Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 134. Di aula sidang, Jalal memberi tahu semua orang kalau Ramtanu akan meninggalkan Agra dan pulang ke negerinya. Jalal mengumumkan, "para wanita di harem ingin memberikan hadiah pada Ramtanu, sebelum dia meninggalkan istana. -Ram menatap Jalal dengan tatapan sedikit sinis dan rasa ingin tahu- Isi petinya dengan uang dan perhiasan." beberapa orang dengan membawa nampan menghampiri Ramtanu. Di depan Ramtanu mereka membuka nampannya. Berbagai barang emas dan perhiasan ada di sana. Jalal menatap Ramtanu dengan bangga. tetapi Ramtanu dengan tatapan gak tertarik berkata, "yang mulia, saya hargai niat baik anda. tetapi maaf jika saya mengatakan ini, tetapi kamu telah menghinaku.." Semua orang menatap Ramtanu dengan heran. Ramtanu melanjutkan, "apakah koin emas ini bisa mengajariku musik? Apakah perhiasan ini akan memberikanku nada yang baru?" Jalal balas berkata, "nampaknya kamu membandingkan semua dengan musik." Ramtanu menyahut, "bagi seorang musisi, musik yang terpenting. Nampaknya anda membandingkan semuanya dengan emas dan perak. Maaf saya gak bisa terima hadiah dari anda." Jalal dengan tersinggung bertanya, "kenapa?" Ramtanu menjawab, "kami sudah mempunyai cukup emas.
saya datang kesini untuk mendapatkan rasa hormat dan pernghargaan dari anda. Dan saya sudah mendapatkan itu. Maaf, saya gak bisa membawa hadiah pemberian anda." Jalal memaksa, "aku takkan membiarkanmu pergi dari sini tanpa hadiah ini." Ramtanu menyahut, "yang mulia bisa menghukumku jika mau. tetapi saya tak akan membawa hadiah ini." Suasana menjadi tegang. Ramtanu memberi tanda pada pelayan agar membawa pergi semua hadiah itu. Jodha tampak berpikir, lalu dia mengambil kotak kecil yang di bawanya dan memberikannya pada Ramtanu sambil berkata, "Maestro, saya punya hadiah yang tak bisa anda tolak." Ramtanu menatap Jodha dengan senang dan penasaran. Ratu yang lain berikut Jalal menatap heran dan ingin tahu. Jodha membuka peti kecilnya. Sebuah kalung dengan liontin bertuliskan "Om" tersimpan didalamnya. Ramtanu tersenyum senang. Jodha berkata, "ini untuk anda. Ini caraku mengucapkan terima kasih." Ramtanu dengan senang hati menerima hadiah Jodha, "tentu, Yang Mulia. -Jalal menatap dengan penasaran- saya tak bisa menolak hadiah ini." Maham memutar matanya tak percaya. Hamida tersebyum gembira. Ramtanu memegang kalung itu di tanganya. Jalal melihatnya dan berkata, "itu juga terbuat dari emas, mengapa kamu menerimanya?" Ramtanu dengan bangga berkata, "tak peduli jika ini terbuat dari emas, Yang Mulia. Yang penting hadiah ini ada hubungannya dengan musik, ini "OM" Simbol musik di seluruh jagat raya. Ratu Jodhamu telah memberikanku penghargaan bagi seorang musisi. Dia telah memberikanku musik yang ada di dunia ini. 'Aum' adalah lambang Dewa Siwa. Perwujudan dari Nataraj yang di wakilkan oleh musik. Musik dimulai dengan 'AUM". saya lebih menghargai Aum dari seluruh harta di dunia ini." Jalal berkata, "aku harus memujimu, Ramtanu Shahab. PIkiranmu sungguh cemerlang, begitu juga dengan musikmu." Ramtanu melempar pujian pada Jodha, "pikiran Ratu Jodhamu yang cemerlang." Jalal mengabaikannya dan berkata pada Ramtanu, "aku ingin mendengar sesuatu sebelum kamu pergi." Ramtanu menyahut, "tidak, yang mulia. saya tak bisa memainkan musikku kapanpun anda mau. Musik sangat istimewa. Musik akan di mainkan pada saat yang tepat." Jalal tersenyum, "Ramtanu Sahab, saya terkesan dengan suaramu, saya pastikan kamu selalu diterima disini. Kali ini kamu datang atas perintah Raja. tetapi saya pastikan, suatu hari nanti kamu akan tinggal di agra selamanya." Ramtanu menyahut, "anda seorang raja yang terbaik. Anda bisa menaklukan negeri tetapi bukan musisi. Anda takkan bisa menaklukan musikku. Musik gak bisa di beli oleh siapapun. saya menganggap musik seperti tuhanku. Yang mulia, apakah seseorang bisa membeli tuhan? saya pergi. Pranam." Ram memberi salam pada Jalal yang mengangguk dan tersenyum. Jodha memberi salam pada Ram, Ram balas mengangguk dan beranjak pergi.
Jodha sedang berendam di dalam bathtub di dampingi moti dan beberapa pelayan yang membantunya mandi. Moti berkata, "Ramtanu menolak semua hadiah kecuali hadiah darimu..." Jodha menyahut, "aku yakin dia akan menyukai hadiah dariku. Seorang musisi akan menerima hadiah yang berkaitan dengan musik. tetapi yang mulia tak pernah mengerti keinginan semua orang. Dia mengharagai semuanya dengan harta." Mendengar komplen Jodha tentang jalal, Moti memutuskan untuk menyuruh semua pelayan pergi, "aku yang akan mencuci rambutnya." Jodha melirik para pelayan yang beranjak pergi sambil berkata, "aku tahu mengapa kamu menyuruh mereka pergi. Apa yang ingin kamu katakan?" Moti berkata, "Jodha, Yang Mulia gak akan memberimu bulu merak dan seruling krisna jika dia hanya memikirkan harta. gak adil jika menyebut beliau gak punya hati." Jodha menyahut, "dia mungkin punya hati, tetapi tak punya perasaan. Kalau dia punya perasaan, dia tak akan menyuruh Benazir duduk disebelahnya, dia juga tak akan memberikan gaunku untuk dipakainya." Moti bertanya, "apakah kamu akan berikan gaunmu pada Benazir dengan sukarela? gak akan, bukan?" Jodha dengan cepat menoleh kearah Moti, "Moti, kamu pelayanku atau pelayan yang Mulia? Kenapa kamu selalu membelanya? kamu tahu bagaimana dia memperlakukan aku. Kenapa kamu masih tetap membelanya?" Dengan tenang Moti bertanya, "apakah kamu kesal pada yang Mulia atau pada Benazir?" Jodha kembali memunggungi Moti dan bertanya, "apa maksudmu?" Moti berkata, "kuharap kamu gak marah padaku." Jodha menyahut, "kalau kamu mengatakan sesuatu yang salah, saya akan marah. Dan saya takkan bicara padamu, apa yang mau kamu katakan ?" Moti bertanya, "kau lebih kesal yang mana? Benazir memakai gaunmu atau benazir duduk disebelah yang mulia? Kurasa kamu sedikit posesif terhadap yang Mulia." Jodha menegur moti, "Moti, bukankah caramu bicara terlalu bebas?" Moti menjawab, "aku hanya bicara yang sebenarnya. saya bukan hanya pelayanmu, saya juga temanmu. saya tahu apa yang ada di pikiranmu. Jika kamu terlalu sering memikirkan seseorang, meski karena marah ataupun karena cinta. Itu menunjukan kalau kamu mempunyai rasa memiliki. kamu mempunyai sebuah ikatan." Jodha seperti gak senang mendengar pendapat Moti, "Moti, tinggalkan saya sendiri. Pergilah." Tanpa membantah, Moti segera meninggalkan Jodha.
Resham menari seperti Benazir, berputar-putar sambil menyanyikan lagu Ramtanu, "inn Aankhom mein" tiba-tiba Maham muncul dan Resham terlihat sedikit malu dan salah tingkah. Resham menyapa maham, "maaf nyonya,.." Maham bertanya, "Resham, apa yang kamu lakukan? Apa kamu sudah gila?" Resham menyahut, "nyonya, masalahnya adalah perdana menteri... -resham berlarti menghampiri Maham- Benazir membuat semua orang menjadi gila. Semua orang mengaguminya. Bahkan Yang Mulia sangat menyukainya." Maham dan Resham tertawa bahagia. Maham berkata, "Ratu Jodha juga terpengaruh dengan kehadirannya." Resham bertanya, "benarkah?" Maham menyahut dengan semangat, "ya. Dia cemburu padanya. Kecemburuan adalah perasaan yang terkuat. Ini sebuah permainan, terutama diantara wanita. Resham, kamu takkan paham apa yang kukatakan." kamu akan melihat kecemburuan yang terjadi antara Jalal, Benazir dan Jodha. Jika saya memainkannya dengan benar. Kali ini Ratu Jodha akan berpikir dengan hatinya gak akan menggunakan otaknya. Dan keptusan yang di buat dengan hati gak akan pernah berhasil." Resham bergosip, "aku dengar Yang Mulia ingin bertemu Benazir sore ini. Benazir sudah mempersiapkan diri." Maham bertanya dengan antusias, "benarkah? Ini kabar bagus! Wah..aku senang medengarnya. -maham menoleh pada Resham- Darimana kamu tahu kabar ini?" Resham tertawa, "aku belajar trik ini dari anda, seperti cara anda mendapatkan info politik, saya mendapatkan kabar ini dari harem." Maham berkata, "ini patut di hargai. -memberikan sesuatu pada Resham- ini untuk memberikan saya kabar ini." Resham menerima apa yang di berikan Maham dan memakannya dengan lahap. Kata Maham lagi, "sekarang lanjutkan tugasmu dengan baik. Lihat apa yang terjadi dengan Ratu Jodha setelah Benazir memikat jalal. Ratu Jodha akan menerima akibatnya. Karena sudah menentang perbuatan putraku. Adham Khan di permalukan di depan semua orang karena Ratu Jodha. Kini saatnya saya balas dendam dengan menggunakan Benazir sebagai bonekaku. Jalal telah menjadikan dia salah satu istri tertua, saya akan pastikan dia takkan lagi mendapatkan kedudukan. saya akan lakukan itu."
Jodha sedang duduk di taman sambil memberi makan merpati. tetapi pikirannya melayang-layang membayangkan kedekatan Jalal dengan benazir. Dia ingat ketika jalal mempermalukannya di pesta dengan menyuruh Benazir duduk di sampingnya. Dia juga ingat bagaimana Jalal mengajari Benazir bermain pedang. Tiba-tiba Benazir yang sesungguhnya datang menghampiri Jodha. Jodha tak menghiraukannya. Karena Benazir memberi salam, Jodha terpaksa membalas salamnya meski dengan anggukan kepala. Benazir berkata, "maaf mengganggumu, Yang Mulia Ratu." Dengan gak berminat, Jalal bertanya, "katakan ada apa kesini?" Benazir menjawab, "maaf karena saya sudah memakai gaunmu. tetapi saya harus mematuhi perintah Yang Mulia. Jika tidak, saya tak pantas untuk memakai gaun ratu. saya kesini untuk mengembalikannya." Jodha menyahut, "kau boleh menyimpannya, jika kamu tak keberatan memakai gaun orang lain." Benazir tersenyum dan menjawab, "dengan senang hati. saya sama sekali gak keberatan mengambil apapun yang jadi milikmu. Lihatlah, bukankah gelang ini milikmu juga? Kuharap kamu tak keberatan saya memakainya. Maksudku adalah hadiah ini tadinya untukmu..." Jodha memotong cepat, "Raja kerajaan Mughal bisa memberikan hadiah pada pelayannya jika dia senang." Benazir membalas, "benar, tetapi nanti ada Ratu yang marah, jika seorang raja menyuruh pelayan duduk disebelahnya. Kuharap ini tak menyebabkan masalah antara kalian berdua.." Jodha menyahut cepat, "ini adalah masalah antara suami istri. Orang lain tak boleh ikut campur." Benazir tersenyum dan berkata, "ratu Jodha, menurutmu saya ikut campur dalam hubunganmu? gak yang mulia ratu, saya tak berniat melakukan itu. Kurasa Yang Mulia menyukaiku. Dia ingin bertemu denganku lagi. Yang mulia akan menemuiku lagi." Jodha melirik Benazir dengan sudut matanya lalu memandang merpati yang sedang makan sambil berkata, "kau lihat burung merpati itu? kadang-kadang raja memberinya makan kapanpun dia mau, kita bodoh jika menganggap burung merpati ini istimewa karena dia memberinya makan." Lalu tanpa bicara apa-apa lagi, Jodha mengajak Moti dan pelayan lainnya untuk pergi. Sepeninggal Jodha, Benazir memberitahu Zakira, "zakira, kurasa saya tahu yang mengganggu Ratu jodha." Zakira menegur Benazir, "Kurasa kamu hanya membuang-buang waktu saja. kamu menyimpang dari tujuanmu." Benazir menyahut, "aku gak menyimpang dari tujuanku dan saya tahu bagaimana mendapatkannya. -Benazir mengambil biji jagung- Sangat mudah untuk menangkap burung. Saat saya mendekat untuk menlempar makanan. Waktu yang akan bicara. siapa yang lebih di sayang oleh yang mulia." Zakira bertanya, "mengapa kamu mengganggu Ratu Jodha? Jika kamu sudah dekat dengan yang mulia?" Benazir menajwab, "aku akan mengambil kesempatan dalam percekcokan antara yang mulia dan Ratu Jodha."
Di penjara, Sharifudin membangunkan Adham yang sedang tidur. Adham tersentak bangun dan bertanya, "Sharifudin, mengapa kamu mengganggu tidurku? Apa yang terjadi? Ada masalah apa? Biarkan saya tidur." Sharif dengan kesal menjawab, "kau ingin tidur? saya sudah gak tahan berada di tahanan kenapa kamu bisa tenang?" Adham sambil tersenyum tetapi tetap memejamkan mata berkata, "apa lagi yang bisa kita lakukan?" Sharif menyahut, "banyak. Kita bisa menyusun strategi untuk keluar dari sini. kamu ingin tinggal di penjara ini seumur hidup?" Adham tertawa dan bangkitt dari tidurnya, "sharifudin, kamu pikir saya bodoh? saya sudah mencoba berbagai cara. tetapi kita tak bisa melarikan diri dari sini. Tak ada yang bisa kita lakukan." Sharif bertanya, "apakah ibu mu gak bisa membantu kita? Dia bisa membebaskan kita, dia adalah perdana menteri. Kurasa dia lebih memikirkan jabatannya daripada dirimu.." Adham gak terima dan membentak, "Sharifudin!" Adham berdiri dan meraih tangan Sharif, Jemari mereka saling terkait dan keduanya saling adu kekuatan. Adham berkata, "aku akan membunuhmu jika kamu mneyinggung ibuku lagi!" Sharif membalas dengan tak kalah geramnya, "aku akan membunuhmu! kamu tak bisa melihat kebenaran Adam!" Adham menjawab, "aku gak bodoh, tetapi saya tahu kamu pengecut. Yang melarikan diri dan meninnggalkan semuanya." Sharif menyahut, "aku memang pengecut. tetapi kenapa kita bertengkar?" Adham menjawab, "kau yang memulainya! -adham melepaskan tangan Sharif- Dan saya tahu ibuku akan melakukan sesuatu untuk membebaskan kita."
Di kamarnaya, maham sedang menangis karena merindukan Adham. Maham berkata, "aku belum melihat Adham selama berhari-hari. Sebagai seorang ibu, saya kurang beruntung. Perintahku membuat putraku menderita. Maafkan saya Adham. kamu keliru kalau berpikir saya gak merindukanmu. saya sangat merindukanmu setiap hari. kamu pasti berpikir saya tak berbuat apapun untuk membebaskanmu. Percayalah saya sedang mencari cara, saya sedang mencari kesempatan. saya akan membebaskanmu secepat mungkin. saya sungguh merindukanmu. saya berusaha membebaskanmu." Tiba-tiba Jalal sudah berdiri di samping Maham. Maham menoleh dan dengan cepat menghapus airmatanya sambil mengucapkan salam, "assalamualaikum, Jalal." Jalal menatap Maham dengan prihatin. Maham menangis tersedu-sedu, Jalal segera memeluknya. Jalal menatap Maham dengan penuh kasih sayang, "kau menangis karena adham khan?" Maham sambil menanggis menyahut, "aku gak tahan, lagipula saya adalah ibunya. Maafkan aku! saya tak bisa hentikan airmata ini. Ada saat dimana dia membuatku bangga ketika menjadi komandan di Malwa. tetapi sekarang dia adalah seorang pelau kejahatan dan mendapat hukuman. Oh ya Allah, berilah saya kekuatan." Tiba-tiba Maham menghapus airmatanya dan menghentikan tangisnya sambil berkata, "ini bukan berarti saya bersimpati padanya. saya menangis karena saya ibunya, dan sebagai perdana menteri saya pastikan dia akan mendapat hukuman. Jika perlu, saya akan menghukumnya lebih berat. Tiap kali datang kesini, Jalal. saya gak tahan dengan berpikir sebagai seorang ibu.." Jalal terlihat larut dalam kesedihan Magam anga. Dalam hati maham berkata, "kuharap air mataku ini berhasil mempengaruhinya." Lalu masih dengan sandiwaranya, maham berkata, "alhamdulilah, tuhan telah berikan putra sepertimu, Jalal. saya sungguh bahagia." Jalal mengelus pundak maham dan berkata, "badi ami saya mengerti perasaanmu. Oleh karena itu, kamu punya kebebasan untuk bertemu dengan Adham Khan kapanpun kamu mau." Maham menangis haru, "terima kasih Jalal. Terima kasih banyak." Jalal bertanya, "kenapa kamu menangis, badi ami?" Maham menyahut, saya tersentuh dengan niat baikmu. kamu penuh pengertian. kamu menjagaku, tetapi saya tahu kamu gak bahagia. Apakah kamu senang saat Jodha mengirimkamu surat untuk datang keruangannya? saya kira percekcokanmu semakin besar. tetapi ratu Jodha memanggilmu dan membuatmu malu. Apakah ini caranya menjalankan tugas sebagai seorang istri?" Jalal mengangkat tanganya, "Maham anga, saya tak ingin membahas masalah ini. saya akan pastikan, saya akan balas dendam atas penghinaan ini."BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 135
Jodha sedang berendam di dalam bathtub di dampingi moti dan beberapa pelayan yang membantunya mandi. Moti berkata, "Ramtanu menolak semua hadiah kecuali hadiah darimu..." Jodha menyahut, "aku yakin dia akan menyukai hadiah dariku. Seorang musisi akan menerima hadiah yang berkaitan dengan musik. tetapi yang mulia tak pernah mengerti keinginan semua orang. Dia mengharagai semuanya dengan harta." Mendengar komplen Jodha tentang jalal, Moti memutuskan untuk menyuruh semua pelayan pergi, "aku yang akan mencuci rambutnya." Jodha melirik para pelayan yang beranjak pergi sambil berkata, "aku tahu mengapa kamu menyuruh mereka pergi. Apa yang ingin kamu katakan?" Moti berkata, "Jodha, Yang Mulia gak akan memberimu bulu merak dan seruling krisna jika dia hanya memikirkan harta. gak adil jika menyebut beliau gak punya hati." Jodha menyahut, "dia mungkin punya hati, tetapi tak punya perasaan. Kalau dia punya perasaan, dia tak akan menyuruh Benazir duduk disebelahnya, dia juga tak akan memberikan gaunku untuk dipakainya." Moti bertanya, "apakah kamu akan berikan gaunmu pada Benazir dengan sukarela? gak akan, bukan?" Jodha dengan cepat menoleh kearah Moti, "Moti, kamu pelayanku atau pelayan yang Mulia? Kenapa kamu selalu membelanya? kamu tahu bagaimana dia memperlakukan aku. Kenapa kamu masih tetap membelanya?" Dengan tenang Moti bertanya, "apakah kamu kesal pada yang Mulia atau pada Benazir?" Jodha kembali memunggungi Moti dan bertanya, "apa maksudmu?" Moti berkata, "kuharap kamu gak marah padaku." Jodha menyahut, "kalau kamu mengatakan sesuatu yang salah, saya akan marah. Dan saya takkan bicara padamu, apa yang mau kamu katakan ?" Moti bertanya, "kau lebih kesal yang mana? Benazir memakai gaunmu atau benazir duduk disebelah yang mulia? Kurasa kamu sedikit posesif terhadap yang Mulia." Jodha menegur moti, "Moti, bukankah caramu bicara terlalu bebas?" Moti menjawab, "aku hanya bicara yang sebenarnya. saya bukan hanya pelayanmu, saya juga temanmu. saya tahu apa yang ada di pikiranmu. Jika kamu terlalu sering memikirkan seseorang, meski karena marah ataupun karena cinta. Itu menunjukan kalau kamu mempunyai rasa memiliki. kamu mempunyai sebuah ikatan." Jodha seperti gak senang mendengar pendapat Moti, "Moti, tinggalkan saya sendiri. Pergilah." Tanpa membantah, Moti segera meninggalkan Jodha.
Resham menari seperti Benazir, berputar-putar sambil menyanyikan lagu Ramtanu, "inn Aankhom mein" tiba-tiba Maham muncul dan Resham terlihat sedikit malu dan salah tingkah. Resham menyapa maham, "maaf nyonya,.." Maham bertanya, "Resham, apa yang kamu lakukan? Apa kamu sudah gila?" Resham menyahut, "nyonya, masalahnya adalah perdana menteri... -resham berlarti menghampiri Maham- Benazir membuat semua orang menjadi gila. Semua orang mengaguminya. Bahkan Yang Mulia sangat menyukainya." Maham dan Resham tertawa bahagia. Maham berkata, "Ratu Jodha juga terpengaruh dengan kehadirannya." Resham bertanya, "benarkah?" Maham menyahut dengan semangat, "ya. Dia cemburu padanya. Kecemburuan adalah perasaan yang terkuat. Ini sebuah permainan, terutama diantara wanita. Resham, kamu takkan paham apa yang kukatakan." kamu akan melihat kecemburuan yang terjadi antara Jalal, Benazir dan Jodha. Jika saya memainkannya dengan benar. Kali ini Ratu Jodha akan berpikir dengan hatinya gak akan menggunakan otaknya. Dan keptusan yang di buat dengan hati gak akan pernah berhasil." Resham bergosip, "aku dengar Yang Mulia ingin bertemu Benazir sore ini. Benazir sudah mempersiapkan diri." Maham bertanya dengan antusias, "benarkah? Ini kabar bagus! Wah..aku senang medengarnya. -maham menoleh pada Resham- Darimana kamu tahu kabar ini?" Resham tertawa, "aku belajar trik ini dari anda, seperti cara anda mendapatkan info politik, saya mendapatkan kabar ini dari harem." Maham berkata, "ini patut di hargai. -memberikan sesuatu pada Resham- ini untuk memberikan saya kabar ini." Resham menerima apa yang di berikan Maham dan memakannya dengan lahap. Kata Maham lagi, "sekarang lanjutkan tugasmu dengan baik. Lihat apa yang terjadi dengan Ratu Jodha setelah Benazir memikat jalal. Ratu Jodha akan menerima akibatnya. Karena sudah menentang perbuatan putraku. Adham Khan di permalukan di depan semua orang karena Ratu Jodha. Kini saatnya saya balas dendam dengan menggunakan Benazir sebagai bonekaku. Jalal telah menjadikan dia salah satu istri tertua, saya akan pastikan dia takkan lagi mendapatkan kedudukan. saya akan lakukan itu."
Jodha sedang duduk di taman sambil memberi makan merpati. tetapi pikirannya melayang-layang membayangkan kedekatan Jalal dengan benazir. Dia ingat ketika jalal mempermalukannya di pesta dengan menyuruh Benazir duduk di sampingnya. Dia juga ingat bagaimana Jalal mengajari Benazir bermain pedang. Tiba-tiba Benazir yang sesungguhnya datang menghampiri Jodha. Jodha tak menghiraukannya. Karena Benazir memberi salam, Jodha terpaksa membalas salamnya meski dengan anggukan kepala. Benazir berkata, "maaf mengganggumu, Yang Mulia Ratu." Dengan gak berminat, Jalal bertanya, "katakan ada apa kesini?" Benazir menjawab, "maaf karena saya sudah memakai gaunmu. tetapi saya harus mematuhi perintah Yang Mulia. Jika tidak, saya tak pantas untuk memakai gaun ratu. saya kesini untuk mengembalikannya." Jodha menyahut, "kau boleh menyimpannya, jika kamu tak keberatan memakai gaun orang lain." Benazir tersenyum dan menjawab, "dengan senang hati. saya sama sekali gak keberatan mengambil apapun yang jadi milikmu. Lihatlah, bukankah gelang ini milikmu juga? Kuharap kamu tak keberatan saya memakainya. Maksudku adalah hadiah ini tadinya untukmu..." Jodha memotong cepat, "Raja kerajaan Mughal bisa memberikan hadiah pada pelayannya jika dia senang." Benazir membalas, "benar, tetapi nanti ada Ratu yang marah, jika seorang raja menyuruh pelayan duduk disebelahnya. Kuharap ini tak menyebabkan masalah antara kalian berdua.." Jodha menyahut cepat, "ini adalah masalah antara suami istri. Orang lain tak boleh ikut campur." Benazir tersenyum dan berkata, "ratu Jodha, menurutmu saya ikut campur dalam hubunganmu? gak yang mulia ratu, saya tak berniat melakukan itu. Kurasa Yang Mulia menyukaiku. Dia ingin bertemu denganku lagi. Yang mulia akan menemuiku lagi." Jodha melirik Benazir dengan sudut matanya lalu memandang merpati yang sedang makan sambil berkata, "kau lihat burung merpati itu? kadang-kadang raja memberinya makan kapanpun dia mau, kita bodoh jika menganggap burung merpati ini istimewa karena dia memberinya makan." Lalu tanpa bicara apa-apa lagi, Jodha mengajak Moti dan pelayan lainnya untuk pergi. Sepeninggal Jodha, Benazir memberitahu Zakira, "zakira, kurasa saya tahu yang mengganggu Ratu jodha." Zakira menegur Benazir, "Kurasa kamu hanya membuang-buang waktu saja. kamu menyimpang dari tujuanmu." Benazir menyahut, "aku gak menyimpang dari tujuanku dan saya tahu bagaimana mendapatkannya. -Benazir mengambil biji jagung- Sangat mudah untuk menangkap burung. Saat saya mendekat untuk menlempar makanan. Waktu yang akan bicara. siapa yang lebih di sayang oleh yang mulia." Zakira bertanya, "mengapa kamu mengganggu Ratu Jodha? Jika kamu sudah dekat dengan yang mulia?" Benazir menajwab, "aku akan mengambil kesempatan dalam percekcokan antara yang mulia dan Ratu Jodha."
Di penjara, Sharifudin membangunkan Adham yang sedang tidur. Adham tersentak bangun dan bertanya, "Sharifudin, mengapa kamu mengganggu tidurku? Apa yang terjadi? Ada masalah apa? Biarkan saya tidur." Sharif dengan kesal menjawab, "kau ingin tidur? saya sudah gak tahan berada di tahanan kenapa kamu bisa tenang?" Adham sambil tersenyum tetapi tetap memejamkan mata berkata, "apa lagi yang bisa kita lakukan?" Sharif menyahut, "banyak. Kita bisa menyusun strategi untuk keluar dari sini. kamu ingin tinggal di penjara ini seumur hidup?" Adham tertawa dan bangkitt dari tidurnya, "sharifudin, kamu pikir saya bodoh? saya sudah mencoba berbagai cara. tetapi kita tak bisa melarikan diri dari sini. Tak ada yang bisa kita lakukan." Sharif bertanya, "apakah ibu mu gak bisa membantu kita? Dia bisa membebaskan kita, dia adalah perdana menteri. Kurasa dia lebih memikirkan jabatannya daripada dirimu.." Adham gak terima dan membentak, "Sharifudin!" Adham berdiri dan meraih tangan Sharif, Jemari mereka saling terkait dan keduanya saling adu kekuatan. Adham berkata, "aku akan membunuhmu jika kamu mneyinggung ibuku lagi!" Sharif membalas dengan tak kalah geramnya, "aku akan membunuhmu! kamu tak bisa melihat kebenaran Adam!" Adham menjawab, "aku gak bodoh, tetapi saya tahu kamu pengecut. Yang melarikan diri dan meninnggalkan semuanya." Sharif menyahut, "aku memang pengecut. tetapi kenapa kita bertengkar?" Adham menjawab, "kau yang memulainya! -adham melepaskan tangan Sharif- Dan saya tahu ibuku akan melakukan sesuatu untuk membebaskan kita."
Di kamarnaya, maham sedang menangis karena merindukan Adham. Maham berkata, "aku belum melihat Adham selama berhari-hari. Sebagai seorang ibu, saya kurang beruntung. Perintahku membuat putraku menderita. Maafkan saya Adham. kamu keliru kalau berpikir saya gak merindukanmu. saya sangat merindukanmu setiap hari. kamu pasti berpikir saya tak berbuat apapun untuk membebaskanmu. Percayalah saya sedang mencari cara, saya sedang mencari kesempatan. saya akan membebaskanmu secepat mungkin. saya sungguh merindukanmu. saya berusaha membebaskanmu." Tiba-tiba Jalal sudah berdiri di samping Maham. Maham menoleh dan dengan cepat menghapus airmatanya sambil mengucapkan salam, "assalamualaikum, Jalal." Jalal menatap Maham dengan prihatin. Maham menangis tersedu-sedu, Jalal segera memeluknya. Jalal menatap Maham dengan penuh kasih sayang, "kau menangis karena adham khan?" Maham sambil menanggis menyahut, "aku gak tahan, lagipula saya adalah ibunya. Maafkan aku! saya tak bisa hentikan airmata ini. Ada saat dimana dia membuatku bangga ketika menjadi komandan di Malwa. tetapi sekarang dia adalah seorang pelau kejahatan dan mendapat hukuman. Oh ya Allah, berilah saya kekuatan." Tiba-tiba Maham menghapus airmatanya dan menghentikan tangisnya sambil berkata, "ini bukan berarti saya bersimpati padanya. saya menangis karena saya ibunya, dan sebagai perdana menteri saya pastikan dia akan mendapat hukuman. Jika perlu, saya akan menghukumnya lebih berat. Tiap kali datang kesini, Jalal. saya gak tahan dengan berpikir sebagai seorang ibu.." Jalal terlihat larut dalam kesedihan Magam anga. Dalam hati maham berkata, "kuharap air mataku ini berhasil mempengaruhinya." Lalu masih dengan sandiwaranya, maham berkata, "alhamdulilah, tuhan telah berikan putra sepertimu, Jalal. saya sungguh bahagia." Jalal mengelus pundak maham dan berkata, "badi ami saya mengerti perasaanmu. Oleh karena itu, kamu punya kebebasan untuk bertemu dengan Adham Khan kapanpun kamu mau." Maham menangis haru, "terima kasih Jalal. Terima kasih banyak." Jalal bertanya, "kenapa kamu menangis, badi ami?" Maham menyahut, saya tersentuh dengan niat baikmu. kamu penuh pengertian. kamu menjagaku, tetapi saya tahu kamu gak bahagia. Apakah kamu senang saat Jodha mengirimkamu surat untuk datang keruangannya? saya kira percekcokanmu semakin besar. tetapi ratu Jodha memanggilmu dan membuatmu malu. Apakah ini caranya menjalankan tugas sebagai seorang istri?" Jalal mengangkat tanganya, "Maham anga, saya tak ingin membahas masalah ini. saya akan pastikan, saya akan balas dendam atas penghinaan ini."BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 135