumah yang terbakar ?” Jalal memulai sidangnya, salah seorang menterinya berkata “Banyak rumah rumah yang terbakar, Yang Mulia”, “Baiklah, tolonglah mereka” ujar Jalal “Namun banyak berita buruk dari segala macam penjuru, Yang Mulia.Musuh musuh kita mulai menyerang” Birbal menginformasikan berita buruk “Kita bisa bertarung melawan musuh musuh itu akan tetapi bagaimana kita bertarung melawan serangga serangga tersebut ? Rakyat kita memerlukan obat obatan dan doa kita” Shah Abdullah ikut memberikan pendapatnya “Aku telah menyiapkan obat obatan untuk mereka, saya telah meminta bantuan pada tabib yang terkenal untuk menolong rakyat”, “Yang Mulia, rakyat juga memerlukan doa doa kita, anda seharusnya pergi ke Ajmer untuk berdoa disana” salah satu ulama memberikan saran pada Jalal “Rakyatku sedang menderita dan kamu menginginkan saya pergi dan memulai perjalanan ke Ajmer ? saya tidak bisa meninggalkan tempat ini” Jalal menolak permintaan ulama tersebut “Dan lagi, Yang Mulia juga masih sakit, beliau tidak bisa pergi” Birbal mendukung ucapan Jalal, tiba tiba Hamida berdiri dan berkata “Ya itu benar Raja memang tidak bisa akan tetapi Mariam Makani bisa pergi, Jalal.Ibu akan pergi ke Ajmer” Jalal pun mengangguk menyetujui permintaan ibunya.

Malam itu ketika Jalal sedang berada di kamarnya seorang diri sambil meminum segelas anggur, tiba tiba terdengar suara anak kecil yang sangat familiar ditelinga Jalal “Jalal, apa yang sedang kamu pikirkan ? Apakah kamu melupakan saya ? Oleh sebab itu saya mendatangi kamu, Jalal” Jalal nampak kebingungan dan gelisah begitu mendengar sebuah suara yang tidak tahu dari mana asalnya “Di mana kamu ?” Jalal berteriak lantang “Aku ada dihatimu, Jalal.Aku adalah suara hatimu, dengarkan aku.tiga bulan kedepan ada sesuatu yang sangat penting yang akan kamu lalui, Jalal.Jangan mengambil keputusan yang salah dan mengata ngatai orang dengan sumpah serapahmu, Jalal !” Jalal langsung memanggil para prajuritnya “Prajurit ! Ada seseorang dikamarku ini ! Segera cari ia !” para prajurit segera mencari keberbagai sudut mencari seseorang yang bersembunyi didalam kamar Jalal, tak lama kemudian Jodha datang menemui Jalal “Ada apa Yang Mulia ?” Jodha sangat heran dengan tingkah suaminya “Ratu Jodha, ada seseorang dikamarku ini, saya sepertinya kenal dengan suaranya, yaaa ia itu anak kecil yang sama yang bersamaku pada saat badai kemarin” Jodha teringat bagaimana sang ulama mengatakan padanya bahwa anak kecil yang menemui Jalal itu bisa jadi adalah seorang malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menolong Jalal, Jalal masih kebingungan, gelisah dan marah “Beraninya kamu datang kekamarku !” teriak Jalal marah dan sedikit gelisah, tiba tiba Jalal terjatuh dan langsung pingsan seketika itu juga, Jodha sangat terkejut melihatnya. .. Sinopsis Jodha Akbar episode 453


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Episode 452. Please share...!

Blog, Updated at: 05:41