Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 391. Malam itu Jodha sedang tidur dikamarnya, dia teringat pada ramalan Shagnui Bai : “Kamu akan terpecah antara cinta pada anakmu atau kewajibanmu sendiri” …. Jodhapun bangun dari tidurnya, dirinya semakin gelisah memikirkan Salim, apalagi akhir akhir kelakuan Salim semakin diluar kendalinya. “Aku harus menceritakan ini pada, Yang Mulia …. harus !” ujar Jodha sambil bergeser dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar. Sesampainya di kamar Jalal, dilihatnya suaminya sedang tertidur pulas, rasanya tidaklah pantas membangunkannya pada tengah malam seperti ini, tapi apalah daya … perasaan didadanya terasa sesak menyiksanya, ketika Jodha sudah semakin dekat dengan Jalal, perlahan lahan disentuhnya dada suaminya yang bidang itu, tiba tiba saja Jalal bangun dengan belati ditangannya yang siap dihunuskan kapan saja, tapi begitu dilihatnya Jodha ada didepannya, diurungkan niatnya itu, “Ratu Jodha, ada apa kau malam malam kesini ?” tanya Jalal penasaran, “Tidak ada apa apa …. tidurlah” kata Jodha sambil hendak berlalu dari hadapan Jalal, namun sebelum Jodha pergi, Jalal mampu menghentikannya, disambarnya lengan Jodha, “Berhenti ! saya tahu kita sedang ada masalah diantara kita tentang cara mendidik Salim, tapi kita adalah sepasang suami istri yang saling mencintai satu sama lain, apakah kau baru saja bermimpi buruk ?” tanya Jalal penasaran, “Yaaa … Yang Mulia, saya sangat khawatir kalau nantinya akan ada jarak antara kau dan Salim, saya merasa diriku ini terpecah terbagi dua diantara kau dan Salim” kata Jodha sedih, “Semuanya akan baik baik saja dengan berlalunya waktu, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil menenangkan Jodha, “Kita akan melihat Salim menjadi seorang Raja yang besar, kau akan melihat bagaimana anak kita akan menjadi seorang yang bijaksana” ujar Jalal lagi, “Yaaa … semuanya akan baik baik saja tapi kau tahu kan bagaimana Salim sangat marah pada kita berdua, sejak dia kembali ke istana dia gak mau mendengarkan dongengku lagi, dia gak mau mendengarkan nyanyian pengantar tidurku lagi, bahkan dia gak mau makan dari suapanku” kata Jodha sedih, Jalalpun ikut sedih mendengar cerita Jodha, kemudian dipeluknya istrinya itu lembut, Jalal berusaha untuk menghibur Jodha, sementara Jodha menangis dipelukan Jalal, “Jangan khawatir, Ratu Jodha … saya janji saya akan mengatur segalanya” ujar Jalal, “Sekarang tidurlah …. “ pinta Jalal, “Kamu juga, Yang Mulia …. Istirahatlah” kata Jodha sambil merenggangkan tubuhnya keluar dari pelukan Jalal, kemudian Jodha berlalu meninggalkan Jalal. Dalam perjalanannya menuju ke kamarnya sendiri, Jodha mampir memasuki kamar Salim, dilihatnya anaknya sedang tidur sambil meringis kesakitan, Jodha mendekatinya dan duduk di sebelah Salim, “Salim, apa yang terjadi sayang ??? ibu ada disini untukmu” bisik Jodha sambil mencium kening Salim, tiba tiba dalam tidurnya Salim memegang tangan Jodha, Jodha tak kuasa menahan emosinya, Jodha berusaha menahan tangisnya, dadanya terasa sesak tapi ditahannya sekuat tenaga, dalam hatinya berkata : “Jika kau bangun, kau gak akan membiarkan ibu dekat denganmu, nak … bahkan duduk disebelahmu saja ibu gak boleh, kau sangat marah padaku, ibu berharap kau mau memaafkan ibu dan memeluk ibu seperti dulu … ibu gak tahu siapa yang telah berbuat jahat yang ingin memisahkan kita” bathin Jodha sedih.
keesokan harinya Jodha sedang berdandan dibantu oleh Zakira, “Hari ini saya akan merubah semua jarak antara saya dan anakku, Zakira … saya akan memasakkan makanan buat Salim hari ini dan saya akan membuat ayah dan anak makan bersama sama” kata Jodha, “Itu ide yang bagus, Ratu Jodha” ujar Zakira sambil terus asyik mengepang rambut Jodha, “Kami memang harus bersama sama layaknya sebuah keluarga, Zakira … ada Raja, Mariam Uz Zamani dan Pewaris tahta Kerajaan” kata Jodha lagi, tiba tiba seorang tukang masak Kerajaan datang tergopoh gopoh menemui Jodha setelah mendapatkan ijin untuk masuk ke kamar Jodha, tukang masak itu langsung bersimpuh dikaki Jodha sambil menangis, Jodha dan Zakira kaget melihatnya, “Yang Mulia Ratu, toloooong … selamatkan anak hamba, dia juga tukang masak istana” ujar tukang masak tadi, Jodha langsung menyuruhnya berdiri dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, “Hari ini dia telah membuat kesalahan, dia menambahkan sedikit bumbu kedalam makanan, kemudian Ratu Rukayah mencicipinya dan sekarang Ratu Rukayah sedang menghukumnya …. Tolong selamatkan dia, Yang Mulia Ratu” pinta tukang masak dengan mengiba, Jodha langsung beranjak keluar setelah mendengar cerita tukang masak tersebut.
Dihalaman istana, Jodha yang diikuti oleh Zakira dan tukang masak tadi menemui Rukayah yang sedang mencambuk seorang pelayan dengan cambuknya ditemani oleh Hoshiyar pelayan setianya. Melihat kedatangan Jodha, Rukayah menyengir sinis, “Aku tahu mengapa kau kesini ? tapi jangan campuri urusanku ! saya akan mengurus tukang masak ini !!” kata Rukayah dengan nada kurang senang sambil mengayunkan cambuk yang dipegangnya tadi, belum sampai cambuk itu mengenai si anak tukang masak, Jodha langsung memegang cambuk itu dengan tangannya erat, “Apakah dengan cara ini kau mengatasinya ?” tanya Jodha kemudian Jodha meminta Zakira untuk membawa anak tukang masak itu ke tabib, “Hukumannya belum selesai, Ratu Jodha ! dia telah berbuat kesalahan !” bentak Rukayah, “Apa kesalahannya ? apakah karena memberikan bumbu yang kurang ?” tanya Jodha tegas, “Aku yang memutuskan hukumannya, Ratu Jodha !” hardik Rukayah, kemudian Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk melanjutkan memukuli anak tukang masak itu sampai dia gak sadarkan diri. “Tidak ada seorangpun yang boleh melukainya !” bentak Jodha, “Apa kau lupa, Ratu Jodha … bahwa Hareem ini dibawah kekuasaanku !” bentak Rukayah lagi, dengan sedikit mendongakkan kepala Jodha membalas ucapan Rukayah barusan “Lalu … apakah kau juga lupa, Ratu Rukayah … bahwa saya adalah Mariam Uz Zamani, seluruh Negeri India ini ada dibawah kekuasaanku termasuk kau juga, jika saya meminta untuk menghentikan semua hukuman maka itu harus dihentikan ! saya memerintahkan hal itu mulai hari ini ! dan sebelum memberikan hukuman apapun, kau harus meminta persetujuanku terlebih dahulu, Ratu Rukayah” tegas Jodha, kemudian Jodha menyuruh Zakira untuk membawa anak tukang masak itu ke tabib, Zakirapun segera menuruti perintah Jodha dan membawa anak tukang masak itu ke tabib, diikuti oleh ibu si tukang masak. “Apa yang kau lakukan ini gak benar, Ratu Jodha !” ujar Rukayah kemudian berlalu dari hadapan Jodha dengan muka masam.
Siang itu Jalal sedang ngobrol bersama Maan Sigh dan Rahim diteras samping istana, “Ada masalah di Negara bagian, Yang Mulia … saya akan pergi kesana” ujar Maan Sigh, “Aku akan menemaninya juga, Yang Mulia” kata Rahim, “Baiklah … “ kata Jalal , tepat pada saat itu Rukayah datang menghampiri mereka dengan wajah yang sedang meredam kemarahan, “Aku ingin bicara denganmu, Jalal” kata Rukayah, menyadari ada hal yang sangat pribadi yang hendak dikatakan oleh Rukayah, Jalal menyuruh Maan Sigh dan Rahim pergi meninggalkan mereka berdua, kemudian merekapun berlalu. “Ada apa Rukayah ?” tanya Jalal penasaran, “Katakan padaku Jalal, apa fungsiku di Kesultanan Mughal ?” Rukayah balik bertanya, “Siapa yang mengatakan padamu ?” tanya Jalal lagi, “Apa posisiku disini, Jalal ?” tanya Rukayah dengan nada tinggi, “Kamu adalah Ratu Mughal, kau adalah istri pertamaku dan juga temanku, ada masalah apa Rukayah ?” tanya Jalal lagi, “Banyak hal yang terjadi, Jalal … mereka menunjukkan saya kedudukan yang rendah, mereka pikir saya gak mempunyai fungsi disini karena saya gak mempunyai anak, Jalal” kata Rukayah, “Siapa yang mengatakan seperti itu, Rukayah ?” tanya Jalal penasaran, “Mariam Uz Zamani, dia menggunakan kekuatannya dan menghina aku, Jalal … sebenarnya saya gak terpengaruh pada penghinaanya ini sebagaimana orang lain bisa saja berfikir bahwa saya gak mempunyai fungsi didalam istana, saya akan berada disini bersama dengan para pelayan yang tinggal diistana ini dibawah perintahmu dan perintah Mariam Uz Zamani” jelas Rukayah, “Tidak seperti itu, Rukayah” ujar Jalal, “Baiklah, kalau begitu … tulisalah sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa perintah Mariam Uz Zamani gak akan berlaku untukku, atau saya akan meninggalkan istana ini karena saya gak dihargai disini, Jalal” kata Rukayah sambil menangis kemudian berlalu dari hadapan Jalal.
Dikamar Rukayah, Rukayah sedang asyik menikmati hookahnya ditemani oleh Hoshiyar pelayan setianya, “Ratu Rukayah, saya akan selalu menemanimu kemanapun kau pergi” ujar Hoshiyar, “Aku gak akan pergi kemana mana, Hoshiyar …. Jodha bisa saja menjadi Mariam Uz Zamani tapi Jalal pasti akan mendukungku untuk permasalahan ini” kata Rukayah, “Tapi tadi kau mengatakan ke Yang Mulia bahwa kau akan meninggalkan istana ?” tanya Hoshsiyar, “Aku kenal Jalal, Hoshiyar … dia gak akan membiarkanku pergi kemanapun, itulah mengapa saya memperingatinya, sekarang Jodha harus menarik kembali semua keputusannya dan mulai dari sekarang semua keputusannya gak akan berlaku untukku !” kata Rukayah sinis.
Keesokan harinya diruang keluarga, Jalal sedang berkumpul dengan para istrinya, semua ratu hadir disana kecuali Jodha, “Aku harap kalian mengerti bahwa apa yang diputuskan Ratu Jodha kemarin itu adalah benar” kata Jalal kepada para istrinya, semuanya bisa menerima keputusan Jalal kecuali Rukayah yang sangat terkejut mendengarnya, “Kita gak bisa menghukum para pelayan untuk semua kesalahan, kita bisa saja mengabaikan kesalahan kesalahan kecil yang mereka perbuat, dia juga seorang manusia yang bisa saja memberikan bumbu yang kurang pada sebuah makanan” kata Jalal lagi sambil memandang para ratunya satu persatu, “Ratu Jodha telah mengampuninya dalam posisinya sebagai Mariam Uz Zamani” kata Jalal lagi, “Jadi maksudmu … saya harus meninggalkan istana ini ?” tanya Rukayah dengan nada tinggi, “Bukan begitu maksudku, Ratu Rukayah … tapi kau sendiri yang memberikan kondisi itu dan jika kau gak mengikutinya, itu adalah keputusanmu sendiri” kata Jalal tenang sambil berlalu dari sana, Rukayah benar benar sangat terkejut mendengarnya. Salima yang memperhatikan Rukayah sedari tadi langsung menghampiri Rukayah, “Ratu Rukayah, jangan buat masalah kecil menjadi besar, dan jangan pernah berfikiran akan pergi dari sini, Yang Mulia dan Ratu Jodha benar” kata Salima, “Jika dia seorang Raja Mughal, maka saya juga seorang Mughal ! saya akan tetap pada pendirianku, saya gak akan tinggal disini dimana saya gak dihargai ! saya akan meninggalkan tempat ini !” ujar Rukayah dengan mata yang berkaca kaca.
Sementara itu berita soal rencana kepergian Rukayah sudah sampai ditelinga Hamida, “Bagaimana bisa dia akan meninggalkan tempat ini ?” tanya Hamida, “Dia bilang dia akan akan mendapatkan Farkandhi, bagaimana bisa dia meninggalkan tempat ini ?” tanya bibi Gulbadan juga, “Aku akan bicara sama Jalal, Rukayah gak boleh meninggalkan Agra !” ujar Hamida
Saat itu Hoshiyar juga memberitahu ke Salm tentang rencana kepergian Rukayah, “Kalau begitu, saya akan pergi juga, saya akan ikut dengan dia … katakan hal ini ke Yang Mulia Raja dan Mariam Uz Zamani !” kata Salim dan dalam hati Salim berkata : “Cuma ibu Rukayah yang mencintai saya dan ayah telah menjauhkan aku, saya gak akan membiarkan itu terjadi !” bathin Salim.
Dikamar Jodha, Zakira juga memberitahu Jodha tentang rencana kepergian Rukayah, “Hmmm … dia telah membesar besarkan masalah, saya harus segera menghentikannya !” kata Jodha sambil berlalu dari kamarnya.
Di kamar Rukayah, saat itu Hoshiyar sedang berkemas kemas, dia mengeluarkan semua baju baju Rukayah dari dalam lemari, “Hoshiyar, gak usah membawa barang apa apa dari istana ! saya gak akan membawa apapun, baik itu makanan atau pakaian dari istana, saya ingin menunjukkan bahwa saya gak akan mengandalkan Jalal dan Jodha !” bentaknya kepelayan setianya itu, tiba tiba Jodha datang memasuki kamar Rukayah, “Kamu pasti datang kesini untuk memastikan apa saja yang akan saya bawa dari sini !” kata Rukayah pedas, “Jangan khawatir, saya gak akan membawa apapun !” kata Rukayah lagi, “Hoshiyar ! gak perlu berkemas kemas !” perintah Jodha, Hoshiyarpun langsung menghentikan aktifitasnya tersebut. “Kamu gak akan melakukan ini, Ratu Jodha !” kata Rukayah, “Yaa … sebagai Mariam Uz Zamani saya bisa menghentikan semuanya, Ratu Rukayah” kata Jodha lagi, “Apakah kau lupa dengan keputusanmu yang gak akan berlaku untukku, jadi saya akan meninggalkan tempat ini !” ujar Rukayah marah, segera Jodha mendekati Rukayah dan menyuruhnya untuk duduk tapi kemudian Rukayah berdiri kembali, “Jangan sentuh saya ! saya juga istrinya Jalal !” bentak Rukayah, “Iyaa … kau juga temannya !” kata Jodha, “Itulah mengapa dia menyuruhku pergi !” bentak Rukayah lagi, “Ratu Rukayah, kau telah salah paham” bujuk Jodha, “Aku sudah gak dihargai disini, jadi lebih baik saya pergi !” ujar Rukayah masih dengan nada tinggi, “Ratu Rukayah, tolong pikirkan tentang Salim, bagaimana dia bisa hidup tanpa kau ? dia sangat mencintai kamu, saya gak ingin Salim jauh dari bariammi nya” bujuk Jodha, mendengar nama Salim disebut, Rukayah langsung menangis kemudian Jodha merengkuhnya dalam pelukannya erat, “Aku tahu kau juga gak bisa hidup tanpa Salim, jadi tolong … hentikan” bujuk Jodha lagi, Rukayah yang masih dalam pelukan Jodha langsung menyeka air matanya dan tersenyum sinis kembali dibelakang Jodha....BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 392
Dihalaman istana, Jodha yang diikuti oleh Zakira dan tukang masak tadi menemui Rukayah yang sedang mencambuk seorang pelayan dengan cambuknya ditemani oleh Hoshiyar pelayan setianya. Melihat kedatangan Jodha, Rukayah menyengir sinis, “Aku tahu mengapa kau kesini ? tapi jangan campuri urusanku ! saya akan mengurus tukang masak ini !!” kata Rukayah dengan nada kurang senang sambil mengayunkan cambuk yang dipegangnya tadi, belum sampai cambuk itu mengenai si anak tukang masak, Jodha langsung memegang cambuk itu dengan tangannya erat, “Apakah dengan cara ini kau mengatasinya ?” tanya Jodha kemudian Jodha meminta Zakira untuk membawa anak tukang masak itu ke tabib, “Hukumannya belum selesai, Ratu Jodha ! dia telah berbuat kesalahan !” bentak Rukayah, “Apa kesalahannya ? apakah karena memberikan bumbu yang kurang ?” tanya Jodha tegas, “Aku yang memutuskan hukumannya, Ratu Jodha !” hardik Rukayah, kemudian Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk melanjutkan memukuli anak tukang masak itu sampai dia gak sadarkan diri. “Tidak ada seorangpun yang boleh melukainya !” bentak Jodha, “Apa kau lupa, Ratu Jodha … bahwa Hareem ini dibawah kekuasaanku !” bentak Rukayah lagi, dengan sedikit mendongakkan kepala Jodha membalas ucapan Rukayah barusan “Lalu … apakah kau juga lupa, Ratu Rukayah … bahwa saya adalah Mariam Uz Zamani, seluruh Negeri India ini ada dibawah kekuasaanku termasuk kau juga, jika saya meminta untuk menghentikan semua hukuman maka itu harus dihentikan ! saya memerintahkan hal itu mulai hari ini ! dan sebelum memberikan hukuman apapun, kau harus meminta persetujuanku terlebih dahulu, Ratu Rukayah” tegas Jodha, kemudian Jodha menyuruh Zakira untuk membawa anak tukang masak itu ke tabib, Zakirapun segera menuruti perintah Jodha dan membawa anak tukang masak itu ke tabib, diikuti oleh ibu si tukang masak. “Apa yang kau lakukan ini gak benar, Ratu Jodha !” ujar Rukayah kemudian berlalu dari hadapan Jodha dengan muka masam.
Siang itu Jalal sedang ngobrol bersama Maan Sigh dan Rahim diteras samping istana, “Ada masalah di Negara bagian, Yang Mulia … saya akan pergi kesana” ujar Maan Sigh, “Aku akan menemaninya juga, Yang Mulia” kata Rahim, “Baiklah … “ kata Jalal , tepat pada saat itu Rukayah datang menghampiri mereka dengan wajah yang sedang meredam kemarahan, “Aku ingin bicara denganmu, Jalal” kata Rukayah, menyadari ada hal yang sangat pribadi yang hendak dikatakan oleh Rukayah, Jalal menyuruh Maan Sigh dan Rahim pergi meninggalkan mereka berdua, kemudian merekapun berlalu. “Ada apa Rukayah ?” tanya Jalal penasaran, “Katakan padaku Jalal, apa fungsiku di Kesultanan Mughal ?” Rukayah balik bertanya, “Siapa yang mengatakan padamu ?” tanya Jalal lagi, “Apa posisiku disini, Jalal ?” tanya Rukayah dengan nada tinggi, “Kamu adalah Ratu Mughal, kau adalah istri pertamaku dan juga temanku, ada masalah apa Rukayah ?” tanya Jalal lagi, “Banyak hal yang terjadi, Jalal … mereka menunjukkan saya kedudukan yang rendah, mereka pikir saya gak mempunyai fungsi disini karena saya gak mempunyai anak, Jalal” kata Rukayah, “Siapa yang mengatakan seperti itu, Rukayah ?” tanya Jalal penasaran, “Mariam Uz Zamani, dia menggunakan kekuatannya dan menghina aku, Jalal … sebenarnya saya gak terpengaruh pada penghinaanya ini sebagaimana orang lain bisa saja berfikir bahwa saya gak mempunyai fungsi didalam istana, saya akan berada disini bersama dengan para pelayan yang tinggal diistana ini dibawah perintahmu dan perintah Mariam Uz Zamani” jelas Rukayah, “Tidak seperti itu, Rukayah” ujar Jalal, “Baiklah, kalau begitu … tulisalah sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa perintah Mariam Uz Zamani gak akan berlaku untukku, atau saya akan meninggalkan istana ini karena saya gak dihargai disini, Jalal” kata Rukayah sambil menangis kemudian berlalu dari hadapan Jalal.
Dikamar Rukayah, Rukayah sedang asyik menikmati hookahnya ditemani oleh Hoshiyar pelayan setianya, “Ratu Rukayah, saya akan selalu menemanimu kemanapun kau pergi” ujar Hoshiyar, “Aku gak akan pergi kemana mana, Hoshiyar …. Jodha bisa saja menjadi Mariam Uz Zamani tapi Jalal pasti akan mendukungku untuk permasalahan ini” kata Rukayah, “Tapi tadi kau mengatakan ke Yang Mulia bahwa kau akan meninggalkan istana ?” tanya Hoshsiyar, “Aku kenal Jalal, Hoshiyar … dia gak akan membiarkanku pergi kemanapun, itulah mengapa saya memperingatinya, sekarang Jodha harus menarik kembali semua keputusannya dan mulai dari sekarang semua keputusannya gak akan berlaku untukku !” kata Rukayah sinis.
Keesokan harinya diruang keluarga, Jalal sedang berkumpul dengan para istrinya, semua ratu hadir disana kecuali Jodha, “Aku harap kalian mengerti bahwa apa yang diputuskan Ratu Jodha kemarin itu adalah benar” kata Jalal kepada para istrinya, semuanya bisa menerima keputusan Jalal kecuali Rukayah yang sangat terkejut mendengarnya, “Kita gak bisa menghukum para pelayan untuk semua kesalahan, kita bisa saja mengabaikan kesalahan kesalahan kecil yang mereka perbuat, dia juga seorang manusia yang bisa saja memberikan bumbu yang kurang pada sebuah makanan” kata Jalal lagi sambil memandang para ratunya satu persatu, “Ratu Jodha telah mengampuninya dalam posisinya sebagai Mariam Uz Zamani” kata Jalal lagi, “Jadi maksudmu … saya harus meninggalkan istana ini ?” tanya Rukayah dengan nada tinggi, “Bukan begitu maksudku, Ratu Rukayah … tapi kau sendiri yang memberikan kondisi itu dan jika kau gak mengikutinya, itu adalah keputusanmu sendiri” kata Jalal tenang sambil berlalu dari sana, Rukayah benar benar sangat terkejut mendengarnya. Salima yang memperhatikan Rukayah sedari tadi langsung menghampiri Rukayah, “Ratu Rukayah, jangan buat masalah kecil menjadi besar, dan jangan pernah berfikiran akan pergi dari sini, Yang Mulia dan Ratu Jodha benar” kata Salima, “Jika dia seorang Raja Mughal, maka saya juga seorang Mughal ! saya akan tetap pada pendirianku, saya gak akan tinggal disini dimana saya gak dihargai ! saya akan meninggalkan tempat ini !” ujar Rukayah dengan mata yang berkaca kaca.
Sementara itu berita soal rencana kepergian Rukayah sudah sampai ditelinga Hamida, “Bagaimana bisa dia akan meninggalkan tempat ini ?” tanya Hamida, “Dia bilang dia akan akan mendapatkan Farkandhi, bagaimana bisa dia meninggalkan tempat ini ?” tanya bibi Gulbadan juga, “Aku akan bicara sama Jalal, Rukayah gak boleh meninggalkan Agra !” ujar Hamida
Saat itu Hoshiyar juga memberitahu ke Salm tentang rencana kepergian Rukayah, “Kalau begitu, saya akan pergi juga, saya akan ikut dengan dia … katakan hal ini ke Yang Mulia Raja dan Mariam Uz Zamani !” kata Salim dan dalam hati Salim berkata : “Cuma ibu Rukayah yang mencintai saya dan ayah telah menjauhkan aku, saya gak akan membiarkan itu terjadi !” bathin Salim.
Dikamar Jodha, Zakira juga memberitahu Jodha tentang rencana kepergian Rukayah, “Hmmm … dia telah membesar besarkan masalah, saya harus segera menghentikannya !” kata Jodha sambil berlalu dari kamarnya.
Di kamar Rukayah, saat itu Hoshiyar sedang berkemas kemas, dia mengeluarkan semua baju baju Rukayah dari dalam lemari, “Hoshiyar, gak usah membawa barang apa apa dari istana ! saya gak akan membawa apapun, baik itu makanan atau pakaian dari istana, saya ingin menunjukkan bahwa saya gak akan mengandalkan Jalal dan Jodha !” bentaknya kepelayan setianya itu, tiba tiba Jodha datang memasuki kamar Rukayah, “Kamu pasti datang kesini untuk memastikan apa saja yang akan saya bawa dari sini !” kata Rukayah pedas, “Jangan khawatir, saya gak akan membawa apapun !” kata Rukayah lagi, “Hoshiyar ! gak perlu berkemas kemas !” perintah Jodha, Hoshiyarpun langsung menghentikan aktifitasnya tersebut. “Kamu gak akan melakukan ini, Ratu Jodha !” kata Rukayah, “Yaa … sebagai Mariam Uz Zamani saya bisa menghentikan semuanya, Ratu Rukayah” kata Jodha lagi, “Apakah kau lupa dengan keputusanmu yang gak akan berlaku untukku, jadi saya akan meninggalkan tempat ini !” ujar Rukayah marah, segera Jodha mendekati Rukayah dan menyuruhnya untuk duduk tapi kemudian Rukayah berdiri kembali, “Jangan sentuh saya ! saya juga istrinya Jalal !” bentak Rukayah, “Iyaa … kau juga temannya !” kata Jodha, “Itulah mengapa dia menyuruhku pergi !” bentak Rukayah lagi, “Ratu Rukayah, kau telah salah paham” bujuk Jodha, “Aku sudah gak dihargai disini, jadi lebih baik saya pergi !” ujar Rukayah masih dengan nada tinggi, “Ratu Rukayah, tolong pikirkan tentang Salim, bagaimana dia bisa hidup tanpa kau ? dia sangat mencintai kamu, saya gak ingin Salim jauh dari bariammi nya” bujuk Jodha, mendengar nama Salim disebut, Rukayah langsung menangis kemudian Jodha merengkuhnya dalam pelukannya erat, “Aku tahu kau juga gak bisa hidup tanpa Salim, jadi tolong … hentikan” bujuk Jodha lagi, Rukayah yang masih dalam pelukan Jodha langsung menyeka air matanya dan tersenyum sinis kembali dibelakang Jodha....BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 392