Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 228. Dengan wajah sedih tiada tara dan air mata yang bercucuran di pipinya, Raja kita, Jalaluddin Muhammad memutuskan hubungan dengan Maham Anga. Di sela-sela kepedihan hatinya, jalal masih bisa berpikir jernih. Dengan suara yang serak karena menahan tangis, Jalal berkata, "aku takkan mengambil jabatanmu, saya juga takkan menghukum mati dirimu. Tapi saya mau mengatakan padamu, bahwa hari ini, kau telah kehilangan sesuatu yang dekat dengan hatimu. Mulai sekarang, saya takkan mengaggapmu ibu lagi. Dulu saya menganggapmu serupa tuhan. Tapi itu bukan salahmu, akulah yang gak beruntung. Pertama saya kehilangan ayahku, lalu saya kehilangan ayah angkatku, dan sekarang saya kehilangan ibu angkatku juga." Dengan wajah basah oleh air mata, Jalal menatap Maham yang tertegun melihat jalal menderita karena ulahnya. Jalal mengatakan, "aku pikir kau menyelamatkan saya karena kau sayang padaku seperti putramu. Tapi sekarang saya tahu, kau menyelamatkan saya karena kau menginginkan jabatan dalam kekaisaran ini. saya mengira kau melindungiku seperti perisai karena menyayangi aku, tapi sebenarnya kau menjaga posisimu dengan alasan melindungiku. saya selalu menganggapmu ibuku. saya pikir kau senang melihatku menjadi kaisar, tapi sebenarnya kau mau menggunakan kekuasaan dengan berada dekat dengan kaisar, ingin menjadi orang terkuat, menteri yang berpengaruh. Kau ingin posisi, ingin menguasai diriku dan ingin menjadi mariam makani. Kau merawatku seperti anakmu sendiri tapi sebenarnya kau gak pernah menjadi ibuku. Seorang ibu mencintai anaknya tanpa syarat. gak ada ibu yang cemburu pada anaknya. Seorang ibu berkorban untuk membantu anaknya berkembang dan gak pernah menggunakan anaknya untuk mencapai tujuannya. Hari ini kau sudah membuktikan kalau kau bukan ibuku. Kau hanyalah inang penyusu." Maham tercekat mendengar kata-kata Jalal. Jalal berkata, "aku gak percaya seseorang yang sangat saya hormati mengkhianatiku. saya gak tahu apakah kau menyesali fakta kalau saya gak lagi menganggapmu sebagai ibu. saya gak kan mengambil apapun darimu.Posisi dan kekuasaanmu akan tetap utuh. Kau hanya kehilangan satu hal, hak untuk memanggilku putramu. Terima kasih. Terima kasih karena sudah mengambil sumber kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Terimakasih." Setelah mengucapkan terima kasih, Jalal pergi meninggakan Maham dengan bercucuran air mata. Maham seperti baru tersadar kalau dia telah kehilangan anaknya. Dengan tercekat, maham memanggil Jalal, "putraku...!" Dia teringat bagaimana dia menyelamatkan dan membesarkan Jalal. Maham dengan sedih berguman, "jalal... saya sudah kehilangan hak memanggil Jalal putraku... dimana dia!" Untuk sesaat Maham terlihat seperti seseorang yang telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Dan memang dia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga, yaitu Jalal, yang selalu di panggilnya sebagai anak.
Gosip tentang konspirasi yang di lakukan Maham anga telah menyebar di Harem. Para ratu sedang membicarakannya. Semua orang tahu kalau Raja telah memanggil maham ke ruang sidang. Dan bahwa mahan tahu kalau Dilawar khan adalah Sujamal yang menyamar. Salima dan Gulbadan menemui Hamida. Mereka membicarakan tentang Maham anga. Hamida gak habis mengerti kenapa Maham melakukan hal serendah itu. Salima berkata, "sejauh yang saya dengar, mereka bilang Maham anga, berusaha memisahkan Ratu Jodha dari Yang Mulia." Hamida dan Gulbadan tertegun gak percaya, Hamdia berkata, 'Ya Allah. ~Hamida terhenyak di sofa~ Meskipun tahu kalau Jalal jatuh cinta pada Jodha, kenapa Maham masih berusaha memisahkan mereka? Setelah bairam Khan, Maham anga yang dianggap sebagai penasehat terpercaya Jalal. Tapi kenapa dia mengkhianati kepercayaan Jalal?" Gulbadan juga gak habis mengerti, kenapa maham melakukan itu. memikirkan keadaan Jalal yang pasti sangat terluka, Hamida berdiri menghampiri Salima, dia berkata, "Ratu salima, saya punya permintaan padamu." ratu salima berkata kalau Hamida gak perlu meminta, dia bisa memerintah dia. Hamida berkata kalau hubungan Maham dan Jalal lebih kuat dari ikatan ibu dan anak, "setelah kejadian ini, Jalal pasti sudah kehilangan kepercayaan pada setiap hubungan. saya yakin, Jalal pasti merasa hancur. Kau yang paling bijaksana diantara para ratu. Bahkan Jalal sangat menghormatimu. saya mau kau menemui Jalal. Bicaralah padanya, minta dia untuk gak berkecil hati. Dia memerlukanmu di sisinya sekarang." Salima menyahut, "sesuai perintahmu, ibu. saya mohon diri. Selamat tinggal." Setelah berpamitan, Salima segera pergi menemui Jalal.
Jalal sedang berdiri di depan timbangan besar sambil menangis sedih. Ruq menghampiri Jalal dan menyentuh pundaknya. Dengan ragu-ragu Ruq berkata, "Jalal, saya dengar kau...." Jalal memotong ucapan Ruqaiya, "itu benar, ratu Ruqaiya. saya sudah memutus semua hubungan dengan Maham anga. Mulai sekarang, saya gak lagi menganggapnya sebagai ibuku." Ruq seperti gak percaya mendengarnya. Kata jalal lagi, "sejak saya masih kecil, saya berbagi setiap kebahagiaan, kesedihan, pikiran dan ide dengannya. Dia bisa mengerti apa yang saya inginkan, rasakan, bahkan sebelum saya mengatakannya. saya tau dia bukan ibu kandungku. Tapi dia ibu angkatku, dia yang membesarkan aku. Hubunganku dengannya lebih kuat dari ibuku sendiri. Tapi meskipun begitu, kenapa dia merusak ikatan ini? Kenapa dia mengambil kebahagiaanku dariku? Kenapa dia memisahkan saya dari ratu Jodha? Apa yang di lakukan ratu Jodha sehingga dia pantas mendapat perlakuan seperti itu? Maham anga sudah menemaniku sejak kecil. Tapi ratu Jodha datang dalam hidupku hanya beberapa bulan lalu. Kenapa dia merasa terancam oleh ratu Jodha? Ratu Jodha punya tempat dalam hidupku dan begitu juga dengan maham anga. Lalu kenapa dia melakukan ini padaku? saya hanya mau menutup mataku, lalu saat saya membuka mataku saya berharap semua ini pergi seperti mimpi buruk. saya merasa hancur, ratu Ruqaiya. saya pikir saya gak sanggup menahan rasa sakit ini lagi." Ruqaiya yang sedari tadi terlihat gelisah dan menahan air mata, gak lagi mampu menahan tangisnya. Dia memegang tangan Jalal dan menyandarkan kepala di bahunya. Dengan takut dan ragu-ragu, Ruq berkata, "maafkan saya Jalal." Jalal bertanya kenapa Ruq meminta maaf padanya? Ruq mengatakan, "karena sebenarnya saya tahu bahwa Dilawar Khan adalah pria rajput." Mendengar itu Jalal segera menyentakkan tubuh Ruq darinya. Ruq dengan terbata-bata berkata, "Jalal percayalah padaku. saya berkata yang sebenarnya. saya gak tahu Dilawar Khan adalah Sujamal. Maham anga berkata kalau dia akan menangkap basa Rajvanshi itu. Itu sebabnya saya mendukungnya." Jalal dengan geram meraih pundak Ruq dan berkata, "kau juga Ratu Ruqaiya, kau juga! Tidak!" Jalal mendorong tubuh Ruq dengan kasar, hingga dia terhempas menabrak salah satu papan timbangan. Ruq segera menghampiri jalal dan duduk di kakinya sambil berkata, "tolong maafkan saya Jalal. saya mengaku saya cemburu pada Ratu Jodha, tapi hanya itu. Itu hanya jenis kecemburuan yang di rasakan satu wanita terhadap wanita lain. Tapi saya gak pernah ingin membuatmu merasa gak bahagia. saya bersumpah demi Tuhan, Jalal. saya gak tahu Maham anga merencanakan konspirasi sebesar itu." Jalal menyentakan kakinya dari hadapan Ruq dan berbalik memunggunginya dengan marah. Ruq memanggil Jalal, memintanya agar mau mendengarkan apa katanya. Jalal berbalik dan menuding Ruq dengan telunjuknya. Ruq langsung terdiam. Salima datang dari belakang Ruq. Jalal melihatnya dan menyapa dengan getir, "selamat datang ratu Salima. Kesinilah!" Salima kemudian melangkah mendekat dan berdiri di samping Ruqaiya. Jalal berkata, "orang-orang yang saya cintai menghancurkan hatiku berkeping-keping. saya gak pernah mengira orang-orangku sendiri akan menyakitiku seperti ini. saya gak perlu musuh karena orang-orang yang saya cintai adalah orang yang menikamku dari belakang. ~Ruq tertunduk sambil menahan tangis~ saya bertempur dalam banyak pertempuran. saya sudah sering terluka tapi...tapi saya gak sanggup menahan rasa sakit dari luka yang di torehkan di hatiku oleh orang-orang yang saya cintai. Apa yang harus saya lakukan, Ratu salima? Katakan padaku. Kau selalu memberikan nasehat bijak ketika saya membutuhkannya. saya sangat menghormatimu. Katakan apa yang harus saya lakukan? Tolong hibur aku. Tolong katakan sesuatu yang akan membawa ketenangan untuk hatiku yang terluka."
Salima dengan tenang berkata, "Yang Mulia, saya mengerti apa yang kau alami. Tapi kau gak boleh mengekspresikan kemarahanmu seperti ini. Kau adalah kaisar." Jalal berteriak histeris, "Bukankah kaisar juga merasakan sakit? Bukankah Kaisar juga punya perasaan? Hari ini, hari ini saya merasa saya sendirian di dunia ini." Salima dengan nada diplomatis bertanya siapa nama Jalal? Jalal gak menjawab, dia menatap Salima dengan tatapan gak mengerti. Salima bertanya lagi pada Jalal, "aku bertanya siapa namamu?" jalal menjawab, "Jalaluddin Muhammad." Salima memnggeleng dan meralat nama yang disebutkan Jalal, "bukan. Namamu adalah Kaisar Jalaluddin Muhammad. Dalam kekaisaran kita, kaisar dianggap sebagai seseorang yang serupa dengan tuhan. Bawahanmu menganggapmu sebagai tuan mereka, kau harus membuat keputusan yang tepat. Dan karena itu kau harus mengendalikan emosimu. Bagaimana kau bisa kehilangan Harapan? saya tahu ini gak adil bagimu. Tapi menjadi kaisar bukan tugas mudah. saya bilang padamu apa yang akan di katakan Ratu Jodha jika dia ada di sini." Jalal dengan memelas berkata, "itulah yang saya gak suka, dia gak ada di sini. Kenapa dia gak ada di sini?" Salima menyahut, "Yang Mulia, sejauh yang saya tahu, Ratu Jodha akan membutuhkan waktu agar kemarahannya mereda. Tapi saya yakin, dia akan kembali suatu hari nanti. saya yakin, dia akan segera kembali bersama kita. Dia akan di sini untuk menghiburmu ketika kau gak bahagia. Tapi sementara dia pergi, kau harus melakukan apa yang dia harapkan darimu. Kau harus menegakkan keadilan dan memenuhi Tugasmu. Kau harus kuat yang mulia." Mendengar kata-kata Salima, jalal menjadi sedikit tenang, "kau benar ratu salima. Teima kasih. Kata-katamu sudah menghiburku. Besok ketika saya mengumumkan keputusanku mengenai Maham Anga, saya gak akan mengumumkannya seperti yang akan di lakukan Jalaluddin. saya akan mengumumkan keputusanku seperti yang akan di lakukan kaisar Jalaluddin Muhammad." Setelah berkata begitu, tanpa pamitan, Jalal segera meninggalkan ruang timbangan.
Ruq dengan gelisah namun sedikit lega karena terbebas dari kemarahan Jalal bertanya pada Salima kira-kira hukuman apa yang akan di berikan jalal pada Maham anga? Salima dengan kening bekerut menyahut, "kita akan tahu besok pagi, ratu Ruqaiya. Tapi yang saya tahu, malam ini akan menjadi malam tersulit dalam kehidupan yang mulia. saya mohon diri. Selamat malam." Setelah mengucap salam, Salima pergi meninggalkan Ruq yang masih berdiri menatap timbangan besar dengan wajah penuh sesal dan kecewa.
Resham duduk didepan pintu kamar Maham sambil menangis. Adham datang dan menanyakan Maham. Resham gak menjawab, dia sedang malamun. Adham membentaknya, "aku bertanya padamu di mana ibu?" Resham seperti tersadar segera berdiri, memberi salam dan menunjuk kedalam kamar. Adham bergegas masuk kedalam kamar Maham sambil berteriak memanggilnya. Adham terkejut melihat Maham terduduk menyandar di lantai dengan kondisi yang memprihatinkan. Adham segera mendekatinya dan memanggil-manggilnya. Tapi Maham gak memberikan respno. Pikirannya entah kemana. Adham mengoyang tubuh Mahan dan berkata, "ibu, apa yang sudah terjadi? Ibu!" Maham tersentak dan menoleh kearah adham. Lalu seperti terbangun dari mimpi, maham berdiri dan berkata dengan penuh percaya diri, "semuanya akan baik-baik saja. saya belum kehilangan apapun. ~Maham menunjuk adhan~ Apa kau mengerti? saya belum kehilangan apapun. Semuanya utuh. Posisiku, kekuasaanku, segalanya. Semuanya, seperti biasa." Adham meraih pundak ibunya dan memegangnya agar tenang, "ibu. Apa yang kau katakan? Duduklah." Adham mendudukan maham di sofa, maham menurut. Lalu adham duduk didepannya dan dengan prihatin menatap Maham, "ada apa denganmu, ibu? saya belum pernah melihatmu seperti ini. Katakan apa yang terjadi?" Lalu dengan menangis Maham memberitahu adham apa yang dikatakan Jalal pada dirinya, "dia bilang..dia gak lagi menganggapku sebagai ibunya. ~Adham membuang muka~ Dia bilang saya sudah kehilangan hak memanggilnya sebagai putraku. Bagaimana dia bisa katakan sesuatu seperti itu padaku? Bagaimana Jalal bisa memutuskan ikatan denganku?" Adham dengan wajah yang seprtinya gak terpengaruh dengan berita itu berkata, "ibu, saya sudah ingatkan tentang ini sebelumnya. Ini akan terjadi. ~kemarahan mulai terlihat di mata adham~ Jalal gak menganggapmu sebagai ibunya. Dia hanya menganggapmu sebagai inang penyusu. Dia berpikir kau hanya pengasuhnya ketika dia masih bayi." Maham sambil menangis berkata kalau dirinya sangat mencintai Jalal, "aku sudah membesarkan dia adham, dia sudah seperti anakku. saya gak melawan Jalal. Dia berhak memperlakukan saya seperti ini. Satu-satunya orang yang saya benci adalah Shamshudin Atgah Khan. Jika dia gak tahu kebenarannya dan gak mengatakannya pada Jalal, maka Jalal takkan tahu tentang hal ini. Semua ini...semua ini terjadi karena atgah khan, Adham."
Adham menatap Maham dengan tajam, "aku sudah bilang padamu, ibu. Kita harus menghabisi Atgah Khan. Tapi kau gak mendengarkan aku. Tapi saya takkan membiarkan dia hidup lebih lama lagi. Dia alasan kenapa kau disebut sebagai penjahat. saya akan memenggalnya." Maham dengan cepat menyela Adham, "Tidak, gak Adham. saya melarangmu melakukan hal itu. Kau gak tahu betapa Jalal mempercayai Atgah Khan." Dengan emosi yang meluap-luap, Adham mengatakan, "Kalau begitu saya akan menemui Jalal dan memintanya agar gak menghinamu." Maham juga melarang Adham melakukan itu. Maham mengatakan kalau dia gak mau Adham melakukan apapun, "aku akan memperbaikinya. saya akan menangani masalah ini sekarang." Melihat kepercayaan diri Maham yang bagitu besar, Adham tertawa terbaha-bahak, "ibu, apa kau masih mengira kalau dirimu masih berkuasa? gak ada yang berada di bawah kendalimu sekarang. Kau gak bisa memperbaiki ini." Mendengar kata-kata Adham, maham gak terima dia berteriak, "aku belum kehilangan apapun Adham. saya belum kehilangan apapun. Atgah Khan gak punya kekuasaan untuk menggoyang tekadku. saya pasti mendapatkan apapun yang saya mau. saya masih perdana menteri!" Adham balik berteriak, "tidak, ibu! Kau bukan lagi perdana menteri. Itu yang mau kukatakan padamu. Kau bukan lagi perdana menteri. Dulu kau perdana menteri hanya karena Jalal menghormatimu. Tapi sekarang kau sudah jatuh dari kemuliaan. Kau harus menerima kenyataan ini sebelum terlambat." Setelah mengatakan itu, Adham bergegas pergi meninggalkan Maham, Maham bertanya-tanya sendiri mengapa adham mengatakan hal itu, "kenapa saya harus menerimanya? Adham, saya menganggap Jalal sebagai putraku. Anakku Jalal. Jalal takkan pernah memanggilku ibu lagi. Jalal kau sudah memberiku hukuman yang sangat keras." Maham kembali menangisi nasibnya.
Di Amer, Jodha mengunjungi kuil dewi Kali di perbatasan Amer. Jodha berdiri di depan patung dewi kali dan melakukan arti. Shaguni Bai berdiri gak jauh darinya. Sambil menatap patung dewi kali, Jodha teringat saat Jalal datang kesini beberapa waktu lalu. Ada kerinduan membayang di mata Jodha saat mengenangnya. Shaguni menghampiri Jodha yang sedang melamun dan berdiri di belakangnya. Shaguni berkata, "aku takkan pernah melupakanmu Jodha Bai." Jodha segera menoleh membalikan badan menghadap Shaguni. Shaguni menatap Jodha dan melanjutkan kalimatnya, "kau harus kembali." Jodha menatap Shaguni dan bertanya, "apa yang kau katakan, Shaguni bai? saya gak mengerti." Shaguni mengatakan kalau dia hanya mengatakan apa yang tertulis dalam takdir Jodha, "aku tahu apa yang kau inginkan dalam hatimu. Tapi kebanggaanmu gak membiarkanmu mengikuti kata hatimu." Jodha berkata kalau takada yang dapat di sembunyikan dari Shaguni bai, "katakan sesuatu. Apakah saya melakukan hal yang benar dengan meningalkan Agra? Itu karena yang mulia telah memepermalukan saya dan menuduhku gak setia padanya. saya seharusnya bangga membela diriku sendiri. Tapi entah kenapa saya merasa gak tenang. saya merasa seolah-olah apa yang kulakukan salah." Shaguni bai tertawa dan menyebut Jodha gadis konyol. Sambil menatap mata Jodha, Shaguni bai berkata, "hati gak mengerti apa yang benar dan apa yang salah. Dan takdir juga gak mengerti itu, keinginan hati seperti air di sungai, gak ada yang bisa menghentikan atau mengendalikannya, Jodha bai. kau harus mengikuti keinginan hatimu. Kau takkan bisa tinggal lama di Amer. Kau harus kembali. gak ada yang bisa menghapus garis di tanganmu. Kau dan suamimu terikat dengan ikatan yang gak bisa di putuskan. Takdir kalian terikat bersama. Kau harus kembali ke suamimu. Kau akan bersatu kembali dengan kaisar. Tapi hanya dewi yang tahu kapan kau akan kembali padanya. Kau mau kembali. Jika kau gak ingin kembali, kenapa kau merayakan ganghaur? Kenapa kau ingat saat kau bersama Yang Mulia di kuil ini?" Jodha menatap Shaguni bai dengan takjub, "seseroang memang gak bisa menyembunyikan apapun darimu Shagunibai." Shaguni bai tertawa, "aku hanya bintik di alam semesta yang luas ini. Waktu dan takdir sangat kuat. Kau bisa melakukan apapun yang ingin kau lakukan. Tapi takdir akan menuntunmu pada tujuanmu suatu hari." Jodha berdiri termangu. Di Agra Jalal juga sedang termangu memikirkan Jodha dengan hati sedih dan terluka....SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 229
Jalal sedang berdiri di depan timbangan besar sambil menangis sedih. Ruq menghampiri Jalal dan menyentuh pundaknya. Dengan ragu-ragu Ruq berkata, "Jalal, saya dengar kau...." Jalal memotong ucapan Ruqaiya, "itu benar, ratu Ruqaiya. saya sudah memutus semua hubungan dengan Maham anga. Mulai sekarang, saya gak lagi menganggapnya sebagai ibuku." Ruq seperti gak percaya mendengarnya. Kata jalal lagi, "sejak saya masih kecil, saya berbagi setiap kebahagiaan, kesedihan, pikiran dan ide dengannya. Dia bisa mengerti apa yang saya inginkan, rasakan, bahkan sebelum saya mengatakannya. saya tau dia bukan ibu kandungku. Tapi dia ibu angkatku, dia yang membesarkan aku. Hubunganku dengannya lebih kuat dari ibuku sendiri. Tapi meskipun begitu, kenapa dia merusak ikatan ini? Kenapa dia mengambil kebahagiaanku dariku? Kenapa dia memisahkan saya dari ratu Jodha? Apa yang di lakukan ratu Jodha sehingga dia pantas mendapat perlakuan seperti itu? Maham anga sudah menemaniku sejak kecil. Tapi ratu Jodha datang dalam hidupku hanya beberapa bulan lalu. Kenapa dia merasa terancam oleh ratu Jodha? Ratu Jodha punya tempat dalam hidupku dan begitu juga dengan maham anga. Lalu kenapa dia melakukan ini padaku? saya hanya mau menutup mataku, lalu saat saya membuka mataku saya berharap semua ini pergi seperti mimpi buruk. saya merasa hancur, ratu Ruqaiya. saya pikir saya gak sanggup menahan rasa sakit ini lagi." Ruqaiya yang sedari tadi terlihat gelisah dan menahan air mata, gak lagi mampu menahan tangisnya. Dia memegang tangan Jalal dan menyandarkan kepala di bahunya. Dengan takut dan ragu-ragu, Ruq berkata, "maafkan saya Jalal." Jalal bertanya kenapa Ruq meminta maaf padanya? Ruq mengatakan, "karena sebenarnya saya tahu bahwa Dilawar Khan adalah pria rajput." Mendengar itu Jalal segera menyentakkan tubuh Ruq darinya. Ruq dengan terbata-bata berkata, "Jalal percayalah padaku. saya berkata yang sebenarnya. saya gak tahu Dilawar Khan adalah Sujamal. Maham anga berkata kalau dia akan menangkap basa Rajvanshi itu. Itu sebabnya saya mendukungnya." Jalal dengan geram meraih pundak Ruq dan berkata, "kau juga Ratu Ruqaiya, kau juga! Tidak!" Jalal mendorong tubuh Ruq dengan kasar, hingga dia terhempas menabrak salah satu papan timbangan. Ruq segera menghampiri jalal dan duduk di kakinya sambil berkata, "tolong maafkan saya Jalal. saya mengaku saya cemburu pada Ratu Jodha, tapi hanya itu. Itu hanya jenis kecemburuan yang di rasakan satu wanita terhadap wanita lain. Tapi saya gak pernah ingin membuatmu merasa gak bahagia. saya bersumpah demi Tuhan, Jalal. saya gak tahu Maham anga merencanakan konspirasi sebesar itu." Jalal menyentakan kakinya dari hadapan Ruq dan berbalik memunggunginya dengan marah. Ruq memanggil Jalal, memintanya agar mau mendengarkan apa katanya. Jalal berbalik dan menuding Ruq dengan telunjuknya. Ruq langsung terdiam. Salima datang dari belakang Ruq. Jalal melihatnya dan menyapa dengan getir, "selamat datang ratu Salima. Kesinilah!" Salima kemudian melangkah mendekat dan berdiri di samping Ruqaiya. Jalal berkata, "orang-orang yang saya cintai menghancurkan hatiku berkeping-keping. saya gak pernah mengira orang-orangku sendiri akan menyakitiku seperti ini. saya gak perlu musuh karena orang-orang yang saya cintai adalah orang yang menikamku dari belakang. ~Ruq tertunduk sambil menahan tangis~ saya bertempur dalam banyak pertempuran. saya sudah sering terluka tapi...tapi saya gak sanggup menahan rasa sakit dari luka yang di torehkan di hatiku oleh orang-orang yang saya cintai. Apa yang harus saya lakukan, Ratu salima? Katakan padaku. Kau selalu memberikan nasehat bijak ketika saya membutuhkannya. saya sangat menghormatimu. Katakan apa yang harus saya lakukan? Tolong hibur aku. Tolong katakan sesuatu yang akan membawa ketenangan untuk hatiku yang terluka."
Salima dengan tenang berkata, "Yang Mulia, saya mengerti apa yang kau alami. Tapi kau gak boleh mengekspresikan kemarahanmu seperti ini. Kau adalah kaisar." Jalal berteriak histeris, "Bukankah kaisar juga merasakan sakit? Bukankah Kaisar juga punya perasaan? Hari ini, hari ini saya merasa saya sendirian di dunia ini." Salima dengan nada diplomatis bertanya siapa nama Jalal? Jalal gak menjawab, dia menatap Salima dengan tatapan gak mengerti. Salima bertanya lagi pada Jalal, "aku bertanya siapa namamu?" jalal menjawab, "Jalaluddin Muhammad." Salima memnggeleng dan meralat nama yang disebutkan Jalal, "bukan. Namamu adalah Kaisar Jalaluddin Muhammad. Dalam kekaisaran kita, kaisar dianggap sebagai seseorang yang serupa dengan tuhan. Bawahanmu menganggapmu sebagai tuan mereka, kau harus membuat keputusan yang tepat. Dan karena itu kau harus mengendalikan emosimu. Bagaimana kau bisa kehilangan Harapan? saya tahu ini gak adil bagimu. Tapi menjadi kaisar bukan tugas mudah. saya bilang padamu apa yang akan di katakan Ratu Jodha jika dia ada di sini." Jalal dengan memelas berkata, "itulah yang saya gak suka, dia gak ada di sini. Kenapa dia gak ada di sini?" Salima menyahut, "Yang Mulia, sejauh yang saya tahu, Ratu Jodha akan membutuhkan waktu agar kemarahannya mereda. Tapi saya yakin, dia akan kembali suatu hari nanti. saya yakin, dia akan segera kembali bersama kita. Dia akan di sini untuk menghiburmu ketika kau gak bahagia. Tapi sementara dia pergi, kau harus melakukan apa yang dia harapkan darimu. Kau harus menegakkan keadilan dan memenuhi Tugasmu. Kau harus kuat yang mulia." Mendengar kata-kata Salima, jalal menjadi sedikit tenang, "kau benar ratu salima. Teima kasih. Kata-katamu sudah menghiburku. Besok ketika saya mengumumkan keputusanku mengenai Maham Anga, saya gak akan mengumumkannya seperti yang akan di lakukan Jalaluddin. saya akan mengumumkan keputusanku seperti yang akan di lakukan kaisar Jalaluddin Muhammad." Setelah berkata begitu, tanpa pamitan, Jalal segera meninggalkan ruang timbangan.
Ruq dengan gelisah namun sedikit lega karena terbebas dari kemarahan Jalal bertanya pada Salima kira-kira hukuman apa yang akan di berikan jalal pada Maham anga? Salima dengan kening bekerut menyahut, "kita akan tahu besok pagi, ratu Ruqaiya. Tapi yang saya tahu, malam ini akan menjadi malam tersulit dalam kehidupan yang mulia. saya mohon diri. Selamat malam." Setelah mengucap salam, Salima pergi meninggalkan Ruq yang masih berdiri menatap timbangan besar dengan wajah penuh sesal dan kecewa.
Resham duduk didepan pintu kamar Maham sambil menangis. Adham datang dan menanyakan Maham. Resham gak menjawab, dia sedang malamun. Adham membentaknya, "aku bertanya padamu di mana ibu?" Resham seperti tersadar segera berdiri, memberi salam dan menunjuk kedalam kamar. Adham bergegas masuk kedalam kamar Maham sambil berteriak memanggilnya. Adham terkejut melihat Maham terduduk menyandar di lantai dengan kondisi yang memprihatinkan. Adham segera mendekatinya dan memanggil-manggilnya. Tapi Maham gak memberikan respno. Pikirannya entah kemana. Adham mengoyang tubuh Mahan dan berkata, "ibu, apa yang sudah terjadi? Ibu!" Maham tersentak dan menoleh kearah adham. Lalu seperti terbangun dari mimpi, maham berdiri dan berkata dengan penuh percaya diri, "semuanya akan baik-baik saja. saya belum kehilangan apapun. ~Maham menunjuk adhan~ Apa kau mengerti? saya belum kehilangan apapun. Semuanya utuh. Posisiku, kekuasaanku, segalanya. Semuanya, seperti biasa." Adham meraih pundak ibunya dan memegangnya agar tenang, "ibu. Apa yang kau katakan? Duduklah." Adham mendudukan maham di sofa, maham menurut. Lalu adham duduk didepannya dan dengan prihatin menatap Maham, "ada apa denganmu, ibu? saya belum pernah melihatmu seperti ini. Katakan apa yang terjadi?" Lalu dengan menangis Maham memberitahu adham apa yang dikatakan Jalal pada dirinya, "dia bilang..dia gak lagi menganggapku sebagai ibunya. ~Adham membuang muka~ Dia bilang saya sudah kehilangan hak memanggilnya sebagai putraku. Bagaimana dia bisa katakan sesuatu seperti itu padaku? Bagaimana Jalal bisa memutuskan ikatan denganku?" Adham dengan wajah yang seprtinya gak terpengaruh dengan berita itu berkata, "ibu, saya sudah ingatkan tentang ini sebelumnya. Ini akan terjadi. ~kemarahan mulai terlihat di mata adham~ Jalal gak menganggapmu sebagai ibunya. Dia hanya menganggapmu sebagai inang penyusu. Dia berpikir kau hanya pengasuhnya ketika dia masih bayi." Maham sambil menangis berkata kalau dirinya sangat mencintai Jalal, "aku sudah membesarkan dia adham, dia sudah seperti anakku. saya gak melawan Jalal. Dia berhak memperlakukan saya seperti ini. Satu-satunya orang yang saya benci adalah Shamshudin Atgah Khan. Jika dia gak tahu kebenarannya dan gak mengatakannya pada Jalal, maka Jalal takkan tahu tentang hal ini. Semua ini...semua ini terjadi karena atgah khan, Adham."
Adham menatap Maham dengan tajam, "aku sudah bilang padamu, ibu. Kita harus menghabisi Atgah Khan. Tapi kau gak mendengarkan aku. Tapi saya takkan membiarkan dia hidup lebih lama lagi. Dia alasan kenapa kau disebut sebagai penjahat. saya akan memenggalnya." Maham dengan cepat menyela Adham, "Tidak, gak Adham. saya melarangmu melakukan hal itu. Kau gak tahu betapa Jalal mempercayai Atgah Khan." Dengan emosi yang meluap-luap, Adham mengatakan, "Kalau begitu saya akan menemui Jalal dan memintanya agar gak menghinamu." Maham juga melarang Adham melakukan itu. Maham mengatakan kalau dia gak mau Adham melakukan apapun, "aku akan memperbaikinya. saya akan menangani masalah ini sekarang." Melihat kepercayaan diri Maham yang bagitu besar, Adham tertawa terbaha-bahak, "ibu, apa kau masih mengira kalau dirimu masih berkuasa? gak ada yang berada di bawah kendalimu sekarang. Kau gak bisa memperbaiki ini." Mendengar kata-kata Adham, maham gak terima dia berteriak, "aku belum kehilangan apapun Adham. saya belum kehilangan apapun. Atgah Khan gak punya kekuasaan untuk menggoyang tekadku. saya pasti mendapatkan apapun yang saya mau. saya masih perdana menteri!" Adham balik berteriak, "tidak, ibu! Kau bukan lagi perdana menteri. Itu yang mau kukatakan padamu. Kau bukan lagi perdana menteri. Dulu kau perdana menteri hanya karena Jalal menghormatimu. Tapi sekarang kau sudah jatuh dari kemuliaan. Kau harus menerima kenyataan ini sebelum terlambat." Setelah mengatakan itu, Adham bergegas pergi meninggalkan Maham, Maham bertanya-tanya sendiri mengapa adham mengatakan hal itu, "kenapa saya harus menerimanya? Adham, saya menganggap Jalal sebagai putraku. Anakku Jalal. Jalal takkan pernah memanggilku ibu lagi. Jalal kau sudah memberiku hukuman yang sangat keras." Maham kembali menangisi nasibnya.
Di Amer, Jodha mengunjungi kuil dewi Kali di perbatasan Amer. Jodha berdiri di depan patung dewi kali dan melakukan arti. Shaguni Bai berdiri gak jauh darinya. Sambil menatap patung dewi kali, Jodha teringat saat Jalal datang kesini beberapa waktu lalu. Ada kerinduan membayang di mata Jodha saat mengenangnya. Shaguni menghampiri Jodha yang sedang melamun dan berdiri di belakangnya. Shaguni berkata, "aku takkan pernah melupakanmu Jodha Bai." Jodha segera menoleh membalikan badan menghadap Shaguni. Shaguni menatap Jodha dan melanjutkan kalimatnya, "kau harus kembali." Jodha menatap Shaguni dan bertanya, "apa yang kau katakan, Shaguni bai? saya gak mengerti." Shaguni mengatakan kalau dia hanya mengatakan apa yang tertulis dalam takdir Jodha, "aku tahu apa yang kau inginkan dalam hatimu. Tapi kebanggaanmu gak membiarkanmu mengikuti kata hatimu." Jodha berkata kalau takada yang dapat di sembunyikan dari Shaguni bai, "katakan sesuatu. Apakah saya melakukan hal yang benar dengan meningalkan Agra? Itu karena yang mulia telah memepermalukan saya dan menuduhku gak setia padanya. saya seharusnya bangga membela diriku sendiri. Tapi entah kenapa saya merasa gak tenang. saya merasa seolah-olah apa yang kulakukan salah." Shaguni bai tertawa dan menyebut Jodha gadis konyol. Sambil menatap mata Jodha, Shaguni bai berkata, "hati gak mengerti apa yang benar dan apa yang salah. Dan takdir juga gak mengerti itu, keinginan hati seperti air di sungai, gak ada yang bisa menghentikan atau mengendalikannya, Jodha bai. kau harus mengikuti keinginan hatimu. Kau takkan bisa tinggal lama di Amer. Kau harus kembali. gak ada yang bisa menghapus garis di tanganmu. Kau dan suamimu terikat dengan ikatan yang gak bisa di putuskan. Takdir kalian terikat bersama. Kau harus kembali ke suamimu. Kau akan bersatu kembali dengan kaisar. Tapi hanya dewi yang tahu kapan kau akan kembali padanya. Kau mau kembali. Jika kau gak ingin kembali, kenapa kau merayakan ganghaur? Kenapa kau ingat saat kau bersama Yang Mulia di kuil ini?" Jodha menatap Shaguni bai dengan takjub, "seseroang memang gak bisa menyembunyikan apapun darimu Shagunibai." Shaguni bai tertawa, "aku hanya bintik di alam semesta yang luas ini. Waktu dan takdir sangat kuat. Kau bisa melakukan apapun yang ingin kau lakukan. Tapi takdir akan menuntunmu pada tujuanmu suatu hari." Jodha berdiri termangu. Di Agra Jalal juga sedang termangu memikirkan Jodha dengan hati sedih dan terluka....SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 229