Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 395. Siang itu Salim mendatangi kamar Rukayah, Salim sangat bahagia sekali, senyum bahagia tersungging dibibirnya yang mungil, “Ibu Rukayah, mana hadiah ulang tahun untukku ?” tanya Salim, “Tidak sekarang … karena ulang tahunmu kan baru besok jadi saya akan menunjukkan hadiahnya besok pagi” kata Rukayah sambil memangku Salim dalam pangkuannya, “Baiklah … tetapi ibu harus memberikan hadiah yang paling bagus buat saya !” ujar Salim, “Aku tahu … kau pasti akan sangat menyukai hadiahku” kata Rukayah, “Tidak, saya sangat menyukai hadiah dari ibuku (Jodha)” kata Salim lagi sambil tersenyum,“Apakah ibumu menunjukkan hadiahnya ke kau ?” tanya Rukayah penasaran, “Iyaaa … tentu saja, kau tahu ibu tidak seburuk yang kau kira, ia tidak mengeluh ke ayah tentang aku” kata Salim, “Lalu siapa yang melakukan itu ???” tanya Rukayah, “Ibu tidak memberitahu saya tentang hal itu, tetapi kau tahu … ayah juga sangat mencintai aku, kemarin tanpa sengaja saya melempar bola dan bola itu mengenai tubuh ayah, tetapi ia tidak menegurku malah ia menunjukkan cintanya padaku dan kami bermain bola bersama” kata Salim bahagia kemudian berlalu dari sana, sementara itu Rukayah nampak gelisah ketika mengetahui kedekatan Salim dengan kedua orangtuanya kembali, “Ini tidak benar !! Jalal dan Jodha mencoba untuk mengambil Salim kembali tetapi saya tidak membiarkan ini terjadi !!!” ujar Rukayah sinis
Siang itu Jalal sedang memperhatikan Salim dan anak anak yang lain yang sedang berlatih bermain pedang dibawah bimbingan Rahim dari jendela kamarnya, tiba tiba dengan senyum mengembang dibibirnya, Jodha menemui Jalal … “Yang Mulia, saya sangat bahagia sekali” kata Jodha, “Ada apa ini ???” tanya Jalal penasaran, “Tadi Salim memelukku dan bicara dengan sangat sopan padaku, Yang Mulia” ujar Jodha bahagia, melihat istrinya bahagia, Jalal pun tersenyum senang mendengarnya, “Yang Mulia, dari tadi kau tersenyum saja, kau kelihatannya sedang memperhatikan seseorang ditaman sana” ujar Jodha dengan nada cemburu, “Iyaa, Ratu Jodha … saya sedang memperhatikan seseorang sangat saya cintai” goda Jalal, Jodha sangat penasaran dengan ulah suaminya, Jodha lalu beringsut kearah jendela kamar dan melihat kebawah, dilihatnya ditaman ada Salim yang sedang bermain pedang, Jalalpun menyusul dibelakangnya “Salim sangat mencintai kita, Ratu Jodha” kata Jalal sambil merengkuh bahu Jodha, “Iyaa … Rahim juga cerita kalo kemaren kau bermain bola dengan Salim” ujar Jodha, “Kamu benar, Ratu Jodha … sebuah cinta bisa didapatkan hanya dengan memberikan cinta juga, kemaren saya menunjukkan cintaku pada Salim bukan menegurnya karena sudah memukul saya dengan bola, kalo tidak ia akan semakin menjauh dari aku” kata Jalal, “Besok adalah ulang tahun Salim, saya ingin ia bahagia dihari ulang tahunnya, selama beberapa hari ini ia kan sudah jauh dari kita, sekarang … saya tidak akan membuatnya beralasan lagi untuk jauh dari aku, Ratu Jodha … jadi saya akan membuat pesta ulang tahun yang sangat meriah untuknya” kata Jalal, “Aku akan membuatkan sebuah baju untuk Salim, yang dihiasi dengan mutiara yang indah, Yang Mulia” ujar Jodha, “Kalau kau butuh bantuan, kau bisa memanggil pelayanmu, Ratu Jodha … kau kan Mariam Uz Zamani” kata Jalal, Jodha tersenyum bahagia sambil memeluk Jalal, “Sekarang semuanya akan baik baik saja, saya tidak akan membiarkan Salim dalam masalah apapun” ujar Jodha, “Insyaallah … saya juga berharap demikian” kata Jalal sambil memperhatikan Salim dari atas.
Sementara itu disebuah ruangan Maan Sigh merasa gelisah, Jalal menemui Maan Sigh, “Kenapa kau memanggil aku, Maan Sigh ?” tanya Jalal, “Syarifudin berhasil melarikan diri, Yang Mulia … tetapi prajurit kita sedang mencoba untuk menangkapnya” ujar Maan Sigh, “Sudahlah … itu tidak perlu, biarkan ia lari, nanti juga ia akan kelelahan dan mati, saya tidak ingin ada masalah di ulang tahun Saim kali ini” kata Jalal.
Keesokan harinya ketika Jalal dan Salim selesai melaksanakan ibadah sholat, Hamida datang menemui mereka dan memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Salim, “Mana hadiah buatku, nenek ???” tanya Salim, kemudian Hamida memberikan hadiahnya ke Salim, Rukayah juga datang kesana diikuti oleh Jodha, “Kamu punya banyak hadiah yang bisa dikoleksi, Salim” ujar Rukayah sambil memberikan Salim seuntai kalung, kemudian Jodha juga memberikan Salim sebuah hadiah, Salim nampak senang sekali, Rukayah langsung cemburu melihatnya. “Aku juga telah membawa sebuah hadiah untuk anakku” kata Jalal sambil memberikan Salim sebuah pedang kecil. “Ayah berdoa semoga kau kelak menjadi seorang ksatria yang agung” kata Jalal, Salim sangat menyukai pedang yang diberikan oleh Jalal, “Waaah … kita harus menyiapkan semuanya sekarang” kata Hamida.
Tak lama kemudian Salim sedang duduk di salah satu sisi timbangan besar dan disisi yang lain keluarganya satu persatu satu mulai menaruh beberapa emas yang beratnya sama seperti beratnya Salim, timbangan itupun bergerak keatas seimbang dengan tubuh Salim. “Bagikanlah emas emas ini ke fakir miskin” perintah Jalal, kemudian Murad memberikan ucapan selamat ulang tahun ke Salim, sementara Danial memberikan Salim ladu, sedangkan Murad memberikan Salim hadiah seperangkat alat memanah, Salim mengucapkan terima kasih pada saudara saudaranya itu lalu memeluk mereka. “Salim, saya akan menjadi kudamu dan kau bisa duduk dipunggungku” kata Haidar, “Kalo kamu, Qutub … hadiah apa yang kau bawa untukku ?” tanya Salim sambil mengambil sesuatu yang disembunyikan Qutub dibelakang punggungnya, ketika Salim membukanya disana ada sebuah mainan yang berbentuk gajah yang terbuat dari kayu, “Aku telah membuatnya dengan tanganku sendiri tetapi ini tidak begitu mahal” ujar Qutub, “Jangan khawatir, hadiah ini sangat berharga buat aku” kata Salim, Jodha dan Jalal tampak senang melihat kebahagiaan anaknya yang mendapatkan banyak hadiah dari saudara saudaranya, “Yang Mulia, saya akan mengajak Salim ke kuil Dewi Kali” kata Jodha, “Kenapa tidak ??” ujar Jalal “Aku akan menyuruh Rahim untuk menyiapkan semuanya” ujar Jalal lagi, “Kami akan segera kembali” kata Jodha, kemudian Jalal memanggil Salim dan menyuruhnya untuk pergi ke Mandir bersama ibunya.
Salim dan Jodha akhirnya sampai di Mandir bersama dengan Moti dan Zakira, Jodha memberikan hadiah untuk Dewi Kaali, “Ibu, saya takut pada Dewi ini” kata Salim ketakutan, “Tidak apa apa, Salim … ia akan menjadi jahat hanya untuk orang jahat, nak … tetapi ia bisa baik untuk orang baik, kau tidak usah takut, berdoalah padanya dengan hati yang tulus” kata Jodha, sementara Salim merasa kurang nyaman berada disana, dirinya takut melihat patung Dewi Kaali yang sedang menjulurkan lidahnya dengan delapan tangan ditubuhnya, namun doa dan puji pujian telah dimulai, Jodha terlibat dalam pemujaan tersebut, Moti dan Zakira juga tampak khusyuk berdoa dan secara diam diam Salim yang merasa ketakutan dengan patung Dewi Kaali berusaha meninggalkan tempat tersebut. Salim keluar dari tempat pemujaan diikuti oleh para prajuritnya, sesaat kemudian Salim mendatangi sebuah tempat yang agak terpencil di Mandir, sementara para prajurit selalu mengawalnya dibelakang untuk melindunginya tetapi tak berapa lama kemudian para preman yang bersembunyi tiba tiba menyerang para prajurit dan menculik Salim, mereka menutupi Salim dengan selembar kain selimut dan membawanya pergi dari sana. Salah satu prajurit yang bertarung dengan para preman langsung berlari kedalam menemui Jodha dan menceritakan padanya tentang Salim. “Apa yang terjadi pada Salim ???” tanya Jodha tak terasa nampan pemujaan yang dibawanya sedari tadi langsung jatuh berantakan dilantai, kemudian Jodha mendatangi tempat terpencil tersebut sambil berteriak keras memanggil Salim “Saaallliiiiiiimmm !!!!”, para prajurit yang ada disana mulai menceritakan padanya bahwa ada beberapa orang yang menyamar sebagai pengemis dan membawa Salim pergi bersama dengan mereka, Jodha benar benar panic dibuatnya sambil berlari memanggil nama Salim.
Jalal sedang berkumpul dengan ibu, adik dan para istrinya, “Aku telah menyiapkan pesta untuk Jashn, Salim sangat menyukai suara Tansen jadi ia akan menyanyi dipesta nanti” kata Jalal, “Ratu Rukayah, kau adalah salah satu kesayangan Salim jadi buatkanlah makanan untuknya” kata Jalal lagi, “Mengapa tidak, saya telah memesan makanan kesukaan Salim tetapi tidak ada yang untukmu, Yang Mulia” goda Rukayah, Jalal dan Hamida tersenyum bahagia.
Ditempat yang lain diluar istana, Salim dibawa kesuatu tempat dengan dibekap mulutnya dan tangannyapun diborgol, salah seorang dari mereka memperhatikan Salim dengan seksama, “Kirim surat ke Yang Mulia bahwa anaknya kita sandera, mintalah padanya untuk membebaskan ayahnya Syarifudin kalo tidak Salim juga tidak akan selamat !” ujar orang itu sambil terus menatap Salim tajam, dalam hati Salim berkata : “Ayah pasti akan datang dan membebaskan saya jadi saya harus tenang dan kuat sambil menunggu ayah datang” bathin Salim.
Sesampainya diistana, Jodha lari memasuki istana dan langsung menemui Jalal yang sedang berkumpul dengan keluarga, “Yang Mulia !!!!” teriak Jodha sambil berlari tergopoh gopoh dengan nafas yang tersengal sengal, “Ada apa, Ratu Jodha ?” tanya Jalal penasaran, “Salim diculik, Yang Mulia !” kata Jodha, semuanya yang ada disana terkejut mendengarnya, “Kamu dimana waktu itu ?” tanya Jalal dengan nada tegang, “Waktu itu saya sibuk dengan pemujaan, Yang Mulia” ujar Jodha dengan nada sedih, “Ini semua pasti sudah direncanakan ! hari ini adalah ulang tahunnya dan ia diculik, lakukan sesuatu Yang Mulia !” kata Rukayah, Jalal langsung memerintahkan untuk memanggil Todar Maal dan Jalalpun berlalu dari sana. Sepeninggal Jalal, Salima langsung memeluk Jodha, “Sampai kapan permasalahan yang menimpa Salim ini akan berakhir” kata Hamida sedih dan Jodha langsung memeluk Hamida, “Ibuuuu …”
jalal sedang berkumpul dengan beberapa menteri dan keluarganya, “Aku tidak tahu apa apa saat ini, saya hanya bisa berharap semoga Salim baik baik saja disana, jika terjadi sesuatu padanya, saya tidak akan membiarkan siapapun yang menyakitinya hidup !” kata Jalal dengan nada marah, sesaat kemudian salah seorang prajuritnya datang membawa sebuah surat “Ada sebuah surat untuk anda, Yang Mulia … surat ini ditemukan dipintu gerbang” ujar prajurit tersebut, Rahim langsung mengambil surat tersebut dan membacanya : “Assalamualaikum, Yang Mulia …. Salim menjadi tawanan kami dan jika anda menginginkan Salim hidup, anda harus membebaskan ayah Syarifudin !” , semua yang mendengarnya sangat terkejut, sementara itu Jalal lansung merobek surat tersebut dan membuangnya, Jalal benar benar sangat marah. ...BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 396
Sementara itu disebuah ruangan Maan Sigh merasa gelisah, Jalal menemui Maan Sigh, “Kenapa kau memanggil aku, Maan Sigh ?” tanya Jalal, “Syarifudin berhasil melarikan diri, Yang Mulia … tetapi prajurit kita sedang mencoba untuk menangkapnya” ujar Maan Sigh, “Sudahlah … itu tidak perlu, biarkan ia lari, nanti juga ia akan kelelahan dan mati, saya tidak ingin ada masalah di ulang tahun Saim kali ini” kata Jalal.
Keesokan harinya ketika Jalal dan Salim selesai melaksanakan ibadah sholat, Hamida datang menemui mereka dan memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Salim, “Mana hadiah buatku, nenek ???” tanya Salim, kemudian Hamida memberikan hadiahnya ke Salim, Rukayah juga datang kesana diikuti oleh Jodha, “Kamu punya banyak hadiah yang bisa dikoleksi, Salim” ujar Rukayah sambil memberikan Salim seuntai kalung, kemudian Jodha juga memberikan Salim sebuah hadiah, Salim nampak senang sekali, Rukayah langsung cemburu melihatnya. “Aku juga telah membawa sebuah hadiah untuk anakku” kata Jalal sambil memberikan Salim sebuah pedang kecil. “Ayah berdoa semoga kau kelak menjadi seorang ksatria yang agung” kata Jalal, Salim sangat menyukai pedang yang diberikan oleh Jalal, “Waaah … kita harus menyiapkan semuanya sekarang” kata Hamida.
Tak lama kemudian Salim sedang duduk di salah satu sisi timbangan besar dan disisi yang lain keluarganya satu persatu satu mulai menaruh beberapa emas yang beratnya sama seperti beratnya Salim, timbangan itupun bergerak keatas seimbang dengan tubuh Salim. “Bagikanlah emas emas ini ke fakir miskin” perintah Jalal, kemudian Murad memberikan ucapan selamat ulang tahun ke Salim, sementara Danial memberikan Salim ladu, sedangkan Murad memberikan Salim hadiah seperangkat alat memanah, Salim mengucapkan terima kasih pada saudara saudaranya itu lalu memeluk mereka. “Salim, saya akan menjadi kudamu dan kau bisa duduk dipunggungku” kata Haidar, “Kalo kamu, Qutub … hadiah apa yang kau bawa untukku ?” tanya Salim sambil mengambil sesuatu yang disembunyikan Qutub dibelakang punggungnya, ketika Salim membukanya disana ada sebuah mainan yang berbentuk gajah yang terbuat dari kayu, “Aku telah membuatnya dengan tanganku sendiri tetapi ini tidak begitu mahal” ujar Qutub, “Jangan khawatir, hadiah ini sangat berharga buat aku” kata Salim, Jodha dan Jalal tampak senang melihat kebahagiaan anaknya yang mendapatkan banyak hadiah dari saudara saudaranya, “Yang Mulia, saya akan mengajak Salim ke kuil Dewi Kali” kata Jodha, “Kenapa tidak ??” ujar Jalal “Aku akan menyuruh Rahim untuk menyiapkan semuanya” ujar Jalal lagi, “Kami akan segera kembali” kata Jodha, kemudian Jalal memanggil Salim dan menyuruhnya untuk pergi ke Mandir bersama ibunya.
Salim dan Jodha akhirnya sampai di Mandir bersama dengan Moti dan Zakira, Jodha memberikan hadiah untuk Dewi Kaali, “Ibu, saya takut pada Dewi ini” kata Salim ketakutan, “Tidak apa apa, Salim … ia akan menjadi jahat hanya untuk orang jahat, nak … tetapi ia bisa baik untuk orang baik, kau tidak usah takut, berdoalah padanya dengan hati yang tulus” kata Jodha, sementara Salim merasa kurang nyaman berada disana, dirinya takut melihat patung Dewi Kaali yang sedang menjulurkan lidahnya dengan delapan tangan ditubuhnya, namun doa dan puji pujian telah dimulai, Jodha terlibat dalam pemujaan tersebut, Moti dan Zakira juga tampak khusyuk berdoa dan secara diam diam Salim yang merasa ketakutan dengan patung Dewi Kaali berusaha meninggalkan tempat tersebut. Salim keluar dari tempat pemujaan diikuti oleh para prajuritnya, sesaat kemudian Salim mendatangi sebuah tempat yang agak terpencil di Mandir, sementara para prajurit selalu mengawalnya dibelakang untuk melindunginya tetapi tak berapa lama kemudian para preman yang bersembunyi tiba tiba menyerang para prajurit dan menculik Salim, mereka menutupi Salim dengan selembar kain selimut dan membawanya pergi dari sana. Salah satu prajurit yang bertarung dengan para preman langsung berlari kedalam menemui Jodha dan menceritakan padanya tentang Salim. “Apa yang terjadi pada Salim ???” tanya Jodha tak terasa nampan pemujaan yang dibawanya sedari tadi langsung jatuh berantakan dilantai, kemudian Jodha mendatangi tempat terpencil tersebut sambil berteriak keras memanggil Salim “Saaallliiiiiiimmm !!!!”, para prajurit yang ada disana mulai menceritakan padanya bahwa ada beberapa orang yang menyamar sebagai pengemis dan membawa Salim pergi bersama dengan mereka, Jodha benar benar panic dibuatnya sambil berlari memanggil nama Salim.
Jalal sedang berkumpul dengan ibu, adik dan para istrinya, “Aku telah menyiapkan pesta untuk Jashn, Salim sangat menyukai suara Tansen jadi ia akan menyanyi dipesta nanti” kata Jalal, “Ratu Rukayah, kau adalah salah satu kesayangan Salim jadi buatkanlah makanan untuknya” kata Jalal lagi, “Mengapa tidak, saya telah memesan makanan kesukaan Salim tetapi tidak ada yang untukmu, Yang Mulia” goda Rukayah, Jalal dan Hamida tersenyum bahagia.
Ditempat yang lain diluar istana, Salim dibawa kesuatu tempat dengan dibekap mulutnya dan tangannyapun diborgol, salah seorang dari mereka memperhatikan Salim dengan seksama, “Kirim surat ke Yang Mulia bahwa anaknya kita sandera, mintalah padanya untuk membebaskan ayahnya Syarifudin kalo tidak Salim juga tidak akan selamat !” ujar orang itu sambil terus menatap Salim tajam, dalam hati Salim berkata : “Ayah pasti akan datang dan membebaskan saya jadi saya harus tenang dan kuat sambil menunggu ayah datang” bathin Salim.
Sesampainya diistana, Jodha lari memasuki istana dan langsung menemui Jalal yang sedang berkumpul dengan keluarga, “Yang Mulia !!!!” teriak Jodha sambil berlari tergopoh gopoh dengan nafas yang tersengal sengal, “Ada apa, Ratu Jodha ?” tanya Jalal penasaran, “Salim diculik, Yang Mulia !” kata Jodha, semuanya yang ada disana terkejut mendengarnya, “Kamu dimana waktu itu ?” tanya Jalal dengan nada tegang, “Waktu itu saya sibuk dengan pemujaan, Yang Mulia” ujar Jodha dengan nada sedih, “Ini semua pasti sudah direncanakan ! hari ini adalah ulang tahunnya dan ia diculik, lakukan sesuatu Yang Mulia !” kata Rukayah, Jalal langsung memerintahkan untuk memanggil Todar Maal dan Jalalpun berlalu dari sana. Sepeninggal Jalal, Salima langsung memeluk Jodha, “Sampai kapan permasalahan yang menimpa Salim ini akan berakhir” kata Hamida sedih dan Jodha langsung memeluk Hamida, “Ibuuuu …”
jalal sedang berkumpul dengan beberapa menteri dan keluarganya, “Aku tidak tahu apa apa saat ini, saya hanya bisa berharap semoga Salim baik baik saja disana, jika terjadi sesuatu padanya, saya tidak akan membiarkan siapapun yang menyakitinya hidup !” kata Jalal dengan nada marah, sesaat kemudian salah seorang prajuritnya datang membawa sebuah surat “Ada sebuah surat untuk anda, Yang Mulia … surat ini ditemukan dipintu gerbang” ujar prajurit tersebut, Rahim langsung mengambil surat tersebut dan membacanya : “Assalamualaikum, Yang Mulia …. Salim menjadi tawanan kami dan jika anda menginginkan Salim hidup, anda harus membebaskan ayah Syarifudin !” , semua yang mendengarnya sangat terkejut, sementara itu Jalal lansung merobek surat tersebut dan membuangnya, Jalal benar benar sangat marah. ...BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 396