Jalal berdiri di teras kamarnya dengan gelisah. Jalal teringat dengan percakapanya dengan maham ketika Jalal menduga kalau Jodha bertemu dengan kakaknya Sujamal dan mahan mengatakan kalau itu tidak mungkin, "jika pria itu adalah Sujamal, kenapa Ratu Jodha berbohong padamu?" Mengingat hal itu, hati Jalal terasa sakit.Iamerasa telah di khianati oleh orang yang paling Iapercayai, "ibu angkatku bermain dengan perasaanku. Iamenyesatkan aku. Dan saya telah meragukanmu, ratu Jodha. Bagaimana saya bisa membuat kesalahan sebesar itu? saya percaya orang lain, saya percaya lukisan palsu yang di lukis orang lain. tetapi kenapa... kenapa saya gak menunggumu mengatakan yang sebenarnya? Kenapa saya gak percaya padamu yang saya tahu takkan pernah melakukan hal jahat."
Di Amer, di kuil dewi kali, Jodha sedang melakukan arti dan menyanyikan bhajan "Jai Kali" dengan bersemangat hingga menitikkan air mata. Shaguni bai menatap Jodha dan dewi kali secara bergantian, seakan mencoba memahami komunikasi inverbal yang terjadi diantara keduanya.
Maham datang hendak menemui Jalal, tetapi prajurit menghentikannya, "maaf perdana menteri, Yang mulia memerintahkan gak ada yang boleh mengganggunya." Dengan lembut maham meminta prajurit memberitahu kaisar kalau ibu angkatnya... -maham langsung terdiam saat dirinya keceplosan menyembut dirinya ibu angkat , maham meralatnya dengan menyebut dirinya perdana menteri- ...perdana menteri maham anga ingin bertemu dengannya. Prajurit mencoba untuk membantah. Sifat asli Maham keluar, dengan menaham geram Maham berkata dengan suara lirih namun bernada mengancam, "ikuti perintahku! Pergilah!" Prajurit segera melangkah menghampiri Jalal dan memberitahunya kalau Maham ingin bertemu. Jalal menyahut, "bukankah sudah saya perintahkan untuk tidak menggangguku? Pergi dan katakan padanya kalau saya gak mau menemuinya." Maham mendengar kata-kata Jalal pada prajurit, dari jauh Iaberteriak, "Jalal, anakku, saya kemari untuk menemuimu. saya ingin bicara denganmu Jalal! Jalal tolonglah lihat saya sekali saja. Jalal saya kemari untuk bicara denganmu. Tolong bicaralah denganku, aku..." Maham gak melanjutkan kata-katanya melihat Jalal hanya berdiri diam, jangankan menjawab, berbalik menatapnya saja gak mau. Prajurit memberitahu Maham kalau Jalal sedang tidak ingin di ganggu dan dengan hormat meminta maham pergi dari sini. Kalau tidak prajurit akan menghukumnya. Mendengar itu Maham menelan ludah dan masih berusaha memanggil Jalal. tetapi Jalal hanya diam mematung. Dengan menahan malu, akhirnya Maham meninggalkan tempat itu. Jalal bahkan tidak berusaha untuk menengok kepergiannya. Maham melangkah dengan gontai, dengan rasa sedih dan penyesalan Iaberguman, "segalanya sudah berakhir. Segalanya... baktiku, kesetiaanku dan pengorbananku, semua sia-sia. saya mencintainya lebih dari putraku sendiri. saya memberinya lebih banyak perhatian dari putraku. tetapi Iabahkan gak mau menemuiku hari ini. Segalanya sudah berakhir. Segalanya.. segalanya..."
Salima menemui Hamida yang sedang berdiri di depan jendela dengan gelisah. Melihat kedatangan Salima, Hamida segera menghampirinya dan menanyakan keadaan Jalal. Salima menjawab, "Iapatah hati, ibu. Pengkhianatan maham anga membuatnya trauma. Ketika kau di khianati orang yang kau cintai, itu sangat sakit." Hamida mengatakan kalau Jalal gak percaya pada banyak orang, "tapi ketika Iamempercayai seseorang Iamempercayai orang itu begitu saja. Dan ketika orang itu mengkhianati kepercayaannya, itu sangat menyakitkan." Hamida teringat ketika Iamembuntuti maham ke hutan. Hamida memberitahu apa yang di pikirnya pada salima, "Salima, hari itu ketika saya pulang dari kuil dan melihat Mahan anga pergi ke hutan, saya bicara dengannya. Iabilang Iapergi kesana untuk berdoa. saya percaya padanya hari itu. tetapi setelah kejadian hari ini, saya merasa, Iapunya rahasia di balik ini juga." Salima menatap kesekeliling ruangan kamar Hamida dan berkata, "aku juga penasaran, entah berapa banyak rahasia yang ada di istana ini..." Salima meminta Hamida untuk menemui jalal. tetapi Hamida menolak. Iayakin kalau Salima pasti sudah menyemangati Jalal. Kalau Hamida pergi menemuinya, Jalal akan teringat maham dan akan semakin menambah kepedihan hatinya.
Ruqaiya memberi perintah pada para pelayan agar menghias kamarnya. Menyiapkan permainan dan minuman serta memanggil pemusik untuk bersiap-siap menghibur Jalal. Ruq juga waniti-wanti agar persiapan sudah selesai sebelum tengah malam. Ruq berkata, "suasana hati yang mulia sedang buruk hari ini. Dan setiap kali Iabinggung, Iaakan datang padaku." Para pelayan kemudian memberi salam dan segera melaksanakan perintah Ruq. Sepeninggal para pelayan, ruq terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum senang.
Hamida sedang duduk termenung dengan wajah sedih ketika Jalal datang menemuinya. Jalal berdiri di depan pintu dan dengan lirih memanggil Hamida, "ibu.." Mendengar panggilan Jalal, Hamida segera menoleh dan berdiri menanti. Jalal dengan setengah memohon bertanya, "bolehkan saya masuk?" Hamida mengangguk. Jalal segera masuk dan menghampiri Hamida. Iaberdiri di depan hamida dengan tatapan penuh rasa bersalah. Hamida balas menatapnya dengan kesedihan yang serupa. Jalal berkata, "aku tahu kau sangat marah padaku, ibu. Karena saya gak bisa membawa putrimu kembali ke Agra. Kemarahanmu bisa di benarkan karena saya gagal. Karena saya gak bisa menjadi suami dan putra yang baik. Tidak bisa menjadi raja yang ideal dan manusia yang baik." Hamida menyela, "cukup, jalal! Kau mungkin sudah gagal dalam memenuhi tugasmu sebagai anak, kau mungkin sudah gagal sebagai suami, tetapi jangan berkata kalau kau tidak mampu menjadi raja yang baik. Rakyatmu percaya padamu. Jadi, percayalah pada dirimu sendiri. Kau adalah keturunan dari almarhum Kaisar Humayun dan almarhum kaisar Babur, kau gak boleh menyerah. Jangan pernah melecehkan warisanmu. saya percaya akan satu hal, kau gak pernah gagal sebagai kaisar sejauh ini. Dan kau gak kan gagal di masa depan. Tidak perduli apa keputusanmu besok, saya yakin, itu bukan keputusan putra atau suami yang gagal, tetapi itu keputusan kaisar yang hebat. Kau pasti akan memberikan keadilan. Jangan berpikir sebagai anak, rakyat percaya padamu. tetapi jangan lupa, Maham telah banyak berkorban untukmu. Kau adalah kaisar. kau akan membuat keputusan. Dan gak ada yang berani menentangnya. Apapun yang kau putuskan nanti, kau gak boleh menyesalinya."
Maham duduk terdiam di kursi. Resham duduk di lantai di depan maham sambil menangis tersedu-sedu. Maham menyuruh Resham berhenti menangis, "kenapa kau menangis?" Resham dengan sedih berkata, "nyonya, kau akan di hukum besok. saya sudah melayanimu selama bertahun-tahun. Bagaimana saya tidak sedih? Yang mulia sangat marah padamu." Dengan tenang maham menjawab, "aku tau, Resham. Jalal bahkan gak mau menatapku. Kau tahu resham, jika kau jatuh dari kemuliaan, kau takkan pernah bisa menenangkan dirimu. saya tahu Jalal takkan pernah menghormatiku lagi. Jalal takkan pernah memeprcayaiku lagi. Jalal takkan pernah... -mata Maham mulaiberkca-kaca- ...memanggilku ibu lagi." Dengan polos Resham bertanya, apakah maham tidak merasa menyesal atas semua itu?" Maham memutar matanya dan menatap Resham, "tidak. Karena saya gak melakukan hal yang salah. saya tidak salah." Maham tersenyum sedih, mendesah dan melanjutkan kata-katanya, "aku terkejut pada takdirku. saya menyusuinya. saya mengajarinya cara berjalan. Dan mengajarinya politik juga. tetapi besok saya akan di hadirkan di depannya sebagai penjahat. saya mengajarinya cara memberikan keadilan. Besok Iaakan menghukumku."
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Di kamarnya, hamida mengatakan pada Jalal kalau keadilan diatas segalanya, "aku setuju Maham Anga sudah berbuat banyak untukmu. Kau juga mengikuti perintahnya tanpa bertanya. tetapi itu bukan salahmu. Kau kurang dewasa saat itu. tetapi kau seorang kaisar yang bertanggung jawab sekarang. Jangan pernah lupa, kaisar gak boleh mempercayai seseorang begitu saja. Bahkan orang yang paling Iasayangi sekalipun. Kau harus mempertimbangkan kedua pihak sebelum memberikan keadilan. Di satu pihak kejahatan Maham dan di lain pihak adalah bantuannya. Iamelindungimu bahkan dengan resiko Iaterluka. Iamencintaimu lebih dari putranya sendiri. Iamenyusuimu. Kau harus membalas kebaikannya karena itu. Kau berhutang padanya karena perlindungan keibuannya. Kau harus selalu mempertimbangkan itu." Jalal setuju dengan semua yang di katakan Hamida, "kau benar ibu. tetapi mengatakan orang yang gak bersalah sebagai orang bersalah dan membuktikan orang yang setia sebagai pengkhianat adalah kejahatan berat. gak ada jasa yang cukup kuat untuk menutupi kejahatan itu. saya takkan lupa kebaikannya sampai hari saya mati. tetapi saya takkan lupa bahwa Iaberusaha memisahkan saya dari orang yang saya sayangi. Iamenggunakan saya dengan membuat tuduhan palsu terhadap orang yang saya sayangi. Ketika saya sadar saya mencintai seseorang Iamematahkan hatiku. saya merasa kejahatan ini cukup berat untuk membayangi kebaikannya, ibu."
Pada Resham maham berkata, "aku gak perduli Resham, jika Jalal lebih mementingkan kejahatanku atau kebaikanku. saya siap menanggung akibatnya. Karena saya gak menyesali perbuatanku." saya gak melakukan hal yang salah." Mendengar kata-kata Maham, Resham ketakutan, Maham melihat itu, "tidak Resham, jangan takut. saya gak harus melalui penderitaan besok. Itu sidang untuk Jalal. Mari kita lihat, apakah Jalal menghormati kesetiaanku padanya selama bertahun-tahun, atau apakah Iamenghukumku karena mengkhianatinya sekali saja."
Ruqaiya gelisah di kamarnya menunggu Jalal. Iahilir mudik gak sabar sambil berkata, "dimana Jalal? Kenapa Iabelum datang menemuiku?" Ruq kemudian memanggil pelayan.
Sementara itu Jalal mengunjungi kamar Jodha. Iamelepas sepatunya di pintu dan menatap kesekeliling ruangan. Iamelihat mandir, dan membayangkan Jodha sedang duduk melakukan puja disana. Iamelihat harpa, dan mebayangkan Jodha sedang memainkannya. Jalal melangkah mendekati mandir, jongkok di depannya, sepenuh hati, Iamenyentuh tempat itu lalu melakukan sembah dengan segenap rasa hormat. Moti datang ke kamar Jodha dan melihat jalal. Moti menyapa Jalal, "yang mulia, anda di sini?" Jalal berkata kalau Iaingin menginap di kamar Jodha malam ini. Moti mengangguk dan mengatakan kalau Iaakan mengatur segalanya untuk Jalal. Setelah berkata begitu, Moti beranjak pergi. Jalal duduk di sofa menanti. gak lama seorang pelayan datang membawa sebuah papan yang tertutup kain. Pelayan mengatakan kalau Ratu Hamida mengirim sesuatu untuk dirinya. Jalal menyuruh pelayan menunjukan padanya. Pelayan membuka penutup papan itu, Jalal tertegun melihat lukisan Jodha di depannya. Iaingat bagaimana Hamida merampas lukisan itu darinya baberapa waktu lalu sambil berkata, "kau sudah berbuat salah pada Jodha. Pergi dan minta maaf padanya dulu. saya akan memaafkanmu hanya jika kau bisa membawa Jodha kembali padaku." Jalal menyuruh pelayan itu meninggakan lukisan itu di depannya. Pelayan menurut, setelah menyandarkan lukisan Jodha di sofa, Iasegera pergi. Jalal tanpa berkedip menatap lukisan itu, seolah-olah Iamenatap Jodha.
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Ruq memanggil pelayan dan bertanya, "yang mulia kemana?" Pelayan dengan takut-takut menjawab kalau jalal ada di kamar Jodha. Ruq terpana gak percaya, "apa? Yang mulia ada di kamar Ratu Jodha? Apa yang Ialakukan disana? dia..." Ruq kemudian menyuruh para pelayan pergi. Ruq berkata kalau Jalal seharusnya datang padanya. tetapi apa....Iamalah pergi ke kamar Jodha. Ruq meluapkan amarah dan geramnya dengan membanting semua yang ternampak oleh matanya. Dengan kesal Iaberteriak, "Jalal, kenapa kau lakukan ini? saya sudah membuat persiapan untukmu. saya menyiapkan Chausar dan minuman. tetapi kau malah pergi ke kamar ratu Jodha, bahkan ketika Iatak ada di sana. saya pikir Ratu Jodha sudah keluar dari hidupmu. tetapi saya salah. Kau masih memikirkan Ratu Jodha. Kenapa Jalal, kenapa kau lakukan itu?" Ruq menangis dan terhenyak di lantai. Sama sekali gak menyangka kalau Jalal akan bersikap seperti itu.
Di kamar Jodha, Moti memanggil beberapa pelayan untuk mempersiapkan segalanya untuk Jalal menginap di kamar Jodha. Moti membuatkan Jalal minuman dan mengulurkan gelas itu pada Jalal. Jalal menerimanya sambil bertanya, "kau tahu kalau Sujamal yang berpakaian sebagai Dilawar Khan?" Moti gak bisa menjawab pertanyaan itu. Jalal kemudian menyuruh Moti pergi. Dengan gugup moti berkata, "yang mulia aku..." Jalal menghentikan ucapan Moti dengan mmengangkat tangannya. Lalu dengan arif Iaberkata kalau dirinya mengerti Moti hanya menjalankan tugas, "ratu Jodha pasti melarangmu memberitahuku." Tiba-tiba Moti bersimpuh di depan Jalal, melipat tangan didepan dada dengan penuh sesal sambil berkata, "maafkan saya yang Mulia, saya gak punya pilihan." Jalal membantu Moti berdiri dan berkata, "jika kau memberitahuku, Ratu Jodha pasti masih bersamaku." Moti meminta maaf lagi, "tapi rajvanshi selalu mengikuti satu adat. Kami gak boleh melanggar janji kami, bahkan jika harus kehilangan nyawa. Jadi saya gak bisa memberitahumu tentang ratu Jodha." Jalal menyahut, "dan wanita Rajvashi tidak meninggalkan suaminya, kan? saya hanya berharap Ratu Jodha segera kembali." Moti dengan pasti mengatakan, "Iapasti akan kembali, yang Mulia. Karena dia..." Jalal tersenyum dan tertunduk melihat Moti gak melanjutkan kalimatnya, "aku berharap, saya berharap kau melengkapi kalimat itu. Karena itu akan menghiburku.." Jalal kemudian berdiri dan menghampiri ranjang Jodha. Moti dan Hoshiyar berpamitan. Dengan penuh kerinduan, Jalal duduk di sisi tempat tidur Jodha dengan tubuh menyandar di divan. Dan dengan penuh harap Jalal berguman, "demi tuhan, kembalilah padaku, Ratu Jodha. saya merasa gak lengkap tanpa dirimu."
Di Amer, Jodha gelisah dalam tidurnya, di seperti merasakan sesuatu. Tiba-tiba Iaterbangun seraca serta merta dan terduduk dengan nafas terengah-engah. Kakisa datang menghampirinya dengan tergopoh-gopoh, "jodha, ada apa?" Kakisa lalau duduk di samping Jodha yang masih terengah-engah dan bertanya apakah semua baik-baik saja? Jodha berkata kalau ada yang tidak benar, "aku merasa seperti Jalal mengatakan kalau Iatidak lengkap tanpa aku." Kakisa berkata, "sekarang kau tahu apa yang harus kau lakukan. Kau harus bertanya pada dirimu apakah tindakanmu sekarang ini benar atau salah. Kau harus segera memutuskan, apa yang akan kau lakukan.SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 230
Di Amer, di kuil dewi kali, Jodha sedang melakukan arti dan menyanyikan bhajan "Jai Kali" dengan bersemangat hingga menitikkan air mata. Shaguni bai menatap Jodha dan dewi kali secara bergantian, seakan mencoba memahami komunikasi inverbal yang terjadi diantara keduanya.
Maham datang hendak menemui Jalal, tetapi prajurit menghentikannya, "maaf perdana menteri, Yang mulia memerintahkan gak ada yang boleh mengganggunya." Dengan lembut maham meminta prajurit memberitahu kaisar kalau ibu angkatnya... -maham langsung terdiam saat dirinya keceplosan menyembut dirinya ibu angkat , maham meralatnya dengan menyebut dirinya perdana menteri- ...perdana menteri maham anga ingin bertemu dengannya. Prajurit mencoba untuk membantah. Sifat asli Maham keluar, dengan menaham geram Maham berkata dengan suara lirih namun bernada mengancam, "ikuti perintahku! Pergilah!" Prajurit segera melangkah menghampiri Jalal dan memberitahunya kalau Maham ingin bertemu. Jalal menyahut, "bukankah sudah saya perintahkan untuk tidak menggangguku? Pergi dan katakan padanya kalau saya gak mau menemuinya." Maham mendengar kata-kata Jalal pada prajurit, dari jauh Iaberteriak, "Jalal, anakku, saya kemari untuk menemuimu. saya ingin bicara denganmu Jalal! Jalal tolonglah lihat saya sekali saja. Jalal saya kemari untuk bicara denganmu. Tolong bicaralah denganku, aku..." Maham gak melanjutkan kata-katanya melihat Jalal hanya berdiri diam, jangankan menjawab, berbalik menatapnya saja gak mau. Prajurit memberitahu Maham kalau Jalal sedang tidak ingin di ganggu dan dengan hormat meminta maham pergi dari sini. Kalau tidak prajurit akan menghukumnya. Mendengar itu Maham menelan ludah dan masih berusaha memanggil Jalal. tetapi Jalal hanya diam mematung. Dengan menahan malu, akhirnya Maham meninggalkan tempat itu. Jalal bahkan tidak berusaha untuk menengok kepergiannya. Maham melangkah dengan gontai, dengan rasa sedih dan penyesalan Iaberguman, "segalanya sudah berakhir. Segalanya... baktiku, kesetiaanku dan pengorbananku, semua sia-sia. saya mencintainya lebih dari putraku sendiri. saya memberinya lebih banyak perhatian dari putraku. tetapi Iabahkan gak mau menemuiku hari ini. Segalanya sudah berakhir. Segalanya.. segalanya..."
Salima menemui Hamida yang sedang berdiri di depan jendela dengan gelisah. Melihat kedatangan Salima, Hamida segera menghampirinya dan menanyakan keadaan Jalal. Salima menjawab, "Iapatah hati, ibu. Pengkhianatan maham anga membuatnya trauma. Ketika kau di khianati orang yang kau cintai, itu sangat sakit." Hamida mengatakan kalau Jalal gak percaya pada banyak orang, "tapi ketika Iamempercayai seseorang Iamempercayai orang itu begitu saja. Dan ketika orang itu mengkhianati kepercayaannya, itu sangat menyakitkan." Hamida teringat ketika Iamembuntuti maham ke hutan. Hamida memberitahu apa yang di pikirnya pada salima, "Salima, hari itu ketika saya pulang dari kuil dan melihat Mahan anga pergi ke hutan, saya bicara dengannya. Iabilang Iapergi kesana untuk berdoa. saya percaya padanya hari itu. tetapi setelah kejadian hari ini, saya merasa, Iapunya rahasia di balik ini juga." Salima menatap kesekeliling ruangan kamar Hamida dan berkata, "aku juga penasaran, entah berapa banyak rahasia yang ada di istana ini..." Salima meminta Hamida untuk menemui jalal. tetapi Hamida menolak. Iayakin kalau Salima pasti sudah menyemangati Jalal. Kalau Hamida pergi menemuinya, Jalal akan teringat maham dan akan semakin menambah kepedihan hatinya.
Ruqaiya memberi perintah pada para pelayan agar menghias kamarnya. Menyiapkan permainan dan minuman serta memanggil pemusik untuk bersiap-siap menghibur Jalal. Ruq juga waniti-wanti agar persiapan sudah selesai sebelum tengah malam. Ruq berkata, "suasana hati yang mulia sedang buruk hari ini. Dan setiap kali Iabinggung, Iaakan datang padaku." Para pelayan kemudian memberi salam dan segera melaksanakan perintah Ruq. Sepeninggal para pelayan, ruq terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum senang.
Hamida sedang duduk termenung dengan wajah sedih ketika Jalal datang menemuinya. Jalal berdiri di depan pintu dan dengan lirih memanggil Hamida, "ibu.." Mendengar panggilan Jalal, Hamida segera menoleh dan berdiri menanti. Jalal dengan setengah memohon bertanya, "bolehkan saya masuk?" Hamida mengangguk. Jalal segera masuk dan menghampiri Hamida. Iaberdiri di depan hamida dengan tatapan penuh rasa bersalah. Hamida balas menatapnya dengan kesedihan yang serupa. Jalal berkata, "aku tahu kau sangat marah padaku, ibu. Karena saya gak bisa membawa putrimu kembali ke Agra. Kemarahanmu bisa di benarkan karena saya gagal. Karena saya gak bisa menjadi suami dan putra yang baik. Tidak bisa menjadi raja yang ideal dan manusia yang baik." Hamida menyela, "cukup, jalal! Kau mungkin sudah gagal dalam memenuhi tugasmu sebagai anak, kau mungkin sudah gagal sebagai suami, tetapi jangan berkata kalau kau tidak mampu menjadi raja yang baik. Rakyatmu percaya padamu. Jadi, percayalah pada dirimu sendiri. Kau adalah keturunan dari almarhum Kaisar Humayun dan almarhum kaisar Babur, kau gak boleh menyerah. Jangan pernah melecehkan warisanmu. saya percaya akan satu hal, kau gak pernah gagal sebagai kaisar sejauh ini. Dan kau gak kan gagal di masa depan. Tidak perduli apa keputusanmu besok, saya yakin, itu bukan keputusan putra atau suami yang gagal, tetapi itu keputusan kaisar yang hebat. Kau pasti akan memberikan keadilan. Jangan berpikir sebagai anak, rakyat percaya padamu. tetapi jangan lupa, Maham telah banyak berkorban untukmu. Kau adalah kaisar. kau akan membuat keputusan. Dan gak ada yang berani menentangnya. Apapun yang kau putuskan nanti, kau gak boleh menyesalinya."
Maham duduk terdiam di kursi. Resham duduk di lantai di depan maham sambil menangis tersedu-sedu. Maham menyuruh Resham berhenti menangis, "kenapa kau menangis?" Resham dengan sedih berkata, "nyonya, kau akan di hukum besok. saya sudah melayanimu selama bertahun-tahun. Bagaimana saya tidak sedih? Yang mulia sangat marah padamu." Dengan tenang maham menjawab, "aku tau, Resham. Jalal bahkan gak mau menatapku. Kau tahu resham, jika kau jatuh dari kemuliaan, kau takkan pernah bisa menenangkan dirimu. saya tahu Jalal takkan pernah menghormatiku lagi. Jalal takkan pernah memeprcayaiku lagi. Jalal takkan pernah... -mata Maham mulaiberkca-kaca- ...memanggilku ibu lagi." Dengan polos Resham bertanya, apakah maham tidak merasa menyesal atas semua itu?" Maham memutar matanya dan menatap Resham, "tidak. Karena saya gak melakukan hal yang salah. saya tidak salah." Maham tersenyum sedih, mendesah dan melanjutkan kata-katanya, "aku terkejut pada takdirku. saya menyusuinya. saya mengajarinya cara berjalan. Dan mengajarinya politik juga. tetapi besok saya akan di hadirkan di depannya sebagai penjahat. saya mengajarinya cara memberikan keadilan. Besok Iaakan menghukumku."
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Di kamarnya, hamida mengatakan pada Jalal kalau keadilan diatas segalanya, "aku setuju Maham Anga sudah berbuat banyak untukmu. Kau juga mengikuti perintahnya tanpa bertanya. tetapi itu bukan salahmu. Kau kurang dewasa saat itu. tetapi kau seorang kaisar yang bertanggung jawab sekarang. Jangan pernah lupa, kaisar gak boleh mempercayai seseorang begitu saja. Bahkan orang yang paling Iasayangi sekalipun. Kau harus mempertimbangkan kedua pihak sebelum memberikan keadilan. Di satu pihak kejahatan Maham dan di lain pihak adalah bantuannya. Iamelindungimu bahkan dengan resiko Iaterluka. Iamencintaimu lebih dari putranya sendiri. Iamenyusuimu. Kau harus membalas kebaikannya karena itu. Kau berhutang padanya karena perlindungan keibuannya. Kau harus selalu mempertimbangkan itu." Jalal setuju dengan semua yang di katakan Hamida, "kau benar ibu. tetapi mengatakan orang yang gak bersalah sebagai orang bersalah dan membuktikan orang yang setia sebagai pengkhianat adalah kejahatan berat. gak ada jasa yang cukup kuat untuk menutupi kejahatan itu. saya takkan lupa kebaikannya sampai hari saya mati. tetapi saya takkan lupa bahwa Iaberusaha memisahkan saya dari orang yang saya sayangi. Iamenggunakan saya dengan membuat tuduhan palsu terhadap orang yang saya sayangi. Ketika saya sadar saya mencintai seseorang Iamematahkan hatiku. saya merasa kejahatan ini cukup berat untuk membayangi kebaikannya, ibu."
Pada Resham maham berkata, "aku gak perduli Resham, jika Jalal lebih mementingkan kejahatanku atau kebaikanku. saya siap menanggung akibatnya. Karena saya gak menyesali perbuatanku." saya gak melakukan hal yang salah." Mendengar kata-kata Maham, Resham ketakutan, Maham melihat itu, "tidak Resham, jangan takut. saya gak harus melalui penderitaan besok. Itu sidang untuk Jalal. Mari kita lihat, apakah Jalal menghormati kesetiaanku padanya selama bertahun-tahun, atau apakah Iamenghukumku karena mengkhianatinya sekali saja."
Ruqaiya gelisah di kamarnya menunggu Jalal. Iahilir mudik gak sabar sambil berkata, "dimana Jalal? Kenapa Iabelum datang menemuiku?" Ruq kemudian memanggil pelayan.
Sementara itu Jalal mengunjungi kamar Jodha. Iamelepas sepatunya di pintu dan menatap kesekeliling ruangan. Iamelihat mandir, dan membayangkan Jodha sedang duduk melakukan puja disana. Iamelihat harpa, dan mebayangkan Jodha sedang memainkannya. Jalal melangkah mendekati mandir, jongkok di depannya, sepenuh hati, Iamenyentuh tempat itu lalu melakukan sembah dengan segenap rasa hormat. Moti datang ke kamar Jodha dan melihat jalal. Moti menyapa Jalal, "yang mulia, anda di sini?" Jalal berkata kalau Iaingin menginap di kamar Jodha malam ini. Moti mengangguk dan mengatakan kalau Iaakan mengatur segalanya untuk Jalal. Setelah berkata begitu, Moti beranjak pergi. Jalal duduk di sofa menanti. gak lama seorang pelayan datang membawa sebuah papan yang tertutup kain. Pelayan mengatakan kalau Ratu Hamida mengirim sesuatu untuk dirinya. Jalal menyuruh pelayan menunjukan padanya. Pelayan membuka penutup papan itu, Jalal tertegun melihat lukisan Jodha di depannya. Iaingat bagaimana Hamida merampas lukisan itu darinya baberapa waktu lalu sambil berkata, "kau sudah berbuat salah pada Jodha. Pergi dan minta maaf padanya dulu. saya akan memaafkanmu hanya jika kau bisa membawa Jodha kembali padaku." Jalal menyuruh pelayan itu meninggakan lukisan itu di depannya. Pelayan menurut, setelah menyandarkan lukisan Jodha di sofa, Iasegera pergi. Jalal tanpa berkedip menatap lukisan itu, seolah-olah Iamenatap Jodha.
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Ruq memanggil pelayan dan bertanya, "yang mulia kemana?" Pelayan dengan takut-takut menjawab kalau jalal ada di kamar Jodha. Ruq terpana gak percaya, "apa? Yang mulia ada di kamar Ratu Jodha? Apa yang Ialakukan disana? dia..." Ruq kemudian menyuruh para pelayan pergi. Ruq berkata kalau Jalal seharusnya datang padanya. tetapi apa....Iamalah pergi ke kamar Jodha. Ruq meluapkan amarah dan geramnya dengan membanting semua yang ternampak oleh matanya. Dengan kesal Iaberteriak, "Jalal, kenapa kau lakukan ini? saya sudah membuat persiapan untukmu. saya menyiapkan Chausar dan minuman. tetapi kau malah pergi ke kamar ratu Jodha, bahkan ketika Iatak ada di sana. saya pikir Ratu Jodha sudah keluar dari hidupmu. tetapi saya salah. Kau masih memikirkan Ratu Jodha. Kenapa Jalal, kenapa kau lakukan itu?" Ruq menangis dan terhenyak di lantai. Sama sekali gak menyangka kalau Jalal akan bersikap seperti itu.
Di kamar Jodha, Moti memanggil beberapa pelayan untuk mempersiapkan segalanya untuk Jalal menginap di kamar Jodha. Moti membuatkan Jalal minuman dan mengulurkan gelas itu pada Jalal. Jalal menerimanya sambil bertanya, "kau tahu kalau Sujamal yang berpakaian sebagai Dilawar Khan?" Moti gak bisa menjawab pertanyaan itu. Jalal kemudian menyuruh Moti pergi. Dengan gugup moti berkata, "yang mulia aku..." Jalal menghentikan ucapan Moti dengan mmengangkat tangannya. Lalu dengan arif Iaberkata kalau dirinya mengerti Moti hanya menjalankan tugas, "ratu Jodha pasti melarangmu memberitahuku." Tiba-tiba Moti bersimpuh di depan Jalal, melipat tangan didepan dada dengan penuh sesal sambil berkata, "maafkan saya yang Mulia, saya gak punya pilihan." Jalal membantu Moti berdiri dan berkata, "jika kau memberitahuku, Ratu Jodha pasti masih bersamaku." Moti meminta maaf lagi, "tapi rajvanshi selalu mengikuti satu adat. Kami gak boleh melanggar janji kami, bahkan jika harus kehilangan nyawa. Jadi saya gak bisa memberitahumu tentang ratu Jodha." Jalal menyahut, "dan wanita Rajvashi tidak meninggalkan suaminya, kan? saya hanya berharap Ratu Jodha segera kembali." Moti dengan pasti mengatakan, "Iapasti akan kembali, yang Mulia. Karena dia..." Jalal tersenyum dan tertunduk melihat Moti gak melanjutkan kalimatnya, "aku berharap, saya berharap kau melengkapi kalimat itu. Karena itu akan menghiburku.." Jalal kemudian berdiri dan menghampiri ranjang Jodha. Moti dan Hoshiyar berpamitan. Dengan penuh kerinduan, Jalal duduk di sisi tempat tidur Jodha dengan tubuh menyandar di divan. Dan dengan penuh harap Jalal berguman, "demi tuhan, kembalilah padaku, Ratu Jodha. saya merasa gak lengkap tanpa dirimu."
Di Amer, Jodha gelisah dalam tidurnya, di seperti merasakan sesuatu. Tiba-tiba Iaterbangun seraca serta merta dan terduduk dengan nafas terengah-engah. Kakisa datang menghampirinya dengan tergopoh-gopoh, "jodha, ada apa?" Kakisa lalau duduk di samping Jodha yang masih terengah-engah dan bertanya apakah semua baik-baik saja? Jodha berkata kalau ada yang tidak benar, "aku merasa seperti Jalal mengatakan kalau Iatidak lengkap tanpa aku." Kakisa berkata, "sekarang kau tahu apa yang harus kau lakukan. Kau harus bertanya pada dirimu apakah tindakanmu sekarang ini benar atau salah. Kau harus segera memutuskan, apa yang akan kau lakukan.SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 230