Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 230

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 230. Sharifudin mengunjungi abu mali. Pengawal memberitahu Sharif kalau kondisi abu mali sangat memprihatinkan. Sharif segera masuk ke gubuk abu mali dengan penasaran. Di dalam, mali sedang di tangani tabib. Dia berteriak-teriak karena kesakitan. Sharif dengan sabar menunggu untuk melihat bagaimana kondisi abu mali. Setelah tabib meninggalkannya, barulah sharif tahu, apa yang dialami mali. Matanya buta sebelah akibat serangan Jalal. Mali mengadu, "Jalal memberikan saya luka ini agar saya ingat kekalahanku. tetapi saya akan membalasnya. saya akan membunuhnya!" Sharif berkata, "kau seharusnya berhati-hati. Jalal ksatria yang tangguh, kau gak boleh meremehkannya." dengan marah Mali membentak Sharifudin, "jangan taburkan garam ke lukaku, Sharifudin!" Sharifudin agak mengkeret di bentak Mali. Tiba-tiba Mali bangkit dan menghampiri Sharif, "atau mungkin kau yang harus menanggung hukuman untuk kesalahan Jalal." Sharif dengan sedikit gugup berkata kalau Mali salah paham, " saya sangat-sangat kesal melihatmu dalam kondisi seperti ini! Jangan kuatir, kami akan membalas dendam untuk Jalal karena telah melakukan ini." Mali menyahut, "tidak bisa. Kita gak bisa membalas dendam atau mengalahkannya. Mustahil untuk mengalahkan jalal. saya adalah sepupunya! tetapi dia gak mengampuni aku. Dia gak akan mengampunimu juga. Jalal telah menghancurkan satu mataku, jika saya mencoba menyerang dia lagi, dia akan membunuhku." Sharifudin meminta Mali agar gak putus asa. Karena kalau sampai dia menyerah, sharif gak tau apa yang di lakukannya. Karena sharif sangat percaya dengan kemampuan dan kekuatan Mali. Mendengar kata-kata Sharif, semangat Mali timbul lagi. Dia berjanji akan menghancurkan mata Jalal sebagai balas dendam dan menguasai agra. Sharif mengamini sumpah Mali. Sebelum pergi, Sharif meminta Mali beristirahat dan menyembuhkan diri dulu, nanti dia akan menemuinya lagi. Mali kembali mengerang menahan sakit.

Diluar pondok, Adham sedang menyandera pengawal yang menjadi anak buah Sharifudin dengan sebilah belati. Sharif terkejut dan bertanya, "apa yang kau lakukan di sini?" Adham balik bertanya, "kau terkejut? tetapi saya tidak. saya tau kau gak akan menerima kekalahan semudah itu. ~Adham mendorong tubuh pengawal~ saya tau kau akan melahirkan konspirasi baru. Lihat, saya di isni untuk mencari tau apa yang kau lakukan. ~Adham menyerigai ramah~ Jangan khawatir, saya gak datang kemari untuk menyakitimu. saya hanya ingin mencari tau, siapakah kawanmu untuk melawan Jalal. Masyaallah, adik ipar Jalal berkonspirasi untuk melawannya. Kau ingin membunuh Jalal..." Adham mengatakan kalau Sharif bodoh. Sebab jika membunuh jalal semudah itu, Jalal pasti sudah mati di tangannya sejak dulu. Sharif menyangkal semua perkataan Adham. Adham mengejeknya sjarif karena mengira adham gak tau apa yang di rencanakannya. Sharif kemudian mengakuinya dan berkata, "dengar Adham, saya punya harapan yang sama denganmu. Dan ini adalah kesempatan yang tepat untuk memenuhi keinginan kita. Daripada mengikuti Jalal, kau malah sibuk mengikuti aku." Adham menyahut kalau dia akan segera mendapatkan tahta. Sharif megejek, "bagaimana kalau kau membuat kesalahan lagi dan Jalal membunuhmu?" Adham dengan percaya diri mengatakan kalau dia punya perisai yang akan menyelamatkan dirinya, yaitu Maham anga. Adham memberitahu Sharif kalau dia datang untuk membuat kesepakatan dengannya. Mereka berdua akan bekerja sama dan sama-sama mendapatkan tahta. Adham suka Delhi, dan Sharif akan mendapat agra. Dan mereka juga akan memberikan apapun yang di inginkan oleh Abu Mali untuk bertahan. Sharif menatap adham dengan tatapan tak percaya dan bingung. Adham tertawa terbahak-bahak lalu pergi meninggalkan Sharif yang masih terlihat bingung.

Di istana, hamida sedang melakukan sholat pagi. Selesai sholat, Hamida berdoa, "ya allah, putr saya sedang melalui masa tersulit dalam hidupnya. Dia merasa sangat sakit. Hingga saya bahkan tak bisa menghilangkan rasa sakitnya. Hanya kau yang bisa memandunya ke jalan yang tepat, tuhan." Hamida memohonkan kekuatan untuk Jalal agar bisa memutuskan hukuman untuk Maham dengan se adil-adilnya. Dan agar di berikan cahaya yang akan menerangi kegelapan yang sedang melanda hidupnya.

Di Amer, Jodha sedang duduk di depan meja rias dan di tata rambutnya oleh pelayan. Melihat itu Menawati memanggil pelayan lain, agar memberi pijat kepala pada Jodha. Jodha menolaknya. Menawati memaksa, "tapi saya pikir kau layak dapat pijat kepala, Jodha. ~Menawati menyuruh Jodha duduk dan memanggi Chaya, pelayannya~ Chaya, berikan minyak sebanyak yang diperlukan. Juga pinjatan yang nyaman untuk Jodha." Chaya kemudian melakukan apa yang di perintahkan Menawati. Jodha sepertinya menikmati pijatan itu. Melihat itu, Shehnaz berkata kalau dia juga ingin memberikan Jodha pijatan kepala. Menawati mengizinkannya. Shehnaz dengan gembira memberikan pijatan kepala pada Jodha. Dia mengambil minyak dan mengusapkan ke rambut dan kulit kepala Jodha. Karena terlalu bersemangat, Shehnaz terlalu keras menarik rambut jodha. Jodha meringis kesakitan dan menegur Shehnaz, "Shehnaz, jangan tarik rambutku, pelan-pelan saja." Shehnaz menyangkal, " saya gak menarik rambutmu. Kau yang terlalu rapuh. Rambut gak di tarik, tetapi merasa sakit." Mendengar kata-kata Shehnaz, Jodha tersenyum. Jodha teringat ketika dia memberi pijatan kepala pada jalal.

Saat itu, di kamarnya, jalal meminta Jodha memijat kepalanya. Entah pura-pura atau apa, tiba-tiba Jalal berteriak kesakitan dan menyuruh Jodha memijat kepalanya pelan-pelan. Jalal berkata, " saya tau kau gak suka padaku, tetapi bukan berarti kau harus menarik rambutku." Jodha menjawab dengan kalem, "rambutmu memang harus di tarik saat di pijat. Kau pria macam apa? gak bisa menahan sakit seperti itu?" Jalal protes, "bagaimana hal itu bisa menyambung ke seorang pria, Ratu Jodha? Tentu saja saya keberatan jika kau menyakiti aku. Kau akan tau rasanya jika saya melakukan hal yang sama padamu seperti yang kau lakukan pada rambutku." Jodha menyahut, " saya Rajvanshi, saya bisa menahan rasa sakit." Jalal tersenyum licik, "benarkah? kau akan sadar itu. Kau akan merasakan rasa sakitku saat saya berikan pijat kepala dengan cara yang sama." Tanpa menunggu sahutan Jodha, jalal segera berdiri dan menyuruh Jodha duduk di lantai. Jodha menolak, dia gak mau kepalanya di pijat. Jalal memaksa, "ayo duduk." Jodha beranjak dari tepi ranjang dan berdiri mematung. jalal duduk di tepi ranjang di tempat yang sama yang diduduki Jodha. Melihat Jodha berdiri mematung, Jalal menyuruh Jodha duduk di depannya. Dengan berat hati Jodha menurut. Jalal terseyum. Dengan lembut, Jalal membuka dupatta yang menutupi kepala Jodha, lalu membuka ikatan rambutnya. Merasakan jalal mengelus rambutnya, Jodha berkata, "biarkan saja, yang Mulia. kau gak tau bagaimana memberikan pijat kepala." Jalal sambil tersenyum menjawab, 'kalau saya gak mencoba, bagaimana saya bisa?"~

Jodha masih larut dalam lamunannya, ketika Shehnaz bertanya, "bolehkan saya coba lagi? saya gak tau cara memijat kepala, tetapi kalau saya gak mencoba, bagaimana saya akan belajar? kau akan membiarkan saya mencoba lagi, kan?" Jodha yang masih terbawa lamunanya menjawab, "kalau kau gak mencobanya lagi, saya akan sangat senang, Yang mulia." Menawati dan Shehnaz merasa heran mendengar jawaban Jodha.

Di Agra, Jalal sedang bersiap-siap untuk menghadiri persidangan dengan di bantu oleh para pelayan. Dengan wajah murung jalal berpikir, "saat saya salah jalan, kau memanduku ke jalan yang benar, Badi Ami. Saat saya menjadi lemah, kau memberikan saya kekuatan. tetapi hari ini, kau akan di hadirkan kepad saya sebagai seorang kriminal, dan saya harus menegakkan hukum kepadamu. saya merasa seperti seorang bocah yang kehilangan ibunya dikeramaian. saya gak tau apa yang harus saya lakukan. saya gak bisa bertanya pada ibuku. Apa yang harus saya lakukan? ~ Jalal berdiri di depan kitab suci~ Apakah saya harus mengampunimi karena hubungan kita? ~ jalal menyentuh, mencium tanganya dan menyentuhkan tangan itu ke dadanya~ Ada suatu waktu di mana saya menghormatimu lebih dari ibuku snediri." Dengan penuh harap, Jalal berdoa, "bantulah aku, Tuhan." Dengan wajah gak bahagia, jalal berangkat ke ruang sidang.

Maham duduk membatu di kamarnya. Raut wajahnya menyiratkan kedukaan dan rasa kehilangan yang amat dalam.  Tatapan matanya kosong dan hampa. Resham datang menemuinya, memberi salam dan memanggil, "Perdana menteri." Maham tak bereaksi, Resham memanggil lagi, "Nyonya.." Maham tersentak sadar. Resham berkata, "ini waktunya untuk hadir di Diwaan e khaas." Maham terlihat bingung dan enggan. Resham bersimpuh di depannya, menyentuh tanganya dan berkata sekali lagi, "nyonya, sekarang waktunya untuk pergi." Maham mengangguk. Dia mengusap matanya, lalu berusaha untuk berdiri dengan susah payah. Resham membantunya. Dengan di gandeng Resham Maham berangkat ke ruang sidang. Resham mencoba menenangkan maham dengan berkata, "jangan khawatir, nyonya. Yang mulia sangat menghormatimu. Dia gak akan kasar padamu." Meham menyahut, " saya sudah di hukum, resham. Yang mulia sudah gak menganggapku sebagai ibunya lagi. Hari ini, saya akan tampil di depannya sebagai kriminal. gak ada hukuman yang lebih keras dari ini." Maham menarik nafas dengan berat.

Di kamarnya, Ruq juga belum bersiap. Dia sedang duduk dilantai dengan kepala di letakkan di meja beralaskan tangan. Ruq teringat peristiwa semalam ketika pelayan memberitahu dia kalau Jalal tidur di kamar Jodha. Pelayan menghampiri Ruq dan bertanya, "Salam, yang mulia. Apakah saya harus membersihkan kamarmu?" Mendengar suara pelayan itu, Ruq marah dan mengusirnya. Pelayan bergegas pergi. Hoshiyar muncul. Mendengar langkah kakinya, Ruq kembali berteriak dengan marah. Dia berteriak mengusirnya tanpa tau kalau dia adalah Hoshiyar. Hoshiyar memberitahu kalau itu dirinya. Ruq langsung tegang. Dia menoleh menatap Hoshiyar dan membentak, "kenapa kau datang kesini? kau gak bekerja untukku lagi, pergi!" Hoshiyar bersimpuh di belakang Ruq, "tolong bunuh saya sebelum kau mengatakan itu. saya selalu setia kepadamu sejak lahir. Tolong jangan katakan itu." Ruq meminta Hoshiyar agar gak berpura-pura, "kau tau kenapa saya berkata seperti ini. Tadi malam, jalal bermalam di ruangan ratu Jodha. Kau tau soal itu?" Hoshiyar menjawab, "ya, yang mulia. saya gak bisa menghentikan Kaisar untuk melakukan hal itu. Tolong bersiaplah dan pergilah kepengadilan istana." Ruq menolak, dia tak mau menghadiri persidangan, "Jalal harus tau kalau saya sedang marah padanya." Hoshiyar berkata kalau Jalal gak akan menyadari kemarahan Ruq, karena dia sendiri sedang terluka dan marah pada dirinya sendiri atas perbuatan Maham, "kehadiranmu akan memberikan dia kekuatan dan membuat dia merasa dekat denganmu. Lagipula, kau satu-satunya yang tersisa..." Ruq menyela dengan marah, "apa? Apa yang kau bilang? Katakan lagi. Apa maksudmu dengan mengatakan saya satu-satunya yang tersisa? saya selalu menjadi satu-satunya. Lalu dia melupakan saya dan mulai mengejar ratu Jodha. Sejak dia kembali, yang mulia gak pernah perduli padaku. Ratu Jodha bertanggungjawab atas semua ini. Tidakkah kau lihat, Hoshiyar? jalal berubah, dia berubah total. Ratu Jodha gak ada di sini, tetapi dia menghabiskan waktu di kamarnya. Dia akan menghukum Maham Anga. Ratu Jodha yang bertanggungjawab atas ini, hanya dia!" Hoshiyar berkata, " saya gak tau jika ini adalah tentang Ratu Jodha atau maham anga. Sekarang ini, yang mulia sedang kesal. Kau harus bersamanya sekarang. saya bertanya-tanya hukuman apa yang akan di berikannya pada Maham anga. Dia mungkin di usir dari agra, di kirim ke Mekkah atau dipenjarakan." Ruq terhenyak di lantai, " saya juga gak tau tentang itu, Hoshiyar. saya gak tau apa yang di pikirkan jalal." Dalam ketidakberdayaannya Ruqaiya menangis tersedu-sedu.

Di ruang sidang, semua menanti kehadiran Jalal dengan harap-harap cemas. Para ulama saling berbisik, begitu pula yang mereka yang hadir. Suasana sangat tegang. Adham terlihat gelisah. Lalu terdengar pemberitahuan kalau Jalal datang. Semua berdiri menyambutnya dan memberi salam. Adham menatap jalal dengan geram. Jalal duduk di tahtanya dan meminta agar tertuduh Maham Anga di hadirkan di persidangan. Jalal terlihat murung, sedih dan sedikit bingung. Hamida terlihat khawatir dengan suasana hati Jalal. Lalu dia mendengar Jala berkata, "seperti yang dikatakan, saat menegakkan keadilan seorang kaisar harus mengesampingkan emosinya. saya akan mencoba sebaik mungkin agar emosiku gak mempengarui keputusanku." Jalal menyuruh Atgah memulai prosedurnya.

Atgah berdiri. Melihat Atgah, Adham menjadi sangat marah. Dia menyentuh pedangnya dan siap untuk mencabutnya, tetapi Shabbudin yang duduk di sampingnya berbisik, "Adham Khan kontrol emosimu. Jangan lupa kau berada di pengadilan kerajaan sekarang." Adham menyarungkan lagi pedangnya. Maham memasuki ruang sidang dan berdiri di tengah sebagai terdakwa. Maham memberi salam pada Jalal. Jalal mengangkat wajahnya menatap Maham. Maham menatap orang-orang yang hadir, dia melihat adham, lalu menunduk. Jalal berkata, "Maham anga, kau telah melakukan penyalahgunaan kekuasaaan dan posisimu. Kau telah menipu kaisar dan mengkhianatinya. Atgah Shahab, tolong presentasikan kasusnya secara terperinci."

Sinopsis Jodha Akbar episode 230. Atgah kemudian membacakan semua dakwaan terhadap maham angga, diantaranya adalah kalau Maham telah terbukti bersalah atas penyalahgunaan kekuasaannya dan statusnya. Dia bertanggungjawab merekrut kasim untuk Harem. Saat menjalankan tugasnya, dia tau bahwa ada pria yang menyamar di antara para kasim, dia adalah pangeran Rajvanshi Sujamal yang menyamar sebagai Dilawar Khan. tetapi maham anga gak menghentikannya dan membiarkan dia memasuki istana. Dengan melakukan itu, Maham bukan hanya mengkhianati tugasnya tetapi juga melanggar hukum Mughal. Dia bahkan membahayakan Yang Mulia dan Harem. Saat dilawar Khan asli datang untuk protes, Maham mengusirnya. Mendengar dakwaan Atgah terhadap ibunya, Adham sangat murka, dalam hati dia berkata, "atgah khan, kau telah menghina ibuku. saya bersumpah demi nyawa ibuku, saya akan menghukummu karena ini."

Jalal menatap Maham yang berdiri didepannya dengan sedih dan kecewa. Dalam hati dia berkata, "kenapa kau lakukan ini Badi Ami? saya gak pernah merasa sesakit ini. saya gak pernah mengira akan mengalami ini." Atgah melanjutkan dakwaanya, "karena kepentingan pribadinya, Maham anga membiarkan Sujamal masuk ke istana berpakaian sebagai kasim. Bukan itu saja, ketika yang kaisar mencurigai DIlawar Khan, Maham menyesatkan yang Mulia dengan berita palsu. Dengan mengatakan kalau Sujamal terlihat di Bhadawar." Jalal dengan tak sabar menyela, "bukan itu saja, dia telah mengkhianati rajanya. Dia  memfitnah istriku yang gak bersalah dan memint saya untuk menceraikannya. ~Jalal menatap Maham dengan tatapan terluka, marah dan kecewa~ Tuduhan itu telah terbuktikan kepadamu berdasarkan hukum mughal. saya berikan kau kesempatan untuk membela dirimu, apa yang ingin kau katakan?" Maham gak langsung membela diri, dia menatap adham, mengamati sekeliling, dan mencoba untuk menenangkan diri. Lalu dengan keberanian yang telah di kumpulkannya dia berkata, "tidak. saya menerima semua dakwaan atgah khan kepadaku, yang mulia." Jalal memejamkan matanya dengan sedih, Adham mengangkat dagunya dengan marah.  Maham menitikan airmata. Jalal berkata, "yang tertuduh mengakui kesalahannya. Jadi dengan ini Maham dinyatakan sebagai pengkhianat. Kau mengkhianati tugasmu sebagai perdana menteri dan mengkhianati kerajaan Mughal. Apakah kau siap untuk hukumannya?" Maham mengangguk dan berkata, "ya." Suasana menjadi sangat tegang. Para ratu menanti dengan cemas. Adham terlihat was-was dan marah. Maham tertunduk. Jalal menatapnya dengan tatapan yang susah untuk di gambarkan.SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 231

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 230


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 230. Please share...!

Blog, Updated at: 01:00